Tidak ada pemikiran, nilai, keyakinan, dan kepercayaan yang
mati bagi pelacur material.Why? Karena, material adalah sumber
kemakmuran dan perbaikan moral terbesar manusia (mengutip pemikiran Nessau
Senior).
terkadang melacur hanya untuk memberikan kepuasan dan terkadang melacur juga sebagai mata pencaharian.namun dibalik semua itu ada tangis yang terselimuti senyum keiklasan.iklas dalam melakukan dan tangis dalam penyesalan......
menurut pendapat saya tentang artikel diatas adalah pekerjaan seorang pelacur sah sah aja,karena setiap manusia memiliki hak untuk memilih pekerjaannya sendiri,dan satu hal yang bisa kita ambil yaitu keberanian untuk melawan kerasnya hidup, dan anti terhadap ocehan maupun ejekan dari masyarakat,jadi hal positif yang bisa di contoh adalah ketegaran hati seorang pelacur. "Luh Gamiarsi,12.01.1.1.968 jurusan S1 Manajemen reguler sore"
istilah "PELACUR" memang dipandang rendah di kalangan masyarakat, tapi sebenarnya pelacur dan tidak pelacur sama saja, pekerjaan seperti itu dilakukan wanita karena keterpaksaan, sebab sekarang ini material adalah segalanya dalam hidup, sebut saja "tanpa material kita tidak bisa hidup", perlu digarisbawahi, kita sebaiknya jangan mencampakan pelacur, ada baiknya kita lihat sisi positif dan negatifnya, Trims
pelacur merupakan sebuah pilihan. pertanyaannya "apakah kita akan bahagia dengan pilihan kita" jawabannya hanya kita yang bisa menjawabnya, dengan mengabaikan sudut pandang dan persepsi orang lain.Di dunia ini, ada sesuatu yang tidak dapat dipaksakan. Hal-hal seperti nasib, terlepas dari seberapa keras kita berusaha untuk meraih, kita tidak bisa mencengkeram itu. Dan bahkan jika kita berhasil mendapatkan itu, itu tidak akan tinggal di tangan kita selamanya.
Siapa sih wanita yang bercita-cita menjadi pelacur jika tak ada tuntutan hidup ??? melacur pilihan mereka .. tapi perlu diingat hidup itu ada sebab akibat pandang lah mereka dari berbagai sudut pandang yg berbeda . Dapatkan segi positif diantara banyaknya pemikiran negatif tentang mereka .
Menurut pendapat saya pelacur material terjadi karena karena faktor ekonomi. Pelacur material disini berkaitan dengan “kekuasaan” dimana kekuasaan sangat penting kedudukannya dalam masyarakat. Hubungan kekuasaan terjadi antara pemilik modal dan mereka yang terasingkan dari sumber daya ekonomi. Dengan kekuasaan suatu kelompok dapat melakukan apa saja yang diinginkan dan dapat mempengaruhi perbuatan-perbuatan kelompok lain agar taat dan patuh terhadap pemegang kekuasaan. Maka dari pada itu disebutkan moksha seorang pelacur material bisa dikatakan diukur dari kekuasaan yang dimilikinya.
Putu Eka Febriana/ 13.01.1.1.191 / Manajemen Eksekutif
Menurut pendapat saya pelacur material adalah pelacur yang frofesional. kenapa dikatakan profesional? karna dilihat dari kata material yang pada umumnya di katakan sebagai uang, uang adalah sebagai fungsi atau sebagai pemenuhan kebutuhan manusia dan sebagai fungsi kekuasaan, tanpa uang manusia tidak akan di segani dan di hormati sedangkan frofesional adalah kecerdasan/kepintaran, ketepatan dalam menentukan sasaran dan pencapaian target yang di inginkan. jadi dalam hal ini pelacur material memandang sebuah kekuasaan itu dipandang dari segi uang dan uang. di dalam pencapaian target tersebut dia harus melihat sasaran yang tepat kepada siapa yang harus di targetkan dengan segala trik-trik atau cara yang di pandang perlu untuk di lakukan.....menurut si pelacur material itu, ingin bekerja mengandalkan pemikiran dgn akal sehat dan mengeluarkan modal yang sedikit dan bisa meraup keuntungan yg banyak.......
mungkin pelacur material bukan merupakan cita2 dalam kehidupan,,karena situasi dan kondisi serta tuntutan ekonomi,orang melakukan pekerjaan tersebut,,di samping itu kemajuan teknologi akan membutakan orang melakukan hal tersebut demi memenuhi kebutuhan material,dan menjaga gengsi dari temannya mereka akan mudah melakukan pekerjaan tersebut.tapi disini kita tidak mesti memaandang sebelah mata pekerjaan sang pelacur. karena bagaimanapun #PELACUR JUGA MANUSIA,
kadek ari yastini,eksekutif managemen II ,12.01.1.1.1082
Banyak faktor yang nendorong wanita terjun dalam dunia pelacuran, antara lain faktor ekonomi, sosiologis, dan psikologis. Faktor ekonomi, kebutuhan hidup semakin banyak dan dan mendesak, namun tidak dapat dipenuhi akibat tidak ada sumber penghasilan. Oleh karena itu melakukan pelacuran dianggap sebagai solusi yang instan. Faktor sosiologis, merujuk pada perkembangan dan perubuhan sosial-budaya yang begitu cepat, ikatan sosial yang renggang, dan masyarakat bersifat pragmatis, nilai-nilai sosial mengendor. Banyak anggota masyarakat yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman, mereka teralienasi dari masyarakatnya. Pelacuran dipandang sebagai jalan keluar dari alienasi tersebut. Faktor psikologis, kepribadian yang lemah dan mudah terpengaruh, moralitas yang rendah dan kurang berkembang sehingga tidak dapat membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah, boleh dan tidak boleh, menjadi sebab-sebab timbulnya pelacuran.
wanita manapun gag pernah memiliki keinginan untuk menjadi "PELACUR" namun karna beberapa faktor (terutama ekonomi) menjadi pelacur merupakan jalan pintas bagi mereka yang tidak bisa menghargai dirinya sendiri, hal tersebut dilakukan dengan terpaksa. kebanyakan orang memandang hal tersebut hanya dari satu sisi (sisi negatifnya saja ) namun kita sebagai orang yg mengerti akan SiKon yang sedang dihadapi harus bisa melihat sisi positifnya dan selalu memberikan motivasi serta saran2 yang membangun . karna bagaimanapun di hadapan TUHAN semua manusia sama.
Menurut pendapat saya tentag artikel placur,,tidak ada wanita berkeinginan bekerja menjadi seorang placur,,namun karna suatuhal,,yaitu kurang nya (ekonomi).sehinga kebanyakan yang menjadi placur ,,trutama pada anak ABG yang salah pergaulan..
terkadang melacur hanya untuk memberikan kepuasan dan terkadang melacur juga sebagai mata pencaharian.namun dibalik semua itu ada tangis yang terselimuti senyum keiklasan.iklas dalam melakukan dan tangis dalam penyesalan......
ReplyDeletemenurut pendapat saya tentang artikel diatas adalah pekerjaan seorang pelacur sah sah aja,karena setiap manusia memiliki hak untuk memilih pekerjaannya sendiri,dan satu hal yang bisa kita ambil yaitu keberanian untuk melawan kerasnya hidup, dan anti terhadap ocehan maupun ejekan dari masyarakat,jadi hal positif yang bisa di contoh adalah ketegaran hati seorang pelacur.
ReplyDelete"Luh Gamiarsi,12.01.1.1.968 jurusan S1 Manajemen reguler sore"
LUH GAMIARSI 3A.
ReplyDeleteistilah "PELACUR" memang dipandang rendah di kalangan masyarakat, tapi sebenarnya pelacur dan tidak pelacur sama saja, pekerjaan seperti itu dilakukan wanita karena keterpaksaan, sebab sekarang ini material adalah segalanya dalam hidup, sebut saja "tanpa material kita tidak bisa hidup",
ReplyDeleteperlu digarisbawahi, kita sebaiknya jangan mencampakan pelacur, ada baiknya kita lihat sisi positif dan negatifnya,
Trims
Kadek Widiarini, 12.01.1.1.1009, Manajemen eksekutif
pelacur merupakan sebuah pilihan.
ReplyDeletepertanyaannya "apakah kita akan bahagia dengan pilihan kita"
jawabannya hanya kita yang bisa menjawabnya, dengan mengabaikan sudut pandang dan persepsi orang lain.Di dunia ini, ada sesuatu yang tidak dapat dipaksakan. Hal-hal seperti nasib, terlepas dari seberapa keras kita berusaha untuk meraih, kita tidak bisa mencengkeram itu. Dan bahkan jika kita berhasil mendapatkan itu, itu tidak akan tinggal di tangan kita selamanya.
Siapa sih wanita yang bercita-cita menjadi pelacur jika tak ada tuntutan hidup ???
ReplyDeletemelacur pilihan mereka .. tapi perlu diingat hidup itu ada sebab akibat
pandang lah mereka dari berbagai sudut pandang yg berbeda . Dapatkan segi positif diantara banyaknya pemikiran negatif tentang mereka .
Ayu Sutriningsih / Manajemen eks Semester 2
Menurut pendapat saya pelacur material terjadi karena karena faktor ekonomi.
ReplyDeletePelacur material disini berkaitan dengan “kekuasaan” dimana kekuasaan sangat penting kedudukannya dalam masyarakat. Hubungan kekuasaan terjadi antara pemilik modal dan mereka yang terasingkan dari sumber daya ekonomi.
Dengan kekuasaan suatu kelompok dapat melakukan apa saja yang diinginkan dan dapat mempengaruhi perbuatan-perbuatan kelompok lain agar taat dan patuh terhadap pemegang kekuasaan.
Maka dari pada itu disebutkan moksha seorang pelacur material bisa dikatakan diukur dari kekuasaan yang dimilikinya.
Putu Eka Febriana/ 13.01.1.1.191 / Manajemen Eksekutif
Menurut pendapat saya pelacur material adalah pelacur yang frofesional. kenapa dikatakan profesional? karna dilihat dari kata material yang pada umumnya di katakan sebagai uang, uang adalah sebagai fungsi atau sebagai pemenuhan kebutuhan manusia dan sebagai fungsi kekuasaan, tanpa uang manusia tidak akan di segani dan di hormati sedangkan frofesional adalah kecerdasan/kepintaran, ketepatan dalam menentukan sasaran dan pencapaian target yang di inginkan. jadi dalam hal ini pelacur material memandang sebuah kekuasaan itu dipandang dari segi uang dan uang. di dalam pencapaian target tersebut dia harus melihat sasaran yang tepat kepada siapa yang harus di targetkan dengan segala trik-trik atau cara yang di pandang perlu untuk di lakukan.....menurut si pelacur material itu, ingin bekerja mengandalkan pemikiran dgn akal sehat dan mengeluarkan modal yang sedikit dan bisa meraup keuntungan yg banyak.......
ReplyDeletemungkin pelacur material bukan merupakan cita2 dalam kehidupan,,karena situasi dan kondisi serta tuntutan ekonomi,orang melakukan pekerjaan tersebut,,di samping itu kemajuan teknologi akan membutakan orang melakukan hal tersebut demi memenuhi kebutuhan material,dan menjaga gengsi dari temannya mereka akan mudah melakukan pekerjaan tersebut.tapi disini kita tidak mesti memaandang sebelah mata pekerjaan sang pelacur.
ReplyDeletekarena bagaimanapun #PELACUR JUGA MANUSIA,
Komang Arcana Yasa /eksekutif /semester 2/13.01.1.1.067
kadek ari yastini,eksekutif managemen II ,12.01.1.1.1082
ReplyDeleteBanyak faktor yang nendorong wanita terjun dalam dunia pelacuran, antara lain faktor ekonomi, sosiologis, dan psikologis. Faktor ekonomi, kebutuhan hidup semakin banyak dan dan mendesak, namun tidak dapat dipenuhi akibat tidak ada sumber penghasilan. Oleh karena itu melakukan pelacuran dianggap sebagai solusi yang instan. Faktor sosiologis, merujuk pada perkembangan dan perubuhan sosial-budaya yang begitu cepat, ikatan sosial yang renggang, dan masyarakat bersifat pragmatis, nilai-nilai sosial mengendor. Banyak anggota masyarakat yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman, mereka teralienasi dari masyarakatnya. Pelacuran dipandang sebagai jalan keluar dari alienasi tersebut. Faktor psikologis, kepribadian yang lemah dan mudah terpengaruh, moralitas yang rendah dan kurang berkembang sehingga tidak dapat membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah, boleh dan tidak boleh, menjadi sebab-sebab timbulnya pelacuran.
wanita manapun gag pernah memiliki keinginan untuk menjadi "PELACUR"
ReplyDeletenamun karna beberapa faktor (terutama ekonomi) menjadi pelacur merupakan jalan pintas bagi mereka yang tidak bisa menghargai dirinya sendiri, hal tersebut dilakukan dengan terpaksa.
kebanyakan orang memandang hal tersebut hanya dari satu sisi (sisi negatifnya saja ) namun kita sebagai orang yg mengerti akan SiKon yang sedang dihadapi harus bisa melihat sisi positifnya dan selalu memberikan motivasi serta saran2 yang membangun .
karna bagaimanapun di hadapan TUHAN semua manusia sama.
Menurut pendapat saya tentag artikel placur,,tidak ada wanita berkeinginan bekerja menjadi seorang placur,,namun karna suatuhal,,yaitu kurang nya (ekonomi).sehinga kebanyakan yang menjadi placur ,,trutama pada anak ABG yang salah pergaulan..
ReplyDelete