Balanced
Scorecard (BSC) merupakan suatu sistem manajemen pengukuran dan pegendalian yang
secara komprehensif yang dapat memberiakan pemahaman terkait performance
bisnis. Pengukuran tersebut memandang unit bisnis dari empat persepektif, yaitu
perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan, serta proses
pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced
Scorecard Sebagai Sistem Manajemen Strategis
bertujuan untuk mengidentifikasikan sebab-sebab
kegagalan dari beberapa perusahaan dan keberhasilan dari perusahaan yang
lainnya.
NAMA: SRI INDRAWATI
ReplyDeleteNIM: 12.01.1.1.1.963
SEMESTER: 3A
REGULER SORE
Strategi keunggulan bersaing dengan menggunakan BSC
untuk memuat suatu strategi bisnis yang memiliki keunggulan dalam persaingan , sebelumnya kita harus mengerti dahulu apa itu BSC . Balanced Scorecard adalah sistem manajemen pengukuran dan pengendalin yang secara komprehensif yang dapat memberikan pemahaman terkait performance bisnis. Pengukuran menggunakan BSC mencakup empat perspektif dalm bisnis yaitu perpektif keuangan, pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan serta proses pembelajaran serta pertumbuhan . BSC memiliki tujuan untuk mengidentifikasi sebab-sebab keberhasilan dari perusahaan lainnya. Dari BSC kita dapat mempelajari sebab-sebab kegagalan dari perusahaan yang lain dan kita dapat me
ngambil hal-hal positif yang membuat suatu perusahaan berhasil . Perencanaan strategi menggunakan metode BSC :
1)Strategi Keuangan
Perencaaan keuangan perusahaan harus melihat keadaan ekonomi lokal dan internasional . Bila bahan baku diimpor dari luar negeri, kita harus memperhitungkan kurs mata uang yang dipakai dalam pembayaran dan fluktuasi kurs. Selain itu biaya produksi bila harga-harga kebutuhan produksi meningkat . Dengan meningkatnya bahan-bahan , maka biaya produksi otomatis meningkat . Sementara keuangan tidak mencukupi untuktambahan biaya, maka strategi nya dengan membeli bahan lokal dengan kualitas yang sama tapi harganya jauh lebih murah dari hara impor. Dengan begitu cost produksi bisa ditekan dan regulasi keuangan perusahaan dapat berjalan lancar.
2)Strategi pelanggan
Melalui kepuasan dari pelanggan lama maka akan datang pelanggan baru. Sebab pelanggan lama yang puas dengan layanan perusahaan pasti akan menceritakan kepada teman, kerabat , dan orang lain, dari sana akan ada rasa penasaran untuk mencoba dan akan datang denan sendirinya keperusahaan. Apabila pelanggan baru tersebut puas , maka itu akan jadi promosi gratis untuk persahaan . Selain itu, pelayanan terhadap pelanggan juga mesti ditingkatkan ,misal dengan pelayanan yang ramah da mrah senyum bonus-bonus bagi pelangga setia , minuman/snack grstis bagi pelanggan yang menunggu pelayanan . Dengan begitu maka kepuasan pelanggan akan meningkat.
3)Srtrategi bisnis internal
Proses bisnis internal harus berjalan dengan baik. Efesiensi produksi dan produktivitas harus berjalan baik. dengamenggunakan teknologi terbaru yangsesuai dengan klasifikasi produksi perusahaan, bisa dipastikan produktivitas akan lebih efiisien dan hemat biaya dan waktu . Ketersediaanan barang akan lebih tercukupi sehingga pelayanan terhadap pelanggan akan lebih baik lagi.
4) Strategi untuk pertumbuhan perusahaan dan pembelajaran
Kita harus bisa melihat apa-apa saja hal yang akan berubah dalam kurun waktu tertentu sehingga perusahaan dapat memprediksi langkah-langkah apa saja yang harus diambil agar perusahaan bisa beradaptasi dengan baik .Serta dapat megembangkan bisnis , mempelajari hal-hal baru yang sesuai dengan perusahaan agar perusahaan dapat berkembang dan lebih maju lagi.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKadek Sri Wahyuni / 1006
DeleteIIIB / Reguler Sore
Persaingan dalam perusahaan merupakan hal yang sah-sah saja, namun perlusebuah sistem manajemen yg tepat di dalam suatu persaingan guna mengukur dan mengendalikan dari seluruh proses yang ada sehingga nantinya akan dapat diketahui sebab kegagalan/keberhasilan dari suatu perusahaan.
PT. ABC yg bergerak di bidang migas perlu adanya pemahaman betul tentang peran BSC yang pada dasarnya merupakan sumber dari unit bisnis.Tentunya di dalam sebuah bisnis sebuah ancaman yg begitu mengerikan namun terdapat sisi peluang yg sangat berpotensi menjadi tolak ukur di dalam sebuah bisnis untuk menjadi sebuah motivasi tersendiri guna meraih kesuksesan.
Keberhasilan dari sebuah bisnis di dalam suatu perusahaan sekiranya merupakan suatu tanaman yang sangat sulit untuk dirawat namun nantinya akan menghasilkan buah yg sangat manis untuk dinikmati di kemudian hari. Dalam hal ini PT. ABC harus selalu cermat tentang bagaimana suatu ancaman menjadi momok tersendiri yang sangat menakutkan namun mejadi ancuan tersendiri pula untuk meraih kesuksesan . Kita tahu migas merupakan suatu kebutuhan yang boleh dikatakan memiliki peran yang sangat penting di dalam masyarakat, ancaman inflasi merupakan ancaman yang paling sering menghantui apalagi dengan kenaikan harga migas yang sekiranya akan berimbas terhadap produk lainnya serta fluktuasi terhadap harga-harga barang yang terjadi akan dapat menggangu perekonomian. Pengaturan Keuangan dalam perusahaan perlu diatur sedemikian baiknya sehingga dapat mengelola keuangan dengan baik sesuai kebutuhan serta cash flow yang selalu terkontrol dengan sesuai maka tidak dapat dipungkiri akan memberikan peluang pembangunan ekonomi yang sehat dan bagus.
Selain pengelolaan keuangan, perhatian terhadap Pelanggan harus selalu diperhatikan karena dalam dunia bisnis pastinya akan menemukan kompetitor-kompetitor dalam bisnis yang sama pula. Konsentrasi pemahaman dan pemenuhan akan kebutuhan pelanggan merupakan salah satu upaya terhadap kepuasan pelanggan terutama di dalam pengontrolan stock migas agar tidak terjadi kekosongan stock dengan jumlah pelanggan yang ada sehingga akan menimbulkan kekecewaan pelanggan. Dan bila pemenuhan selalu terkontrol maka pelanggan tidak akan berpaling terhadap kompetitor perusahaan.
Proses Internal dalam perusahaan harus selalu terjaga dan terlaksana dengan baik karena tinjauan dari Tim Audit Client akan selalu datang untuk melihat langsung dari seluruh proses perjalanan kerja. Kadangkala kelalaian, kurangnya ketelitian dan tidak kosistenya di dalam pekerjan merupakan hal yang sangat buruk dan dapat berimbas kurang baik pada perusahaan. Dan dengan itu harus selalu berupaya memperbaiki serta menjaga Keefektifan serta keefesienan dan produktivitas proses operasi dengan menggunakan dan memanfaatkan teknologi terbaik secara terus menerus untuk menjadi lebih baik di dalam proses pekerjaan, pelayanan serta proses produksi agar mampu memajukan perusahaan.
Proses Pembelanjaan dan pertumbuhan, tentu dari tahun ke tahun akan timbul calon-calon karyawan muda yang lebih berpotensi dan terampil dibandingkan dengan karyawan yang sudah tua dan kurang berpotensi, yang sudah barang tentu akan menambah kualitas SDM yang lebih bermutu untuk membantu dari kinerja perusahaan. Namun kadangkala karena munculnya para pesaing yang ada maka sering terjadi pembajakan karyawan dan dengan hal tersebut pihak perusahaan harus selalu memperhatikan kesejahteraan dari para karyawannya karena suatu manajemen yang sudah berpengalaman sudah barang tentu mengetahui hal-hal yang lebih bijak dalam kesejahteraan agar selalu memotivasi kinerja karyawan serta sedikit kemungkinan karyawan untuk berpaling terhadap perusahaan yang lain.
Dengan selalu memperhatikan sumber dari unit bisnis yaitu Balanced Score Card yaitu rencana stategis perusahaan seperti dihasilkannya sasaran strategi yang komprehensif, koheren, terukur dan seimbang, maka peluang orientasi untuk hasil yg memuaskan dan membangun budaya perusahaan yg baik akan mampu dicapai dgn sebuah kesuksesan serta keunggulan di dlm persaingan.
Lanjutan.....
DeleteSri Wahyuni / 1006
Namun dalam hal ini perlu adanya sistem yang berkesinambungan itu sendiri yaitu Balanced Scorecard (BSC) merupakan suatu sistem manajemen pengukuran dan pegendalian yang secara komprehensif yang dapat memberiakan pemahaman terkait performance bisnis. Bila sistem tersebut hanya d jalankan saat situasi tertentu tanpa berkesinambungan maka tidak dapat dipungkiri keterlenaan perusahaan yang sudah mencapai titik puncak namun lengah dalam sistem maka akan secara perlahan dapat menimbulkaan penurunan sistem kerja yang ada di lingkungan kerja. Dan selalu tetap mengikuti segala teori perspektif dari Balanced Score Card dan slalu memtraktekkan dimana dalam suatu pengukuran yaitu Pengukuran tersebut memandang unit bisnis dari empat persepektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan, serta proses pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan selalu menerapkan sistem tersebut maka tujuan dari suatu perusahaan akan slalu mampu mencapai karena Balanced Scorecard Sebagai Sistem Manajemen Strategis bertujuan untuk mengidentifikasikan sebab-sebab kegagalan dari beberapa perusahaan dan keberhasilan dari perusahaan yang lainnya sehingga perusahaan akan selalu bercermin untuk menjadi lebih baik dan selalu memperbaiki kegagalan-kegagalan yang ada demi tujuan bersama.
Seperti ulasan berikut Metode BSC berusaha untuk menggabungkan ukuran-ukuran finansial dengan ukuran- ukuran performansi yang menjadi pendorong peningkatkan performansi di masa mendatang. Keunggulan Perencanaan Strategis Menggunakan Metode BSC Keunggulan penggunaan BSC sebagai alat penyusunan rencana strategis perusahaan adalah dihasilkannya sasaran strategis yang komprehensif, koheren, terukur dan seimbang.
Komprehensif
Balanced Scorecard menjanjikan kemampuan perusahaan dalam melipatgandakan kinerja keuangannya dalam jangka panjang melalui kekomprehensivan sasaran-sasaran startegis yang dihasilkan dalam perencanaan stategisnya.
Koheren
Penggunaan BSC dalam perencanaan strategis dapat menghasilkan sasaran-sasaran strategis yang koheren, yaitu dihasilkannya hubungan sebab akibat antara sasaran strategis non keuangan degan sasaran strategis keuangan serta hubungan antara sasaran non keuangan dengan sasaran non keuangan lainnya.
Jadi, sasaran strategis yang dihasilkan pada perspektif non keuangan tidak ada yang tidak bermanfaat untuk mewujudkan sasaran strategis keuangan.
Terukur
Keterukuran sasaran strategis menjadikan sasaran tersebut jelas sehingga menjanjikan ketercapainya sasaran tersebut. Sasaran yang dihasilkan akan diukur dalam dua macam ukurang hasil dan pemicu.
Seimbang
Sasaran strategis yang dihasilkan perlu diarahkan ke dalam empat perspektif secara seimbang. Perspektif proses bisnis dan belajar dan pertumbuan berfokus ke dalam perusahaan sedang pelanggan dan keuangan berorentasi keluar perushaan. Jadi, dengan BSC akan dihasilkan sasaran strategis.
Beberapa alasan pentingnya BSC mengkomunikasikan strartegi yaitu : Menerapkan visi masa depan organisasi ke seluruh perusahaan, sehingga menciptakan pemahaman yang sama. Menciptakan model yang holistic dari strategi yang mengijinkan semua karyawan untuk melihat hubungan kontribusi mereka terhadap organisasi. BSC berfokus pada perubahan, jadi jika tujuan dan ukuran yang tepat sudah diidentifikasikan, akan kemungkinan pelaksanaan berhasil akan sangat besar.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa perlu dipertegas lagi bahwa sasaran harus slalu komprehensif, koheren, terukur dan seimbang serta slalu memiliki visi dan misi maka keberhasilan akan lebih mudah untuk diraih.
Lanjutan,,,,,
DeleteSri Wahyuni / 1006
Berikut contoh PT yang seharusnya mulai menerapkan sistem Balanced Sore Card guna memperoleh hasil serta tujuan yang maksimal:
PT. Wisma Kencana adalah perusahaan/perseroan yang menjalankan usaha di bidang furniture dan memasarkan hasil produksinya baik ke pasaran ekspor maupun pasar domestik. Selama tiga tahun terakhir PT. Wisama Kencana membukukan laba menurun dari Rp.208.455.724.471 pada tahun 2007 kemudian mengalami penurunan menjadi Rp. 123.728.723.326 pada tahun 2008 dan mengalami kerugian sebesar Rp 122.904.267.009 pada tahun 2009. Penurunan laba ini terjadi akibat penurunan penjualan dari Rp. 2.800.084.343.000 pada tahun 2007 menjadi Rp. 1.196.932.130.000 pada tahun 2008 namun demikian naik menjadi Rp. 1.741.760.687.000 pada tahun 2009. Selama ini PT. Wisma Kencana sistem pengukuran kinerja dengan metode scorecard dan hanya menggunakan profitabilitas sebagai indikator kinerja, sehingga sulit bagi perusahaan untuk mengidentifikasi penyebab atau masalah-masalah terjadinya penurunan kinerja dari perspektif non financial. Untuk mengatasi masalah ini PT. Wisma Kencana diharapkan menggunakan metode balanced scorecard dalam mengukur kinerjanya. Melalui pengukuran kinerja dapat diketahui seberapa efektif penerapan strategi yang telah dilakukan organisasi tersebut dapat menilai keberhasilan manajemen organisasi dalam melakukan aktivitas, serta dapatdigunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem/ reward system dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
NAMA : WAYAN SUDIANTI
ReplyDeleteNIM : 12.01.1.1.967
SEMTR: 3A MANAJEMEN REG. SORE
Balanced scorecard merupakan suatu alat pengukuran kinerja yang paling
banyak mendapat perhatian bisnis saat ini. pengukuran finansial belum mampu mendeteksi aset yang bersifat intangible seperti kemampuan karyawan perusahaan yang briliant, bisnis perusahaan yang handal, cepat dan tidak birokrasi serta pelanggan perusahaan yang sangat dinamis dan loyal. yang kemungkinan bisa saja faktor-faktor tersebut mendorong keunngulan perusahaan bersaing dan berkompetisi dengan perusahaan lainnya. balanced scorecard memiliki empat perspektif yang mendasari yaitu: perspektif pembelajaran dan perumbuhan karyawan, perspektif bisnis poses, perspektif pelanggan, dan perspektif finansial. penelitian ini difokuskan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan, sebagai akad dari proses menuju kesuksesan bagi peruahaan. dibantu dengan variabel kepuasan karywan dalam bekerja, pelatihan ataupun training yang dilakukan oleh karyawan, tunover karyawan dalam peusahaan dan produktivitas karyawann. hipotesis penelitian ini dirumuskan bahwa perspekti pembelajaran dan pertumbuhan karyawan berpengaruh teradap kinerja sumber daya manusia pada PT. ABC.
penelitian ini mengenai : analisis balanced scorecard, sebagai alat pengukuran PT. ABC dengan adanya balanced scorecard sebagai analisis kinerja dalam perusahaan PT. ABC dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. hal ini sesuai dengan tujuan balanced scorecard adalah sebagai tolak ukur yang tidak hanya menilai dari aspek keuangan tetapi juga dari aspek non keuangan, melalui empat perspektif yaitu;keuangan, pelanggan, internal bisnis, pembelajaran, dan pertumbuhan. pengumpulan data dilakukan melalui metode kualitatif dan kuatitatif. Kualitatif yaitu dengan penyebaran kuisioner pada pelanggan dan karywan,kuantitatif yaitu dengan menggunakan rasio-rasio dari empat perspektif balanced scorecard.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur kinerja manajemen PT. ABC dengan metode balanced scorecard, yaitu pda empat perspektif kinerja scorecard, dan hubungan erspektif dalam bentuk kinerja manajemen secara komprehensif.
PT. ABC yang bergerak dibidang migas perlu adanya pemahaman betul tentang peranan BSC yang pada dasarnya merupakan sumber dari unit bisnis. tentunya di dalam sebuah bisnis sebuah ancaman yang begitu mengerikan namun terdapat sisi peluang yang sangat berpotensi menjadi tolak ukur di dalam sebuah bisnis untuk menjadi sebuah motivasi tersendiri guna meraih kesuksesan dalam persaingan. dalam hal ini PT. ABC harus selalu cermat tentang bagaimana suatu ancaman menjadi sesuatu yang sangat menakutkannamun menjadi acuan tersendiri pula untuk meraih kesuksesan. kita tahu migas suatu kebutuhan pokok yang memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat dan sangat diperrlukan keberadaanya.Ancaman inflasi meupakan ancaman yang paling sering menghantui apalagi dengan kenaikan harga migas yang melambung tinngi diperkirakan akan berimbas terhadap kenaikan harga barang-barang lainnya yang akan mengakibatkan terganggunya perekonomian masyarakat, mengingat banyaknya kompetitor yang bermunculan, dan jika kita tidak konsisten dalam pelayan dan menjalankan prosedur maka susah untuk perusahaan dalam mmperoleh keberhsilan.
Pengeloalaan sumber daya manusia juga sangat penting dalam perusahaan untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang terampil untuk keberhasilan karyawan dengan memperhatikan kontribusi yang di dapat karyawan agar ia mampu bertahan untuk ikut serta memajukan perusahaan.
Jadi analisis balanced scorecard sangat penting digunakan sebagai sistem manajemen strategis yng bertujuan untuk mengidentifikasi sebab-sebab kegagalan dari beberapa perusahaan dan keberhasilan dari perusahaan lainnya, sehinnga perusahaan mampu memperoleh kesuksesan dalam persaingan bisnis.
Nama: Pipin Penti L
ReplyDeleteNim : 12.01.1.1.1043
Jursn : Management Executive Smstr 3
Sebuah analisis SWOT umumnya digunakan dalam pemasaran dan bisnis sebagai metode unyuk mengidentifikasi oposisi (perlawanan) untuk usaha dan strategi baru. SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman).. Dengan menerapkan SWOT memungkinkan para profesional untuk mengidentifikasi semua elemen positif dan negatif yang dapat mempengaruhi setiap kegiatan yang baru diusulkan.
Analisis ini menimbulkan kesadaran bisnis dan merupakan landasan dari setiap rencana strategis untuk sukses.Adalah tidak mungkin untuk secara akurat memetakan masa depan bisnis tanpa terlebih dahulu mengevaluasi dari semua sudut yang mencakup pandangan lengkap dari semua sumber daya internal dan eksternal serta ancaman yang ada. SWOT bisa menjawab ini dalam empat langkah untuk memandang kedepan dan bahkan pengusaha pemula bisa memahami dan menerapkannya dengan mudah.
Sebelum membahas tentang kasus di atas,perlu diingat bahwa dengan analisis SWOT memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi baik positif maupun negatif dari dalam dan dari luar perusahaan atau organisasi. Selain bisa diterapkan dalam bisnis atau organisasi, analisis SWOT bisa juga mampu diterapkan di berbagai bidang seperti kesehatan masyarakat, pembangunan, dan pendidikan dengan menggunakan prinsip-prinsip dalam SWOT. Peran kunci dari SWOT adalah untuk membantu mengembangkan kesadaran penuh dari semua faktor yang dapat mempengaruhi perencanaan strategis dan pengambilan keputusan, tujuan yang dapat diterapkan pada hampir semua aspek industri.SWOT dimaksudkan terutama untuk bertindak sebagai teknik penilaian meskipun ada catatan panjang keberhasilan di antara banyak bisnis membuat metode lain dalam menajemen proyek.
Melakukan analisis SWOT adalah cara yang baik untuk meningkatkan operasi bisnis dan pengambilan keputusan.Demikian juga dengan PT.ABC,.Jika PT.ABC membuat kesalahan dengan berpikir tentang hal-hal ini secara informal, namun dengan mengambil waktu untuk menempatkan yang diformalkan bersama-sama dalam analisis SWOT, maka PT.ABC dapat memunculkan cara-cara yang memanfaatkan kekuatan dan memperbaiki atau menghilangkan kelemahan.Sementara itu,para petinggi dalam peusahaan harus terlibat dalam menciptakan sebuah analisis SWOT sehingga bisa jauh lebih bermanfaat untuk menyertakan anggota tim lainnya dalam proses analisi.Disamping manfaat di atas ,analisis SWOT kolaboratif juga memberikan karyawan rasa percaya diri yang lebih besar serta memahami keterlibatannya dalam bisnis..
Jadi,sebuah analisis SWOT berfokus sepenuhnya pada empat elemen yang ada dalam akronim (singatakan dari SWOT). Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan yang mempengaruhi strategi, tindakan, atau inisiatif. Mengetahui unsur-unsur berdampak positif dan negatif dapat membantu perusahaan agar lebih efektif mengkomunikasikan unsur-unsur apa saja yang perlu dikenakan.
NAMA : KETUT MURNI
ReplyDeleteNIM: 12.01.1.1.964/3A
Balance Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang memiliki keunggulan yang tidak dimiliki system strategi manajemen tradisional. Di era globalisasi ini persaingan dalam perusahaan semakin ketat. Untuk itu perusahaan harus memiliki kemampuan di bidang strategi perusahaan dalam menjalankan usahanya. Contohnya PT ABC yang bergerak di bidang migas ini. Dari segi Keuangan, tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan oleh perusahaan. Biasanya ancaman yang muncul pada sebuah perusahaan adalah mengenai bahan baku, baik dari segi harga maupun kelangkaan bahan mentah tersebut. Seperti pada PT ABC ini, harus lebih jeli dalam melihat atau mengamati perkembangan kenaikan harga bahan baku, harga pangan sehingga perusahaan ini dapat memperbanyak stok pembeliannya. Jika hal itu terjadi maka perusahaan tidak banyak mengeluarkan biaya untuk pembelian bahan baku malah mendapat untung yang lebih besar. Apalagi di dukung adanya perkembangan ekonomi. Perkembangan ekonomi yang semakin meingkat dapat berdampak pula pada kemajuan perusahaan. Namun dalam pengelolaan keuangan, perusahaan harus mencatat segala pengeluaran dengan rinci baik pengeluaran kecil maupunbesar yang ada hubungannya dengan perusahaan karena itu dapat mempengaruhi pendapatan laba bersih yang sesungguhnya sehingga dapat menjadi acuan dalam pencapaian target laba yang diinginkan oleh perusahaan. Keuangan juga merupakan hal penting yang patut di tingkatkan dalam pengelolaannya. Keuangan yang sehat dapat mempengaruhi kemajuan perusahaan dalam jangka panjang. Keuangan yang sehat juga dapat meningkatkan hasil produksi sehingga memperoleh laba yang besar pula.
Dari segi pelanggan, PT ABC memiliki peluang yang besar untuk meningkatkan pelanggan-pelanggan yang baru. Namun perusahaan tetap waspada akan adanya pesaing baru. Pesaing bukan dianggap sebagai ancaman perusahaan namun pesaing merupakan motivator dalam meningkatkan mutu barang, dan perusahaan bisa lebih berinovasi lagi dalam memproduksi barang. Kita harus mampu mempertahankan pelanggan-pelanggan lama dan meningkatkan pelanggan-pelanggan baru. Kepuasan pelanggan tidak hanya dari kualitas barang melainkan juga dari segi pelayanan. Pelayanan yang kurang baik perlu diperbaiki dan ditingkatkan lebih maksimal lagi. Jangan hanya berfokus pada mutu atau kualitas barang saja tapi diikuti juga dengan adanya pelayanan yang baik. Itu juga dapat menjadi kelebihan suatu perusahaan dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan lain.
Di samping itu juga dapat meningkatkan reputasi perusahaan dalam bidang support base. Perusahaan juga harus melakukan segmentasi pasar untuk melayani pelanggan dengan cara terbaik berdasarkan kemampuan dan sumber daya yang ada. Misalnya dengan melakukan pengukuran dalam perspektif pelanggan yang meliputi pengukuran inti yang terdiri dari pangsa pasar artinya perusahaan mampu menguasai pasar migas. Akuisisi pelanggan artinya perusahaan mampu merebut pelanggan dari perusahaan migas lain karena sudah terkenal dengan kualitas dan pelayanannya. Kemudian ada retensi pelanggan yaitu perusahaan harus mampu mempertahankan pelanggannya agar tidak berpindah ke perusahaan lain dengan memenuhi kepuasan pelanggan, karena kepuasan pelanggan merupakan hal yang dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang. Selanjutnya ada pengukuran nilai pelanggan yang meliputi kualitas, hubungan dengan pelanggan dan citra dari perusahaan. Dari segi internalnya, PT ABC yang bergerak dibidang migas harus berhati-hati dalam menjalankan usahanya karena merupakan tambang besar dibanding perusahaan makanan atau pakaian. Agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan yang dapat merugikan masyarakat di sekitarnya.
NAMA : KETUT MURNI/ 964
ReplyDeleteLANJUTAN
Contoh sering terjadi kebocoraan pada proses pemboran yang dilakukan oleh perusahaan migas. Karena dapat terancam oleh adanya LSM sekitar yang mungkin mereka mengancam untuk menutup atau berusaha mencabut izin pengoperasiannya. Dan jika terjadi kebocoran yang dapat merugikan masyarakat sekitar maka akan berdampak buruk bagi perusahaan itu sendiri seperti harus mengganti rugi yang dialami masyarakat maupun perusahaan. Serta kerugian lain dari perusahaan migas yang harus ditutup itu adalah harus membayar pesangon dari karyawan yang akan kehilangan pekerjaannya. Untuk itu perusahaan wajib meningkatkan proses produksinya dan menjaga serta konsisten dalam menjalankan prosedur yang baik dan dapat pula dengan cara melakukan penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis pendekatan indukatif yang bertujuan mendeskripsikan implementasi manajemen keselamatan proses di perusahaan migas. Selain menjaga, perusahaan juga mampu berinovasi, meningkatkan proses operasinya yang meliputi pelayanan dalam penyampaian barang sampai ke tangan pelanggan secara efisien dan tepat waktu.
Dari segi Pembelajaran dan Pertumbuhan, PT ABC penting melakukan investasi tidak hanya pada peralatan namun juga pada infrastruktur seperti sumber daya manusia yaitu karyawanKaryawan merupakan asset perusahaan yang mampu meningkatkan maupun mempertahankan perusahaan dalam jangka panjang. Karyawan juga termasuk asset penting karena karyawanlah yang bekerja setiap hari dalam perusahaan. Untuk itu perusahaan harus memperhatikan karyawan terutama yang berpotensi agar tidak dibajak oleh perusahaan sejenis lainnya. Karena selain ingin mengetahui rahasia perusahan yang maju, perusahaan lain juga dalam bersaing ingin mendapatkan karyawan-karyawan yang berpotesni yang dimiliki oleh perusahaan saingannya. Untuk itu Perusahaan harus menjaga kapabilitas karyawan karena itu merupakan bagian kontribusi pekerja pada perusahaan. Seperti yang pertama adalah kepuasan pekerja, ini merupakan prakondisi untuk meningkatkan pruduktivitas, tanggung jawab, kualitas dan pelayanan kepada pelanggan dan perusahaan.Unsur yang dapat diukur dalam kepuasan pekerja adalah keterlibatan pekerja dalam mengambil keputusan, pengakuan, akses untuk mendapat informasi, dorongan untuk bekerja kreatif, dan menggunakan inisiatif, serta dukungan dari atasan. Yang kedua retensi pekerja yaitu kemampuan untuk mempertahankan pekerja terbaik dalam perusahaan. Karyawan merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan serta dapat pula mencari karyawan-karyawan muda yang terampil. Munculnya karyawan-karyawan muda khususnya yang sudah memiliki pengalaman di bidang ini juga dapat meningkatkan perusahaan seperti membuka cabang-cabang baru dengan adanya peningkatan karyawan yang berkualitas. Yang ketiga adalah produktivitas karyawan merupakan hasil dari pengaruh keseluruhan dari peningkatan keahlian dan moral, inovasi, proses internal dan kepuasan pelanggan. Namun terkadang dalam perusahaan terdapat kelemahan dari segi karyawan seperti adanya karyawan tua yang kurang terampil, itu dapat di siasati dengan cara melakukan mutasi yaitu menempatkan karyawan-karyawan sesuai dengan usia dan kemamuannya atau keterampilannya. Kita tidak bias sembarangan memberhentikan karyawan yang sudah tua karena mereka juga berjasa sejak dulu sebelum perusahaan berkembang. Dan manajemen yang baik pula dapat mendukung betahnya karyawan bekerja di perusahaan tersebut. Jadi jika semua yang terdapat dalam Balance Scorecard dapat dilaksanakan dengan baik maka perusahaan dapat berkembang dan tumbuh menjadi besar, memperoleh keuntungan, membuka cabang-cabang di wilayah yang berbeda dan bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Nama : Junet Angga Puspita
ReplyDeleteNim : 12.01.1.1.957
Kelas : Semester 3A
Persaingan dalam perusahaan merupakan hal yang sah-sah saja, namun perlu sebuah sistem manajemen yang tepat di dalam suatu persaingan guna mengukur dan mengendalikan dari seluruh proses yang ada sehingga nantinya akan dapat diketahui sebab kegagalan/keberhasilan dari suatu perusahaan.Keberhasilan dari sebuah bisnis di dalam suatu perusahaan sekiranya merupakan suatu tanaman yang sangat sulit untuk dirawat namun nantinya akan menghasilkan buah yang sangat manis untuk dinikmati di kemudian hari. Strategi keunggulan bersaing dengan menggunakan BSC untuk memuat suatu strategi bisnis yang memiliki keunggulan dalam persaingan , sebelumnya kita harus mengerti dahulu apa itu BSC . Balanced Scorecard adalah sistem manajemen pengukuran dan pengendalian yang secara komprehensif yang dapat memberikan pemahaman terkait performance bisnis. Pengukuran menggunakan BSC mencakup empat perspektif dalm bisnis yaitu perpektif keuangan, pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan serta proses pembelajaran serta pertumbuhan . BSC memiliki tujuan untuk mengidentifikasi sebab-sebab keberhasilan dari perusahaan lainnya. Dari BSC kita dapat mempelajari sebab-sebab kegagalan dari perusahaan yang lain dan kita dapat mengambil hal-hal positif yang membuat suatu perusahaan berhasil. Mula-mula BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif. Awal penggunaannya kinerja eksekutif diukur hanya dari segi keuangan. Kemudian berkembang menjadi luas yaitu empat perspektif, yang kemudian digunakan untuk mengukur kinerja organisasi secara utuh. Empat perspektif tersebut yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Dalam perkembangannya BSC telah banyak membantu perusahaan untuk sukses mencapai tujuannya. BSC memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki sistem strategi manajemen tradisional. Strategi manajemen tradisional hanya mengukur kinerja organisasi dari sisi keuangan saja dan lebih menitik beratkan pengukuran pada hal-hal yang bersifat tangible, namun perkembangan bisnis menuntut untuk mengubah pandangan bahwa hal-hal intangible juga berperan dalam kemajuan organisasi. Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:
1. Perspektif Keuangan
BSC memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih dan ROI, karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi.
2. Perspektif Pelanggan: Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit opetasi dalam upaya mencapai target finansialnya. Selanjutnya apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru/jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan mereka. Produk dikatakan bernilai apabila manfaat yang diterima produk lebih tinggi daripada biaya perolehan (bila kinerja produk semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan dipersepsikan pelanggan). Perusahaan terbatas untuk memuaskan potential customer sehingga perlu melakukan segmentasi pasar untuk melayani dengan cara terbaik berdasarkan kemampuan dan sumber daya yang ada. Ada 2 kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan, yaitu:
LANJUTAN
ReplyDeleteNama : Luh Junet Angga Puspita /957
1. Kelompok pengukuran inti icore measurement group): Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengukur bagaimana perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan dalam mencapai kepuasan, mempertahankan, memperoleh, dan merebut pangsa pasar yang telah ditargetkan. Dalam kelompok pengukuran inti, kita mengenal lima tolak ukur, yaitu: pangsa pasar, akuisisi pelanggan (perolehan pelanggan), retensi pelanggan (pelanggan yang dipertahankan), kepuasan pelanggan, dan profitabilitas pelanggan.
2. Kelompok pengukuran nilai pelanggan: Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mengukur nilai pasar yang mereka kuasai dan pasar yang potensial yang mungkin bisa mereka masuki. Kelompok pengukuran ini juga dapat menggambarkan pemacu kinerja yang menyangkut apa yang harus disajikan perusahaan untuk mencapai tingkat kepuasan, loyalitas, retensi, dan akuisisi pelanggan yang tinggi. Value proposition menggambarkan atribut yang disajikan perusahaan dalam produk/jasa yang dijual untuk menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan. Melalui kepuasan dari pelanggan lama maka akan datang pelanggan baru. Sebab pelanggan lama yang puas dengan layanan perusahaan pasti akan menceritakan kepada teman, kerabat , dan orang lain, dari sana akan ada rasa penasaran untuk mencoba dan akan datang denan sendirinya keperusahaan. Apabila pelanggan baru tersebut puas , maka itu akan jadi promosi gratis untuk persahaan . Selain itu, pelayanan terhadap pelanggan juga mesti ditingkatkan ,misal dengan pelayanan yang ramah da mrah senyum bonus-bonus bagi pelangga setia , minuman/snack grstis bagi pelanggan yang menunggu pelayanan . Dengan begitu maka kepuasan pelanggan akan meningkat.
3. PerspektifProses Bisnis Internal: Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang saham melalui flnancial retums. Tiap-tiap perasahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi pelanggannya. Proses bisnis internal harus berjalan dengan baik. Efesiensi produksi dan produktivitas harus berjalan baik. Dengan menggunakan teknologi terbaru yangsesuai dengan klasifikasi produksi perusahaan, bisa dipastikan produktivitas akan lebih efiisien dan hemat biaya dan waktu . Ketersediaanan barang akan lebih tercukupi sehingga pelayanan terhadap pelanggan akan lebih baik lagi.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan: Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif sebelumnya, dan untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang.Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada peralatan untuk menghasilkan produk/jasa, tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur. Tolak ukur kinerja keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan yang besar antara kemampuan yang ada dari manusia, sistem, dan prosedur. Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka suatu badan usaha harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling karyawan, yaitu: meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta menata ulang prosedur yang ada. Kita harus bisa melihat apa-apa saja hal yang akan berubah dalam kurun waktu tertentu sehingga perusahaan dapat memprediksi langkah-langkah apa saja yang harus diambil agar perusahaan bisa beradaptasi dengan baik .Serta dapat megembangkan bisnis , mempelajari hal-hal baru yang sesuai dengan perusahaan agar perusahaan dapat berkembang dan lebih maju lagi. Dengan selalu memperhatikan sumber dari unit bisnis yaitu Balanced Score Card yaitu rencana stategis perusahaan seperti dihasilkannya sasaran strategi yang komprehensif, koheren, terukur dan seimbang, maka peluang orientasi untuk hasil yang memuaskan dan membangun budaya perusahaan yang baik akan mampu dicapai dengan sebuah kesuksesan serta keunggulan di dalam persaingan.
Nama : Komang Nyanyi Romayanti
ReplyDeleteNIM : 12.01.1.1997
Kelas : Reguler sore (3B)
Analisis Balanced Scorecard merupakan kartu skor yang digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan, antara jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan factor internal dan eksternal. Pada saat ini BBC memandang 4 persepektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan, serta proses pembelajaran dan pertumbuhan. Keunggulan perencanaan strategis menggunkan metode BSC sebagai alat penyusutan rencana strategis di dalam perusahaaan dimana yang di hasilkan sasaran strategis yang komprehensif dapat menjanjikan kemampuan perusahaan dalam melipat gandakan kinerja keuangannya dalam jangka panjang melalui kekomprehensivan sasaran sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strategis. Pada performance management system yang ada pada PT “ ABC” adalah perusahaan yang bergerak di bidang migas yang beroperasi di buleleng. Pada perusahaan ABC dalam menejemennya menggunakan analisis SWOT. SWOT singkatan dari Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (tantangan). Analisa SWOT adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu internal dan eksternal yang mempengaruhi kemampuan kita dalam memasarkan event kita. Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Tahap awal proses penetapan strategi adalah menaksir kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki organisasi. Analisis SWOT memungkinkan organisasi memformulasikan dan mengimplementasikan strategi utama sebagai tahap lanjut pelaksanaan dan tujuan organiasasi, dalam analisa SWOT informasi dikumpulkan dan dianalisa. Nahh, analisa pada PT ABC , jika di lihat dari kombinasi melalui analisa SWOT dan 4 persepektif yang ada, jika dilihat dari sisi yang pertama yaitu keuangan, ancaman inflasi kenaikan harga pangan, listrik dan fluktuasi harga minyak akan berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi dan cashflow yang kurang terkelola. Kedua, sisi pelanggan, maka dengan adanya competitor baru maka munculnya pelanggan baru di migas, maka pelayanan yang kurang maksimal terjadi pada perusahaan. Begitu pula dampak pada masyarakat yang pada saat ini mendominasi pemakai migas, akan meresahkan masyarakat sebagai pengguna migas yang pada akhirnya akan bergerumun untuk beralih fungsi ke kayu bakar. Kalau berbicara tentang inflasi, maka Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas. Dimana, dampak adanya inflasi adalah Pertama, inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin. Kedua, inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Ketiga, tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah.Pendekatan tersebut tidak berjalan baik di sektor seperti listrik dan migas. Di Indonesia harga listrik telah ditetapkan oleh pemerintah seperti harga bensin atau gas karena dianggap berpengaruh terhadap hajat hidup orang banyak dan perekonomian nasional.
Lanjutan Dari : Komang Nyanyi Romayanti
ReplyDeleteNIM; 12.01.1.1.997
Harga jual migas kepada konsumen lebih rendah dari biaya produksinya. Ini akan berdampak pada barang-barang yang lainnya, perusahaan tersendiri dan pemerintah setempat khususnya daerah singaraja.
Rasionalisasi = Berhemat + Meningkatkan Penghasilan
Mau tidak mau, lonjakan harga-harga yang tidak diimbangi dengan naiknya pendapatan, membuat kita harus melakukan penyesuain gaya hidup menjadi lebih rasional. Terpangkasnya pengeluaran membuat kita berpikir berkali-kali setiap kali membeli suatu barang. Barang kebutuhan pokok menjadi prioritas, sementara pembelanjaan yang sifatnya spontan harus ditinjau ulang, dengan kata lain kita melakuakn penghematan. mengendalikan hasrat atau keinginan, bedakan antara keinginan dan kebutuhan. Berbelanjalah berdasarkan kebutuhan Anda dan perhitungkan mana kebutuhan pokok yang mutlak dan mana kebutuhan realistis yang masih bisa disesuaikan anggarannya.
Nama : Luh Ayu Dewi Martina
ReplyDeleteNim : 12.01.1.1.994
Balanced Score card (BSC) saat ini telah dikenal sebagai alat yang memungkinkan para manajer melakukan pengukuran komprehensif bagaimana organisasi mencapai kemajuan lewat sasaran-sasaran strategisnya. Pengukuran tersebut memandang unit bisnis dari empat persepektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan, serta proses pembelajaran dan pertumbuhan. Di dalam persaingan yang semakin ketat ini, strategi bisnis jelas merupakan isu bisnis terpenting ,oleh karena itu setiap perusahaan membutuhkan suatu “mekanisme” yang mampu menterjemahkan strategi bisnis menjadi kenyataan di lapangan. Balanced Scorecard adalah salah satu alat yang telah terbukti membantu banyak perusahaan dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya. Balanced Scorecard merupakan kerangka untuk menjabarkan sasaran strategis menjadi sasaran operasional yang terdiri dari sasaran finansial dan non-finansial, seperti proses bisnis dan kompetensi. Bila diterapkan dengan benar, Balanced Scorecard akan meningkatkan kinerja perusahaan dan merubah perilaku anggota organisasinya.
Salah satu contoh PT. ABC yang bergerak dibidang migas yang beroperasi diwilayah Buleleng untuk bias memenuhi kerangka kinerja operasionalisasi strategi, penjabaran visi, misi, dan strategi ke dalam empat perspektif Balanced Scorecard yaitu :
a. Pespektif Keuangan
Pengukuran kinerja keuangan akan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi memberikan perbaikan yang mendasar bagi keuntungan perusahaan. Perbaikan-perbaikan ini tercermin dalam sasaran-sasaran yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur, pertumbuhan usaha, dan nilai pemegang saham.
b. Perspektif Pelanggan
Customer adalah siapa saja yang menggunakan keluaran pekerjaan seseorang atau suatu tim. Definisi ini mengandung arti bahwa customer dapat bersifat intern maupun ekstern dipandang dari sudut organisasi. Definisi ini mencakup pula pemasok dalam rantai customer.
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
Analisis proses bisnis internal perusahaan dilakukan dengan menggunakan analisis value-chain. Di sini, manajemen mengidentifikasi proses internal bisnis yang krisis yang harus diunggulkan perusahaan. Scorecard dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk dan atau jasa mereka sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Perspektif ini harus didesain dengan hati-hati oleh mereka yang paling mengetahui misi perusahaan yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh konsultan luar.
d. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi. Dalam organisasi pengetahuan karyawan adalah sumber daya utama.
Hasil dari pengukuran keempat perspektif sebelumnya biasanya akan menunjukkan kesenjangan yang besar antara kemampuan orang, sistem, dan prosedur yang ada saat ini dengan yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang diinginkan. Itulah mengapa, perusahaan harus melakukan investasi di keempat faktor tersebut untuk mendorong perusahaan menjadi sebuah organisasi pembelajar.
NAMA: KETUT SURINI
ReplyDeleteNIM : 12.01.1.1.959
Menurut Kaplan dan Norton (2000,p7),
Balanced Scorecard
merupakan sepe-rangkat pengukuran yang memberikan mana- jer tingkat atas sebuah pandangan umum na-mun lengkap termasuk di dalamnya penga-turan finansial yang mewakili hasil dan tin-dakan yang telah diambil, lalu melengkapipengukuran finansial tersebut dengan pengu-kuran-pengukuran operasional pada kepuasanpelanggan, proses internal serta aktivitas pe-ngembangan dan inovasi organisasi”.Menurut Yuwono, dkk (Yuwono,2003, p8),
Balanced Scorecard
adalah suatusistem manajemen, pengukuran dan pengen-dalian yang secara cepat, tepat dan kompre-hensif dapat memberikan pemahaman kepadamanajer tentang performance bisnis.Menurut Tunggal (2002, p1),
Balan-ced Scorecard
adalah kumpulan ukuran ki-nerja yang terintegrasi yang diturunkan daristrategi perusahaan yang mendukung strategiperusahaan secara keseluruhan.Dapat disimpulkan bahwa
Balanced Scorecard
adalah suatu sistem manajemenstrategi yang menjabarkan visi, misi danstrategi perusahaan ke dalam tujuan strategisdan tolak ukur kinerja untuk empat perspektif yang berbeda, yaitu perspektif financial, per-spektif pelanggan, perspektif proses bisnisinternal, serta perspektif pembelajaran danpertumbuhan.
Balanced Scorecard
menerjemahkanmisi dan strategi ke dalam berbagai tujuandan ukuran, yang tersusun ke dalam empataspek yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internalserta perspektif pembelajaran dan pertumbu-han.
Perspektif Keuangan
Secara tradisional, laporan keuanganmerupakan indikator yang merefleksikan aki-bat dan implementasi dan eksekusi strategidalam satu periode pengukuran kinerjakeuangan akan menunjukan dan perencana-an dan pelaksanaan strategi serta membe-rikan perbaikan yang mendasar bagi keun-tungan perusahaan. Perbaikan-perbaikan initercermin dalam sasaran-sasaran yang secarakhusus berhubungan dengan keuntunganyang terukur, pertumbuhan usaha dan nilaipemegang saham.Ukuran kinerja finansial Perspektif Proses Bisnis InternalUkuran proses bisnis internal terfokuskepada berbagai proses internal yang akanberdampak besar kepada kepuasan pelanggandan pencapaian tujuan finansial perusahaan.
Scorecard
dalam perspektif ini memungkin-kan perusahaan dalam mengetahui seberapabaik bisnis mereka berjalan. Perspektif iniharus dirancang dengan hati-hati oleh merekayang paling mengetahui misi perusahaanyang mungkin tidak dapat dilakukan oleh konsultan luar.
perspektif Pembelajaran danPertumbuhan.
Perspektif ini mengidentifikasikaninfrastruktur yang harus dibangun perusaha-an dalam menciptakan pertumbuhan dan pe-ningkatan kinerja jangka panjang. Prosespembelajaran dan pertumbuhan ini bersum-ber dari faktor sumber daya manusia, sistemdan prosedur organisasi.Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka suatu badan usaha harus melakukan investas idalam bentuk reskilling karyawan, yaitu: meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta menata ulang prosedur yang ada. Kita harus bisa melihat apa-apa saja hal yang akan berubah dalam kurun waktu tertentu sehingga perusahaan dapat memprediksi langkah-langkah apa saja yang harus diambil agar perusahaan bisa beradaptasi dengan baik .Serta dapat megembangkan bisnis , mempelajari hal-hal baru yang sesuai dengan perusahaan agar perusahaan dapat berkembang dan lebih maju lagi. Dengan selalu memperhatikan sumber dari unit bisnis yaitu Balanced Score Card yaitu rencana stategis perusahaan seperti dihasilkannya sasaran strategi yang komprehensif, koheren, terukur dan seimbang, maka peluang orientasi untuk hasil yang memuaskan dan membangun budaya perusahaan yang baik akan mampu dicapai dengan sebuah kesuksesan serta keunggulan di dalam persaingan.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteI Putu Ari Fridayana Nugraha ( 11.01.1.1.877 )
ReplyDeleteBalanced Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis atau operasional. Perusahaan yang inovatif menggunakan Balanced Scorecard sebagai sistem manajemen strategis, untuk mengelola strategi jangka panjang dan menghasilkan proses manajemen
PT ABC yang bergerak di bidang usaha migas tersebut ingin menyeimbangkan orientasi hasil dan orientasi proses. Trend watching melalui analisa swot berbasis balanced scorecard dalam tabel tersebut di atas saling berkaitan satu sama lainnya. Dalam menerapkan BSC (Balanced Score Card), sebelumnya harus tahu dulu apa s BSC ?
ReplyDeletePengertian BSC
Menurut Kaplan dan Norton (1996), Balanced Scorecard merupakan alat pengukur kinerja eksekutif yang memerlukan ukuran komprehensif dengan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Perspektif Balanced Scorecard
A. Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan tetap digunakan dalam Balance Scorecard, karena ukuran keuangan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi perusahaan memberikan perbaikan atau tidak bagi peningkatan keuntungan perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu: growth, sustain, dan harvest (Kaplan dan Norton, 2001). Tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan pengukurannya pun berbeda pula.
1. Growth (berkembang) adalah tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan yang baik.
2. Sustain (bertahan) adalah tahapan kedua di mana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya, jika mungkin.
3. Harvest (panen) adalah tahapan ketiga di mana perusahaan benar-benar memanen/menuai hasil investasi di tahap-tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas.
LANJUTAN --->
ReplyDeleteB. Perspektif Pelanggan
Filosofi manajemen terkini telah menunjukkan peningkatan pengakuan atas pentingnya konsumen focus dan konsumen satisfaction.
Oleh Kaplan dan Norton (2001) perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok pengukuran, yaitu: customer core measurement dan customer value prepositions. Customer Core Measurement memiliki beberapa komponen pengukuran, yaitu:
1. Market Share (pangsa pasar); Pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi: jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.
2. Customer Retention (retensi pelanggan); Mengukur tingkat di mana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen.
3. Customer Acquisition (akuisisi pelanggan); mengukur tingkat di mana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru.
4. Customer Satisfaction (kepuasan pelanggan); Menaksir tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kriteria kinerja spesifik dalam value proposition.
5. Customer Profitability (profitabilitas pelanggan); mengukur keuntungan yang diperoleh perusahaan dari penjualan produk/jasa kepada konsumen.
Sedangkan Customer Value Proposition merupakan pemicu kinerja yang terdapat pada core value proposition yang didasarkan pada atribut sebagai berikut:
1. Product/service attributes
Meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga, dan kualitas. Pelanggan memiliki preferensi yang berbeda-beda atas produk yang ditawarkan.
2. Konsumen relationship
Menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian produk yang ditawarkan perusahaan. Perasaan konsumen ini sangat dipengaruhi oleh responsivitas dan komitmen perusahaan terhadap pelanggan berkaitan dengan masalah waktu penyampaian.
3. Image and reputasi
Menggambarkan faktor-faktor intangible yang menarik seorang konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangun image dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan dan menjaga kualitas seperti yang dijanjikan.
C. Perspektif Proses Bisnis Internal
Analisis proses bisnis internal perusahaan dilakukan dengan menggunakan analisis value-chain. Disini manajemen mengidentifikasi proses internal bisnis yang kritis yang harus diunggulkan perusahaan.. Perspektif ini harus didesain dengan hati-hati oleh mereka yang paling mengetahui misi perusahaan yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh konsultan luar.
Kaplan dan Norton (1996) membagi proses bisnis internal ke dalam tiga tahapan, yaitu:
1. Proses inovasi
2. Proses Operasi
3. Proses Pelayanan Purna Jual
D. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Proses ini mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kinerja jangka panjang. Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi.
Dalam perspektif ini, ada factor-faktor penting yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Kapabilitas pekerja
Dalam hal ini manajemen dituntut untuk memperbaiki pemikiran pegawai terhadap organisasi, yaitu bagaimana para pegawai menyumbangkan segenap kemampuannya untuk organisasi.
2. Kapabilitas system informasi
Bagaimanapun juga, meski motivasi dan keahlian pegawai telah mendukung pencapaian tujuan-tujuan perusahaan, masih diperlukan informasi-informasi yang terbaik.
3. Motivasi, kekuasaan dan keselarasan
Perspektif ini penting untuk menjamin adanya proses yang berkesinambungan terhadap upaya pemberian motivasi dan inisiatif yang sebesar-besarnya bagi pegawai.
Dari keempat perspektif tersebut terdapat hubungan sebab akibat yang merupakan penjabaran tujuan dan pengukuran dari masing-masing perspektif. Hubungan berbagai sasaran strategic yang dihasilkan dalam perencanaan strategic dengan kerangka Balanced Scorecard menjanjikan peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kinerja keuangan. Kemampuan ini sangat diperlukan oleh perusahaan yang memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif.
Kadek Widiarini ( Manajemen Eksekutif ) / 12.01.1.1.1009
Nama : Putu Aristya Purnama Astri
ReplyDeleteNim :12. 01.1.1.978
Semester 3A
Dalam menghadapi persaingan bisnis , perusahaan memerlukan suatu system yang tepat guna mengukur dan mengendalikan seluluh proses dalam perusahaan untuk bisa mengetahui sebab kegagalan/keberhasilan dan perusahaan itu sendiri atau yang sering disebut dengan istilah BSC ( Balanced Scorecard). BSC sebagai suatu system secara komperhensif dapat memberikan pemahaman terkait performa bisnis dan mencangkup 4 perspektif yaitu :
1. Perspektif Keuangan
BSC memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih dan ROI, karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi.
2. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit opetasi dalam upaya mencapai target finansialnya.
3. PerspektifProses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang saham melalui flnancial retums.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif sebelumnya, dan untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang.Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada peralatan untuk menghasilkan produk/jasa, tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur.
PT ABC sebagai perusahaan yang bergerak dibidang migas ,untuk menjaga eksistensinya perlu melakukan analisis Balanced Scorecard untuk mengetahui apa saja peluang yang dimiliki perusahaan ,apa saja ancaman yang akan dihadapi serta kekuatan dan kelemahan dari perusahaan itu sendiri.
Dengan mengetahui hal –hal tersebut, perusahaan akan lebih bisa menyusun perencanaan yang lebih matang dan mengambil kebijakan yang tepat guna tercapainya keberhasilan perusahaan.Selain pintar-pintar memanfaatkan peluang yang ada , PT ABC juga harus cermat tentang bagaimana ancaman yang dihadapi bisa menjadi acuan tersendiri untuk meraih kesuksesan .
Migas saat ini merupakan kebutuhan yang sangat mutlak bagi masyarakat.Ancaman-ancaman seperti inflasi yang sudah kerap kali dialami serta kenaikan harga migas yang pada akhirnya juga akan berimbas terhadap kenaikan harga barang barang lainnya.Fluktuasi harga barang barang tentunya akan mengganggu perekonomian global. Untuk menghadapi ancaman ini , diperlukan pengaturan keuangan perusahaan yang tepat serta efektif dan efisien .Pengelolaan cashflow yang tepat dan terkontrol akan memberikan peluang perkembangan perekonomian yang sehat dan lebih baik nantinya.
lanjutan.....
ReplyDeleteDisamping pengelolaan keuangan ,pelanggan juga hal yang yang penting untuk diperhatikan .Karena sebuah perusahaan tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya pelanggan . PT ABC dituntut untuk memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin agar pelanggan merasa puas dan tidak berpaling ke kompetitor.Perhatian terhadap support base harus lebih ditingkatkan .Jangan sampai terjadi kekosongan stok migas yang nantinya akan menimbulkan kekecewaan bagi pelanggan. Pelanggan yang telah merasa puas terhadap pelayanan yang kita berikan, otomatis akan datang kembali bahkan tidak jarang mengajak saudara atau teman nya untuk membeli migas di perusahaan kita. Sehingga berpeluang terhadap bertambahnya pelanggan baru.
Hal ketiga yaitu menjaga proses internal perusahaan agar terlaksana dengan baik.Ketidak konsistenan terhadap prosedur akan membawa efek negatif bagi perusahaan .Oleh sebab itu,perusahaan harus selalu berupaya untuk memperbaiki dan menjaga keefektifitan, keefisienan dan prosuktivitas proses operasi dengan mengoptimalkan tekhnologi terbaik yang kita miliki sehingga akan lebih baik dalam proses pekerjaan , pelayanan serta porses produksi untuk memajukan perusahaan.
Hal terakhir adalah proses pembelajaran dan pertumbuhan .Suatu perusahaan tidak akan pernah lepas dari proses pembelajaran dan pertumbuhan.Agar bisa tetap eksis,perusahaan harus lebih cermat dalam menseleksi calon calon karyawan muda yang terampil yang nantinya akan memperkuat produktivitas perusahaan dibandingkan dengan mempertahankan karyawan lama yang tua dan kurang terampil. Karyawan karyawan muda dan terampil ini nantinya akan menambah kualitas SDM yang kita miliki menjadi lebih bermutu untuk membantu kinerja perusahaan.Namun dalam persaingan bisnis , kerap kali para competitor berusaha membajak karyawan terampil yang kita miliki.Oleh sebab itu Manajemen yang berpengalaman sudah seharusnya selalu memperhatikan kesejahteraan dari karyawannya sehingga lebih memotivasi kinerja mereka menjadi lebih baik dan tidak akan berpaling ke perusahaan lain.
Bila setiap unit bisnis yaitu Balanced Scorecard selalu diperhatikan oleh perusahaan, maka rencana strategis perusahaan seperti dihasilkannya sasaran strategi yang komperhensif ,koheren ,terukur dan seimbang ,maka peluang orientasi untuk hasil yang memuaskan dan membangun budaya perusahaan yang baik akan mampu dicapai ,serta unggul dalam persaingan .
Nim: 12.01.1.1.990
ReplyDeleteIIIB/ Reguler Sore
Balanced Scorecard adalah sebuah perencanaan strategis dan sistem manajemen yang digunakan secara ekstensif dalam bisnis dan industri, pemerintah, dan organisasi nirlaba di seluruh dunia untuk kegiatan usaha untuk menyelaraskan visi dan strategi organisasi, meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, dan memantau kinerja organisasi terhadap strategis tujuan. Itu berasal oleh Drs. Robert Kaplan (Harvard Business School) dan David Norton sebagai kerangka pengukuran kinerja yang strategis menambahkan non-ukuran kinerja keuangan tradisional metrik keuangan untuk memberikan para manajer dan eksekutif yang lebih 'seimbang' pandangan kinerja organisasi. Sementara frase balanced scorecard diciptakan pada awal tahun 1990-an, akar dari jenis ini pendekatan yang mendalam, dan termasuk karya perintis General Electric pada pengukuran kinerja pelaporan di tahun 1950-an dan pekerjaan proses Perancis insinyur (yang menciptakan Tableau de Bord - secara harfiah, sebuah "dashboard" ukuran kinerja) di bagian awal abad ke-20.
Balanced Scorecard telah berevolusi dari awal digunakan sebagai kerangka pengukuran kinerja yang sederhana untuk penuh perencanaan strategis dan sistem manajemen. Yang "baru" scorecard seimbang mentransformasikan organisasi rencana strategis dari menarik tetapi pasif dokumen ke dalam "berbaris perintah" untuk organisasi sehari-hari. Menyediakan kerangka kerja yang tidak hanya menyediakan pengukuran kinerja, tetapi membantu perencana mengidentifikasi apa yang harus dilakukan dan diukur. Ini memungkinkan para eksekutif untuk benar-benar melaksanakan strategi mereka.
Pendekatan baru ini manajemen strategis pertama kali rinci dalam serangkaian artikel dan buku oleh Drs. Kaplan dan Norton. Mengenali beberapa kelemahan dan ketidak jelasan dari pendekatan manajemen sebelumnya, pendekatan scorecard yang seimbang memberikan resep yang jelas mengenai apa yang harus perusahaan untuk mengukur 'keseimbangan' perspektif keuangan. Seimbang Scorecard adalah sebuah sistem manajemen (bukan hanya suatu sistem pengukuran) yang memungkinkan organisasi untuk menjelaskan visi dan strategi mereka dan menerjemahkannya ke dalam tindakan. Menyediakan umpan balik di sekitar kedua proses bisnis internal dan eksternal hasil dalam rangka untuk terus meningkatkan kinerja dan hasil strategis. Ketika sepenuhnya dikerahkan, Balanced Scorecard mentransformasikan perencanaan strategis dari latihan akademis ke pusat saraf suatu perusahaan.
PT. ABC adalah perusahaan yang bergerak dibidang migas yang beroperasi di Buleleng. ABC mencoba menyeimbangkan orientasi hasil dan orientasi proses, mencoba membangun system pengukuran kinerja serta membangun juga budaya perusahaan yang mantap dan dapat dianut oleh seluruh stakeholders? PT ABC harus lebih jeli dan cermat dalam melihat atau mengamati perkembangan kenaikan harga bahan baku dan harga pangan sehingga perusahaan ini dapat memperbanyak stok pembelinya, dan di dukung dengan adanya pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat sehingga berdampak pula pada kemajuan perusahaan, sehingga tidak terjadinya cashflow yang kurang terkelola , dimana PT ABC harus mampu mengatasi persaingan , mampu mempertahankan pelanggan- pelanggan lama dan menambah pelanggan-pelanggan baru demi kesuksesan perusahaan, PT ABC mampu meningkatkan kualitas pelayanan dan produksi , kepuasan pelanggan bukan hanya dilihat dari segi pelayanan tetapi dilihat juga dari segi barang, pelayanan yang kurang baik perlu di perbaiki dan di tingkatkan semaksimal mungkin, dan sebaliknya juga jangan hanya berfokus di kualitas barang saja, karena pelayanan yang baik mampu meningkatkan keuntungan perusahaan. Kaplan dan Norton menggambarkan inovasi yang seimbang scorecard sebagai berikut:
"The Balanced Scorecard tetap mempertahankan ukuran keuangan tradisional.
LANJUTANNYA
DeletePerspektif Balanced Scorecard menunjukkan bahwa kita melihat organisasi dari empat perspektif dan untuk mengembangkan metrik, mengumpulkan data dan menganalisis itu relatif terhadap masing-masing perspektif ini:
Perspektif Keuangan
tidak mengabaikan kebutuhan tradisional data keuangan. Pendanaan yang tepat waktu dan akurat data yang akan selalu menjadi prioritas, dan manajer akan melakukan apa saja yang diperlukan untuk menyediakannya. Bahkan, sering ada lebih dari cukup penanganan dan pengolahan data keuangan. Dengan pelaksanaan database perusahaan, diharapkan bahwa lebih dari proses tersebut dapat terpusat dan otomatis. Tetapi intinya adalah bahwa penekanan pada keuangan saat ini mengarah pada "tidak seimbang" situasi yang berkaitan dengan perspektif lain. Ada mungkin perlu menyertakan tambahan data yang terkait dengan keuangan, seperti penilaian risiko dan biaya-manfaat data, dalam kategori ini.
Strategi Pemetaan .
Perspektif Pelanggan
Filosofi manajemen baru-baru ini telah menunjukkan peningkatan realisasi pentingnya fokus pelanggan dan kepuasan pelanggan dalam setiap bisnis. Ini adalah indikator utama: jika pelanggan tidak puas, mereka akhirnya akan menemukan pemasok lain yang akan memenuhi kebutuhan mereka. Kinerja yang buruk dari perspektif ini dengan demikian merupakan indikator utama penurunan masa depan, meskipun gambar keuangan saat ini mungkin terlihat baik.
Dalam mengembangkan metrik untuk kepuasan, pelanggan harus dianalisis dalam hal jenis pelanggan dan jenis-jenis proses yang kami menyediakan produk atau layanan kepada orang-orang kelompok pelanggan.
Perspektif Proses Bisnis
Perspektif ini mengacu pada proses bisnis internal. Metrik didasarkan pada perspektif ini memungkinkan para manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan, dan apakah produk dan jasa sesuai dengan persyaratan pelanggan (misi). Metrik ini harus hati-hati dirancang oleh mereka yang tahu proses ini.
Pembelajaran dan pertumbuhan
Perspektif ini meliputi pelatihan karyawan dan sikap budaya perusahaan yang berkaitan dengan individu dan korporasi baik perbaikan diri. Dalam pengetahuan-organisasi pekerja, orang-orang - satu-satunya repositori pengetahuan - adalah sumber daya utama. Dalam iklim saat ini perubahan teknologi yang cepat, hal ini menjadi penting bagi pekerja pengetahuan berada dalam mode belajar yang berkesinambungan. Metrik dapat ditempatkan untuk membimbing manajer dalam dana pelatihan yang berfokus di mana mereka dapat membantu yang paling. Dalam setiap kasus, pembelajaran dan pertumbuhan merupakan dasar penting bagi keberhasilan setiap organisasi pekerja pengetahuan.dengan misi-misi unik kita ini bukanlah sesuatu yang dapat dikembangkan oleh konsultan luar.
NAMA : LUH GAMIARSI
ReplyDeleteKELAS : 3 A REG SORE
NIM : 12.01.1.1.968
Pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang sangat penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan dan perencanaan tujuan di masa mendatang. Berbagai informasi dihimpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan dipertanggungjawabkan. Hal ini dilakukan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pada seluruh proses bisnis perusahaan. kinerja perusahaan bisa didapatkan dari dua sumber, yakni informasi finansial dan informasi nonfinansial. Informasi finansial didapatkan dari penyusunan anggaran untuk mengendalikan biaya. Sedangkan informasi nonfinansial merupakan faktor kunci untuk menetapkan strategi yang dipilih guna melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan.Kedua informasi di atas dapat dianalisis menggunakan beberapa model pengukuran kinerja perusahaan, salah satunya dengan menggunakan metode balanced scorecard. Balanced scorecard adalah untuk merupakan suatu sistem manajemen pengukuran dan pegendalian yang secara komprehensif yang dapat memberikan pemahaman terkait performance bisnis. Tujuan finansial berhubungan dengan profitabilitas, yang diukur misal oleh laba operasi, BSC memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih,karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi.Balanced Scorecard adalah suatu metode pengukuran kinerja yang di dalamnya ada keseimbangan antara keuangan dan non-keuangan untuk mengarahkan kinerja perusahaan terhadap keberhasilan. BSC dapat menjelaskan lebih lanjut tentang pencapaian visi yang berperan di dalam mewujudkan pertambahan kekayaan tersebut yaitu seperti Peningkatan customer yang puas sehingga meningkatkan laba,Peningkatan produktivitas dan komitmen karyawan sehingga meningkatkan laba,Peningkatan kemampuan perasahaan untuk menghasilkan financial returns dengan mengurangi modal yang digunakan atau melakukan investasi daiam proyek yang menghasilkan return yang tinggi.Di dalam Balanced Scorecard, pengukuran finansial mempunyai dua peranan penting, di mana yang pertama adalah semua perspektif tergantung pada pengukuran finansial yang menunjukkan implementasi dari strategi yang sudah direncanakan dan yang kedua adalah akan memberi dorongan kepada 3 perspektif yang lainnya tentang target yang harus dicapai dalam mencapai tujuan organisasi. Seperti perusahaan PT ABC yang dimana merupakan perusahaan yang berkembang di bidang minyak dan gas yang juga menggunakan BSC. Dengan Perkembangan ekonomi yang bagus perusahaan ini mengatur keuangannya agar keuangan dari perusahaan sehat,Namun ancaman suatu perusahaan yaitu Inflasi, kenaikan harga pangan, listrik dan fluktuasi harga minyak .perusahaan kadang mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan dan harga suatu barang mengalami kenaikan,yang disebabkan oleh cashflow yang kurang dikelola.Seiring dengan terus melonjaknya kebutuhan minyak bumi di dalam negeri dalam satu dasawarsa terakhir ini, menyebabkan ketergantungan terhadap impor semakin besar 2.Perspektif Pelanggan, Dalam perspektif pelanggan, perusahaan PT ABC perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit opetasi dalam upaya mencapai target finansialnya. Selanjutnya apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru/jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan mereka.Suatu produk atau jasa dikatakan mempunyai nilai bagi konsumennya jika manfaat yang diterimanya relatif lebih tinggi daripada pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen tersebut untuk mendapatkan produk atau jasa itu.
NAMA :LUH GAMIARSI KELAS: 3A REG. SORE NIM: 12.01.1.1.968 lanjutan.....
ReplyDeleteSuatu produk atau jasa semakin bernilai apabila manfaatnya mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan oleh konsumen.Produk dikatakan bernilai apabila manfaat yang diterima produk lebih tinggi daripada biaya perolehan.Perusahaan terbatas untuk memuaskan potential customer sehingga perlu melakukan segmentasi pasar untuk melayani dengan cara terbaik berdasarkan kemampuan dan sumber daya yang ada. Ada 2 kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan, yaitu:1. Kelompok pengukuran inti icore measurement group.
Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengukur bagaimana perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan dalam mencapai kepuasan, mempertahankan, memperoleh, dan merebut pangsa pasar yang telah ditargetkan. Dalam kelompok pengukuran inti,mengenal lima tolak ukur, yaitu: pangsa pasar, akuisisi pelanggan, retensi pelanggan, kepuasan pelanggan, dan profitabilitas pelanggan. 2. Kelompok pengukuran nilai pelanggan {customer value proposition).Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mengukur nilai pasar yang mereka kuasai dan pasar yang potensial yang mungkin bisa mereka masuki. Kelompok pengukuran ini juga dapat menggambarkan pemacu kinerja yang menyangkut apa yang harus disajikan perusahaan untuk mencapai tingkat kepuasan, loyalitas, retensi, dan akuisisi pelanggan yang tinggi. Value proposition menggambarkan atribut yang disajikan perusahaan dalam produk/jasa yang dijual untuk menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan.Kelompok pengukuran nilai pelanggan terdiri dari:-Atribut produk/jasa, yang meliputi: fungsi, harga, dan kualitas produk.-Hubungan dengan pelanggan, yang meliputi: distribusi produk kepada pelanggan, termasuk respon dari perusahaan, waktu pengiriman, serta bagaimana perasaan pelanggan setelah membeli produk/jasa dari perusahaan yang bersangkutan.-Citra dan reputasi, yang menggambarkan faktor intangible bagi perusahaan untuk menarik pelanggan untuk berhubungan dengan perusahaan, atau membeli produk.
3.Perspektif Proses Bisnis Internal Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang saham melalui flnancial retums.Tiap-tiap perasahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi pelanggannya,oleh karena itu perusahaan migas PT ABC mengupayakan perbaikan proses pelayanan dan produksi. 4. Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif sebelumnya, dan untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang.Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada peralatan untuk menghasilkan produk/jasa, tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur. Tolak ukur kinerja keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan yang besar antara kemampuan yang ada dari manusia, sistem, dan prosedur. Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka suatu badan usaha harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling karyawan, munculnya karyawan muda dan terampil, Masih adanya karyawan tua dan kurang terampil yaitu: meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta menata ulang prosedur yang ada.Keempat perspektif yang terintegrasi dalam BSC tersebut menunjukkan kerangka yang dapat menghasilkan sasaran-sasaran strategis yang komprehensif dan untuk memotivasi manajer dalam mewujudkan target kenerja perusahaan.
LUH GAMIARSI 12.01.1.1.968 3A REG SORE LANJUTAN...
ReplyDeleteKeunggulan pendekatan BSC dalam sistem perencanaan strategis adalah mampu menghasilkan rencana strategis yang memiliki karakteristik sebagai berikut :a.Komprehensif. BSC memberikan masukan secara komprehensif dalam perencanaan strategi, tidak hanya fokus perspektif keuangan tetapi juga mencakup perpektif yang Lain : pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran/pertumbuhan.b.Koheren. Manajemen dituntut mampu membangun hubungan sebab akibat dari berbagai perspektif.c.Seimbang. Sasaran strategi dirumuskan seimbang dari keempat perspektif dengan tujuan untuk pencapaian sasaran jangka panjang.d.Terukur. Sasaran strategi disusun secara terukur sehingga mudah mengevaluasinya.Alternatif-alternatif Strategi yang dapat dipilih perusahaan adalah: melakukan ekspansi perusahaan, meningkatkan kualitas produk, memperbaiki rantai pasokan, meningkatkan kualitas SDM dan meningkatkan promosi perusahaan.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletePart 1
ReplyDeleteNama : KETUT ERNI
NIM : 12.01.1.1.974
Kelas Regular Sore 3A
Tanggapan Study Kasus PT. ABC
PERFORMANCE MANAGEMENT SYSTEM DI PT ABC
PT. ABC menerapkan Performance Management system dengan pola 2 kaki yaitu management by Objective dengan mengimplementasikan Balanced Scorecard dan Management by values melalui competency model. ABC mencoba menyeimbangkan orientasi hasil dan orientasi proses, mencoba membangun system pengukuran kinerja serta membangun juga budaya perusahaan yang mantap dan dapat dianut oleh seluruh stakeholders. Lebih jauh lagi dalam implementasinya,ABC juga focus dalam menciptakan tenaga kerja yang professional dengan menggunakan system pengukuran balanced scorecard. Melalui balanced scorecard setiap departemen harus terlibat dalam menunjang rencana strategis perusahaan. Dalam tataran operasionalnya keseluruhan sasaran strategis akan diturunkan kedalam sasaran strategis departemen (cascading) dan masing-masing diberikan Key Performance Indicator untuk mengukurnya.
TREND WATCHING MELALUI ANALISA SWOT BERBASIS BALANCED SCORECARD
Mengawali proses Balanced Scorecard ABC melakukan analisa SWOT dengan berbasis balanced scorecard sehingga didapat sebagai berikut : Ancaman, Peluang, Kekuatan, dan Kelemahan.
Keuangan Inflasi, kenaikan harga pangan, listrik dan fluktuasi harga minyak, Perkembangan ekonomi yang bagus, Keuangan yang sehat Cashflow yang kurang terkelola Pelanggan Kompetitor baru Munculnya Terjaganya prosedur melalui sistem Balanced ScorecardKtidak konsistenan dalam menjalankan prosedur Pembelajaran dan pertumbuhan Pembajakan karyawan Munculnya karyawan muda dan terampil Manajemen yang berpengalaman Masih adanya karyawan tua dan kurang terampil Terdapat kondisi yang mendukung dilakukannya perancangan dan penerapan BSC sebagai suatu sistem manajemen strategis yang sekaligus digunakan sebagai instrumen pengukuran kinerja di PT. ABC
Kondisi Pertama, yang mendukung penerapan BSC adalah PT. ABC telah memiliki visi dan misi yang jelas dan mudah dipahami serta dituangkan dalam konsep-konsep strategis yang gamblang. Hal ini relatif memudahkan identifikasi sasaran strategis perusahaan dan perancangan model BSC yang sesuai dengan arah strategi perusahaan. Keberhasilan identifikasi strategi perusahaan beserta sasaran-sasarannya akan memudahkan pemilihan berbagai tolok ukur kinerja bisnis yang sesuai untuk PT. ABC.
Kondisi Kedua, struktur organisasi PT. ABC yang didominasi oleh keleompok-kelompok fungsional ( Urusan-urusan dan grup-grup) relatif berhasil mengurangi herarkisme organisasi. Hal ini memungkinkan terjadinya komunikasi yang efektif diantara seluruh individu dalam organisasai.
Kondisi Ketiga, kondisi persaingan yang semakin meningkat, mendorong PT ABC untuk senantiasa merumuskan dan mengevaluasi secara terus menerus strategi usahanya untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan.
Kondisi Keempat, komposisi sumber daya manusia di PT. ABC yang sebagian besar berusia relatif muda ( 49% pegawai berusaha dibawah 30 tahun, 45% berusia antara 31-40 tahun, dan sisanya diatas 40 tahun ) yang sebagian besar berpendidikan sarjana memungkinkan adanya dinamika dan progresivitas proses manajerial.. Dengan kondisi-kondisi seperti tersebut diatas maka PT. ABC sangat tepat untuk segera menerapkan sistem strategis manajemen berbasis BSC yang dapat digunakan sebagai suatu sistem pengukuran kinerja yang komprehensif dalam melihat kinerja perusahaan dari berbagai sudut pandang yang sangat seimbang.
Part 2
Delete PROSES DESIGN BALANCED SCORECARD
Dalam tahap awal perancangan BSC haruslah dibentuk tim kerja yang dipimpin oleh Pimpinan dengan anggota dari berbagai bagian dalam perusahaan, sehingga seluruh bagian dalam perusahaan terwakili. Tim kerja ini akan didampingi dan bekerja sama dengan Tim dari luar perusahaan yang mengerti dan memahami konsep ini secara baik dan benar. Dalam contoh ini Tim kerja dari dalam perusahaan tidak dibentuk, oleh karenanya rancangan ini nantinya diharapkan dapat menjadi model dasar BSC yang dapat diimplementasikan di PT. ABC atau sebagai contoh bagi perusahaan lain.Proses selanjutnya dari perancangan BSC ini adalah mengevaluasi visi, misi dan strategis yang ada. Apakah masih akan dipertahankan atau dilakukan perubahan sesuai dengan hasil analisis terhadap visi dan misi perusahaan termasuk analisis terhadap strategis yang digunakan. Hal ini akan lebih baik jika didukung oleh suatu penelitian mengenai tren industri oil support base.
PENENTUAN STRATEGI
Tahapan selanjutnya adalah penentuan strategi yang akan digunakan oleh PT. ABC dalam menjalankan usahanya. Model ini menunjukan dua variabel untuk menentukan strategi perusahaan, yaitu daya tarik industri ( industry attractiveness ) dan kekuatan bisnis perusahaan ( business strength ) dalam penguasaan pangsa pasar yang ada.
PEMILIHAN PERSPEKTIF DAN PENENTUAN SASARAN STRATEGIS
Penentuan persepektif yang akan digunakan untuk menjabarkan strategi ke dalam istilah-istilah operasional ( translating strategy into operational terms ) dilakukan dengan memperhatikan keseimbangan antara aspek keuangan dan non keuangan, aspek masa lalu dan aspek masa depan, serta aspek eksternal dan aspek internal. Untuk itu empat perspektif yang ditawarkan Kaplan dan
Untuk mempermudah proses cascading strategi maka dibuatlah peta strategy (strategic mapnya),
Perspektif Keuangan PT. ABC
Dengan strategi pertumbuhan pendapatan tersebut, maka tolok ukur keuangan yang sebaiknya dijadikan sebagai tolok ukur kinerja bisnis yang utama adalah tolok ukur keuangan. Tolok ukur ini dapat digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran strategis PT. ABC dalam hal pendapatannya, yaitu :
a. Return on Assets ( ROA ) Yaitu persentase laba kotor yang dicapai perusahaan dibandingkan dengan total aktiva perusahaan. Kenaikan atau penurunan ROA dari satu periode akuntansi berikutnya dapat dijadikan ukuran pertumbuhan pendapatan perusahaan. Jika tolok ukur ini dirata-ratakan untuk beberapa periode, akan menghasilkan tingkat pertumbuhan pendapatan rata-rata ( average growth rate b. Net Margin ( Laba setelah Pajak ). Pertumbuhan atau penurunan laba dari period eke periode juga dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan pertumbuhan pendapatan perusahaan. Jika tolok ukur ini dirata-ratakan untuk beberapa periode, akan menghasilkan tingkat pertumbuhan pendapatan rata-rata ( average growth rate ).
b. Revenue mix ( bauran pendapatan ) Yaitu melihat pendapatan dari berbagai sumber darimana pendapatan tersebut diperoleh, seperti bernagai macam produk atau nasabah (segmen ). Ukuran ini untuk mengukur kinerja atau profitabilitas berbagai macam produk yang ada dan setiap segmen nasabah.
Part 3
Delete Perspektif Client PT. ABC
Sasaran stratedi dalam perspektif nasabah meliputi :
1. Miningkatkan mutu pelayanan kepada client, dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan client dan juga mempertahankan client.
2. Meningkatkan jumlah workshop untuk disewakan. Dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah client dan pangsa pasar.
3. Kedua sasaran strategis tersebut diatas sejalan dengan strategi pertumbuhan perusahaan dan sasaran strategis berupa meningkatkan pendapatan pada perspektif keuangan. Dengan demikian, tolok ukur yang tepat untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis dalam perspektif nasabah adalah :
a. Tingkat Kepuasan client ( client satisfaction ), Tolok ukur ini dapat diketahui melalui survey kepada client secara periodic. Salah satu metode survey yang dapat digunakan adalah dengan metode servqual. Metode ini merupakan cara untuk mengetahui seberapa besar kesenjangan ( gap ) antara harapan ( expectation ) client dan persepsi client terhadap pelayanan yang diberikan PT. ABC. Masing-masing item pernyataan dari harapan dan persepsi nasabah diberikan nilai ( score ) untuk dapat melihat selisih ( gap ) antara harapan pelanggan dan persepsinya.
b. Penguasaan Pasar ( marker share ) Tolok ukur ini merupakan tolok ukur yang penting karena terkait erat dengan visi PT. ABC Pangsa pasar dihitung dari besarnya pasar atau jumlah nasabah yang berhasil dikuasai PT. ABC dibandingkan dengan total pasar atau jumlah nasabah potensial dalam bisnis oil support di indonesia. Secara singkat peningkatan penguasaan pangsa pasar ini disebabkan oleh dua hal yaitu kemampuan perusahaan untuk mempertahankan client lama dan memperoleh client baru.
c. Kemampuan untuk mempertahankan client lama atau retensi client (client retention). Tolok ukur ini dapat dihitung dari perbandingan antara jumlah pelanggan yang tetap setia dengan ABC untuk suatu periode sebelumnya. Hasilnya dibandingkan dengan standar atau criteria yang telah ditentukan, untuk menilai apakah PT ABC dapat mempertahankan clientnya dengan baik atau tidak.
d. Kemampuan memperoleh client baru atau akuisisi client ( client acquisition ) Tolok ukur ini dapat dilihat dari besarnya jumlah client baru yang berhasil diperoleh PT. ABC dibandingkan dengan estimasi jumlah pelanggan potensial atau dibandingkan dengan estimasi kemampuan pesaing. Hasilnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan sbelumnya.
Part 4
Delete Perspektif Proses Bisnis Internal PT. ABC
Perspektif ini memiliki dua sasaran strategis yaitu:
1. Mengembangkan jasa-jasa baru yang dapat diandalkan, dan
2. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan kerja sama dengan pihak ketiga
Sasaran strategis pertama ; berupa pengembangan jasa-jasa baru yang dapat diandalkan untuk mengantisipasi kebutuhan client akan layanan jasa migas sehingga client lama dapat dipertahankan dan client baru dapat diperoleh yang pada akhirnya akan memperbesar pengusaan pangsa pasar, PT. ABC dan meningkatkan nilai bauran pendapatan. Tolok ukur yang tepat untuk mengukur keberhasilan pencapaian strategis ini adalah :
a. Pendapatan layanan Baru, Tolok ukur ini berguna untuk mengukur tingkat keberhasilan layanan-layanan baru dalam meraih pendapatan selama periode tertentu. Misalnya, dengan menghitung pendapatan yang berasal dari setiap layanan baru ( revenue of new product ) untuk suatu periode tertentu dibandingkan dengan total pendapatan PT. ABC dalam periode tersebut. Disamping itu, keadaan layanan baru dapat pula diukur dari kontribusinya dalam meraih client atau jumlah client lama yang menggunakan atau beralih ke layanan baru tersebut. Misalnya dengan cara menghitung persentase jumlah client untuk suatu produk baru dibandingkan total jumlah client PT.ABC secara keseluruhan. Makin besar kontribusi yang diberikan suatu produk baru, makin menandakan keandalan produk tersebut untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.
b. Siklius Pelayanan, Tolok ukur ini berguna sebagai dasar untuk menilai responsitivitas dalam mengantisipasi kebutuhan nasabah dan tingkat inovasi PT.ABC. Semakin cepat siklus pelayanan dihasilkan dapat berarti bahwa perusahaan semakin responsif dan pegawai semakin tinggi tingkat keahliannya.
Sasaran Strategis Kedua ; adalah peningkatan penggunaan teknologi informasi. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada para client dan untuk memperlancar bergulirnya proses diseluruh bagian perusahaan. Tolok Ukur yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis ini adalah :
a. Tingkat Kesalahan Layanan ( service error rate ), Tolok ukur ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa sering pegawai melakukan kesalahan dalam memberikan layanan kepada client termasuk tingkat kesalahan pekerjaan lain yang menjadi tugasnya. untuk melihat kebenaran dari tingkat kesalahan layanan ini bisa dilakukan dengan melakukan audit kualitas layanan ( service quality audit ). Semakin rendah tingkat kesalahan layanan maka tingkat kepuasan client akan semakin tinggi.
b. Waktu Pelayanan (Service time ), Tolok ukur ini digunakan untuk mengukur kecepatan pelayanan yang dilakukan.
Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan
Perspektif ini mengacu pada profesionalisme pegawai, dalam hal ini bisa diukur dengan:
a. Training Index, yaitu jumlah training yang dilakukan oleh perusahaan kepada karyawan
b. Turnover karyawan, yaitu berapa banyak orang yang keluar masuk secara cepat dalam periode tersebut.
NAMA: GUSTI AYU PT SHERLY P.S
ReplyDeleteNIM: 12.01.1.1.1.982
SEMESTER: 3A
REGULER SORE
Pada saat ini terdapat berbagai alat ukur atau metode kinerja yang kadang berbeda dari satu industri dengan industri yang lain, tetapi sulit untuk mengatakan bahwa alat ukur tersebut benar-benar merupakan alat ukur yang dapat menilai keberhasilan perusahaan yang sebenarnya. Bertolak dari sini muncul suatu konsep baru yaitu Balanced Scorecard sebagai suatu sistem manajemen, pengukuran kinerja, dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manager tentang performance bisnis.
Di dalam sistem manajemen strategik (strategic management system), ada 2 tahapan penting, yaitu tahapan perencanaan dan implementasi. Posisi balanced scorecard awalnya berada pada tahap implementasi. Fungsi balanced scorecard di sini hanya sebagai alat ukur kinerja secara komprehensif kepada para eksekutif dan memberikan feedback tentang kinerja manajemen. Dampak dari keberhasilan penerapan balanced scorecard memicu para eksekutif untuk menggunakan balanced scorecard pada tahapan perencanaan strategik. Mulai saat itu, balanced scorecard tidak lagi digunakan sebagai alat pengukur kinerja namun berkembang menjadi strategik management sistem. Strategi korporasi diturunkan dan Visi dan Misi. Demikian penting peran strategi, sehingga kalau tujuan korporasi tidak tercapai, maka yang salah adalah strategi.
Dalam penerapan BSC, ada premis yang secara implisit didapat yaitu bahwa BSC adalah strategi. Memperhatikan BSC sebagai pengukuran kinerja mungkin itu adalah hal yang paling mudah diketahui, karena masing-masing perspektif yang kemudian diturunkan mnejadi sasaran fungsinya adalah pengukuran kinerja. Akan tetapi, bila diperhatikan bagaimana hubungan antara visi, misi dan strategi sebagai awal daripada penetapan perspektif, dapat terlihat bahwa kaitan masing-masing perspektif dengan strategi sangat kuat .
Jadi analisis balanced scorecard sangat penting digunakan sebagai sistem manajemen strategis yng bertujuan untuk mengidentifikasi sebab-sebab kegagalan dari beberapa perusahaan dan keberhasilan dari perusahaan lainnya, sehinnga perusahaan mampu memperoleh kesuksesan dalam persaingan bisnis.
LANJUTAN
ReplyDeleteDi era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia bisnis melaju pesat, sehingga perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam dunia bisnis dituntut saling berusaha untuk mengikuti perkembangan tersebut, terutama sektor industri yang merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama di Indonesia. Untuk menghadapi persaingan, manajemen perlu menjalankan fungsi- fungsi seperti perencanaan dan pengendalian agar strategi perusahaan dapat tercapai. Pada umumnya, pengukuran kinerja suatu perusahaan marupakan salah satu hal yang sangat penting bagi manager, guna evaluasi dan perencanaan masa depan, serta mengevaluasi apakah perusahaan telah mencapai visi, misi, dan tujuannya, serta merencanakan strategi-strategi baru pada masa yang akan datang. Namun ternyata, untuk mengukur kinerja perusahaan ini tentunya bukan merupakan hal yang mudah.
Dalam menghadapi persaingan antar perusahaan seringkali manajemen dipusingkan dengan strategi apa yang akan diambil untuk memenangkan persaingan. Pada umumnya rencana yang terbersit adalah strategi menurunkan harga. Hal ini sangat dimungkinkan karena memang masyarakat khususnya di Indonesia adalah konsumen yang masih sangat dipengaruhi oleh harga. Artinya konsumen masih bisa diiming-imingi dengan penurunan harga untuk berpindah menjadi pelanggan di tempat yang baru.
Keunggulan bersaing didefinisikan sebagai "kemampuan suatu organisasi untuk menciptakan posisi untuk bertahan atas pesaingnya" Ini terdiri dari kemampuan yang dimiliki suatu organisasi yang memungkinkan organisasi untuk membedakan dirinya dari para pesaingnya dan merupakan hasil kritis dari keputusan manajemen
Persaingan sangat penting bagi keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Strategi bersaing merupakan upaya mencari posisi yang menguntungkan dalam suatu industri, yang merupakan suatu bidang fundamental dalam proses berlangsungnya persaingan. keunggulan bersaing adalah tentang bagaimana sebuah perusahaan benar-benar menerapkan strategi generik ke dalam praktek.
Pada performance management system yang ada pada PT “ ABC” adalah perusahaan yang bergerak di bidang migas perlu adanya pemahaman betul tentang peran BSC yang pada dasarnya merupakan sumber dari unit bisnis. Kita tahu migas merupakan suatu kebutuhan yang boleh dikatakan memiliki peran yang sangat penting di dalam masyarakat, ancaman inflasi merupakan ancaman yang paling sering menghantui apalagi dengan kenaikan harga migas yang sekiranya akan berimbas terhadap produk lainnya serta fluktuasi terhadap harga-harga barang yang terjadi akan dapat menggangu perekonomian.
Jadi pada perusahaan PT ABC ini, harus lebih jeli dalam melihat atau mengamati perkembangan kenaikan harga bahan baku, harga pangan sehingga perusahaan ini dapat memperbanyak stok pembeliannya. Jika hal itu terjadi maka perusahaan tidak banyak mengeluarkan biaya untuk pembelian bahan baku malah mendapat untung yang lebih besar. Apalagi di dukung adanya perkembangan ekonomi. Perkembangan ekonomi yang semakin
LANJUTAN
ReplyDeletemeningkat dapat berdampak pula pada kemajuan perusahaan. Namun dalam pengelolaan keuangan, perusahaan harus mencatat segala pengeluaran dengan rinci baik pengeluaran kecil maupunbesar yang ada hubungannya dengan perusahaan karena itu dapat mempengaruhi pendapatan laba bersih yang sesungguhnya sehingga dapat menjadi acuan dalam pencapaian target laba yang diinginkan oleh perusahaan. Keuangan juga merupakan hal penting yang patut di tingkatkan dalam pengelolaannya. Keuangan yang sehat dapat mempengaruhi kemajuan perusahaan dalam jangka panjang. Keuangan yang sehat juga dapat meningkatkan hasil produksi sehingga memperoleh laba yang besar pula. Selain itu PT. ABC harus selalu cermat tentang bagaimana suatu ancaman menjadi sesuatu yang sangat menakutkannamun menjadi acuan tersendiri pula untuk meraih kesuksesan. kita tahu migas suatu kebutuhan pokok yang memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat dan sangat diperrlukan keberadaanya.Ancaman inflasi meupakan ancaman yang paling sering menghantui.
Dari segi Pembelajaran dan Pertumbuhan, PT ABC penting melakukan investasi tidak hanya pada peralatan namun juga pada infrastruktur seperti sumber daya manusia yaitu karyawan. Karyawan merupakan asset perusahaan yang mampu meningkatkan maupun mempertahankan perusahaan dalam jangka panjang. Karyawan juga termasuk asset penting karena karyawanlah yang bekerja setiap hari dalam perusahaan. Untuk itu perusahaan harus memperhatikan karyawan terutama yang berpotensi agar tidak dibajak oleh perusahaan sejenis lainnya. Karena selain ingin mengetahui rahasia perusahan yang maju, perusahaan lain juga dalam bersaing ingin mendapatkan karyawan-karyawan yang berpotesni yang dimiliki oleh perusahaan saingannya. Untuk itu Perusahaan harus menjaga kapabilitas karyawan karena itu merupakan bagian kontribusi pekerja pada perusahaan. Seperti yang pertama adalah kepuasan pekerja, ini merupakan prakondisi untuk meningkatkan pruduktivitas, tanggung jawab, kualitas dan pelayanan kepada pelanggan dan perusahaan.Unsur yang dapat diukur dalam kepuasan pekerja adalah keterlibatan pekerja dalam mengambil keputusan, pengakuan, akses untuk mendapat informasi, dorongan untuk bekerja kreatif, dan menggunakan inisiatif, serta dukungan dari atasan. Yang kedua retensi pekerja yaitu kemampuan untuk mempertahankan pekerja terbaik dalam perusahaan. Karyawan merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan serta dapat pula mencari karyawan-karyawan muda yang terampil
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memahami pengetahuan yang telah dipelajari oleh peneliti dengan melihat penerapannya dalam praktek yang sebenarnya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk melakukan perhitungan kinerja perusahaan berdasarkan 4 perspektif yang ada pada Balanced Scorecard yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran berdasarkan data primer dan sekunder perusahaan.
NAMA: I GUSTI MADE SUGIANTARI
ReplyDeleteNIM: 12.01.1.1.1.971
SEMESTER: 3A
REGULER SORE
Dimana Pengukuran kinerja merupakan suatu hal penting bagi sebuah unit bisnis.Ini dikarenakan pengukura kinerja dapat digunakan untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan. Selain itu juga dapat dipergunakan untuk melakukan penyusunan strategi-strategi bisnis yang cocok dan dapat dijadikan sebagai dasar dalam penyususnan system imbalan. Selama ini pengukuran kinerja yang sering digunakan adalah pengukuran kinerja yang hanya mengukur kinerja keuangan, tidak dapat mengambarkan kinerja perusahaan secara keseluruan. Pengukuran kinerja keuangan hanya menilai kinerja untuk jangka pendek dan tidak memperhitungkan harta-harta tak nampak yang dimiliki PT.ABC. Dengan adanya kekurangan tersebut, maka diciptakan suatu metode pengukuran kinerja yang mempertimbangkan aspek keuangandan non-keuangan yang dikenal dengan istilah Balance Scarecard. Pengukuran kinerja Balance Scorecard menyangkut empat perspektif yaitu : PerspektifKeuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal danPerspektif Belajar dan Berkembang. Dalam BSC, keempat perspektif menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga merupakan indikator pengukuran kinerja yang saling melengkapi dan memiliki hubungan sebab akibat. Seperti yang telah dijelaskan bahwa pengukuran kinerja bagi perusahaan jasa yang mempunyai kontak tinggi sangat dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan konsep BSC. Dengan menerapkan metode Balanced Scorecard para manajer perusahaan akan mampu mengukur bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan kepentingan-kepentingan masa yang akan datang. Untuk dapat menjalankan fungsinya, diperlukan suatu sistem manajemen menyeluruh yang dimulai dariproses perencanaan strategik (renstra), baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Suatu renstra dapat disebut baik apabila perencanaan tersebutdapat ditindaklanjuti secara praktis ke dalam program-program operasionalyang berorientasi kepada economic - equity - quality. Artinya PT.ABC dikelola secara efektif dan efisien.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteLANJUTAN: IGUSTI MADE SUGIANTARI. 971 3A
ReplyDeleteDimana Pengukuran kinerja merupakan suatu hal penting bagi sebuah unit bisnis.Ini dikarenakan pengukura kinerja dapat digunakan untuk menilaikeberhasilan suatu perusahaan. Selain itu juga dapat dipergunakan untukmelakukan penyusunan strategi-strategi bisnis yang cocok dan dapat dijadikansebagai dasar dalam penyususnan system imbalan.Selama ini pengukurankinerja yang sering digunakan adalah pengukuran kinerja yang hanyamengukur kinerja keuangan, tidak dapat mengambarkan kinerja perusahaansecara keseluruan.Pengukuran kinerja keuangan hanya menilai kinerja untukjangka pendek dan tidak memperhitungkan harta-harta tak nampak yang dimiliki PT.ABC.Dengan adanya kekurangan tersebut, maka diciptakansuatu metode pengukuran kinerja yang mempertimbangkan aspek keuangan dan non-keuangan yang dikenal dengan istilah Balance Scarecard. Pengukurankinerja Balance Scorecard menyangkut empat perspektif yaitu : PerspektifKeuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal danPerspektif Belajar dan Berkembang.Dalam BSC, keempat perspektif menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga merupakan indikator pengukuran kinerja yang saling melengkapi dan memiliki hubungan sebab akibat. Seperti yang telah dijelaskan bahwa pengukuran kinerja bagi perusahaan jasa yang mempunyai kontak tinggi sangat dibutuhkan.Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan konsep BSC. Dengan menerapkan metode Balanced Scorecard para manajer perusahaan akan mampu mengukur bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan kepentingan-kepentingan masa yang akan datang. Untuk dapat menjalankanfungsinya, diperlukan suatu sistem manajemen menyeluruh yang dimulai dariproses perencanaan strategik (renstra), baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.Suatu renstra dapat disebut baik apabila perencanaan tersebutdapat ditindaklanjuti secara praktis ke dalam program-program operasionalyang berorientasi kepada economic - equity - quality.Artinya PT.ABC dikelola secara efektif dan efisien.
Sedikit mengulas BSC generasi pertama dengan didefinikan 4 persepktif dalam perusahaan yang harus diukur kinerjanya. Dengan adanya Empat perspektif ini dimungkinkan terjadinya keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang, keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan dan antara outcome yang diinginkan dan kinerja yang memicu outcome tersebut. Empat perspektif tersebut adalah sebagai berikut:
LANJUTAN: IGUSTI MADE SUGIANTARI. 971 3A
ReplyDelete1. Perspektif Keuangan ( Financial Perspective)
Balanced scorecard memakai perspektif keuangan sebagai perspektif yang terjadi akibat dari perspektif yang lain (customer, proses bisnis internal dan pembelajaran & pertumbuhan) atau dengan katanya lain perspektif ini secara otomatis akan terwujud dari baik buruknya kinerja 3 perspektif dibawahnya. Pengukuran kinerja keuangan mengindikasikan apakah strategi perusahaan, penerapannya, dan pelaksanaannya memberikan kontribusi pada peningkatan yang mendasar. Oleh karena itu persepektif keuangan tidak memilki initiative stratetegik untuk mencapai sasaran strategic. Sasaran strategic dari perspektif keuangan adalah shareholder value seperti meningkatnya ROI (Return on Investment), pertumbuhan pendapatan perusahaan, dan berkuranganya biaya produksi.
2. Perspektif Kustomer (Costumer Perspective)
Pada perspektif ini, perusahaan mengidentifikasikan dan mendefinisikan pelanggan dan segmen pasarnya. Perspektif ini memiliki beberapa pengukuran utama dari outcome yang sukses dengan formulasi dan penerapan strategi yang baik. Sasaran strategic dari perspektif customer ini adalah Firm equity diantaranya adalah meningkatnya kepercayaan customer atas produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan, kecepatan layanan yang diberikan dan kualitas hubungan perusahaan dengan kustomernya.
3. Perspektif Proses bisnis /internal ( Internal Process Perspective)
Fokus dalam perspektif ini adalah proses internal dari manajemen perusahaan yang harus dilakukan. Proses internal yang harus dilakukan adalah proses yang berhubungan dengan penciptaan barang dan jasa sehingga dapat menarik dan mempertahankan pelanggan di pasar yang akhirnya dapat memuaskan ekspektasi pemegang saham. Perbedaan fundamental antara pendekatan tradisional dan Balanced scorecard sebagai berikutp pendekatan tradisional bertujuan untuk memantau dan meningkatkan proses bisnis yang telah ada. Sementara pendekatan
Nama : Ketut Muliawati
ReplyDeleteKelas : 3A Reg Sore
Nim : 12.01.1.1.970
Konsep Balanced Scorecard merupakan manajemen pengukuran dan pengendalian terhadap kinerja perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan suatu keuntungan kompetitif agar dapat bertahan dalam persaingan. Oleh karena itu perusahaan wajib menggunakan dan mengembangkan suatu pengukuran baru yang dapat menghubungkan ukuran finansial dan non finansial. Salah satu contohnya adalah Balanced Scorecard, Balanced Scorecard digunakan sebagai alat analisa untuk memberikan informasi bagi pihak internal perusahaan tentang bagaimana kinerja perusahaan dalam mencapai tujuannya, denganmenggunakan empat perspektif.
Tekhnik pengambilan sample dengan mengambil kuesioner rumah sakit.
LANJUTAN: IGUSTI MADE SUGIANTARI. 971 3A
ReplyDeleteBalanced scorecard akan selalu mengindentifikasi keseluruhan proses yang BARU dimana perusahaan harus memenuhi tujuan keuangan dan pelanggannya. Sasaran strategic dari perspektif proses bisnis ini adalah organizational capital seperti meningkatnya kualitas proses layanan kepada customer, komputerisasi proses layanan kepada customer, dan penerapan insfrastruktur teknologi yang memudahkan pelayanan kepada customer.
4. Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan ( learning and Growth perspective)
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini mengindentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan untuk membentuk pertumbuhan dan perkembangan perusahaan di jangka panjang. Sasaran strategic dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah human Capital. Sebagai contoh peningkatan kompetensi dan komitmen dari staff perusahaan.
Gambaran mengenai 4 perspektif dalam Balance scorecard terlihat dalam diagram yang dinamakan cause and effect diagram atau diagram hubungan sebab akibat. Dalam diagram tersebut tergambar antara hubungan sasaran strategic dengan dalam perspektif yang berbeda. Balanced scorecard mengidentifikasi dan membuat secara eksplisit hipotesis tentang hubungan sebab akibat antara pengukuran outcome dan pemicu kinerja dari outcome tersebut.
Proses pembuatan Balance scorecard secara manual memang diakui memerlukan energi yang besar dan diperlukan ketekunan yang tinggi, dimulai pada saat pendefinisian visi dan misi perusahaan, sasaran strategic perusahaan, pengukuran hasil (outcome measure) dan pemicu kinerja berdasarkan perspektif Balance scorecard yang disesuaikan dengan setiap unit bisnis dalam perusahaan. Dapat dipastikan bahwa penerapan Balance scorecard secara manual mempunyai tingkat kegagalan yang besar terutama dalam konsistensi dan komunikasi antara top, middle, lower management.
LANJUTAN: IGUSTI MADE SUGIANTARI. 971 3A
ReplyDeleteTREND WATCHING MELALUI ANALISA SWOT BERBASIS BALANCED SCORECARD
Mengawali proses Balanced Scorecard ABC melakukan analisa SWOT dengan berbasis balanced scorecard sehingga didapat sebagai berikut : Ancaman, Peluang, Kekuatan, dan Kelemahan.
Keuangan Inflasi, kenaikan harga pangan, listrik dan fluktuasi harga minyak, Perkembangan ekonomi yang bagus, Keuangan yang sehat Cashflow yang kurang terkelola Pelanggan Kompetitor baru Munculnya Terjaganya prosedur melalui sistem Balanced ScorecardKtidak konsistenan dalam menjalankan prosedur Pembelajaran dan pertumbuhan Pembajakan karyawan Munculnya karyawan muda dan terampil Manajemen yang berpengalaman Masih adanya karyawan tua dan kurang terampil Terdapat kondisi yang mendukung dilakukannya perancangan dan penerapan BSC sebagai suatu sistem manajemen strategis yang sekaligus digunakan sebagai instrumen pengukuran kinerja di PT. ABC
Kondisi Pertama, yang mendukung penerapan BSC adalah PT. ABC telah memiliki visi dan misi yang jelas dan mudah dipahami serta dituangkan dalam konsep-konsep strategis yang gamblang. Hal ini relatif memudahkan identifikasi sasaran strategis perusahaan dan perancangan model BSC yang sesuai dengan arah strategi perusahaan. Keberhasilan identifikasi strategi perusahaan beserta sasaran-sasarannya akan memudahkan pemilihan berbagai tolok ukur kinerja bisnis yang sesuai untuk PT. ABC.
Kondisi Kedua, struktur organisasi PT. ABC yang didominasi oleh keleompok-kelompok fungsional ( Urusan-urusan dan grup-grup) relatif berhasil mengurangi herarkisme organisasi. Hal ini memungkinkan terjadinya komunikasi yang efektif diantara seluruh individu dalam organisasai.
Kondisi Ketiga, kondisi persaingan yang semakin meningkat, mendorong PT ABC untuk senantiasa merumuskan dan mengevaluasi secara terus menerus strategi usahanya untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan.
Kondisi Keempat, komposisi sumber daya manusia di PT. ABC yang sebagian besar
LANJUTAN: IGUSTI MADE SUGIANTARI. 971 3A
ReplyDeleteberusia relatif muda ( 49% pegawai berusaha dibawah 30 tahun, 45% berusia antara 31-40 tahun, dan sisanya diatas 40 tahun ) yang sebagian besar berpendidikan sarjana memungkinkan adanya dinamika dan progresivitas proses manajerial.. Dengan kondisi-kondisi seperti tersebut diatas maka PT. ABC sangat tepat untuk segera menerapkan sistem strategis manajemen berbasis BSC yang dapat digunakan sebagai suatu sistem pengukuran kinerja yang komprehensif dalam m Proses Bisnis Internal PT. ABCPerspektif ini memiliki dua sasaran strategis yaitu:
1. Mengembangkan jasa-jasa baru yang dapat diandalkan, dan
2. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan kerja sama dengan pihak ketiga
Sasaran strategis pertama ; berupa pengembangan jasa-jasa baru yang dapat diandalkan untuk mengantisipasi kebutuhan client akan layanan jasa migas sehingga client lama dapat dipertahankan dan client baru dapat diperoleh yang pada akhirnya akan memperbesar pengusaan pangsa pasar, PT. ABC dan meningkatkan nilai bauran pendapatan. Tolok ukur yang tepat untuk mengukur keberhasilan pencapaian strategis ini adalah :
a. Pendapatan layanan Baru, Tolok ukur ini berguna untuk mengukur tingkat keberhasilan layanan-layanan baru dalam meraih pendapatan selama periode tertentu. Misalnya, dengan menghitung pendapatan yang berasal dari setiap layanan baru ( revenue of new product ) untuk suatu periode tertentu dibandingkan dengan total pendapatan PT. ABC dalam periode tersebut. Disamping itu, keadaan layanan baru dapat pula diukur dari kontribusinya dalam meraih client atau jumlah client lama yang menggunakan atau beralih ke layanan baru tersebut. Misalnya dengan cara menghitung persentase jumlah client untuk suatu produk baru dibandingkan total jumlah client PT.ABC secara keseluruhan. Makin besar kontribusi yang diberikan suatu produk baru, makin menandakan keandalan produk tersebut untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.
b. Siklius Pelayanan, Tolok ukur ini berguna sebagai dasar untuk menilai responsitivitas dalam mengantisipasi kebutuhan nasabah dan tingkat inovasi PT.ABC. Semakin cepat siklus pelayanan dihasilkan dapat berarti bahwa perusahaan semakin responsif dan
LANJUTAN: IGUSTI MADE SUGIANTARI. 971 3A
ReplyDeletepegawai semakin tinggi tingkat keahliannya.
Sasaran Strategis Kedua ; adalah peningkatan penggunaan teknologi informasi. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada para client dan untuk memperlancar bergulirnya proses diseluruh bagian perusahaan. Tolok Ukur yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis ini adalah :
a. Tingkat Kesalahan Layanan ( service error rate ), Tolok ukur ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa sering pegawai melakukan kesalahan dalam memberikan layanan kepada client termasuk tingkat kesalahan pekerjaan lain yang menjadi tugasnya. untuk melihat kebenaran dari tingkat kesalahan layanan ini bisa dilakukan dengan melakukan audit kualitas layanan ( service quality audit ). Semakin rendah tingkat kesalahan layanan maka tingkat kepuasan client akan semakin tinggi.
b. Waktu Pelayanan (Service time ), Tolok ukur ini digunakan untuk mengukur kecepatan pelayanan yang dilakukan.
Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan
Perspektif ini mengacu pada profesionalisme pegawai, dalam hal ini bisa diukur dengan:
a. Training Index, yaitu jumlah training yang dilakukan oleh perusahaan kepada karyawan
b. Turnover karyawan, yaitu berapa banyak orang yang keluar masuk secara cepat dalam periode tersebut.
.
Nama : Ketut Muliawati
ReplyDeleteKelas : 3A Reg Sore
Nim : 12.01.1.1.970
LANJUTAN
Metode analisis ini menggunakan metode deskriptif kualitatif (untuk menggumpulkan, menyajiakan, serta analisis sehingga dapat memberikan gambaran) nilai kinerja melalui empat perspektif Balanced Scorecard.Pendekatan perspektif keuangan dalam Balanced Scorecard merupakan hal yang sangat penting,hal ini disebabkan ukuran keuangan merupakan suatu konsekuensi dari suatu keputusan ekonomi yang diambil dari suatu tindakan ekonomi.Ukuran keuangan ini menunjukkan adanya perencanaan,implementasi,serta evaluasi dari pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan .Sekarang ini telah memasuki zaman globalisasi ekonomi serta zaman teknologi informasi yang semakin canggih. Sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap sistem perekonomian terutama terhadap perusahaan-perusahaan. Kondisi tersebut mengakibatkan perusahaan memasuki suatu lingkungan bisnis yang baru, sehingga menuntut perusahaan harus memiliki kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan persaingan dengan perusahaan-perusahaan yang lain, manajemen harus lebih memperhatikan jalannya perusahaan agar dapat mencapai tujuan perusahaan yang diharapkan.Pengukuran yang didasarkan pada ukuran keuangan menyebabkan pihak manajemen perusahaan memusatkan sumber-sumber daya dalam organisasi untuk tujuan-tujuan jangka pendek yaitu menghasilkan laba yang maksimal dan sering melupakan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Alat ukur seperti dianggap sudah tidak memadai lagi sehingga di perlukan suatu sistem pengukuran kinerja yang tidak hanya berdasarkan ukuran keuangan namun juga non keuangan seperti perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis /intern, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Pengukuran kinerja yang menggunakan dua aspek keuangan dan non keuangan itu adalah metode BSC (Balanced Scorecard).BSC memiliki kelebihan dalam cakupan pengukuran yang komprehensif, yaitu kinerja aspek keuangan dan kinerja non aspek keuangan. Tolak ukur BSC ini difokuskan menjadi empat perspektif yang meliputi perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses internal bisnis, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.Dengan menerapkan metode BSC para manajer perusahaan akan mampu mengukur bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan kepentingan-kepentingan masa yang akan datang.
Nama : Ketut Muliawati
ReplyDeleteKelas : 3A Reg Sore
Nim : 12.01.1.1.970
LANJUTAN
BSC merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang performen bisnis.Selain perusahaan, rumah sakit juga bisa menerapkan BSC, rumah sakit adalah bentuk organisasi penggelola jasa pelayanan kesehatan individual secara menyeluruh. Organisasi terdapat banyak aktivitas, yang diselenggarakan oleh petugas berbagai jenis profesi, baik profesi medik, paramedik maupun non-medik. Untuk dapat menjalankan fungsinya, diperlukan suatu sistem manajemen menyeluruh yang dimulai dari proses perencana strategi (renstra), baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.Memasuki era globalisasi saat ini, pimpinan rumah sakit di Indonesia perlu memfokuskan strategi perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian, dan pengendalian sehingga betul-betul siap dengan daya saing di tingkat global. Para konsumen bebas memilih rumah sakit mana yang mampu memberikan pelayanan memuaskan, professional dengan harga bersaing, sehingga strategi dan kinerja rumah sakit pun harus berorientasi pada keinginan pelanggan tersebut.Contoh Rumah Sakit Dr.Rivai Abdullah yang ada di Palembang,merupakan salah satu Rumah Sakit yang berusaha memberikan pelayanan kesehatan secara profesionalisme dan meningkatkan mutu terus-menerus. Mendorong pihak Rumah Sakit untuk selalu memperbaiki kinerjanya, agar dapat menambah kepercayaan masyarakat atas Rumah Sakit tersebut. Kepercayaan ini sangatlah penting, mengingat masyarakat merupakan pengguna jasa. Diharapkan dengan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Sakit mempunyai dampak pada pendapatan rumah sakit.Rumah Sakit tersebut adalah rumah sakit instansi pemerintah yang berada di Palembang,di mana pendapatan rumah sakit ini berasal dari subsidi pemerintah seperti APBN. Selama ini, rumah sakit hanya menilai kinerja perusahaannya dengan menggunakan metode tradisional atau hanya menggunakan perspektif keuangan saja. Oleh karena itu penulis akan mencoba menerapkan sistem pengukuran kinerja dengan menggunakan metode BSC yang berfokus pada perspektif keuangan dan non keuangan.Maka dapat diambil kesimpulan bahwa “ Analisis Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolok Ukur Penilaian Kinerja Studi Kasus Rumah Sakit Kusta Dr.Rivai Abdullah Palembang”
Susi Suryani
ReplyDelete12. 1. 1. 01. 992
III B Reguler Sore
Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan, karena keuangan berbicara mengenai angka, sesuatu yang mudah dihitung dan dianalisa. Dengan perkembangan ilmu manajemen dan kemajuan teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja perusahaan yang hanya mengandalkan perspektif keuangan dirasakan banyak memiliki kelemahan dan keterbatasan. Sesungguhnya ada perspektif non keuangan yang lebih penting yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan. Kenyataan inilah yang menjadi awal terciptanya konsep balanced scorecard yang diperkenalkan pada awal tahun 1990 di USA oleh David P Norton dan Robert Kaplan melalui suatu riset tentang “pengukuran kinerja dalam organisasi masa depan”. Balanced Scorecard (BSC) merupakan suatu sistem manajemen pengukuran dan pegendalian yang secara komprehensif yang dapat memberiakan pemahaman terkait performance bisnis. Pengukuran tersebut memandang unit bisnis dari empat persepektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan, serta proses pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced Scorecard Sebagai Sistem Manajemen Strategis bertujuan untuk mengidentifikasikan sebab-sebab kegagalan dari beberapa perusahaan dan keberhasilan dari perusahaan yang lainnya.
Perencanaan strategi menggunakan metode BSC:
1. Strategi keuangan, Memberi gambaran ringkas mengenai konsekuensi ekonomi dan tindakan strategis yang diambil organisasi.
2. Strategi pelanggan, Memberikan kepuasan dan nilai tinggi kepada pelanggan, sehingga dapat dipertahankan pelanggan lama dan ditingkatkan pelanggan baru.
3. Strategi Bisnis Internal, Menjaga adanya proses bisnis yang memungkinkan perusahaan menjaga efisiensi dan produktivitas proses operasi dengan memanfaatkan teknologi terbaik dan cara-cara paling tepat.
4. Strategi Pembelajaran dan Pertumbuhan, Menjamin agar perusahaan mampu beradaptasi dengan baik dan mampu melakukan perubahan sesuai dengan perubahan yang terjadi dilingkungannya.
Keunggulan Balanced Scorecard
Balanced Scorecard memiliki keunggulan yang menjadikan sistem manajemen strategik saat ini, berbeda secara signifikan dengan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional. Manajemen strategik tradisional hanya berfokus ke sasaran-sasaran yang bersifat keuangan, sedangkan sistem manajemen strategik kontemporer mencakup perspektif yang luas yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Selain itu berbagai sasaran strategik yang dirumuskan dalam sistem manajemen strategik tradisional tidak koheren satu dengan lainnya, sedangkan berbagai sasaran strategik dalam sistem manajemen strategic kontemporer dirumuskan secara koheren. Di samping itu, Balanced Scorecard menjadikan sistem manajemen strategik kontemporer memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh sistem manajemen strategik tradisional, yaitu dalam karakteristik keterukuran dan keseimbangan.
Lanjutan Susi/992/IIIB/Reg Sore
ReplyDeleteKeunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam system perencanaan strategic adalah mampu menghasilkan rencana strategic yang memiliki karakteristik yaitu Komprehensif, Koheren, Seimbang, Terukur dan Seimbang.
1. Komprehensif, Balanced Scorecard menjanjikan kemampuan perusahaan dalam melipat gandakan kinerja keuangannya dalam jangka panjang melalui kekomprehensivan sasaran-sasaran startegis yang dihasilkan dalam perencanaan stategisnya. Perluasan perspektif rencana strategic ke perspektif nonkeuangan menghasilkan manfaat sebagai berikut:
a. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang,
b. Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.
2. Koheren, Penggunaan BSC dalam perencanaan strategis dapat menghasilkan sasaran-sasaran strategis yang koheren, yaitu dihasilkannya hubungan sebab akibat antara sasaran strategis non keuangan degan sasaran strategis keuangan serta hubungan antara sasaran non keuangan dengan sasaran non keuangan lainnya.Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam perspektif nonkeuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian, kekoherenan sasaran strategik yang dihasilkan dalam sistem perencanaan strategik memotivasi personel untuk bertanggung jawab dalam mencari inisiatif strategik yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan. Sistem perencanaan strategic yang menghasilkan sasaran strategik yang koheren akan menjanjikan pelipatgandaan kinerja keuangan berjangka panjang, karena personel dimotivasi untuk mencari inisiatif strategik yang mempunyai manfaat bagi perwujudan sasaran strategik di perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan perrtumbuhan. Kekoherenan sasaran strategic yang menjanjikan pelipat gandaan kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif.
3. Terukur, Keterukuran sasaran strategis menjadikan sasaran tersebut jelas sehingga menjanjikan ketercapainya sasaran tersebut. Sasaran yang dihasilkan akan diukur dalam dua macam ukurang hasil dan pemicu. Semua sasaran strategik ditentukan oleh ukurannya, baik untuk sasaran strategik di perspektif keuangan maupun sasaran strategik di perspektif nonkeuangan. Dengan Balanced Scorecard, sasaran-sasaran strategik yang sulit diukur, seperti sasaran-sasaran strategik di perspektif nonkeuangan, ditentukan ukurannya agar dapat dikelola, sehingga dapat diwujudkan. Dengan demikian keterukuran sasaran-sasaran strategik di perspektif nonkeuangan tersebut menjanjikan perwujudan berbagai sasaran strategik nonkeuangan, sehingga kinerja keuangan dapat berlipat ganda dan berjangka panjang.
4. Seimbang, Sasaran strategis yang dihasilkan perlu diarahkan ke dalam empat perspektif secara seimbang. Perspektif proses bisnis dan belajar dan pertumbuan berfokus ke dalam perusahaan sedang pelanggan dan keuangan berorentasi keluar perushaan. Jadi, dengan BSC akan dihasilkan sasaran strategis. Beberapa alasan pentingnya BSC mengkomunikasikan strartegi yaitu : Menerapkan visi masa depan organisasi ke seluruh perusahaan, sehingga menciptakan pemahaman yang sama. Menciptakan model yang holistic dari strategi yang mengijinkan semua karyawan untuk melihat hubungan kontribusi mereka terhadap organisasi. BSC berfokus pada perubahan, jadi jika tujuan dan ukuran yang tepat sudah diidentifikasikan, akan kemungkinan pelaksanaan berhasil akan sangat besar.
Lanjutan Susi/992/IIIB/Reg Sore
ReplyDeletePT. ABC yg bergerak di bidang migas perlu adanya pemahaman betul tentang peran BSC yang pada dasarnya merupakan sumber dari unit bisnis. Tentunya dengan Balanced Scorecard dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien dalam PT ABC. Dari segi keuangan dengan perkembangan ekonomi yang bagus perusahaan ini mengatur keuangannya agar keuangan dari perusahaan sehat. Namun ancaman suatu perusahaan yaitu Inflasi, kenaikan harga pangan, listrik dan fluktuasi harga minyak. Perusahaan kadang mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan dan harga suatu barang mengalami kenaikan,yang disebabkan oleh cashflow yang kurang dikelolah. Dari segi pelanggan, pelanggan merupakan hal terpenting dalam sebuah perusahaan baik itu perusahaan migas maupun perusahaan lainnya. Munculnya pelanggan baru merupakan peluang bagus dalam penambahan penghasilan di perusahaan. Di dalam membangun sebuah perusahaan dengan beberapa pelanggan, kita jangan pernah puas dan berbangga hati karena masih banyak kompetitor – kompetitor baru yang bisa saja merebut pelanggan – pelanggan kita. Olek dari itu untuk pelayanan kita kepada pelanggan harus memberikan pelayanan yang terbaik untuk para pelanggan. Dengan demikian dapat meningkatkan reputasi perusahaan dalam bidang support base. Dari segi pembelajaran dan pertumbuhan, manajement yang berpengalaman sangat penting dalam hal ini agar dapat membimbing karyawan - karyawannya ikut serta dalam memajukan perusahaan dengan produksi yang berkuwalitas. Karyawan merupakan aset terbesar di dalam perusahaan, tanpa adanya karyawan perusahaan tidak akan maju. Untuk antisipasi ancaman pembajakan karyawan tentunya pihak manajemen dapat mensejahterakan karyawan supaya karyawan tersebut betah di dalam perusahaan ABC. Kelemahan disini adalah karyawan tua yang kurang kerampil, tapi tanpa adanya karyawan tua tersebut maka tidak mungkin perusahaan ABC yang sedari dulu dibangun bisa berhasil sampai saat ini. Jadi pihak manajeman tidak seharusnya memandang sebelah mata pada karyawan tua, melainkan memberikan posisi pekerjaan sesuai usia dan keterampilan yang bisa ia lakukan. Dengan munculnya karyawan muda yang terampil dapat menyeimbangkan kinerja dalam bekerja di perusahaan ABC migas. Dengan analisis diatas PT. ABC dapat membangun system pengukuran kinerja serta juga dapat membangun budaya perusahaan yang mantap dan dapat dianut oleh seluruh stakeholders.
IIIA/ Reguler Sore
ReplyDeleteNim:12.01.1.1.954
Balanced Scorecard telah berevolusi dari awal digunakan sebagai kerangka pengukuran kinerja yang sederhana untuk penuh perencanaan strategis dan sistem manajemen. Yang "baru" scorecard seimbang mentransformasikan organisasi rencana strategis dari menarik tetapi pasif dokumen ke dalam "berbaris perintah" untuk organisasi sehari-hari. Menyediakan kerangka kerja yang tidak hanya menyediakan pengukuran kinerja, tetapi membantu perencana mengidentifikasi apa yang harus dilakukan dan diukur. Ini memungkinkan para eksekutif untuk benar-benar melaksanakan strategi mereka. Pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang sangat penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan dan perencanaan tujuan di masa mendatang. Berbagai informasi dihimpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan dipertanggungjawabkan. PT. ABC adalah perusahaan yang bergerak dibidang migas yang beroperasi di Buleleng. ABC mencoba menyeimbangkan orientasi hasil dan orientasi proses, mencoba membangun system pengukuran kinerja serta membangun juga budaya perusahaan yang mantap dan dapat dianut oleh seluruh stakeholders? PT. ABC yang bergerak dibidang migas perlu adanya pemahaman betul tentang peranan BSC yang pada dasarnya merupakan sumber dari unit bisnis. PT ABC ini, harus lebih jeli dalam melihat atau mengamati perkembangan kenaikan harga bahan baku, harga pangan sehingga perusahaan ini dapat memperbanyak stok pembeliannya. Jika hal itu terjadi maka perusahaan tidak banyak mengeluarkan biaya untuk pembelian bahan baku malah mendapat untung yang lebih besar. Apalagi di dukung adanya perkembangan ekonomi. Perkembangan ekonomi yang semakin meningkat dapat berdampak pada kemajuan perusahaan ini,dimana PT ABC harus mampu mengatasi persaingan , mampu mempertahankan pelanggan- pelanggan lama dan menambah pelanggan-pelanggan baru demi kesuksesan perusahaan, PT ABC mampu meningkatkan kualitas pelayanan dan produksi , kepuasan pelanggan bukan hanya dilihat dari segi pelayanan tetapi dilihat juga dari segi barang, pelayanan yang kurang baik perlu di perbaiki dan di tingkatkan semaksimal mungkin, dan sebaliknya juga jangan hanya berfokus di kualitas barang saja, karena pelayanan yang baik mampu meningkatkan keuntungan perusahaan.
LUH PUTU SARIASTINI
ReplyDelete12.01.1.1.1005
III B
Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.
Selama ini yang dipahami oleh orang awam untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dilihat dari laporan finansial perusahaan tersebut. Pada praktiknya hanya dengan mengukur kinerja berdasarkan laporan finansial saja sangat tidak memadai lagi karena dalam perusahaan itu sendiri terdapat berbagai perspektif yang penting. Perspektif tersebut akan saling berinteraksi agar semua visi dan misi perusahaan dapat tercapai. Interaksi yang dilakukan senantiasa memerlukan upaya dan pengorbanan dari semua perspektif.
Dengan demikian, dibutuhkan suatu sistem pengukuran kinerja yang baru sebagai pelengkap dari sistem pengukuran kinerja konvensional yang hanya berdasarkan pada laporan finansial semata, karena untuk menganalisis kinerja perusahaan yang hanya berdasarkan rasio finansial saja tidak lagi mencukupi pada era globalisasi ekonomi saat ini. Dalam sistem pengendalian manajemen dikenal alat analisis yang bertujuan untuk menunjang proses manajemen yang disebut dengan Balanced Scorecard.
Balanced Scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang pertama kali dikemukakan oleh David P. Norton sebagai CEO Nolan Norton dan Robert S. Kaplan sebagai konsultan akademis dalam sebuah proyek penelitian yang berlangsung dalam satu tahun yang melibatkan berbagai perusahaan. Setiap wakil dari perusahaan-perusahaan tersebut mengadakan pertemuan tiap dua bulan sekali pada tahun 1990 dalam upaya mengembangkan suatu model pengukuran kinerja perusahaan yang baru.
Penelitian ini dimotivasi oleh suatu keyakinan bahwa berbagai pendekatan pengukuran kinerja perusahaan yang ada saat ini terutama yang didasarkan pada ukuran kinerja keuangan tidak membantu perusahaan untuk Menciptakan nilai ekonomis masa depan.
Menurut Atkinson, et al dalam buku Sony Yuwono, et al (2007: 8), Balanced Scorecard adalah “A measurement and management system that views a business unit’s performance from four perspectives:financial, customer, internal business process, and learning and growth”, yang berarti pengukuran dan sistem manajemen penilaian kinerja dengan empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
MenurutMulyadi (2001: 3), Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu
a. Balanced (berimbang) : menunjukan bahwa kinerja eksekutif diukur secara berimbang dari dua aspek: keuangan dan nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern.
b. Scorecard (kartu skor) : kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang dan juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan personel dimasa depan.
Menurut Hansen dan Mowen dalam buku Amin Widjaja Tunggal (2009: 2), Balanced Scorecard adalah “A responsibility accounting system objectives and measures for four different perspective: the financial perspective, the customer perspective, the process perspective, and the learning and growth (infrastructure) perspective”.
Konsep Balanced Scorecard adalah suatu konsep pengukuran kinerja yang memberikan kerangka komprehensif untuk menjabarkan visi ke dalam sasaran-sasaran strategik. Sasaran strategik yang komprehensif itu dapat dirumuskan ke dalam Balanced Scorecard, karena Balanced Scorecard menggunakan empat perspektif yang satu sama lain saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan yang merupakan indikator pengukur kinerja yang saling
melengkapi dan saling memiliki hubungan sebab-akibat.
*lanjutan....
DeleteSebagai Sistem Manajemen Strategis, Balanced Scorecard menekankan bahwa semua ukuran keuangan dan nonkeuangan harus menjadi bagian dari sistem informasi untuk seluruh karyawan pada semua tingkat organisasi berdasarkan visi dan strategi dari suatu unit usaha. Visi dan strategi itu diterjemahkan ke dalam empat perspektif yang masing-masing dinyatakan dalam bentuk tujuan yang ingin dicapai organisasi, ukuran dari tujuan, target yang diharapkan pada masa yang akan datang, serta program-program yang harus dilaksanakan untuk memenuhi tujuan strategis.
Balanced Scorecard menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam seperangkat ukuran yang menyeluruh, memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis. Jika visi dan strategi dinyatakan dalam bentuk tujuan strategis, ukuran-ukuran dan target yang jelas, kemudian dikomunikasikan kepada setiap anggota organisasi, sehingga diharapkan setiap anggota organisasi dapat mengerti dan melaksanakannya agar visi dan strategi organisasi tercapai.
Perspektif Balanced Scorecard
Balanced Scorecard memungkinkan perusahaan untuk mencatat hasil kerja kinerja keuangan sekaligus membantu kemajuan perusahaan dalam membangun kemampuan dan mendapatkan aktiva tak berwujud yang dibutuhkan untuk pertumbuhan masa depan. Menyajikan keseimbangan tujuan yang ingin dicapai perusahaan dalam bentuk sistem ukuran kinerja strategik yang mencakup empat perspektif sebagai berikut.
1. Perspektif Keuangan
Perspektif ini tetap digunakan dalam Balanced Scorecard karena ukuran finansial sangat penting dalam memberikan ringkasan konsekuensi tindakan ekonomis yang sudah diambil. Ukuran finansial ini memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi, dan pelaksanaannya memberikan konstribusi atau tidak bagi peningkatan laba perusahaan. Tujuan dan ukuran finansial harus memainkan peran ganda yaitu menentukan kinerja finansial yang diharapkan dari strategi dan menjadi sasaran akhir dari tujuan dan ukuran perspektif lainnya.
2. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan dalam Balanced Scorecard mengidentifikasi bagaimana kondisi pelanggan dan segmen pasar yang telah dipilih oleh perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor. Segmen yang dipilih mencerminkan keberadaan pelanggan sebagai sumber pendapatan.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Setiap bisnis memiliki rangkaian proses tertentu untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan memberikan hasil finansial yang baik.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Menurut Sony Yuwono, Edy Sukarno, dan Muchammad Ichsan (2007: 39-43), mengemukakan bahwa proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi. Dalam organisasi knowledge-worker, manusia adalah sumber daya utama. Dalam berbagai kasus, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan fondasi keberhasilan bagi knowledge-worker organization dengan tetap memperhatikan faktor sistem dan organisasi.
Hasil dari pengukuran ketiga perspektif sebelumnya biasanya akan menunjukkan kesenjangan yang besar antara kemampuan orang, sistem, dan prosedur yang ada saat ini dengan yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang diinginkan. Itulah mengapa, perusahaan harus melakukan investasi di ketiga faktor tersebut untuk mendorong perusahaan menjadi sebuah organisasi pembelajar (learning organization).
Keempat perspektif dalam Balanced Scorecard memberi keseimbangan antara tujuan jangka pendek dengan tujuan jangka panjang, antara hasil yang diinginkan dengan faktor pendorong tercapainya hasil tersebut, dan antara ukuran objektif yang keras dengan ukuran subjektif yang lebih lunak. Sementara keberagaman ukuran pada Balanced Scorecard yang dibuat dengan benar mengandung kesatuan tujuan, karena semua ukuran diarahkan kepada pencapaian strategi yang terpadu.
*lanjutan...
DeleteKeunggulan Balanced Scorecard
Keunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam sistem perencanaan strategik adalah pada kemampuan Balanced Scorecard dalam menghasilkan rencana strategik yang memiliki karakteristik sebagai berikut .
1. Komprehensif
Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan, meluas ketiga perspektif lain: pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
2. Koheren
Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab-akibat (causal relationship) di antara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. Setiap sasaran yang ditetapkan dalam perspektif nonkeuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Seimbang
Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan yang berkesinambungan. Dengan demikian, nilai keempat perspektif tersebut dalam Balanced Scorecard adalah seimbang, di mana perspektif yang satu tidak melebihi perspektif yang lainnya.
4. Terukur
Balanced Scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik yang sulit untuk diukur. Sasaran strategik pada perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah diukur. Namun, dalam pendekatan Balanced Scorecard ketiga perspektif nonkeuangan tersebut ditentukan ukurannya agar dapat dikelola, sehingga dapat diwujudkan untuk mengukur kinerja perusahaan. Dengan demikian, keterukuran sasaran strategik pada ketiga perspektif tersebut menjanjikan
perwujudan berbagai sasaran strategik nonkeuangan, sehingga kinerja keuangan dapat berlipatganda dan berkesinambungan.
Dalam hal ini, PT. ABC yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang migas yang beroperasi di Buleleng, harus memahami betul tentang peran BSC untuk dapat memperoleh hasil yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Dari segi keuangan, ancaman dari analisis BSC adaIah inflasi, kenaikan harga pangan, listrik dan fluktuasi harga minyak, kemudian peluangnya perkembangan ekonomi yang bagus, dengan kekuatan keuangan yang sehat, tetapi kelemahannya adalah cashflow yang kurang terkelola.
Dari segi pelanggan, adanya kompetitor baru yang terus bertambah menjadi ancaman dalam industri, berpeluang dalam munculnya pelanggan baru di migas, Reputasi perusahaan di bidang support base yang kuat, tetapi kelemahannya dalam Pelayanan yang kurang maksimal.
Dari proses internal, ancamannya berasal dari Audit client dan Gangguan LSM lokal, berpeluang dalam hal pengadaan upaya untuk perbaikan proses pelayanan dan produksi, kuatnya penjagaan prosedur melalui sistem Balanced Scorecard, tetapi lemah dalam menjalankan prosedur karena tidak konsisten.
Dalam hal pembelajaran dan pertumbuhan, terancam dalam Pembajakan karyawan, berpeluang memunculkan karyawan muda dan terampil, kuatkarena manajemen yang berpengalaman, tetapi tetap masih ada kelemahan karena masih adanya karyawan tua dan kurang terampil.
Nama : Putu Eka Pratama Mandala Putra
ReplyDeleteNIM : 13.01.1.1.170
Semester : 3 A (Ampulen)
PT ABC sebagai perusahaan yang bergerak dibidang migas ,untuk menjaga eksistensinya perlu melakukan analisis Balanced Scorecard untuk mengetahui apa saja peluang yang dimiliki perusahaan ,apa saja ancaman yang akan dihadapi serta kekuatan dan kelemahan dari perusahaan itu sendiri.
Dengan mengetahui hal –hal tersebut, perusahaan akan lebih bisa menyusun perencanaan yang lebih matang dan mengambil kebijakan yang tepat guna tercapainya keberhasilan perusahaan.Selain pintar-pintar memanfaatkan peluang yang ada , PT ABC juga harus cermat tentang bagaimana ancaman yang dihadapi bisa menjadi acuan tersendiri untuk meraih kesuksesan .
Migas saat ini merupakan kebutuhan yang sangat mutlak bagi masyarakat.Ancaman-ancaman seperti inflasi yang sudah kerap kali dialami serta kenaikan harga migas yang pada akhirnya juga akan berimbas terhadap kenaikan harga barang barang lainnya.Fluktuasi harga barang barang tentunya akan mengganggu perekonomian global. Untuk menghadapi ancaman ini , diperlukan pengaturan keuangan perusahaan yang tepat serta efektif dan efisien .Pengelolaan cashflow yang tepat dan terkontrol akan memberikan peluang perkembangan perekonomian yang sehat dan lebih baik nantinya.
Dalam menghadapi persaingan bisnis , perusahaan memerlukan suatu system yang tepat guna mengukur dan mengendalikan seluluh proses dalam perusahaan untuk bisa mengetahui sebab kegagalan/keberhasilan dan perusahaan itu sendiri atau yang sering disebut dengan istilah BSC ( Balanced Scorecard). BSC sebagai suatu system secara komperhensif dapat memberikan pemahaman terkait performa bisnis dan mencangkup 4 perspektif yaitu :
1. Perspektif Keuangan
BSC memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih dan ROI, karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi.
2. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit opetasi dalam upaya mencapai target finansialnya.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang saham melalui flnancial retums.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif sebelumnya, dan untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang.Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada peralatan untuk menghasilkan produk/jasa, tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur.
Bila setiap unit bisnis yaitu Balanced Scorecard selalu diperhatikan oleh perusahaan, maka rencana strategis perusahaan seperti dihasilkannya sasaran strategi yang komperhensif ,koheren ,terukur dan seimbang ,maka peluang orientasi untuk hasil yang memuaskan dan membangun budaya perusahaan yang baik akan mampu dicapai ,serta unggul dalam persaingan.
lanjutan :
DeleteDisamping pengelolaan keuangan ,pelanggan juga hal yang yang penting untuk diperhatikan .Karena sebuah perusahaan tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya pelanggan . PT ABC dituntut untuk memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin agar pelanggan merasa puas dan tidak berpaling ke kompetitor.Perhatian terhadap support base harus lebih ditingkatkan .Jangan sampai terjadi kekosongan stok migas yang nantinya akan menimbulkan kekecewaan bagi pelanggan. Pelanggan yang telah merasa puas terhadap pelayanan yang kita berikan, otomatis akan datang kembali bahkan tidak jarang mengajak saudara atau teman nya untuk membeli migas di perusahaan kita. Sehingga berpeluang terhadap bertambahnya pelanggan baru.
Hal ketiga yaitu menjaga proses internal perusahaan agar terlaksana dengan baik.Ketidak konsistenan terhadap prosedur akan membawa efek negatif bagi perusahaan .Oleh sebab itu,perusahaan harus selalu berupaya untuk memperbaiki dan menjaga keefektifitan, keefisienan dan prosuktivitas proses operasi dengan mengoptimalkan tekhnologi terbaik yang kita miliki sehingga akan lebih baik dalam proses pekerjaan , pelayanan serta porses produksi untuk memajukan perusahaan.
Hal terakhir adalah proses pembelajaran dan pertumbuhan .Suatu perusahaan tidak akan pernah lepas dari proses pembelajaran dan pertumbuhan.Agar bisa tetap eksis,perusahaan harus lebih cermat dalam menseleksi calon calon karyawan muda yang terampil yang nantinya akan memperkuat produktivitas perusahaan dibandingkan dengan mempertahankan karyawan lama yang tua dan kurang terampil. Karyawan karyawan muda dan terampil ini nantinya akan menambah kualitas SDM yang kita miliki menjadi lebih bermutu untuk membantu kinerja perusahaan.Namun dalam persaingan bisnis , kerap kali para competitor berusaha membajak karyawan terampil yang kita miliki.Oleh sebab itu Manajemen yang berpengalaman sudah seharusnya selalu memperhatikan kesejahteraan dari karyawannya sehingga lebih memotivasi kinerja mereka menjadi lebih baik dan tidak akan berpaling ke perusahaan lain.
Nama : Luh Dharmayanti
ReplyDeleteNim : 12.01.1.1.1044
Kelas Managemnet Executive, Semester 3
PT. ABC adalah perusahaan yang bergerak dibidang migas yang beroperasi di Buleleng. ABC mencoba menyeimbangkan orientasi hasil dan orientasi proses, mencoba membangun system pengukuran kinerja serta membangun juga budaya perusahaan yang mantap dan dapat dianut oleh seluruh stakeholders. Trend watching melalui analisa swot berbasis balanced scorecard maksudnya:
Kita harus mengetahui dulu apa itu BSC (Balanced Scorecard),
Balanced Scorecard (BSC) merupakan suatu sistem manajemen pengukuran dan pegendalian yang secara cepat, tepat dan komprehensif dapat memberiakan pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis. Pengukuran tersebut memandang unit bisnis dari empat persepektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan, serta proses pembelajaran danpertumbuhan. Balanced Scorecard Sebagai Sistem Manajemen Strategis
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan sebab-sebab kegagalan dari beberapa perusahaan dan keberhasilan dari perusahaan yang lainnya. Balanced Sorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perusahaan
Balanced Scorecard selain dapat berfungsi sebagai alat pengukur kinerja juga dapat sebagai alat ukur keberhasilan organisasi yang bersifat multidimensional yang dikembangkan sebagai dasar dan pedoman untuk menetapkan beberapa hal seperti :
1. Terpenuhinya harapan dan kebutuhan semua pihak yang terkait dengan organisasi(stakeholder).
2. Kesiapan organisasi untuk menjaga kelangsungan hidupnya dimasa depan yang penuh gejolak.
3. Sudah diperhitungkannya seluruh kekayaan dan potensi yang dimiliki organisasipada waktu disiapkan strategi dan misi untuk mewujudkan cita-cita bersama.Selain itu juga BSC akan berfungsi sebagai instrument manajemen yang bersifat sebagai instrument manajeman yang bersifat strategis dan sistematis. Manfaat yang didatangkan dengan menerapkan BSC sebgai alat ukur kinerja terhadap perusahaan dilihat dari perspektif yang dicakup olehnya adalah sebagai berikut :
a. Perspektif keuangan Memberi gambaran ringkas mengenai konsekuensi ekonomi dan tindakanstrategis yang diambil organisasi.Pespektif pelanggan
b. Memberikan kepuasan dan nilai tinggi kepada pelanggan, sehingga dapatdipertahankan pelanggan lama dan ditingkatkan pelanggan baru.Perspektif Bisnis Internal
c. Menjaga adanya proses bisnis yang memungkinkan perusahaan menjagaefisiensi dan produktivitas proses operasi dengan memanfaatkan teknologi terbaik dan cara-carapaling tepat.Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
d. Menjamin agar perusahaan mampu beradaptasi denganbaik dan mampu melakukan perubahan sesuai dengan perubahan yang terjadidilingkungannya.
e. Metode BSC berusaha untuk menggabungkan ukuran-ukuran finansial denganukuran- ukuran performansi yang menjadi pendorong peningkatkan performansi di masamendatang.
f. Keunggulan Perenacanaan Strategis Menggunakan Metode BSC
g. Keunggulanpenggunaan BSC sebagai alat penyusunan rencana strategis perusahaan adalah dihasilkannyasasaran strategis yang komprehensif, koheren, terukur dan seimbang.
h. Komprehensif Balanced Scorecard menjanjikan kemampuan perusahaan dalam melipatgandakan kinerjakeuangannya dalam jangka panjang melalui kekomprehensivan sasaran-sasaran startegis yangdihasilkan dalam perencanaan stategisnya.
Ada empat atribut dari manajemen strategik:
1. Mengarahkan kepada keseluruhan sasaran dan tujuan.
2. Melibatkan berbagai stakeholder dalam pengambilan keputusan.
3. Perlu untuk menggabungkan pandangan jangka pendek dan jangka panjang.
4. Menyadari pertukaran antara afisiensi dan efektifitas.
Manajemen strategik adalah sekumpulan keputusan manajerial dan tindakan yang menentukan kinerja perusahaan jangka panjang. Mencakup environmental scanning, strategy formulation, strategy implementation, and evaluation and control. Ia mengajak berpikir dari awalnya dengan mengajukan beberapa pertanyaan strategik kunci sebagai berikut :
Lanjutan,,,,
ReplyDeleteAnalisis Internal
Analisis Kekuatan (Strenght)
Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelaggan yang dimiliki. Strenght (kekuatan) adalah keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan pesaing.
Analisis Kelemahan (Weaknesses)
Merupakan keadaan perusahaan dalam menghadapi pesaing mempunyai keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan menguasai pasar, sumber daya serta keahlian. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan.
Opportunities (peluang)
Opportunities (peluang) merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
Analisis Eksternal
Analisis Peluang (Opportunity)
Setiap perusahaan memiliki sumber daya yang membedakan dirinya dari perusahaan lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan bersaing tertentu dan beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar modal untuk dapat dimanfaatkan. Dipihak lain, perusahaan-perusahaan baru bemunculan. Peluang pemasaran adalah suatu daerah kebutuhan pembeli di mana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan.
Analisis Ancaman (Threats)
Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan oleh suatu kecenderungan atau suatu perkembangan yang tidak menguntung-kan dalam lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan kedudukan perusahaan. Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis.
Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa depan. Dengan melakukan kedua analisis tersebut maka perusahaan dikenal dengan melakukan analisis SWOT.
Sedangkan perusahaan atau organisasi tidak akan sukses berkelanjutan apabila situasi berubah seperti : Perusahaan bertambah besar, lapisan manajemen bertambah banyak, atau, lingkungan perusahaan baik internal maupun ektetrnal berubah nyata. Wlheelen & Hunger, 1991, berpendapat bahwa perencanaan strategik meliputi empat tahapan proses utama sebagai berikut: environmental scanning, strategy formulation, strategy implementation, and evaluation and control. Analisa Lingkungan (Environmental Scanning) Analisa Lingkungan Luar Organisasi: Lingkungan ekternal (external environmental) meliputi dua variable, peluang dan ancaman (Opportunity and Threats) yang berada di luar organisasi dan cenderung bukan dalam control jangka pendek manajemen puncak. Hal ini melibatkan dua faktor :
1. Lingkungan tugas (task environment) meliputi dua elemen atau sekumpulan yang secara langsung mempengaruhi dan dipengaruhi oleh operasi utama organisasi, seperti : pemegang saham, pemerintah, pemasok, pesaing, komunitas local, pelanggan, kreditor, serikat pekerja, asosiasi, dan kelompok yang berkepentingan.
2. Lingkungan sosial (societal environment) meliputi kekuatan umum yang tidak bersentuhan langsung dengan organisasi tapi mampu bahkan sering mempengaruhi kegiatan jangka panjang organisasi, seperti kekuatan ekonomi, kekuatan sosial dan budaya, kekuatan teknologi, kekuatan politik dan hukum. Analisa Lingkungan Dalam Organisasi : Lingkungan dalam dari organisasi meliputi variabel kekuatan dan kelemahan (Strengths and Weaknesses), yang meluputi :
a. Struktur korporati (corporate structure) adalah cara menata komunikasi, otoritas dan arus kerja.
b. Budaya korporat (corporation’s culture) adalah bentuk dari kepercayaan, harapan, dan nilai-nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi.
Lanjutan,,,,
ReplyDeletec. Sumber daya korporat (Corporate resources) adalah yang berbentuk harta perusahaan, mulai dari bahan baku untuk memproduksi produk perusahaan atau jasa. Harta ini meliputi orang, bakat manajemen, asset keuangan, fasilitas pabrik, tenaga dan kemampuan. Formulasi Strategi (Strategy Formulation)Formulasi strategi (strategy formulation) adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk efektifitas manajemen dari lingkungan peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan organisasi. Termasuk di dalamnya menjabarkan misi organisasi, tujuan spesifik yang dapat dicapai, pengembangan strategi, menetapkan kebijakan.
d. Misi (mission). Misi korporat adalah untuk menyatakan, mengapa alas an dan tujuan organisasi ini ada. Misi yang sempit membatasi lingkup aktifitas korporat dalam hal produk, jasa yang ditawarkan, penggunaan teknologi, dan pasar yang dilayani. Misi yang luas akan memperluas cakupan aktifitas perusahaan untuk memasukan banyak produk dan jasa, pasar dan teknologi.
e. Tujuan (objectives). Misi korporat adalah menentukan parameter dari setiap tujuan spesifik yang harus ditentukan oleh manajemen puncak yang menyatakan apa yang harus dicapai dan kapan harus dicapai. Beberapa contoh dari sasaran biasanya menyangkut : profitability (net profits), efficiency (low costs, etc.), growth (increase in total assets, sales, etc.), shareholder wealth (dividends plus stock price appreciation), utilization of resources (ROE or ROI).
f. Strategi (Strategies). Sebuah strategi dari korporat dapat berbentuk perencanaan utama yang menyeluruh yang dapat dimulai dengan pertanyaan, bagaimana korporat akan mencapai misi dan tujuannya, atau dengan kata lain, strategi adalah cara korporat untuk mencapai misi dan tujuannya.
g. Kebijakan (Policies). Sebagai kelanjutan dari strategi, kebijakan penyajikan panduan yang luas untuk pengambilan keputusan melalui organisasi. Kebijakan yang merupakan panduan yang menyeluruh menghubungkan formulasi strategi dengan implementasi strategi. Implementasi Strategi (StrategyImplementation)
h. Siapa yang harus melaksanakan perencanaan strategi ? Setiap manajer sampai lini pertama supervisor akan terlibat dalam mengimplementasilkan strategi korprorat, divisi dan fungsional.
i. Apa yang harus dilakukan ? Manajer divisi dan manajer fungsi bekerja bersama untuk membangun program, anggaran dan prosedur untuk mengaplikasikan strategi.
j. Program. Sebuah program merupakan pernyataan dari aktifitas atau langkah yang diperlukan untuk mencapai rencana. Ini berorientasi tindakan strategi.
k. Anggaran. Merupakan pernyataan program korporat dalam bentuk $/ Rp. Digunakan dalam perencanaan dan control perincian biaya dan programnya.
l. Procedur. Kadang disebut juga Standards Operating Procedures. Prosedur merupakan system yang berupa langkah atau teknik yang menguraikan terperinci bagaimana tugas atau pekerjaan harus dilakukan. Evaluasi dan Kontrol (Evaluation and Control) Evaluasi dan control adalah proses dimana aktifitas korporat dan hasil kinerja di monitor sehingga kinerja yang sesungguhnya dabat dibandingkan dengan kinerja yang diharapkan. Konsep balanced scorecard terus berkembang sejalan dengan perkembangan dalam pengimplementasian konsep ini. Balanced scorecard merupakan kartu untuk mencatat score untuk mengukur hasil kinerja seseorang atau bisnis dengan cara yang berimbang. Balanced scorecard merupakan alat manajemen kontemporer yang didesain untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam melipat gandakan kinerja keuangan luar biasa secara berkesinambungan. Salah satu tujuan akhir dari penerapan manajemen strategik adalah penciptaan kinerja perusahaan yang excellence dan yang berkesinambungan. Untuk itu diperlukan penerapan performance management yang salah satunya dapat menggunakan model balanced scorecard. Efektifitas performance management sangat bergantung pada cara bagaimana dan proses performance itu diukur. Dalam aplikasinya, balanced scorecard system akan memandu pembuatan indikator keberhasilan dari perusahaan, dimulai dari tingkat corporate, turun sampai ketingkat fungsional.
NAMA : MADE MONA SPHATIKA
ReplyDeleteNIM : 12.01.1.1.977
KELAS : Reguler sore
PT. ABC yg bergerak di bidang migas perlu adanya pemahaman betul tentang peran BSC yang pada dasarnya merupakan sumber dari unit bisnis.Tentunya di dalam sebuah bisnis sebuah ancaman yg begitu mengerikan namun terdapat sisi peluang yg sangat berpotensi menjadi tolak ukur di dalam sebuah bisnis untuk menjadi sebuah motivasi tersendiri guna meraih kesuksesan.
Pengeloalaan sumber daya manusia juga sangat penting dalam perusahaan untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang terampil untuk keberhasilan karyawan dengan memperhatikan kontribusi yang di dapat karyawan agar ia mampu bertahan untuk ikut serta memajukan perusahaan.
Dari segi pelanggan, PT ABC memiliki peluang yang besar untuk meningkatkan pelanggan-pelanggan yang baru. Namun perusahaan tetap waspada akan adanya pesaing baru. Pesaing bukan dianggap sebagai ancaman perusahaan namun pesaing merupakan motivator dalam meningkatkan mutu barang, dan perusahaan bisa lebih berinovasi lagi dalam memproduksi barang. Kita harus mampu mempertahankan pelanggan-pelanggan lama dan meningkatkan pelanggan-pelanggan baru. Kepuasan pelanggan tidak hanya dari kualitas barang melainkan juga dari segi pelayanan. Pelayanan yang kurang baik perlu diperbaiki dan ditingkatkan lebih maksimal lagi. Jangan hanya berfokus pada mutu atau kualitas barang saja tapi diikuti juga dengan adanya pelayanan yang baik. Itu juga dapat menjadi kelebihan suatu perusahaan dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan lain.
Dari segi Pembelajaran dan Pertumbuhan, PT ABC penting melakukan investasi tidak hanya pada peralatan namun juga pada infrastruktur seperti sumber daya manusia yaitu karyawanKaryawan merupakan asset perusahaan yang mampu meningkatkan maupun mempertahankan perusahaan dalam jangka panjang.
lanjutan.....
ReplyDeleteNAMA : MADE MONA SPHATIKA
NIM : 12.01.1.1.977
KELAS : Reguler sore
Keberhasilan dari sebuah bisnis di dalam suatu perusahaan sekiranya merupakan suatu tanaman yang sangat sulit untuk dirawat namun nantinya akan menghasilkan buah yang sangat manis untuk dinikmati di kemudian hari. Strategi keunggulan bersaing dengan menggunakan BSC untuk memuat suatu strategi bisnis yang memiliki keunggulan dalam persaingan. Balanced Scorecard (BSC) merupakan suatu sistem manajemen pengukuran dan pegendalian yang secara cepat, tepat dan komprehensif dapat memberiakan pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis. Pengukuran tersebut memandang unit bisnis dari empat persepektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan, serta proses pembelajaran danpertumbuhan. Empat perspektif tersebut yaitu:
a. Pespektif Keuangan
Pengukuran kinerja keuangan akan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi memberikan perbaikan yang mendasar bagi keuntungan perusahaan.
b. Perspektif Pelanggan
Customer adalah siapa saja yang menggunakan keluaran pekerjaan seseorang atau suatu tim. Definisi ini mengandung arti bahwa customer dapat bersifat intern maupun ekstern dipandang dari sudut organisasi.
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
Analisis proses bisnis internal perusahaan dilakukan dengan menggunakan analisis value-chain. Di sini, manajemen mengidentifikasi proses internal bisnis yang krisis yang harus diunggulkan perusahaan. Scorecard dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk dan atau jasa mereka sesuai dengan spesifikasi pelanggan..
d. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi
Hasil dari pengukuran keempat perspektif sebelumnya biasanya akan menunjukkan kesenjangan yang besar antara kemampuan orang, sistem, dan prosedur yang ada saat ini dengan yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang diinginkan. Itulah mengapa, perusahaan harus melakukan investasi di keempat faktor tersebut untuk mendorong perusahaan menjadi sebuah organisasi pembelajar.
Dalam perkembangannya BSC telah banyak membantu perusahaan untuk sukses mencapai tujuannya. BSC memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki sistem strategi manajemen tradisional. Strategi manajemen tradisional hanya mengukur kinerja organisasi dari sisi keuangan saja dan lebih menitik beratkan pengukuran pada hal-hal yang bersifat tangible, namun perkembangan bisnis menuntut untuk mengubah pandangan bahwa hal-hal intangible juga berperan dalam kemajuan organisasi
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNama : Putu Nita Aryadi
ReplyDeleteKelas : IIIB Reguler Sore
Nim : 12.01.1.1.985
Konsep Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal tahun 1990. BSC berasal dari dua kata yaitu balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Balanced (berimbang) berarti adanya keseimbangan antara performance keuangan dan non-keuangan, performance jangka pendek dan performance jangka panjang, antara performance yang bersifat internal dan performance yang bersifat eksternal. Sedangkan scorecard (kartu skor) yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor performance seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh seseorang di masa depan.
Mula-mula BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif. Awal penggunaannya kinerja eksekutif diukur hanya dari segi keuangan. Kemudian berkembang menjadi luas yaitu empat perspektif, yang kemudian digunakan untuk mengukur kinerja organisasi secara utuh. Empat perspektif tersebut yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
BSC adalah suatu mekanisme sistem manajemen yang mampu menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di lapangan. BSC adalah salah satu alat manajemen yang telah terbukti telah membantu banyak perusahaan dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya.
Keunggulan Balanced Scorecard
Dalam perkembangannya BSC telah banyak membantu perusahaan untuk sukses mencapai tujuannya. BSC memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki sistem strategi manajemen tradisional. Strategi manajemen tradisional hanya mengukur kinerja organisasi dari sisi keuangan saja dan lebih menitik beratkan pengukuran pada hal-hal yang bersifat tangible, namun perkembangan bisnis menuntut untuk mengubah pandangan bahwa hal-hal intangible juga berperan dalam kemajuan organisasi. BSC menjawab kebutuhan tersebut melalui sistem manajemen strategi kontemporer, yang terdiri dari empat perspektif yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Keunggulan pendekatan BSC dalam sistem perencanaan strategis
adalah mampu menghasilkan rencana strategis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut;
• Komprehensif
• Koheren
• Seimbang
• Terukur
Perspektif dalam Balanced Scorecard
Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:
1. Perspektif Keuangan
BSC memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih dan ROI, karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi (Mulyadi dan Johny Setyawan, 2000).
Balanced Scorecard adalah suatu metode pengukuran kinerja yang di dalamnya ada keseimbangan antara keuangan dan non-keuangan untuk mengarahkan kinerja perusahaan terhadap keberhasilan. BSC dapat menjelaskan lebih lanjut tentang pencapaian visi yang berperan di dalam mewujudkan pertambahan kekayaan tersebut (Mulyadi dan Johny Setyawan, 2000) sebagai berikut:
1. Peningkatan customer 'yang puas sehingga meningkatkan laba (melalui peningkatan revenue)
2. Peningkatan produktivitas dan komitmen karyawan sehingga meningkatkanlaba (melalui peningkatan cost effectiveness).
3. Peningkatan kemampuan perasahaan untuk menghasilkan financial returns dengan mengurangi modal yang digunakan atau melakukan investasi daiam proyek yang menghasilkan return yang tinggi.
Lanjutan
ReplyDeleteNama : Putu Nita Aryadi
Kelas : IIIB Reguler Sore
Nim : 12.01.1.1.985
2. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit opetasi dalam upaya mencapai target finansialnya. Selanjutnya apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru/jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan mereka (Kaplan, dan Norton, 1996).
Produk dikatakan bernilai apabila manfaat yang diterima produk lebih tinggi daripada biaya perolehan (bila kinerja produk semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan dipersepsikan pelanggan). Perusahaan terbatas untuk memuaskan potential customer sehingga perlu melakukan segmentasi pasar untuk melayani dengan cara terbaik berdasarkan kemampuan dan sumber daya yang ada. Ada 2 kelompok pengukuran dalam
perspektif pelanggan, yaitu:
Kelompok pengukuran inti icore measurement group).
Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengukur bagaimana perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan dalam mencapai kepuasan, mempertahankan, memperoleh, dan merebut pangsa pasar yang telah ditargetkan. Dalam kelompok pengukuran inti, kita mengenal lima tolak ukur, yaitu: pangsa pasar, akuisisi pelanggan (perolehan pelanggan), retensi pelanggan (pelanggan yang dipertahankan), kepuasan pelanggan, dan profitabilitas pelanggan.
Kelompok pengukuran nilai pelanggan {customer value proposition).
Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mengukur nilai pasar yang mereka kuasai dan pasar yang potensial yang mungkin bisa mereka masuki. Kelompok pengukuran ini juga dapat menggambarkan pemacu kinerja yang menyangkut apa yang harus disajikan perusahaan untuk mencapai tingkat kepuasan, loyalitas, retensi, dan akuisisi pelanggan yang tinggi. Value proposition menggambarkan atribut yang disajikan perusahaan dalam produk/jasa yang dijual untuk menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan.
3.Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang saham melalui flnancial.
Tiap-tiap perasahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi pelanggannya. Secara umum, Kaplan dan Norton (1996) membaginya dalam 3 prinsip dasar, yaitu:
1. Proses inovasi.
Proses inovasi adalah bagian terpenting dalam keseluruhan proses produksi. Tetapi ada juga perusahaan yang menempatkan inovasi di luar proses produksi. Di dalam proses inovasi itu sendiri terdiri atas dua komponen, yaitu: identifikasi keinginan pelanggan, dan melakukan proses perancangan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Bila hasil inovasi dari perusahaan
tidak sesuai dengan keinginan pelanggan, maka produk tidak akan mendapat tanggapan positif dari pelanggan, sehingga tidak memberi tambahan pendapatan bagi perasahaan bahkan perasahaan haras mengeluarkan biaya investasi pada proses penelitian dan pengembangan.
Lanjutan
ReplyDeleteNama : Putu Nita Aryadi
Kelas : IIIB Reguler Sore
Nim : 12.01.1.1.985
Proses operasi.
Proses operasi adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan, mulai dari saat penerimaan order dari pelanggan sampai produk dikirim ke pelanggan. Proses operasi menekankan kepada penyampaian produk kepada pelanggan secara efisien, dan tepat waktu. Proses ini, berdasarkan fakta menjadi fokus utama dari sistem pengukuran kinerja sebagian besar organisasi.
3. Pelayanan purna jual
Adapun pelayanan purna jual yang dimaksud di sini, dapat berupa garansi, penggantian untuk produk yang rusak, dll.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif sebelumnya, dan untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang.
Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada peralatan untuk menghasilkan produk/jasa, tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur. Tolak ukur kinerja keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan yang besar antara kemampuan yang ada dari manusia, sistem, dan prosedur. Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka suatu badan usaha harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling karyawan, yaitu: meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta menata ulang prosedur yang ada.
PT. ABC menerapkan Performance Management system dengan pola 2 kaki yaitu management by Objective dengan mengimplementasikan Balanced Scorecard dan Management by values melalui competency model. ABC mencoba menyeimbangkan orientasi hasil dan orientasi proses, mencoba membangun system pengukuran kinerja serta membangun juga budaya perusahaan yang mantap dan dapat dianut oleh seluruh stakeholders. Lebih jauh lagi dalam implementasinya,ABC juga focus dalam menciptakan tenaga kerja yang professional dengan menggunakan system pengukuran balanced scorecard. Melalui balanced scorecard setiap departemen harus terlibat dalam menunjang rencana strategis perusahaan. Dalam tataran operasionalnya keseluruhan sasaran strategis akan diturunkan kedalam sasaran strategis departemen (cascading) dan masing-masing diberikan Key Performance Indicator untuk mengukurnya.
Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia bisnis melaju pesat, sehingga perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam dunia bisnis dituntut saling berusaha untuk mengikuti perkembangan tersebut, terutama sektor industri yang merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama di Indonesia. Untuk menghadapi persaingan, manajemen perlu menjalankan fungsi- fungsi seperti perencanaan dan pengendalian agar strategi perusahaan dapat tercapai. Pada umumnya, pengukuran kinerja suatu perusahaan marupakan salah satu hal yang sangat penting bagi manager, guna evaluasi dan perencanaan masa depan, serta mengevaluasi apakah perusahaan telah mencapai visi, misi, dan tujuannya, serta merencanakan strategi-strategi baru pada masa yang akan datang. Namun ternyata, untuk mengukur kinerja perusahaan ini tentunya bukan merupakan hal yang mudah.
Dalam menghadapi persaingan antar perusahaan seringkali manajemen dipusingkan dengan strategi apa yang akan diambil untuk memenangkan persaingan. Pada umumnya rencana yang terbersit adalah strategi menurunkan harga. Hal ini sangat dimungkinkan karena memang masyarakat khususnya di Indonesia adalah konsumen yang masih sangat dipengaruhi oleh harga. Artinya konsumen masih bisa diiming-imingi dengan penurunan harga untuk berpindah menjadi pelanggan di tempat yang baru.
Lanjutan
ReplyDeleteNama : Putu Nita Aryadi
Kelas : IIIB Reguler Sore
Nim : 12.01.1.1.985
Keunggulan bersaing didefinisikan sebagai "kemampuan suatu organisasi untuk menciptakan posisi untuk bertahan atas pesaingnya" Ini terdiri dari kemampuan yang dimiliki suatu organisasi yang memungkinkan organisasi untuk membedakan dirinya dari para pesaingnya dan merupakan hasil kritis dari keputusan manajemen
Persaingan sangat penting bagi keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Strategi bersaing merupakan upaya mencari posisi yang menguntungkan dalam suatu industri, yang merupakan suatu bidang fundamental dalam proses berlangsungnya persaingan. keunggulan bersaing adalah tentang bagaimana sebuah perusahaan benar-benar menerapkan strategi generik ke dalam praktek.
Pada performance management system yang ada pada PT “ ABC” adalah perusahaan yang bergerak di bidang migas perlu adanya pemahaman betul tentang peran BSC yang pada dasarnya merupakan sumber dari unit bisnis. Kita tahu migas merupakan suatu kebutuhan yang boleh dikatakan memiliki peran yang sangat penting di dalam masyarakat, ancaman inflasi merupakan ancaman yang paling sering menghantui apalagi dengan kenaikan harga migas yang sekiranya akan berimbas terhadap produk lainnya serta fluktuasi terhadap harga-harga barang yang terjadi akan dapat menggangu perekonomian.
Jadi pada perusahaan PT ABC ini, harus lebih jeli dalam melihat atau mengamati perkembangan kenaikan harga bahan baku, harga pangan sehingga perusahaan ini dapat memperbanyak stok pembeliannya. Jika hal itu terjadi maka perusahaan tidak banyak mengeluarkan biaya untuk pembelian bahan baku malah mendapat untung yang lebih besar.
Terima Kasih
UJIAN AKHIR SEMESTER
ReplyDeleteOleh
Kadek Agus Budi Utama
12.01.1.1.956
Dalam studi kasus di atas yaitu mengambil contoh dari PT. ABC yang bergerak dalam bidang migas yang beroperasi di Buleleng. Perusahaan ini brerusaha untuk menyeimbangkan orientasi hasil dan orientasi proses dan berusaha membangun system pengukuran kinerja. System pengukuran kinerja adalah proses untuk mengkuantifikasi efisiensi dan efektivitas dari suatu tindakan dan dapat di artikan juga pengukuran kinerja adalah untuk memonitor kinerja bisnis dan mendiagnosa penyebab dari masalah.
Dalam studi kasus ini Balanced Scorecard (BSC) berperan penting dalam pelaksanaanya, dimana balance scorecard merupakan suatu mekanisme sistem manajemen yang mampu menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di lapangan. BSC adalah salah satu alat manajemen yang telah terbukti telah membantu banyak perusahaan dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya. BSC memiliki banyak keunggulan yaitu, Dalam perkembangannya BSC telah banyak membantu perusahaan untuk sukses mencapai tujuannya. BSC memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki sistem strategi manajemen tradisional. Strategi manajemen tradisional hanya mengukur kinerja organisasi dari sisi keuangan saja dan lebih menitik beratkan pengukuran pada hal-hal yang bersifat tangible, namun perkembangan bisnis menuntut untuk mengubah pandangan bahwa hal-hal intangible juga berperan dalam kemajuan organisasi. System balance scorecard yaitu mencatat pelaporan keuamgan di dua sisi yaitu antara sisi debet dan kredit, jadi antara pengeluaran dan pendapatan harus seimbang. BSC menjawab kebutuhan tersebut melalui sistem manajemen strategi kontemporer, yang terdiri dari empat perspektif yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
1. Perspektif Keuangan
BSC memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih dan ROI, karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi. Balanced Scorecard adalah suatu metode pengukuran kinerja yang di dalamnya ada keseimbangan antara keuangan dan non-keuangan untuk mengarahkan kinerja perusahaan terhadap keberhasilan. BSC dapat menjelaskan lebih lanjut tentang pencapaian visi yang berperan di dalam mewujudkan pertambahan kekayaan tersebut sebagai berikut:
1. Peningkatan customer 'yang puas sehingga meningkatkan laba (melalui peningkatan revenue).
2. Peningkatan produktivitas dan komitmen karyawan sehingga meningkatkanlaba (melalui peningkatan cost effectiveness).
3. Peningkatan kemampuan perasahaan untuk menghasilkan financial returns dengan mengurangi modal yang digunakan atau melakukan investasi daiam proyek yang menghasilkan return yang tinggi. Di dalam Balanced Scorecard, pengukuran finansial mempunyai dua peranan penting, di mana yang pertama adalah semua perspektif tergantung pada pengukuran finansial yang menunjukkan implementasi dari strategi yang sudah direncanakan dan yang kedua adalah akan memberi dorongan kepada 3 perspektif yang lainnya tentang target yang harus dicapai dalam mencapai tujuan organisasi. Menurut Kaplan dan Norton, siklus bisnis terbagi 3 tahap, yaitu: bertumbuh (growth), bertahan (sustain), dan menuai (harvest), di mana setiap tahap dalam siklus tersebut mempunyai tujuan fmansial yang berbeda. Growth merupakan tahap awal dalam siklus suatu bisnis. Pada tahap ini diharapkan suatu bisnis memiliki produk baru yang dirasa sangat potensial bagi bisnis tersebut.
lanjutan.
ReplyDeleteUJIAN AKHIR SEMESTER
Oleh
Kadek Agus Budi Utama
12.01.1.1.956
Untuk itu, maka pada tahap growth perlu dipertimbangkan mengenai sumber daya untuk mengembangkan produk baru dan meningkatkan layanan, membangun serta mengembangkan fasilitas yang menunjang produksi, investasi pada sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung terbentuknya hubungan kerja secara menyeluruh dalam mengembangkan hubungan yang baik dengan pelanggan. Secara keseluruhan tujuan fmansial pada tahap ini adalah mengukur persentase tingkat pertumbuhan pendapatan, dan tingkat pertumbuhan penjualan di pasar sasaran.
Tahap selanjutnya adalah sustain (bertahan), di mana pada tahap ini timbul pertanyaan mengenai akan ditariknya investasi atau melakukan investasi kembali dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian yang mereka investasikan. Pada tahap ini tujuan fmansial yang hendak dicapai adalah untuk memperoleh keuntungan. Berikutnya suatu usaha akan mengalami suatu tahap yang dinamakan harvest (menuai), di mana suatu organisasi atau badan usaha akan berusaha untuk mempertahankan bisnisnya. Tujuan finansial dari tahap ini adalah untuk untuk meningkatkan aliran kas dan mengurangi aliran dana.
2. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit opetasi dalam upaya mencapai target finansialnya. Selanjutnya apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru/jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan mereka (Kaplan, dan Norton, 1996).
Produk dikatakan bernilai apabila manfaat yang diterima produk lebih tinggi daripada biaya perolehan (bila kinerja produk semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan dipersepsikan pelanggan). Perusahaan terbatas untuk memuaskan potential customer sehingga perlu melakukan segmentasi pasar untuk melayani dengan cara terbaik berdasarkan kemampuan dan sumber daya yang ada. Ada 2 kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan, yaitu:
1. Kelompok pengukuran inti icore measurement group). Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengukur bagaimana perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan dalam mencapai kepuasan, mempertahankan, memperoleh, dan merebut pangsa pasar yang telah ditargetkan. Dalam kelompok pengukuran inti, kita mengenal lima tolak ukur, yaitu: pangsa pasar, akuisisi pelanggan (perolehan pelanggan), retensi pelanggan (pelanggan yang dipertahankan), kepuasan pelanggan, dan profitabilitas pelanggan
2. Kelompok pengukuran nilai pelanggan {customer value proposition). Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mengukur nilai pasar yang mereka kuasai dan pasar yang potensial yang mungkin bisa mereka masuki. Kelompok pengukuran ini juga dapat menggambarkan pemacu kinerja yang menyangkut apa yang harus disajikan perusahaan untuk mencapai tingkat kepuasan, loyalitas, retensi, dan akuisisi pelanggan yang tinggi. Value proposition menggambarkan atribut yang disajikan perusahaan dalam produk/jasa yang dijual untuk menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan. Kelompok pengukuran nilai pelanggan terdiri dari:
a. Atribut produk/jasa, yang meliputi: fungsi, harga, dan kualitas produk.
b. Hubungan dengan pelanggan, yang meliputi: distribusi produk kepada pelanggan, termasuk respon dari perusahaan, waktu pengiriman, serta bagaimana perasaan pelanggan setelah membeli produk/jasa dari perusahaan yang bersangkutan.
c. Citra dan reputasi, yang menggambarkan faktor intangible bagi perusahaan untuk menarik pelanggan untuk berhubungan dengan perusahaan, atau membeli produk.
lanjutan.
ReplyDeleteUJIAN AKHIR SEMESTER
Oleh
Kadek Agus Budi Utama
12.01.1.1.956
3. PerspektifProses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang saham melalui flnancial retums. Tiap-tiap perasahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi pelanggannya. Secara umum, Kaplan dan Norton (1996) membaginya dalam 3 prinsip dasar, yaitu:
1. Proses inovasi Proses inovasi adalah bagian terpenting dalam keseluruhan proses produksi. Tetapi ada juga perusahaan yang menempatkan inovasi di luar proses produksi. Di dalam proses inovasi itu sendiri terdiri atas dua komponen, yaitu: identifikasi keinginan pelanggan, dan melakukan proses perancangan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Bila hasil inovasi dari perusahaan tidak sesuai dengan keinginan pelanggan, maka produk tidak akan mendapat tanggapan positif dari pelanggan, sehingga tidak memberi tambahan pendapatan bagi perasahaan bahkan perasahaan haras mengeluarkan biaya investasi pada proses penelitian dan pengembangan.
2. Proses operasiProses operasi adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan, mulai dari saat penerimaan order dari pelanggan sampai produk dikirim ke pelanggan. Proses operasi menekankan kepada penyampaian produk kepada pelanggan secara efisien, dan tepat waktu. Proses ini, berdasarkan fakta menjadi fokus utama dari sistem pengukuran kinerja sebagian besar organisasi.
3. Pelayananpumajual Adapun pelayanan purna jual yang dimaksud di sini, dapat berupa garansi, penggantian untuk produk yang rusak, dll.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif sebelumnya, dan untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang.
Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada peralatan untuk menghasilkan produk/jasa, tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur. Tolak ukur kinerja keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan yang besar antara kemampuan yang ada dari manusia, sistem, dan prosedur. Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka suatu badan usaha harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling karyawan, yaitu: meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta menata ulang prosedur yang ada.
Nama : Ida Ayu Pt Mas Wedayanti
ReplyDeleteNim : 12.01.1.1.1054
Semester dua
BANK
saya sangat setuju dengan beberapa argumen yang diberikan kepada teman teman segala sesuatu mengenai kebijakan bank tergantung pada BI dan untuk kesejahteraan BI hendaknya pemerintah ikut serta mengawasi langsu tindakan-tindakan BI agar tidak terjadi korupsi/kesalahan yang fatal
KOPERASI
Penjelasan UUD 1945 menyatakan bahwa bangunan usaha yang sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia adalah koperasi. Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang dijalankan berdasarkan asas kekeluargaan. inti dari koperasi adalah kerja sama, yaitu kerja sama diantara anggota dan para pengurus dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anggota dan masyarakat serta membangun tatanan perekonomian nasional. Sebagai gerakan ekonomi rakyat, koperasi bukan hanya milik orang kaya melainkan juga milik oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.
Berikut ini adalah landasan koperasi Indonesia yang melandasi aktifitas koperasi di Indonesia.
• Landasan Idiil ( pancasila )
• Landasan Mental ( Setia kawan dan kesadaran diri sendiri )
• Landasan Struktural dan gerak ( UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 )
Koperasi adalah juga gerakan yang terorganisasi yang didorong oleh cita – cita rakyat mencapai masyarakat yang maju, adil dan makmur seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945 khususnya pasal 33 ayat (1) yang menyatakan bahwa :
ialah koperasi”. Karena dorongan cita – cita rakyat itu, undang – undang tentang perkoperasian No. 25 Tahun 1992 menyatakan bahwa koperasi selain badan usaha juga adalah gerakan ekonomi rakyat.
dengan adanya koperasi yang didukung dengan pemerintah dlam pengembangannya diharapkan dapat meningkatkan ekonomi indonesia.:
Ketut Artha Dana
ReplyDelete12.01.1.1.976
Reguler Sore
Dari kajian di atas dapat dijabarkan analisisnya berdasarkan gambaran tentang trend watching melalui analisa swot berbasis balanced scorecard yang telah dipaparkan adalah sebagai berikut.
PT. ABC adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri migas yang beroperasi di Buleleng. PT. ABC menerapkan PerformanceManagementsystem dengan mengimplementasikan Trend Watching Melalui Analisa Swot Berbasis Balanced Scorecard. PT. ABC mencoba menyeimbangkan orientasi hasil dan orientasi proses, mencoba membangun system pengukuran kinerja serta membangun juga budaya perusahaan yang mantap dan dapat dianut oleh seluruh stakeholders. Lebih jauh lagi dalam implementasinya, PT. ABC juga focus dalam menciptakan tenaga kerja yang professional dengan menggunakan system pengukuran balanced scorecard. Melalui balanced scorecard setiap departemen harus terlibat dalam menunjang rencana strategis perusahaan.
Dalam tataran operasionalnya keseluruhan sasaran strategis akan diturunkan kedalam sasaran strategis departemen (cascading) dan masing-masing diberikan Key Performance Indikator untuk mengukurnya. Terdapat kondisi yang mendukung dilakukannya perancangan dan penerapan BSC sebagai suatu sistem manajemen strategis yang sekaligus digunakan sebagai instrumen pengukuran kinerja di PT. ABC.
Kondisi Pertama, yang mendukung penerapan BSC adalah PT. ABC telah memiliki visi dan misi yang jelas dan mudah dipahami serta dituangkan dalam konsep-konsep strategis yang gamblang. Hal ini relatif memudahkan identifikasi sasaran strategis perusahaan dan perancangan model BSC yang sesuai dengan arah strategi perusahaan. Keberhasilan identifikasi strategi perusahaan beserta sasaran-sasarannya akan memudahkan pemilihan berbagai tolak ukur kinerja bisnis yang sesuai untuk PT. ABC.
Kondisi Kedua, struktur organisasi PT. ABC yang didominasi oleh keleompok-kelompok fungsional (Urusan-urusan dan grup-grup) relatif berhasil mengurangi herarkisme organisasi. Hal ini memungkinkan terjadinya komunikasi yang efektif diantara seluruh individu dalam organisasai. Dengan demikian visi, misi dan strategi usaha yang dirancang di tingkat puncak akan
dapat dikomunikasikan secara efektif keseluruh individu dalam organisasi perusahaan. Kesatuan pemahaman seluruh individu atas visi, misi dan strategi perusahaan sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan implementasi BSC untuk mengukur kinerja bisnis, dan juga proses evaluasi serta proses umpan baliknya. Dengan adanya kesatuan pemahaman tersebut, setiap individu akan berusaha menyelaraskan tujuan atau sasaran kerjanya (personalgoals) dengan sasaran strategis perusahaan, sehingga pada akhirnya pencapaian sasaran strategis perusahaan akan berarti pencapaian tujuan setiap individu. Hal ini pada akhirnya akan memberikan kepuasan kerja pada seluruh karyawan, dan manajemen pun akan lebih mudah melakukan penilaian atas kinerja setiap individu guna menentukan kompensasi secara objektif.
ReplyDeleteKondisi Ketiga, kondisi persaingan yang semakin meningkat, mendorong PT ABC untuk senantiasa merumuskan dan mengevaluasi secara terus menerus strategi usahanya untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan. Untuk dapat mengevaluasi efektivitas strategi usaha pencapaian sasaran-sasaran strategis perusahaan secara tepat, PT. ABC memerlukan suatu instrumen pengukuran kinerja bisnis yang dapat memberikan informasi tentang keberhasilan strategi dan operasi bisnis perusahaan secara komprehensif, bukan hanya dari aspek keuangan, namun juga dari seluruh aspek yang terlibat dan berpengaruh secara signifikan terhadap proses bisnis secara keseluruhan. Karakteristik instrumen pengukuran kinerja seperti ini dapat ditemukan pada konsep BSC.
Kondisi Keempat, komposisi sumber daya manusia di PT. ABC yang sebagian besar berusia relatif muda yang sebagian besar berpendidikan sarjana memungkinkan adanya dinamika dan progresivitas proses manajerial. Lazimnya, pegawai berusia muda relatif lebih tanggap terhadap perubahan dan lebih dapat diterima adanya sistem baru secara mudah. Kondisi semacam ini jelas sangat kondusif bagi penerapan BSC sebagai instrumen pengukuran kinerja bisnis di PT. ABC. Dengan kondisi-kondisi seperti tersebut diatas maka PT. ABC sangat tepat untuk segera menerapkan sistem strategis manajemen berbasis BSC yang dapat digunakan sebagai suatu sistem pengukuran kinerja yang komprehensif dalam melihat kinerja perusahaan dari berbagai sudut pandang yang sangat seimbang.
Untuk mempermudah proses cascading strategi maka dibuatlah peta strategy (strategic mapnya),
ReplyDeletePERSPEKTIF KEUANGAN PT. ABC
Dengan strategi pertumbuhan pendapatan tersebut, dilihat dari tabel ditas maka tolok ukur keuangan yang sebaiknya dijadikan sebagai tolak ukur kinerja bisnis yang utama adalah tolak ukur keuangan. Tolak ukur ini dapat digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran strategis PT. ABC dalam hal pendapatannya.
PERSPEKTIF PELANGGANPT. ABC
Sasaran stratedi dalam perspektif nasabah meliputi :
1. Miningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan, dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggandan juga mempertahankan pelanggan.
2. Meningkatkan jumlah workshop untuk disewakan. Dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah pelanggandan pangsa pasar.
3. Kedua sasaran strategis tersebut diatas sejalan dengan strategi pertumbuhan perusahaan dan sasaran strategis berupa meningkatkan pendapatan pada perspektif keuangan.
PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL PT. ABC
Perspektif ini memiliki dua sasaran strategis yaitu:
1. Mengembangkan jasa-jasa baru yang dapat diandalkan, dan
2. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan kerja sama dengan pihak ketiga
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN
Perspektif ini mengacu pada profesionalisme pegawai, dalam hal ini bisa diukur dengan:
1. Training Index, yaitu jumlah training yang dilakukan oleh perusahaan kepada karyawan
2. Turnover karyawan, yaitu berapa banyak orang yang keluar masuk secara cepat dalam periode tersebut.
nama: Luh Gede Siwi Darmayanti
ReplyDeletenim: 12.01.1.1032
Manajemen Reguler pagi
smt 3
Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Yang selalu di ukur yaitu bagian keuangan, karena keuangan berbicara mengenai angka, sesuatu yang mudah dihitung dan dianalisa. Dengan perkembangan ilmu manajemen dan kemajuan teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja perusahaan yang hanya mengandalkan perspektif keuangan dirasakan banyak memiliki kelemahan dan keterbatasan.Konsep Balanced Scorecard( BSC )adalah kartu skor yang digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan, antara jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan factor internal dan eksterna. Mula-mula BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif. Awal penggunaannya kinerja eksekutif diukur hanya dari segi keuangan. Kemudian berkembang menjadi luas yaitu empat perspektif, yang kemudian digunakan untuk mengukur kinerja organisasi secara utuh. Empat perspektif tersebut yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia bisnis melaju pesat, sehingga perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam dunia bisnis dituntut saling berusaha untuk mengikuti perkembangan tersebut, terutama sektor industri yang merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama di Indonesia. Untuk menghadapi persaingan, manajemen perlu menjalankan fungsi- fungsi seperti perencanaan dan pengendalian agar strategi perusahaan dapat tercapai. Pada umumnya, pengukuran kinerja suatu perusahaan marupakan salah satu hal yang sangat penting bagi manager, guna evaluasi dan perencanaan masa depan, serta mengevaluasi apakah perusahaan telah mencapai visi, misi, dan tujuannya, serta merencanakan strategi-strategi baru pada masa yang akan datang. Namun ternyata, untuk mengukur kinerja perusahaan ini tentunya bukan merupakan hal yang mudah.
Dalam perkembangannya BSC telah banyak membantu perusahaan untuk sukses mencapai tujuannya. BSC memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki sistem strategi manajemen tradisional. Strategi manajemen tradisional hanya mengukur kinerja organisasi dari sisi keuangan saja dan lebih menitik beratkan pengukuran pada hal-hal yang bersifat tangible, namun perkembangan bisnis menuntut untuk mengubah pandangan bahwa hal-hal intangible juga berperan dalam kemajuan organisasi. BSC menjawab kebutuhan tersebut melalui sistem manajemen strategi kontemporer, yang terdiri dari empat perspektif yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Keunggulan pendekatan BSC dalam sistem perencanaan strategis yaitu mampu menghasilkan rencana strategis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut (1) komprehensif, (2) koheren, (3)seimbang dan (4) terukur.
LANJUTAN
ReplyDeleteperspektif yang dipakai dalam BSC adalah sebagai berikut:
1. Perspektif Keuangan
BSC memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih dan ROI, karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi (Mulyadi dan Johny Setyawan, 2000).
Balanced Scorecard adalah suatu metode pengukuran kinerja yang di dalamnya ada keseimbangan antara keuangan dan non-keuangan untuk mengarahkan kinerja perusahaan terhadap keberhasilan. BSC dapat menjelaskan lebih lanjut tentang pencapaian visi yang berperan di dalam mewujudkan pertambahan kekayaan tersebut (Mulyadi dan Johny Setyawan, 2000) sebagai berikut:
1. Peningkatan customer 'yang puas sehingga meningkatkan laba (melalui peningkatan revenue).
2. Peningkatan produktivitas dan komitmen karyawan sehingga meningkatkanlaba (melalui peningkatan cost effectiveness).
3. Peningkatan kemampuan perasahaan untuk menghasilkan financial returns dengan mengurangi modal yang digunakan atau melakukan investasi daiam proyek yang menghasilkan return yang tinggi.
Di dalam Balanced Scorecard, pengukuran finansial mempunyai dua peranan penting, di mana yang pertama adalah semua perspektif tergantung pada pengukuran finansial yang menunjukkan implementasi dari strategi yang sudah direncanakan dan yang kedua adalah akan memberi dorongan kepada 3 perspektif yang lainnya tentang target yang harus dicapai dalam mencapai tujuan organisasi.
Menurut Kaplan dan Norton, siklus bisnis terbagi 3 tahap, yaitu: bertumbuh (growth), bertahan (sustain), dan menuai (harvest), di mana setiap tahap dalam siklus tersebut mempunyai tujuan fmansial yang berbeda. Growth merupakan tahap awal dalam siklus suatu bisnis. Pada tahap ini diharapkan suatu bisnis memiliki produk baru yang dirasa sangat potensial bagi bisnis tersebut.
Untuk itu, maka pada tahap growth perlu dipertimbangkan mengenai sumber daya untuk mengembangkan produk baru dan meningkatkan layanan, membangun serta mengembangkan fasilitas yang menunjang produksi, investasi pada sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung terbentuknya hubungan kerja secara menyeluruh dalam mengembangkan hubungan yang baik dengan pelanggan. Secara keseluruhan tujuan fmansial pada tahap ini adalah mengukur persentase tingkat pertumbuhan pendapatan, dan tingkat pertumbuhan penjualan di pasar sasaran.
Tahap selanjutnya adalah sustain (bertahan), di mana pada tahap ini timbul pertanyaan mengenai akan ditariknya investasi atau melakukan investasi kembali dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian yang mereka investasikan. Pada tahap ini tujuan fmansial yang hendak dicapai adalah untuk memperoleh keuntungan. Berikutnya suatu usaha akan mengalami suatu tahap yang dinamakan harvest (menuai), di mana suatu organisasi atau badan usaha akan berusaha untuk mempertahankan bisnisnya. Tujuan finansial dari tahap ini adalah untuk untuk meningkatkan aliran kas dan mengurangi aliran dana.
2. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit opetasi dalam upaya mencapai target finansialnya. Selanjutnya apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru/jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan mereka (Kaplan, dan Norton, 1996).
Produk dikatakan bernilai apabila manfaat yang diterima produk lebih tinggi daripada biaya perolehan (bila kinerja produk semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan dipersepsikan pelanggan). Perusahaan terbatas untuk memuaskan potential customer sehingga perlu melakukan segmentasi pasar untuk melayani dengan cara terbaik berdasarkan kemampuan dan sumber daya yang ada.
lanjutan
ReplyDelete. Ada 2 kelompok pengukuran dalam
perspektif pelanggan, yaitu:
1. Kelompok pengukuran inti icore measurement group).
Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengukur bagaimana perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan dalam mencapai kepuasan, mempertahankan, memperoleh, dan merebut pangsa pasar yang telah ditargetkan. Dalam kelompok pengukuran inti, kita mengenal lima tolak ukur, yaitu: pangsa pasar, akuisisi pelanggan (perolehan pelanggan), retensi pelanggan (pelanggan yang dipertahankan), kepuasan pelanggan, dan profitabilitas pelanggan.
2. Kelompok pengukuran nilai pelanggan {customer value proposition).
Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mengukur nilai pasar yang mereka kuasai dan pasar yang potensial yang mungkin bisa mereka masuki. Kelompok pengukuran ini juga dapat menggambarkan pemacu kinerja yang menyangkut apa yang harus disajikan perusahaan untuk mencapai tingkat kepuasan, loyalitas, retensi, dan akuisisi pelanggan yang tinggi. Value proposition menggambarkan atribut yang disajikan perusahaan dalam produk/jasa yang dijual untuk menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan. Kelompok pengukuran nilai pelanggan terdiri dari:
a. Atribut produk/jasa, yang meliputi: fungsi, harga, dan kualitas produk.
b. Hubungan dengan pelanggan, yang meliputi: distribusi produk kepada pelanggan, termasuk respon dari perusahaan, waktu pengiriman, serta bagaimana perasaan pelanggan setelah membeli produk/jasa dari perusahaan yang bersangkutan.
c. Citra dan reputasi, yang menggambarkan faktor intangible bagi perusahaan untuk menarik pelanggan untuk berhubungan dengan perusahaan, atau membeli produk.
3. PerspektifProses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang saham melalui flnancial retums (Simon, 1999).
Tiap-tiap perasahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi pelanggannya. Secara umum, Kaplan dan Norton (1996) membaginya dalam 3 prinsip dasar, yaitu:
1. Proses inovasi.
Proses inovasi adalah bagian terpenting dalam keseluruhan proses produksi. Tetapi ada juga perusahaan yang menempatkan inovasi di luar proses produksi. Di dalam proses inovasi itu sendiri terdiri atas dua komponen, yaitu: identifikasi keinginan pelanggan, dan melakukan proses perancangan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Bila hasil inovasi dari perusahaan
tidak sesuai dengan keinginan pelanggan, maka produk tidak akan mendapat tanggapan positif dari pelanggan, sehingga tidak memberi tambahan pendapatan bagi perasahaan bahkan perasahaan haras mengeluarkan biaya investasi pada proses penelitian dan pengembangan.
2. Proses operasi.
Proses operasi adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan, mulai dari saat penerimaan order dari pelanggan sampai produk dikirim ke pelanggan. Proses operasi menekankan kepada penyampaian produk kepada pelanggan secara efisien, dan tepat waktu. Proses ini, berdasarkan fakta menjadi fokus utama dari sistem pengukuran kinerja sebagian besar organisasi.
3. Pelayananpumajual.
Adapun pelayanan purna jual yang dimaksud di sini, dapat berupa garansi, penggantian untuk produk yang rusak, dll.
NAMA : Ni Luh Putu Risna Dewi
ReplyDeleteNIM : 12.01.1.1041
SEMESTER : 3
REGULER : Pagi
Balanced Scorecard adalah konsep yang mengukur kinerja suatu organisasi dari empat perspektif yaitu perspektif finansial, perspektif customer, perspektif proses bisnis internal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Konsep Balanced Scorecard ini pada dasarnya merupakan penerjemahan strategi dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka panjang, yang kemudian diukur dan dimonitor secara berkelanjutan. Tulisan ini menitikberatkan pada bagaimana penerapan konsep Balanced Scorecard di beberapa perusahaan di Amerika. Berbagai kendala dan permasalahan yang timbul dari penerapan konsep Balanced Scorecard menjadi masukan bagi perusahaan atau organisasi bisnis yang ingin menerapkan konsep ini. Bagaimanapun juga konsep ini akan membantu perusahaan untuk melakukan pengukuran kinerja secara lebih komprehensif dan akurat.
BSC berkembang dari hanya kerangka berfikir tentang pengukuran kinerja pada awalnya menjadi sebuah sistem perencanaan dan manajemen strategis. Dengan konsep BSC baru ini maka akan mampu mengubah perencanaan organisasi yang menarik namun berupa dokumen yang pasif, menjadi sebuah orkestra organisasi yang dinamis dan penuh energi. BSC tidak hanya menyediakan kerangka kerja untuk penguruan kinerja, namun juga membantu perencana mengidentifikasi apa yang harus dilakukan dan diukur. Dengan demikian, pimpinan satuan pendidikan dapat dengan pasti menjalankan strategi mereka.
Lanjutan :
ReplyDeleteBSC merupakan alat manajemen kontemporer yang didesain untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam meningkatkan kinerjanya secara terus menerus. Balanced Scorecard memperluas cakupan perspektif dalam perencanaan strategik, yaitu dari yang sebelumnya hanya terbatas pada tiga perspektif yaitu keuangan, customer, dan proses, diperluas menjadi empat perspektif yaitu perspektif pembelajaran-pertumbuhan. Perluasan perspektif tersebut dalam jangka panjang akan menjanjikan kinerja yang berlipat ganda dan berkesinambungan di samping dapat meningkatkan kemampuan organisasi dalam memasuki lingkungan bisnis yang komplek dan turbulen.
Di sisi lain Balanced Scorecard meletakkan titik ungkit (leverage) pada perspektif yang paling dasar, yaitu pembelajaran dan pertumbuhan. Sebagai contoh, sasaran strategik perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah meningkatnya kapabilitas personel dan meningkatnya komitmen personel. Dua sasaran strategik tersebut ditujukan untuk mencapai sasaran strategik perspektif proses yaitu meningkatnya kualitas proses layanan kepada konsumen, meningkatnya kecepatan proses layanan dan terintegrasikannya proses layanan. Sasaran strategik pada perspektif proses tersebut ditujukan untuk mencapi sasaran strategik perspektif customer yaitu meningkatnya kualitas hubungan dengan customer, meningkatnya kualitas jasa, dan meningkatnya citra organisasi yang ketiganya akan menghasilkan pertumbuhan pendapatan dan berkurangnya biaya pada perspektif keuangan. Hasil akhirnya adalah tercapainya sustainable outstanding financial return. Konsekuensi dari sifat hubungan sebab-akibat di atas maka penting sekali bagi organisasi untuk menjaga keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik. Konsep ini yang kemudian diadaptasi dalam bentuk kepastian adanya benang merah antara aktivitas unit kerja dengan visi, misi institusi.
Sebagian besar organisasi hanya mengandalkan manajemen puncak untuk menyusun perencanaan strategik, sementara manajemen menengah sampai karyawan hanya melakukan implementasi rencana jangka panjang dan pendek. Sistem ini hanya pas untuk lingkungan yang stabil yang di dalamnya prediksi masih dapat diandalkan untuk memperkirakan masa depan organisasi. Dalam pengembangan aktivitas, perguruan tinggi harus melibatkan seluruh unit kerja dan personel didalamnya dalam perencanaan strategiknya untuk mengubah mode operasi organisasi dari plan and control menjadi sense and respond. Dengan mekanisme baru ini, diharapkan akan dapat terlihat dan terukur seluruh kinerja organisasi dalam berbagai level.
Sistem manajemen strategik terdiri atas dua tahap utama yaitu: tahap perencanaan dan tahap pengimplementasian rencana.
Lanjutan :
ReplyDeleteTahap perencanaan terdiri atas empat tahap, yaitu:
1. perumusan strategi (strategy formulation)
2. perencanaan strategik (strategic planning)
3. penyusunan program (programming)
4. penyusunan anggaran (budgeting)
Tahap pengimplementasian rencana terdiri atas dua tahap yaitu:
1. pengimplementasian (implementation)
2. pemantauan (monitoring)
Perencanaan strategis disadari sebagai proses kreatif, selain proses perencanaan praktis untuk perubahan komunitas. Dengan adanya rencana strategis akan diperoleh blueprint untuk perubahan yang menjadi dasar menentukan perubahan seperti apa yang akan dilakukan sampai beberapa tahun ke depan, dan juga bagaimana dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Memang tidak ada rumus praktis untuk membuat rencana strategis, setiap institusi tentu memiliki kekhasan yang merupakan hasil dari proses panjang pembentukan budaya organisasi.
Perencanaan Strategik penting dilakukan/ disusun untuk memberi arah dan bimbingan para pengelola perusahaan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan. Tanpa perencanaan yang baik akan menyebabkan ketidak jelasan tujuan yang akan dicapai, resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan dalam perusahaan. Penyusunan rencana strategis ini dilakukan untuk dapat membuat kejelasan dalam pencapaian tujuan organisasi yang terartikulasikan dalam visi dan misi.
Perencanaan Strategik perusahaan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahan/tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian ini menunjukkan bahwa perencanaan startegik merupakan proses mengidentifikasi, mengumpulkan dan menganalisis data internal dan eksternal (esensial dan kritis) untuk memperoleh infornasi terkini dan yang berrnanfaat bagi penyiapan dan pelaksanaan rencana jangka panjang dan pendek dalam rangka untuk merealisasikan atau mencapai tujuan organisasi.
Lanjutan :
ReplyDeletePerencanaan strategik suatu perusahaan menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut: memperbaiki hasil perusahaan, membawa perubahan yang lebih baik (peningkatan/ pengembangan), demand driven (prioritas kebutuhan), partisipasi, keterwakilan, data driven, realistis sesuai dengan hasil analisis SWOT, mendasarkan pada hasil review dan evaluasi, keterpaduan, holistic/tersistem, transparans, dan keterkaitan serta kesepadanan secara vertikal dan horisontal dengan rencana-rencana lain.
Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan rencana strategis dapat menggunakan pendekatan Balance Scorecard meski dengan modifikasi pada kriteria yang dipilih oleh organisasi. BSC berkembang dari hanya kerangka berfikir tentang pengukuran kinerja pada awalnya menjadi sebuah sistem perencanaan dan manajemen strategis. Dengan konsep BSC baru ini maka akan mampu mengubah perencanaan organisasi yang menarik namun berupa dokumen yang pasif, menjadi sebuah orkestra organisasi yang dinamis dan penuh energi. BSC tidak hanya menyediakan kerangka kerja untuk penguruan kinerja, namun juga membantu perencana mengidentifikasi apa yang harus dilakukan dan diukur. Dengan demikian, pimpinan suatu perusahaan dapat dengan pasti menjalankan strategi mereka. BSC dalam tulisan ini nantinya akan dimodifikasi untuk komponen tiap kriteria berdasarkan pada kriteria RAISE sebagai bidang prestasi kunci suatu perusahaan. Meskipun BSC mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan tersendiri tetap saja metode BSC tetap diakui merupakan sistem manajemen kinerja terbaik, yang membantu setiap bagian dalam organisasi untuk menerapkan strategi organisasi menjadi tindakan operasional dan hasil yang jelas. Metode BSC bukan sekedar sistem manajemen kinerja biasa, tetapi alat untuk mengimplementasikan strategi secara efektif. Masalah utama yang dihadapi organisasi bukanlah menyusun atau memformulasikan strategi, melainkan bagaimana mengimplementasikan strategi itu secara efektif. Betapapun indahnya strategi organisasi, tetapi kalau pelaksanaannya tidak baik, hasilnya akan tetap buruk. Sebaliknya, strategi organisasi yang sederhana namun diterapkan secara ekselen, maka hasilnya akan sangat luar biasa.
Nama: A A Somia Mahardika.
ReplyDeleteNim: 12.01.1.1 960
Kelas: 3A
Dari kajian di atas dapat dijabarkan analisisnya berdasarkan gambaran tentang trend watching melalui analisa swot berbasis balanced scorecard yang telah dipaparkan adalah sebagai berikut:
PT. ABC yg bergerak di bidang migas perlu adanya pemahaman betul tentang peran BSC yang pada dasarnya merupakan sumber dari unit bisnis.Tentunya di dalam sebuah bisnis sebuah ancaman yg begitu mengerikan namun terdapat sisi peluang yg sangat berpotensi menjadi tolak ukur di dalam sebuah bisnis untuk menjadi sebuah motivasi tersendiri guna meraih kesuksesan.
Keberhasilan dari sebuah bisnis di dalam suatu perusahaan sekiranya merupakan suatu tanaman yang sangat sulit untuk dirawat namun nantinya akan menghasilkan buah yg sangat manis untuk dinikmati di kemudian hari. Dalam hal ini PT. ABC harus selalu cermat tentang bagaimana suatu ancaman menjadi momok tersendiri yang sangat menakutkan namun mejadi ancuan tersendiri pula untuk meraih kesuksesan . Kita tahu migas merupakan suatu kebutuhan yang boleh dikatakan memiliki peran yang sangat penting di dalam masyarakat, ancaman inflasi merupakan ancaman yang paling sering menghantui apalagi dengan kenaikan harga migas yang sekiranya akan berimbas terhadap produk lainnya serta fluktuasi terhadap harga-harga barang yang terjadi akan dapat menggangu perekonomian. Pengaturan Keuangan dalam perusahaan perlu diatur sedemikian baiknya sehingga dapat mengelola keuangan dengan baik sesuai kebutuhan serta cash flow yang selalu terkontrol dengan sesuai maka tidak dapat dipungkiri akan memberikan peluang pembangunan ekonomi yang sehat dan bagus.
Selain pengelolaan keuangan, perhatian terhadap Pelanggan harus selalu diperhatikan karena dalam dunia bisnis pastinya akan menemukan kompetitor-kompetitor dalam bisnis yang sama pula. Konsentrasi pemahaman dan pemenuhan akan kebutuhan pelanggan merupakan salah satu upaya terhadap kepuasan pelanggan terutama di dalam pengontrolan stock migas agar tidak terjadi kekosongan stock dengan jumlah pelanggan yang ada sehingga akan menimbulkan kekecewaan pelanggan. Dan bila pemenuhan selalu terkontrol maka pelanggan tidak akan berpaling terhadap kompetitor perusahaan.
Proses Internal dalam perusahaan harus selalu terjaga dan terlaksana dengan baik karena tinjauan dari Tim Audit Client akan selalu datang untuk melihat langsung dari seluruh proses perjalanan kerja. Kadangkala kelalaian, kurangnya ketelitian dan tidak kosistenya di dalam pekerjan merupakan hal yang sangat buruk dan dapat berimbas kurang baik pada perusahaan. Dan dengan itu harus selalu berupaya memperbaiki serta menjaga Keefektifan serta keefesienan dan produktivitas proses operasi dengan menggunakan dan memanfaatkan teknologi terbaik secara terus menerus untuk menjadi lebih baik di dalam proses pekerjaan, pelayanan serta proses produksi agar mampu memajukan perusahaan.
Proses Pembelanjaan dan pertumbuhan, tentu dari tahun ke tahun akan timbul calon-calon karyawan muda yang lebih berpotensi dan terampil dibandingkan dengan karyawan yang sudah tua dan kurang berpotensi, yang sudah barang tentu akan menambah kualitas SDM yang lebih bermutu untuk membantu dari kinerja perusahaan. Namun kadangkala karena munculnya para pesaing yang ada maka sering terjadi pembajakan karyawan dan dengan hal tersebut pihak perusahaan harus selalu memperhatikan kesejahteraan dari para karyawannya karena suatu manajemen yang sudah berpengalaman sudah barang tentu mengetahui hal-hal yang lebih bijak dalam kesejahteraan agar selalu memotivasi kinerja karyawan serta sedikit kemungkinan karyawan untuk berpaling terhadap perusahaan yang lain.
Dengan selalu memperhatikan sumber dari unit bisnis yaitu Balanced Score Card yaitu rencana stategis perusahaan seperti dihasilkannya sasaran strategi yang komprehensif, koheren, terukur dan seimbang, maka peluang orientasi untuk hasil yg memuaskan dan membangun budaya perusahaan yg baik akan mampu dicapai dgn sebuah kesuksesan serta keunggulan di dlm persaingan.
Nama : Kadek Eli Wahyuni
ReplyDeleteNIM : 12.01.1.1034
MK : Manajemen Strategi
Kelas : Reguler Pagi
Sebuah perusahaan tentunya pasti memiliki kebutuhan, salah satunya adalah kebutuhan akan pentingnya manajemen strategi untuk merespon perubahan yang akan terjadi pada masa depan serta menciptakan metode pengukuran kinerja yang lengkap, sebab dengan adanya pengukuran kinerja dalam organisasi secara lengkap maka, secara tidak langsung pasti terdapat gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mencapai suatu sasaran, tujuan, serta visi dan misi orgnisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan adanya hal tersebut maka pengukuran kinerja menjadi lebih mudah.
Salah satu alat analisis pengukuran kinerja adalah Analisis Balanced Scorecard atau disingkat dengan BSC. Analisis Balanced Scorecard merupakan pengukuran dan sistem manajemen penilaian kinerja dengan empat perspektif yang saling berhubungan satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan indikator pengukur kinerja yang saling melengkapi dan memiliki hubungan sebab akibat, diantaranya adalah yang pertama perspektif keuangan, yang kedua pelanggan, yang ketiga proses bisnis internal, dan yang terakhir pembelajaran dan pertumbuhan.
1. Perspektif Keuangan
Persepekif keuangan digunakan dalam Analisis Balanced Scorecard karena ukuran finansial sangat penting dalam memberikan ringkasan konsekuensi tindakan ekonomis yang sudah diambil. Ukuran finansial ini memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi, dan pelaksanaannya memberikan konstribusi atau tidak bagi peningkatan laba perusahaan. Tujuan dan ukuran finansial harus memainkan peran ganda yaitu menentukan kinerja finansial yang diharapkan dari strategi dan menjadi sasaran akhir dari tujuan dan ukuran perspektif lainnya. Adapun tahapan dari Analisis Balanced Scorecard adalah sebagai berikut:
a. Growth (Pertumbuhan)
Pertumbuhan merupakan Tahapan awal siklus kehidupan dari perusahaan, di mana perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Dalam tahap pertumbuhan, perusahaan biasanya beroperasi dengan arus kas yang negatif dengan tingkat pengembalian modal yang rendah. Dengan demikian, tolak ukur kinerja yang cocok dalam tahap ini adalah tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualan dalam segmen pasar yang telah ditargetkan.
b. Sustain (Bertahan)
Tahapan kedua, di mana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya jika mungkin.Sasaran keuangan pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan.
c. Harvest (Kedewasaan)
Tahapan Harvest (Kedewasaan) perusahaan benar-benar memanen/menuai hasil investasi pada tahap-tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Sasaran keuangan merupakan hal utama dalam tahap kedewasaan ini, sehingga diambil sebagai tolok ukur adalah memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja.
lanjutan.....
ReplyDelete2. Perspektif Pelanggan
Dalam Analisis Balanced Scorecard persepektif pelanggan mengidentifikasi bagaimana kondisi pelanggan dan segmen pasar sebagai sumber pendapatan, yang telah dipilih oleh perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor.
Adapaun lima aspek pengukuran dalam Perspektif Pelanggan diantaranya sebagai berikut:
a. Market Share (Pangsa Pasar)
Pengukuran pada pangsa pasar mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan
b. Customer Retention (Pertumbuhan/Mempertahankan Pelanggan)
Mempertahankan pelanggan berarti mengukur tingkat di mana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen. Pengukuran pertumbuhan/mempertahankan pelanggan dapat dilakukan dengan mengetahui besarnya persentase pertumbuhan bisnis dengan jumlah pelanggan yang saat ini dimiliki perusahaan
c. Customer Acquisition (Menarik/Perolehan Pelanggan Baru)
Perolehan pelanggan baru artinya mengukur di mana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru. Adapun pengukuran yang dapat dilakukan melalui persentase jumlah penambahan pelanggan baru dan perbandingan total penjualan baru dengan jumlah pelanggan baru yang ada.
d. Customer Satisfaction (Kepuasan Pelanggan)
Pengukuran kepuasan pelanggan dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik, diantaranya seperti survei melalui surat (pos), interview melalui telepon, atau personal interview
e. Customer Profitabilitas (Keuntungan Pelanggan)
Keuntungan pelanggan Mengukur laba bersih dari seorang pelanggan atau segmen setelah dikurangi biaya yang khusus diperlukan untuk mendukung pelanggan
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam Perspektif Proses Bisnis Internal terdapat rangkaian proses tertentu untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan memberikan hasil finansial yang baik.
Proses yang dilakukan diantaranya sebagai berikut:
a. Proses Inovasi
Proses inovasi dalam perusahaan biasanya dilakukan untuk memperbaiki hasil produk yang dikeluarkan, sehingga setiap keputusan pengeluaran suatu produk ke pasar telah memenuhi syarat-syarat pemasaran dan dapat dikomersialkan atau didasarkan pada kebutuhan pasar
b. Proses Operasi
Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan produk atau jasa. Adapun aktivitas di dalam proses operasi terbagi ke dalam dua bagian yang petama proses pembuatan produk dan yang kedua proses penyampaian produk kepada pelanggan
c. Layanan Purna Jual
Layan purna jual merupakan proses jasa pelayanan kepada pelanggan setelah kegiatan penjualan produk atau jasa dilakukan. Aktivitas yang terjadi dalam layanan purna jual ini misalnya pada penanganan garansi dan perbaikan, penanganan atas barang rusak dan yang dikembalikan, serta pemrosesan pembayaran pelanggan.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Dalam perspektif ini proses pembelajaran dan pertumbuhan bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi, seperti pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi.
Adapun tolak ukur yang digunakan dalam erspektif pembelajaran dan pertumbuhan diantaranya sebagai berikut:
a. Capabilities Empolyee (Kemampuan Pekerja)
b. Capabilities Information System (Kemampuan Sistem Informasi)
c. Motivation, Empowerment, and Aligment (Motivasi,Pemberdayaan, dan Keselarasan)
lanjutan......
ReplyDeleteKeunggulan dari Analisis Balanced Scorecard dalam sistem perencanaan strategik adalah pada kemampuan Balanced Scorecard dalam menghasilkan rencana strategik yang memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut:
1. Komprehensif
Dalam keunggulan Balanced Scorecard komprehensif menjanjikan kemampuan perusahaan dalam melipatgandakan kinerja keuangannya dalam jangka panjang melalui ketepatan sasaran-sasaran startegis yang dihasilkan dalam perencanaan stategisnya
2. Koheren
Dalam keunggulan Balanced Scorecard koheren membangun hubungan sebab-akibat (causal relationship) di antara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. Setiap sasaran yang ditetapkan dalam perspektif nonkeuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Seimbang
Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan yang berkesinambungan.
4. Terukur
Dalam keunggulan Balanced Scorecard terukur mengukur sasaran-sasaran strategik yang sulit untuk diukur. Sasaran strategik pada perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah diukur.
Adapun manfaat yang dimiliki Analisis Balanced Scorecard diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mengklarifikasikan dan menghasilkan konsensus mengenai strategi.
b. Mengkomunikasikan strategi ke seluruh perusahaan.
c. Menyelaraskan tujuan departemen dan pribadi dengan strategi perusahaan.
d. Mengaitkan berbagai tujuan strategis dengan sasaran jangka panjang dan anggaran tahunan.
e. Mengidentifikasikan dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategi.
f. Melaksanakan peninjauan ulang strategi secara periodik dan sistematis.
g. Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan memperbaiki strategi.
Selain manfaat adapun keuntungan yang dimiliki dalam Analisis Balanced Scorecard antara lain sebagai berikut:
a. Menjelaskan dan Menerjemahkan Visi dan Strategi Organisasi
b. Mengkomunikasikan dan Menghubungkan Sasaran
c. Merencanakan, Menyiapkan Target, dan Menyesuaikan Inisiatif Strategik
d. Meningkatkan Umpan Balik Untuk Pengambilan Keputusan Strategik
Berdasarkan paparan diatas dan kasus yang diberikan maka dapat simpulkan bahwa PT ABC yang bergerak dalam migas yang beroperasi di buleleng sangat cocok menggunakan Analisis Balanced Scorecard sebagai sebuah strategi keunggulan bersaing, hal tersebut dapat dilihat dari misi PT ABC adalah mencoba menyeimbangkan orientasi hasil dan orientasi proses, mencoba membangun system pengukuran kinerja serta membangun juga budaya perusahaan.
NI LUH DEVI RUSMAYANTHI
ReplyDelete( 13.01.1.1.082)
AMPULEN
Komentar Balanced Scorecard
Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal tahun 1990. BSC berasal dari dua kata yaitu balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Balanced (berimbang) berarti adanya keseimbangan antara performance keuangan dan non-keuangan, performance jangka pendek dan performance jangka panjang, antara performance yang bersifat internal dan performance yang bersifat eksternal. Sedangkan scorecard (kartu skor) yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor performance seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh seseorang di masa depan.
Mula-mula BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif. Awal penggunaannya kinerja eksekutif diukur hanya dari segi keuangan. Kemudian berkembang menjadi luas yaitu empat perspektif, yang kemudian digunakan untuk mengukur kinerja organisasi secara utuh. Empat perspektif tersebut yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
BSC adalah suatu mekanisme sistem manajemen yang mampu menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di lapangan. BSC adalah salah satu alat manajemen yang telah terbukti telah membantu banyak perusahaan dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya.
Dewa Gede Ari Kurniawan
ReplyDelete11.01.1.1.876
Reguler Sore IIIb (Ampulen)
Di dalam sistem manajemen strategik (strategic management system), ada 2 tahapan penting, yaitu tahapan perencanaan dan implementasi. Posisi balanced scorecard awalnya berada pada tahap implementasi. Fungsi balanced scorecard di sini hanya sebagai alat ukur kinerja secara komprehensif kepada para eksekutif dan memberikan feedback tentang kinerja manajemen. Dampak dari keberhasilan penerapan balanced scorecard memicu para eksekutif untuk menggunakan balanced scorecard pada tahapan perencanaan strategik.
Balanced Score card (BSC) saat ini telah dikenal sebagai alat yang memungkinkan para manajer melakukan pengukuran komprehensif bagaimana organisasi mencapai kemajuan lewat sasaran-sasaran strategisnya. Pengukuran tersebut memandang unit bisnis dari empat persepektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan, serta proses pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced Scorecard merupakan kerangka untuk menjabarkan sasaran strategis menjadi sasaran operasional yang terdiri dari sasaran finansial dan non-finansial, seperti proses bisnis dan kompetensi. Bila diterapkan dengan benar, Balanced Scorecard akan meningkatkan kinerja perusahaan dan merubah perilaku anggota organisasinya. Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:
1. Perspektif Keuangan
BSC memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih dan ROI, karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi.
2. Perspektif Pelanggan: Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit opetasi dalam upaya mencapai target finansialnya. Selanjutnya apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru/jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan mereka. Produk dikatakan bernilai apabila manfaat yang diterima produk lebih tinggi daripada biaya perolehan (bila kinerja produk semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan dipersepsikan pelanggan). Perusahaan terbatas untuk memuaskan potential customer sehingga perlu melakukan segmentasi pasar untuk melayani dengan cara terbaik berdasarkan kemampuan dan sumber daya yang ada.
Lanjutan ...
ReplyDelete3. Perspektif Proses Bisnis Internal: Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang saham melalui flnancial retums. Tiap-tiap perasahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi pelanggannya. Proses bisnis internal harus berjalan dengan baik. Efesiensi produksi dan produktivitas harus berjalan baik. Dengan menggunakan teknologi terbaru yangsesuai dengan klasifikasi produksi perusahaan, bisa dipastikan produktivitas akan lebih efiisien dan hemat biaya dan waktu . Ketersediaanan barang akan lebih tercukupi sehingga pelayanan terhadap pelanggan akan lebih baik lagi.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan: Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif sebelumnya, dan untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang.Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada peralatan untuk menghasilkan produk/jasa, tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur. Tolak ukur kinerja keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan yang besar antara kemampuan yang ada dari manusia, sistem, dan prosedur. Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka suatu badan usaha harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling karyawan, yaitu: meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta menata ulang prosedur yang ada. Kita harus bisa melihat apa-apa saja hal yang akan berubah dalam kurun waktu tertentu sehingga perusahaan dapat memprediksi langkah-langkah apa saja yang harus diambil agar perusahaan bisa beradaptasi dengan baik. Serta dapat megembangkan bisnis, mempelajari hal-hal baru yang sesuai dengan perusahaan agar perusahaan dapat berkembang dan lebih maju lagi. Dengan demikian akan dihasilkannya sasaran strategi yang komprehensif, koheren, terukur dan seimbang, maka peluang orientasi untuk hasil yang memuaskan dan membangun budaya perusahaan yang baik akan mampu dicapai dengan sebuah kesuksesan serta keunggulan di dalam persaingan.
Keempat perspektif di atas menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga merupakan indikator pengukuran kinerja yang saling melengkapi dan memiliki hubungan sebab akibat.
Lanjutan ...
ReplyDeleteKeunggulan pendekatan BSC dalam sistem perencanaan strategis adalah mampu menghasilkan rencana strategis yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Komprehensif
BSC memberikan masukan secara komprehensif dalam perencanaan strategi, tidak hanya fokus perspektif keuangan tetapi juga mencakup perpektif yang Lain : pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran/pertumbuhan.
2. Koheren
Manajemen dituntut mampu membangun hubungan sebab akibat dari berbagai perspektif.
3. Seimbang
Sasaran strategi dirumuskan seimbang dari keempat perspektif dengan tujuan untuk pencapaian sasaran jangka panjang.
4. Terukur
Sasaran strategi disusun secara terukur sehingga mudah mengevaluasinya.Alternatif-alternatif Strategi yang dapat dipilih perusahaan adalah: melakukan ekspansi perusahaan, meningkatkan kualitas produk, memperbaiki rantai pasokan, meningkatkan kualitas SDM dan meningkatkan promosi perusahaan.
Dapat disimpulkan. pada era ini persaingan dalam perusahaan semakin ketat. Untuk itu perusahaan harus memiliki kemampuan di bidang strategi perusahaan dalam menjalankan usahanya misalnya dengan menerapkan balanced score card. Keberhasilan dari sebuah bisnis di dalam suatu perusahaan sekiranya merupakan suatu tanaman yang sangat sulit untuk dirawat namun nantinya akan menghasilkan buah yang sangat manis untuk dinikmati di kemudian hari.
Salah satu contoh PT. ABC yang bergerak dibidang migas yang beroperasi diwilayah Buleleng untuk bias memenuhi kerangka kinerja operasionalisasi strategi, penjabaran visi, misi, dan strategi ke dalam empat perspektif Balanced Scorecard yaitu :
1. Dari segi keuangan, PT ABC yaitu keuangan peluang ancaman inflasi kenaikan harga pangan, listrik dan fluktuasi harga minyak akan berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi dan cashflow yang kurang terkelola.
2. Dari segi pelanggan, PT ABC memiliki peluang yang besar untuk meningkatkan pelanggan-pelanggan yang baru. Namun perusahaan tetap waspada akan adanya pesaing baru. Pesaing bukan dianggap sebagai ancaman perusahaan namun pesaing merupakan motivator dalam meningkatkan mutu barang, dan perusahaan bisa lebih berinovasi lagi dalam memproduksi barang. Kepuasan pelanggan tidak hanya dari kualitas barang melainkan juga dari segi pelayanan.
3. Dari segi internalnya, PT ABC yang bergerak dibidang migas harus berhati-hati dalam menjalankan usahanya karena merupakan tambang besar dibanding perusahaan makanan atau pakaian. Agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan yang dapat merugikan masyarakat di sekitarnya.
4. Dari segi Pembelajaran dan Pertumbuhan, PT ABC penting melakukan investasi tidak hanya pada peralatan namun juga pada infrastruktur seperti sumber daya manusia yaitu karyawanKaryawan merupakan asset perusahaan yang mampu meningkatkan maupun mempertahankan perusahaan dalam jangka panjang. Karyawan juga termasuk asset penting karena karyawanlah yang bekerja setiap hari dalam perusahaan. Untuk itu perusahaan harus memperhatikan karyawan terutama yang berpotensi agar tidak dibajak oleh perusahaan sejenis lainnya.
Ni Luh Kusuma Wardani
ReplyDelete12.01.1.1.999
Semester 3B
Balanced Scorecard adalah konsep yang mengukur kinerja suatu organisasi dari empat perspektif yaitu perspektif finansial, perspektif customer, perspektif proses bisnis internal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Konsep Balanced Scorecard ini pada dasarnya merupakan penerjemahan strategi dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka panjang, yang kemudian diukur dan dimonitor secara berkelanjutan. Tulisan ini menitikberatkan pada bagaimana penerapan konsep Balanced Scorecard di beberapaperusahaan di Amerika. Berbagai kendala dan permasalahan yang timbul dari penerapankonsep Balanced Scorecard menjadi masukan bagi perusahaan atau organisasi bisnis yang ingin menerapkan konsep ini. Bagaimanapun juga konsep ini akan membantu perusahaan untuk melakukan pengukuran kinerja secara lebih komprehensif dan akurat.
Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategik atau lebih tepat dinamakan "Strategic based responsibility accounting system” yang menjabarkan misi dan strategi suatu organisasi ke dalam tujuan operasional dan tolok ukur kinerja perusahaan tersebut.
Balanced scorecard cocok satu sama lain dengan Activity-based responsibility accounting ,karena Balanced Scorecard berfokus pada proses dan memerlukan penggunaan informasi berbasis aktivitas untuk menerapkan banyak tujuan dan tolok ukur. Tolok ukur kinerja keuangan dan nonkeuangan kedua-duanya adalah penting. Kadang-kadang akuntan dan manajer berfokus terlalu banyak pada tolak ukur keuangan seperti laba dan varian biaya, karena angka-angka tersebut telah tersedia dari sistem akuntansi. Namun manajer juga dapat memperbaiki pengendalian operasional dengan mempertimbangkan tolok ukur kinerja nonkeuangan. Tolok ukur demikian dapat lebih tepat waktu dan lebih dekat pengaruhnya terhadap karyawan pada tingkat organisasi yang lebih rendah, dimana produk atau jasa dibuat/diberikan.Tolok ukur nonkeuangan sering lebih mudah dikuantifikasi dan dipahami sehingga karyawan dapat lebih mudah dimotivasi untuk mencapai tujuan kinerja. Kelebihan pendekatan scorecard adalah manajer lini dapat melihat hubungan antara tolok ukur nonkeuangan, dimana mereka dapat menghubungkan dengan tindakan mereka sendiri dan tolok ukur keuangan yang berkaitan dengan tujuan organisasional.
lanjutan.....
ReplyDeleteKonsep balanced scorecard berusaha untuk mengukur sampai sejauh mana kepuasan stakeholders perusahaan lainnya, terutama dari pihak pelanggan dan pegawai.
Balanced Scorecard memberi organisasi elemen yang dibutuhkan untuk berpindah dari paradigma ‘melulu finansial’ menuju model baru yang mana hasil Scorecard menjadi titik awal untuk me-review, mempertanyakan, dan belajar tentang strategi yang dipunya. Balanced Scorecard akan menerjemahkan visi dan strategi ke dalam serangkaian ukuran koheren dalam empat perspektif yang berimbang. Kita akan dengan cepat bisa dapatkan informasi untuk dipertimbangkan lebih dari sekedar ukuran finansial.
Balanced Scorecard membantu organisasi untuk menghadapi dua masalah fundamental: mengukur performa organisasi secara efektif dan mengimplementasikan strategi dengan sukses. Secara tradisional, pengukuran terhadap bisnis berkisar pada aspek finansial, yang kemudian banyak mendatangkan kritik. Ukuran finansial tidaklah konsisten dengan lingkungan bisnis saat ini, punya daya prediktif yang lemah, mengakibatkan munculnya silo fungsional, menghambat cara berpikir jangka panjang, dan tidak lantas bisa relevan bagi kebanyakan level organisasi. Mengimplementasikan strategi secara efektif menjadi permasalahan tersendiri. Setidaknya terdapat empat pembatas implementasi strategi di organisasi: pembatas visi, pembatas orang, pembatas sumberdaya, dan pembatas manajemen.
nama: fitriani
ReplyDeletenim:12.01.11037
reguler pagi
smt 3
Balanced Scorecard (BSC) merupakan Pengukuran kinerja perusahaan yang modern dengan mempertimbangan empat perspektif (yang saling berhubungan) yang merupakan penerjemahan strategi dan tujuan yang diingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka panjang, yang kemudian diukur dan dimonitor secara berkelanjutan.
metode pengukuran kinerja yang di dalamnya ada keseimbangan antara keuangan dan non-keuangan untuk mengarahkan kinerja perusahaan terhadap keberhasilan.
Disamping pengelolaan keuangan ,pelanggan juga hal yang yang penting untuk diperhatikan .Karena sebuah perusahaan tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya pelanggan
Dalam bagian ini disajikan berbagai keunggulan Balanced Scorecard untuk membuka cakrawala pembelajar tentang berbagai peluang yang terkandung dalam Balanced Scorecard untuk melipat gandakan kinerja keuangan perusahaan. Pengetahuan tentang keunggulan Balanced Scorecard akan membuka peluang bagi pembelajar untuk memanfaatkan secara optimum alat manajemen tersebut dalam melipat gandakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kinerja keuangan.
Balanced Scorecard memiliki keunggulan di dua aspek: (1) meningkatkan secara signifikan kualitas perencanaan, (2) meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja personel.
Keunggulan Balanced scorecard dalam konsep pengukuran kinerja yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Komprehensif : Sebelum konsep Balanced Scorecard ditemukan, perusahaan beranggapan bahwa perspektif keuangan adalah perspektif yang paling tepat untuk mengukur kinerja perusahaan. Setelah keberhasilan Balanced Scorecard, para eksekutif perusahaan baru menyadari output yang dihasilkan oleh perspektif keuangan sesungguhnya merupakan hasil dari tiga perspektif lainnya, yaitu pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran pertumbuhan.
b. Koheren : Balanced Scorecard mewajibkan personal untuk membangun hubungan sebab akibat diantara berbagai sasaran yang dihasilkan dalam perencanaan strategik.
c. Seimbang : Keseimbangan sasaran strategik yang
dihasilkan dalam empat perspektif meliputi jangka pendek dan panjang
berfokus pada faktor internal dan eksternal
d. Terukur : Dasar pemikiran bahwa setiap perspektif dapat diukur adalah adanya keyakinan bahwa “if we can measure it, we can manage it, if we can manage it, we can achieve it”
lanjutan
ReplyDeleteMeningkatkan secara Signifikan Kualitas Perencanaan
Perencanaan yang baik merupakan cermin manajemen yang baik dan perencanaan yang baik lah yang menjanjikan hasil baik. Dengan demikian setiap penciptaan alat yang mampu meningkatkan kualitas perencanaan, akan memperbaiki manajemen, dan sebagai akibatnya akan menjanjikan peningkatan hasil. Balanced Scorecard meningkatkan kualitas perencanaan dengan menjadikan perencanaan yang bersifat strategik terdiri dari tiga tahap terpisah yang terpadu: (a) sistem perumusan strategi, (b) sistem perencanaan strategik, (c) sistem penyusunan program. Sistem perumusan strategi berfungsi sebagai alat trendwatching, SWOT analysis, envisioning, dan pemilihan strategi. Sistem perencanaan strategik berfungsi sebagai alat penerjemah misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi ke dalam sasaran dan inisiatif strategik yang komprehensif, koheren, berimbang, dan terukur. Sistem penyusunan program merupakan alat penjabaran inisiatif strategik ke dalam program.
Balanced Scorecard juga memiliki keunggulan yang menjadikan sistem manajemen strategik sekarang berbeda secara signifikan dengan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisiona
Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan, meluas ke tiga perspektif yang lain: customer, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif rencana strategik ke perspektif nonkeuangan tersebut menghasilkan manfaat berikut ini:
a. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipatganda dan berkesinambungan, karena dalam perencanaan, perhatian dan usaha personel difokuskan ke perspektif nonkeuangan—perspektif yang di dalamnya terletak pemacu sesungguhnya kinerja keuangan.
b. Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks, karena Balanced Scorecard menghasilkan rencana yang mencakup perspektif luas (keuangan, customer, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan), sehingga rencana yang dihasilkan mampu dengan kompleks merespon perubahan lingkungan.
Berbagai inisiatif strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik dipilih untuk mewujudkan berbagai sasaran strategik dengan memperhatikan keyakinan dasar (core belief) dan nilai dasar (core value) yang ditetapkan dalam sistem perumusan strategi. Kekoherenan yang demikian menjanjikan diwujudkannya visi perusahaan berlandaskan nilai dasar perusahaan.
Di samping itu, kekoherenan juga dituntut pada waktu menjabarkan inisiatif strategik ke dalam program, dan penjabaran program ke dalam rencana laba jangka pendek (budget). Kekoherenan di antara keluaran yang dihasilkan oleh setiap tahap perencanaan dalam sistem manajemen strategik (perumusan strategi, perencanaan strategik, penyusunan program, dan penyusunan anggaran) menjanjikan kecepatan respon perusahaan terhadap setiap perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan. Kecepatan respons ini sangat diperlukan oleh perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis turbulen. Balanced Scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik yang sulit untuk diukur. Sasaran-sasaran strategik di perspektif customer, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah diukur, namun dalam pendekatan Balanced Scorecard, sasaran di ketiga perspektif nonkeuangan tersebut ditentukan ukurannya agar dapat dikelola, sehingga dapat diwujudkan. Dengan demikian, keterukuran sasaran-sasaran strategik di ketiga perspektif tersebut menjanjikan perwujudan berbagai sasaran strategik nonkeuangan, sehingga kinerja keuangan dapat berlipatganda dan berkesinambungan.
Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Kinerja Personel
Pengelolaan kinerja personel ditujukan untuk meningkatkan akuntabilitas personel dalam memanfaatkan berbagai sumber daya dalam mewujudkan visi perusahaan melalui misi pilihan.
lanjutan.....
ReplyDeleteBalanced Scorecard mempunyai 4 perspektif yang berbeda yaitu :
1. Perspektif Keuangan (financial perspective)
Balanced Scorecard menggunakan tolok ukur kinerja keuangan, seperti laba bersih dan ROI (Return on Investment), karena tolok ukur tersebut secara umum digunakan dalam organisasi yang mencari keuntungan/provit. Tolok ukur keuangan memberikan bahasa umum untuk menganalisis perusahaan. Orang-orang yang menyediakan dana untuk perusahaan, seperti lembaga keuangan dan pemegang saham, sangat mengandalkan tolok ukur kinerja keuangan dalam memutuskan hal yang berhubungan dengan dana. Tolok ukur keuangan yang didesign dengan baik dapat memberikan gambaran yang akurat untuk keberhasilan suatu organisasi.
Tolok ukur keuangan adalah penting, akan tetapi tidak cukup untuk mengarahkan kinerja dalam menciptakan nilai (value). Tolok ukur nonkeuangan juga tidak memadai untuk menyatakan angka paling bawah (bottom line). Balanced scorecard mencari suatu keseimbangan dari tolok ukur kinerja yang multiple-baik keuangan maupun nonkeuangan untuk mengarahkan kinerja organisasional terhadap keberhasilan.
2. Perspektif Pelanggan (customer perspective)
Perspektif pelanggan berfokus pada bagaimana organisasi memperhatikan pelanggannya agar berhasil. Mengetahui pelanggan dan harapan mereka tidaklah cukup, suatu organisasi juga harus memberikan insentif kepada manajer dan karyawan yang dapat memenuhi harapan pelanggan.
• Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
Tolok ukur kepuasan pelanggan adalah mengukur apakah perusahaan memenuhi harapan pelanggan atau sebaliknya, formulir kepuasan pelanggan sering tersedia di restoran, hotel, bengkel kendaraan.
• Retensi pelanggan (customer retention)
Tolok ukur retensi atau loyalitas pelanggan menunjukan bagaimana baiknya perusahaan berusaha mempertahankan pelanggannya. Secara umum dikatakan bahwa dibutuhkan 5x lebih banyak untuk memperoleh seorang pelanggan baru daripada mempertahankan seorang pelanggan lama.
• Pangsa Pasar (market share)
Pangsa pasar mengukur proporsi perusahaan dari total usaha dalam pasar tertentu.
• Pelanggan yang profitable
Untuk perusahaan yang mencari provit/keuntungan, hal yang digaris bawahin (bottom line) adalah pelanggan yang profitable, yaitu pelanggan yang memberikan keuntungan kepada perusahaan. Mempunyai pelanggan yang puas dan setia dari pangsa pasar yang besar adalah baik, akan tetapi pencapaian tersebut tidak menjamin kemampuan pelanggan dalam memberi keuntungan kepada perusahaan. Kepuasan pelanggan yang lebih baik mengarah pada peningkatan jumlah pelanggan yang profitable.
lanjutan
ReplyDeleteMelalui lima tahap terpadu tersebut, kualitas pengelolaan kinerja personel ditingkatkan secara signifikan berikut ini:
a. Pengelolaan kinerja personel mencakup kinerja karyawan, tidak hanya terbatas pada kinerja manajer yang memegang posisi tertentu dalam jenjang organisasi. Dengan demikian sistem pengelolaan kinerja mampu mengerahkan dan mengarahkan seluruh personel perusahaan dalam memenangkan pilihan customer dan mewujudkan visi perusahaan.
b. Pengelolaan kinerja personel dilaksanakan secara bersistem yang dipacu oleh pemenuhan kebutuhan customer (customer-driven performance management system). Dalam lingkungan yang di dalamnya customer memegang kendali bisnis, sistem pengelolaan kinerja yang dipacu oleh pemenuhan kebutuhan customer akan menjanjikan peningkatan daya saing perusahaan dalam memenangkan pilihan customer.
c. Kinerja personel direncanakan melalui sistem perencanaan strategik berbasis Balanced Scorecard. Sebagai hasilnya, kinerja yang dirumuskan berupa kinerja strategik dan mencakup perspektif yang komprehensif. Kinerja strategik menjadikan setiap personel berpikir jangka panjang dan kinerja komprehensif menjadikan personel berfokus ke pemacu sesungguhnya kinerja keuangan.
d. Kinerja personel didefinisikan sebagai keberhasilan personel dalam mewujudkan sasaran-sasaran strategik perusahaan dan sasaran strategik perusahaan ini merupakan hasil penerjemahan misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi perusahaan. Dengan demikian kinerja personel yang direncanakan berkaitan erat dengan visi dan strategi perusahaan. Sistem pengelolaan kinerja yang mengaitkan secara erat kinerja personel dengan strategi dan visi perusahaan akan menjanjikan kemampuan seluruh personel untuk melakukan continuous alignment terhadap perubahan lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan.
Jadi analisis balanced scorecard sangat penting digunakan sebagai sistem manajemen strategis yng bertujuan untuk mengidentifikasi sebab-sebab kegagalan dari beberapa perusahaan dan keberhasilan dari perusahaan lainnya, sehinnga perusahaan mampu memperoleh kesuksesan dalam persaingan bisnis
lanjutan....
ReplyDelete. Perspektif proses usaha internal (internal business process perspective)
Terdapat hubungan sebab akibat antara perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan perspektif usaha internal dan proses produksi. Karyawan yang melakukan pekerjaan merupakan sumber ide baru yang terbaik untuk proses usaha yang lebih baik.
Hubungan pemasok adalah kritikal untuk keberhasilan, khususnya dalam usaha eceran dan perakitan manufacturing. Perusahaan tergantung pemasok mengirimkan barang dan jasa tepat pada waktunya, dengan harga yang rendah dan dengan mutu yang tinggi. Perusahaan dapat berhenti berproduksi apabila terjadi problema dengan pemasok.
Pelanggan menilai barang dan jasa yang diterima dapat diandalkan dan tepat pada waktunya. Pemasok dapat memuaskan pelanggan apabila mereka memegang jumlah persediaan yang banyak untuk meyakinkan pelanggan bahwa barang-barang yang diminati tersedia ditangan. Akan tetapi biaya penanganan dan penyimpanan persediaan menjadi tinggi, dan kemungkinan mengalami keusangan persediaan. Untuk menghindari persediaan yang berlebihan, alternatif yang mungkin adalah membuat pemasok mengurangi throughput time. Throughput time adalah total waktu dari waktu pesanan diterima oleh perusahaan sampai dengan pelanggan menerima produk. Memperpendek throughput time dapat berguna apabila pelanggan menginginkan barang dari jasa segera mungkin.
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learn and growth/infrastructure perspective)
Untuk tujuan insentif, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berfokus pada kemampuan manusia. Manajer bertanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan karyawan. Tolok ukur kunci untuk menilai kinerja manajer adalah kepuasan karyawan, retensi karyawan, dan produktivitas karyawan. Kepuasaan karyawan mengakui bahwa moral karyawan adalah penting untuk memperbaiki produktivitas, mutu, kepuasan pelanggan, dan ketanggapan terhadap situasi. Manajer dapat mengukur kepuasan karyawan dengan mengirim survei, mewawancarain karyawan, mengamati karyawan pada saat bekerja.
Retensi karyawan mengakui bahwa karyawan yang mengembangkan modal intelektual khusus organisasi adalah merupakan aktiva non keuangan yang bernilai bagi perusahaan. Lagi pula adalah sangat mahal menemukan dan menerima orang yang berbakat untuk menggantikan orang yang meninggalkan perusahaan. Perputaran karyawan diukur dengan persentase orang yang keluar setiap tahun, hal ini merupakan tolok ukur umum untuk retensi.
Produktivitas karyawan mengakui pentingnya pengeluaran setiap karyawan, pengeluaran dapat diukur dalam arti tolok ukur fisik seperti halaman yang diproduksi, atau dalam tolok ukur keuangan seperti pendapatan setiap karyawan, laba setiap karyawan. Suatu sistem insentif yang baik akan mendorong manajer meningkatkan kepuasaan karyawan yang tinggi, perputaran karyawan yang rendah dan produktivitas karyawan yang tinggi.
Keempat perspektif balanced scorecard akan dihubungkan dalam suatu rangkaian hubungan sebab akibat, yaitu tujuan akhir perusahaan tetap pada perspektif keuangan. Dalam konsep ini, pengukuran yang akan dipergunakan dari strategi yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya. Dengan demikian Balanced scorecard juga dapat berfungsi sebagai alat untuk mengawasi apakah strategi perusahaan telah dijalankan serta juga untuk menilai apakah strategi yang dilakukan perusahaan tersebut sudah tepat.
Nama: ida bagus gede hery hendrayana
ReplyDeleteKelas : pagi
Jurusan: manajemen
Smester: 3
Nim: 12.01.1.1029
TENTANG PENGUKURAN KINERJA DENGAN BALANCED SCORECARD
A. Pengukuran Kinerja
1. Pengertian Pengukuran Kinerja
Pembangunan ekonomi melalui industrialisasi, perdagangan, real estate, asuransi, perbankan maupun pembangunan di sektor lainnya dan pemerataan pendapatan tercermin diantaranya dalam produktivitas nasional sebagai salah satu indikator kinerja suatu bangsa. Dalam lingkup yang lebih sederhana, suatu pengukuran kinerja sangat diperlukan guna mendapatkan hasil yang maksimal.
Kata kinerja merupakan kata yang sering mendapat perhatian khusus oleh setiap individu, kelompok maupun organisasi perusahaan. Kata ini sering disandingkan dengan kata lain, seperti kinerja individu, kinerja kelompok, maupun kinerja organisasi.
Kinerja menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti “suatu yang dicapai” atau prestasi yang dicapai atau diperlihatkan sehingga kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kinerja oleh individu perusahaan. Sedangkan pengukuran kinerja menurut (Donelly Gibson dan Irnacevich: 1994) adalah suatu tingkatan keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, kinerja itu sendiri dapat dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Selain itu dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) juga dijelaskan tentang informasi dari kinerja perusahaan, yaitu informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas diutamakan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam merumuskan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dapat dilakukan terhadap berbagai aktifitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana perusahaan memerlukan penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian tersebut.
lanjutan....
ReplyDeleteAda beberapa hal yang membuat pengukuran kinerja itu begitu penting. Diantaranya, menurut Lynch dan cross (1993), manfaat sistem pengukuran kinerja yang baik adalah sebagai berikut:
a. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan.
b. Memotivasi para pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal.
c. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut.
d. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur, menjadi lebih nyata sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.
e. Membangun komitmen untuk melakukan suatu perubahan dengan melakukan evaluasi atas perilaku yang diharapkan tersebut.
III. Untuk mencapai manfaat dari pengukuran kinerja tersebut, maka paling tidak harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
a. Didasarkan pada masing-masing aktivitas dan karakteristik organisasi itu sendiri sesuai perspektif pelanggan.
b. Evaluasi atas berbagai aktivitas.
c. Dapat dinilai dengan menyeluruh, yaitu semua bidang aktivitas dalam organisasi tersebut.
d. Membantu seluruh organisasi mengenali masalah-masalah yang ada dengan kemungkinan melakukan perbaikan.
Balanced Scorecard dikembangkan pada tahun 1990 oleh dua orang jenius bernama Robert S. Kaplan dan David P. Norton dalam sebuah artikel berjudul “Balanced Scorecard Measures That Drive Performance”. Yang paling menarik, Kaplan adalah seorang professor akuntansi di Harvard University, yang tentu cara pandangnya terhadap posisi angka-angka sangatlah mendominasi pikirannya dalam mengatur suatu kinerja perusahaan. Namun Kaplan merupakan seorang yang visioner dan dia menyadari bahwa posisi angka-angka finansial saja tidak akan cukup untuk organisasi yang mencoba bertahan atau bahkan bersaing di abad sekarang ini.
Lalu mereka berdua mengadakan penelitian terhadap beberapa perusahaan di Amerika untuk mendapatkan sebuah pola pengukuran kinerja yang terbaik dan berhasil dipublikasikan dalam suatu artikel Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review pada tahun 1992. Lalu, mereka pun mendapatkan metode baru dalam pengukuran kinerja perusahaan yaitu Balanced Scorecard. Balanced Scorecard sendiri dikembangkan sebagai sisterm pengukuran kinerja yang memungkinkan para eksekutif memandang suatu perusahaan dari berbagai perspektif secara simultan.
Untuk pengertian Balanced Scorecard sendiri, Balanced Scorecard terdiri dari dua kata, yaitu kata Balanced dan kata Scorecard. Kata score dapat diartikan sebagai suatu penghargaan atas poin-poin yang dihasilkan. Dengan pengertian yang lebih bebas, scorecard juga berarti suatu kesadaran bersama untuk mencatatkan hasil pengukuran tersebut sebelum dilakukan evaluasi.
Sedangkan tambahan kata “balanced” di depan kata “score” maksudnya adalah bahwa angka-angka atau score tersebut harus mencerminkan keseimbangan antara sekian banyak elemen penting. Dengan begitu, Balanced Scorecard merupakan metode pengukuran strategi yang melihat bahwa keberhasilan perusahaan tidak hanya ditentukan oleh aspek keuangan saja, tetapi juga oleh aspek non keuangan. Berikut ini disajikan model sistem Balanced Scorecard tersebut.
NAMA: A.A.NGR. RESTU GAUTAMA
ReplyDeleteNIM: 12.01.1.1030
ANALISIS BALANCED SCORECARD
Dalam analisis balanced scorecard agar menjadi strategi keunggulan bersaing di bidang migas yang beroprasi di Buleleng, perusahaan harus memantapkan dan melakukan pendekatan yang baik terhadap konsumen dan harus dapat menyesuaikan bagaimana budaya masyarakat di Buleleng agar terciptanya hubungan yang baik dan berlanjut antara perusahaan dan masyarakat, karena dalam pendekatan ini perusahan akan mendapatkan nilai yang lebih dari masyarakat untuk jangka panjang.
Balanced Scorecard juga memberikan kerangka berpikir untuk menjabarkan strategi perusahaan ke dalam segi operasional. Kaplan dan Norton (1996) mengatakan bahwa perusahaan menggunakan focus pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen, meliputi :
1.Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi
2.Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis
3.Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis
4.Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis
Dengan Balanced Scorecard, tujuan suatu perusahaan tidak hanya dinyatakan dalam ukuran keuangan saja, melainkan dinyatakan dalam ukuran dimana perusahaan tersebut menciptakan nilai terhadap pelanggan yang ada pada saat ini dan akan datang, dan bagaimana perusahaan tersebut harus meningkatkan kemampuan internalnya termasuk investasi pada manusia, sistem, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik di masa mendatang.
Melalui analisis SWOT berbasis balanced scorecard dapat saya liat ancaman, peluang, kekuatan, dan kelemahan perusahaan. Pada kondisi keuangan perusahaan dengan ancaman inflasi kenaikan harga pangan, listrik dan fluktuasi harga minyak perusahaan harus jeli untuk menyiasati atau mencari alternatif yang tepat yang sesuai dengan perusahaan untuk mengatasi ancaman tersebut, dan menyiapkan berbagai strategi lainnya untuk menghadapi hal tersebut.
Peluang yang didapatkan oleh perusahaan tentulah sangat menggiurkan dengan perkembangan penggunaan migas oleh konsumen saat ini. Perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang besar di dalam hal ini. Dengan kekuatan perusahaan yang memiliki keuangan yang sehat, tentunya ini akan menjadikan system perjalanan perusahaan menjadi lancar.
Sebagai perusahaan yang besar PT. ABC harus bisa mengelola keuangan mungkin dengan mencari akuntan dan manajer yang ahli di dalam bagian keuangan, jika tidak segera dikelola dengan tepat maka perusahaan akan mengeluarkan cashflow yang lebih dan mungkin kurang tepat pada sasaran, ini harus segera ditangani bagaimana cashflow yang dikeluarkan dapat dikelola dan memberikan hasil yang maksimal.
Pada pelanggan dengan ancaman datangnya competitor baru, perusahaan harus dapat bersaing dan lebih mengenalkan prodak kepada konsumen agar tidak kalah dengan competitor baru tersebut. Dengan munculnya pelanggan yang baru ini akan menjadi nafas yang bagus di dalam berjalannya perusahaan dalam jangka panjang. Kekuatan dengan reputasi perusahaan di bidang support base harus terus dijalankan agar memberikan fikiran positif dari masyarakat kepada perusahaan. Kelemahan yang d alami saat ini perusahaan harus dapat mencari jalan keluarnya, mungkin dengan cara penambah tenaga kerja pada perusahaan untuk melayani para konsumen dengan cara delivery, itu mungkin harus dilaksanakan oleh perusahaan.
Lanjutan...
ReplyDeleteKaplan dan Norton (2001) perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok pengukuran, yaitu: customer core measurement dan customer value prepositions. Customer Core Measurement memiliki beberapa komponen pengukuran, yaitu:
1.Market Share (pangsa pasar); Pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi: jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.
2.Customer Retention (retensi pelanggan); Mengukur tingkat di mana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen.
3.Customer Acquisition (akuisisi pelanggan); mengukur tingkat di mana suatu unit bisnis mampun menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru.
4.Customer Satisfaction (kepuasan pelanggan); Menaksir tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kriteria kinerja spesifik dalam value proposition.
5.Customer Profitability (profitabilitas pelanggan); mengukur keuntungan yang diperoleh perusahaan dari penjualan produk/jasa kepada konsumen
Sedangkan Customer Value Proposition merupakan pemicu kinerja yang terdapat pada core value proposition yang didasarkan pada atribut sebagai berikut:
1. Product/service attributes Meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga,dan kualitas. Pelanggan memiliki preferensi yang berbeda-beda atas produk yang ditawarkan. Ada yang mengutamakan fungsi dari produk, kualitas, atau harga yang murah. Perusahaan harus mengidentifikasikan apa yang diinginkan pelanggan atas produk yang ditawarkan. Selanjutnyapengukuran kinerja ditetapkan berdasarkan hal tersebut.
2. Konsumen relationship Menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian produk yang ditawarkan perusahaan. Perasaan konsumen ini sangat dipengaruhi oleh responsivitas dan komitmen perusahaan terhadap pelanggan berkaitan dengan masalah waktu penyampaian. Waktu
merupakan komponen yang penting dalam persaingan perusahaan. Konsumen biasanyan menganggap penyelesaian order yang cepat dan tepat waktu sebagai faktor yang penting bagi kepuasan mereka.
3. Image and reputasi Menggambarkan faktor-faktor intangible yang menarik seorang konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangun image dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan dan menjaga kualitas seperti yang dijanjikan.
Perusahaan harus memiliki strategi-strategi yang baru dan lebih tetap didalam berasing, mendekati konsumen, dan menjalin hubungan yang baik di dalam perkembangan jaman ini demi kelancaran dan kelangsungan perusahaan.
nama : km ari widiastuti
ReplyDeletenim :12.01.1.1.996 / IIIb
Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal tahun 1990. BSC berasal dari dua kata yaitu balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Balanced (berimbang) berarti adanya keseimbangan antara performance keuangan dan non-keuangan, performance jangka pendek dan performance jangka panjang, antara performance yang bersifat internal dan performance yang bersifat eksternal. Sedangkan scorecard (kartu skor) yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor performance seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh seseorang di masa depan.
Mula-mula BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif. Awal penggunaannya kinerja eksekutif diukur hanya dari segi keuangan. Kemudian berkembang menjadi luas yaitu empat perspektif, yang kemudian digunakan untuk mengukur kinerja organisasi secara utuh. Empat perspektif tersebut yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
BSC adalah suatu mekanisme sistem manajemen yang mampu menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di lapangan. BSC adalah salah satu alat manajemen yang telah terbukti telah membantu banyak perusahaan dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya.
lanjutan ...
DeleteKeunggulan Balanced Scorecard
Dalam perkembangannya BSC telah banyak membantu perusahaan untuk sukses mencapai tujuannya. BSC memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki sistem strategi manajemen tradisional. Strategi manajemen tradisional hanya mengukur kinerja organisasi dari sisi keuangan saja dan lebih menitik beratkan pengukuran pada hal-hal yang bersifat tangible, namun perkembangan bisnis menuntut untuk mengubah pandangan bahwa hal-hal intangible juga berperan dalam kemajuan organisasi. BSC menjawab kebutuhan tersebut melalui sistem manajemen strategi kontemporer, yang terdiri dari empat perspektif yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Keunggulan pendekatan BSC dalam sistem perencanaan strategis (Mulyadi, 2001, p.18) adalah mampu menghasilkan rencana strategis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut (1) komprehensif, (2) koheren, (3)seimbang dan (4) terukur
Perspektif dalam Balanced Scorecard
Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:
1. Perspektif Keuangan
BSC memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih dan ROI, karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi (Mulyadi dan Johny Setyawan, 2000).
Balanced Scorecard adalah suatu metode pengukuran kinerja yang di dalamnya ada keseimbangan antara keuangan dan non-keuangan untuk mengarahkan kinerja perusahaan terhadap keberhasilan.
2. Perspektif Pelanggan
ReplyDeleteDalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit opetasi dalam upaya mencapai target finansialnya. Selanjutnya apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru/jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan mereka (Kaplan, dan Norton, 1996).
Produk dikatakan bernilai apabila manfaat yang diterima produk lebih tinggi daripada biaya perolehan (bila kinerja produk semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan dipersepsikan pelanggan). Perusahaan terbatas untuk memuaskan potential customer sehingga perlu melakukan segmentasi pasar untuk melayani dengan cara terbaik berdasarkan kemampuan dan sumber daya yang ada.
3. PerspektifProses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang saham melalui flnancial retums (Simon, 1999).
Tiap-tiap perasahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi pelanggannya. Secara umum, Kaplan dan Norton (1996) membaginya dalam 3 prinsip dasar, yaitu:
1. Proses inovasi.
Proses inovasi adalah bagian terpenting dalam keseluruhan proses produksi. Tetapi ada juga perusahaan yang menempatkan inovasi di luar proses produksi. Di dalam proses inovasi itu sendiri terdiri atas dua komponen, yaitu: identifikasi keinginan pelanggan, dan melakukan proses perancangan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Bila hasil inovasi dari perusahaan
tidak sesuai dengan keinginan pelanggan, maka produk tidak akan mendapat tanggapan positif dari pelanggan, sehingga tidak memberi tambahan pendapatan bagi perasahaan bahkan perasahaan haras mengeluarkan biaya investasi pada proses penelitian dan pengembangan.
2. Proses operasi.
Proses operasi adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan, mulai dari saat penerimaan order dari pelanggan sampai produk dikirim ke pelanggan. Proses operasi menekankan kepada penyampaian produk kepada pelanggan secara efisien, dan tepat waktu. Proses ini, berdasarkan fakta menjadi fokus utama dari sistem pengukuran kinerja sebagian besar organisasi.
3. Pelayananpumajual.
Adapun pelayanan purna jual yang dimaksud di sini, dapat berupa garansi, penggantian untuk produk yang rusak, dll.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
ReplyDeletePerspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif sebelumnya, dan untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang.
Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada peralatan untuk menghasilkan produk/jasa, tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur. Tolak ukur kinerja keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan yang besar antara kemampuan yang ada dari manusia, sistem, dan prosedur. Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka suatu badan usaha harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling karyawan, yaitu: meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta menata ulang prosedur yang ada.
PT ABC sebagai perusahaan yang bergerak dibidang migas ,untuk menjaga eksistensinya perlu melakukan analisis Balanced Scorecard untuk mengetahui apa saja peluang yang dimiliki perusahaan ,apa saja ancaman yang akan dihadapi serta kekuatan dan kelemahan dari perusahaan itu sendiri.
Dengan mengetahui hal –hal tersebut, perusahaan akan lebih bisa menyusun perencanaan yang lebih matang dan mengambil kebijakan yang tepat guna tercapainya keberhasilan perusahaan.Selain pintar-pintar memanfaatkan peluang yang ada , PT ABC juga harus cermat tentang bagaimana ancaman yang dihadapi bisa menjadi acuan tersendiri untuk meraih kesuksesan .
NAMA : EDWARD HORAS MANGAPUL PURBA
ReplyDeleteNIM : 12.01.1.1031
JURUSAN : MANAJEMEN
SEMESTER : 3
Pembentukan sebuah BSC mengaitkan tujuan keuangan dengan strategi koperasi. Tujuan keuangan menjadi fokus tujuan dan ukuran disemua perspektif scorecard lainnya. Setiap ukuran yang terpilih harus merupakan hubungan sebab dan akibat yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangan. BSC dibentuk dengan tujuan mengaitkan berbagai urutan tindakan yang harus diambil berkaitan dengan proses keuangan, pelanggan, proses internal, dan para pekerja secara sistem untuk menghasilkan kinerja ekonomis jangka panjang yang diinginkan oleh perusahaan.
Ada dua hal untuk mendorong pencapaian strategi bisnis yaitu :
1. ROI (Return On Investment)
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba bersih. Pengukurannya dilakukan dengan membandingkan laba usaha dengan total aktiva.
1. Rasio Efesiensi
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efisien rumah sakit mempergunakan aktivanya. Pengukurannya dengan membandingkan penjualan dengan aktiva lancar.
Perspektif Pelanggan/Konsumen
Suatu produk atau jasa dikatakan mempunyai nilai bagi konsumennya jika manfaat yang diterimanya relatif lebih tinggi dari pada pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen tersebut untuk mendapat produk dan jasa itu. Produk atau jasa tersebut akan semakin mempunyai nilai apabila manfaatnya mendekati ataupun melebihi dari apa yang diharapkan oleh konsumen.
Menurut Kaplan dan Nerton dalam Herlan (2006:34), perusahaan diharapkan mampu membuat suatu segmentasi pasar dan ditentukan target pasarnya yang paling mungkin untuk dijadikan sasaran sesuai dengan kemampuan sumber daya dan rencana jangka panjang perusahaan. Dalam perspektif konsumen terdapat 2 kelompok perusahaan yaitu :
1. Kelompok perusahaan inti konsumen (customer core measurement group)
a. Pangsa pasar (market share)
Menggambarkan seberapa besar penjualan yang dikuasai oleh perusahaan dalam suatu segmen tertentu.
b. Kemampuan mempertahankan konsumen (customer retention)
Tingkat kemampuan perusahaan untuk mempertahankan hubungan dengan konsumennya yang mungkin seberapa besar perusahaan berhasil mempertahankan pelanggan lama.
c. Tingkat kepuasan konsumen (customer satisfaction)
Merupakan suatu tingkat kepuasan konsumen terhadap kriteria kinerja/nilai tertentu yang diberikan perusahaan.
d. Tingkat protabilitas konsumen (customer profitability)
Mengukur seberapa besar keuntungan yang berhasil diperoleh perusahaan dari penjualan kepada konsumen/segmen pasar.
2. Kelompok pengukur nilai konsumen (customer value measement)
Merupakan kelompok penunjang yang merupakan konsep kunci untuk memahami pemicu-pemicu (driver).
Dari kelompok-kelompok pengukuran inti konsumen kelompok pengukuran nilai konsumen terdiri dari :
a. Atribut-atribut produk dan jasa (product/service)
Atribut-atribut produk-produk jasa harga dan fasilitasnya.
b. Hubungan dengan konsumen (costumer relationship)
Meliputi hubungan dengan konsumen yang meliputi melalui pengisian produk, jasa kepada konsumen, termasuk dimensi respon dan waktu pengirimannya dan bagaimana pula kesan yang timbul dari konsumen setelah membeli produk atau jasa perusahaan tersebut.
Pelanggan adalah orang yang memanfaatkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Pelanggan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya pendapatan yang diterima perusahaan. Tolak ukurnya antara lain:
1. Kebijakan Biaya Pengobatan Pasien.
2. Kebijakan Poliklinik.
3. Kebijakan Rawat Inap.
4. Kepuasan Pelanggan.
Migas saat ini merupakan kebutuhan yang sangat mutlak bagi masyarakat.Ancaman-ancaman seperti inflasi yang sudah kerap kali dialami serta kenaikan harga migas yang pada akhirnya juga akan berimbas terhadap kenaikan harga barang barang lainnya.Fluktuasi harga barang barang tentunya akan mengganggu perekonomian global. Untuk menghadapi ancaman ini , diperlukan pengaturan keuangan perusahaan yang tepat serta efektif dan efisien .Pengelolaan cashflow yang tepat dan terkontrol akan memberikan peluang perkembangan perekonomian yang sehat dan lebih baik nantinya.
ReplyDeleteDisamping pengelolaan keuangan ,pelanggan juga hal yang yang penting untuk diperhatikan .Karena sebuah perusahaan tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya pelanggan . PT ABC dituntut untuk memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin agar pelanggan merasa puas dan tidak berpaling ke kompetitor.Perhatian terhadap support base harus lebih ditingkatkan .Jangan sampai terjadi kekosongan stok migas yang nantinya akan menimbulkan kekecewaan bagi pelanggan. Pelanggan yang telah merasa puas terhadap pelayanan yang kita berikan, otomatis akan datang kembali bahkan tidak jarang mengajak saudara atau teman nya untuk membeli migas di perusahaan kita. Sehingga berpeluang terhadap bertambahnya pelanggan baru.
Hal ketiga yaitu menjaga proses internal perusahaan agar terlaksana dengan baik.Ketidak konsistenan terhadap prosedur akan membawa efek negatif bagi perusahaan .Oleh sebab itu,perusahaan harus selalu berupaya untuk memperbaiki dan menjaga keefektifitan, keefisienan dan prosuktivitas proses operasi dengan mengoptimalkan tekhnologi terbaik yang kita miliki sehingga akan lebih baik dalam proses pekerjaan , pelayanan serta porses produksi untuk memajukan perusahaan.
Hal terakhir adalah proses pembelajaran dan pertumbuhan .Suatu perusahaan tidak akan pernah lepas dari proses pembelajaran dan pertumbuhan.Agar bisa tetap eksis,perusahaan harus lebih cermat dalam menseleksi calon calon karyawan muda yang terampil yang nantinya akan memperkuat produktivitas perusahaan dibandingkan dengan mempertahankan karyawan lama yang tua dan kurang terampil. Karyawan karyawan muda dan terampil ini nantinya akan menambah kualitas SDM yang kita miliki menjadi lebih bermutu untuk membantu kinerja perusahaan.Namun dalam persaingan bisnis , kerap kali para competitor berusaha membajak karyawan terampil yang kita miliki.Oleh sebab itu Manajemen yang berpengalaman sudah seharusnya selalu memperhatikan kesejahteraan dari karyawannya sehingga lebih memotivasi kinerja mereka menjadi lebih baik dan tidak akan berpaling ke perusahaan lain.
Bila setiap unit bisnis yaitu Balanced Scorecard selalu diperhatikan oleh perusahaan, maka rencana strategis perusahaan seperti dihasilkannya sasaran strategi yang komperhensif ,koheren ,terukur dan seimbang ,maka peluang orientasi untuk hasil yang memuaskan dan membangun budaya perusahaan yang baik akan mampu dicapai ,serta unggul dalam persaingan .
Lanjutan
ReplyDeletePerspektif Proses Bisnis Internal
Pada perspektif ini para manajer melakukan identifikasi berbagai proses yang sangat penting untuk mencapai tujuan pelanggan dan pemegang saham. Perusahaan biasanya mengembangkan tujuan dan ukuran-ukuran untuk perspektif ini setelah merumuskan tujuan dan ukuran untuk perspektif kuangan dan pelanggan. Ukuran ini memungkinkan perusahaan untuk memfokuskan pengukuran proses bisnis internal kepada proses yang akan mendorong tercapainya tujuan yang ditetapkan untuk pelanggan dan para pemegang saham.
Setiap bisnis memiliki rangkaian proses tertentu untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan memberikan hasil keuangan yang baik.
Masing-masing perusahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi pelanggannya.Secara umum ada 3 proses bisnis utama
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap, yaitu:
1. BTO (Bed Trun Over = Angka Perputaran Tempat Tidur)
BTO menurut Huffman (1994) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dikapai dalam satu tahun. BTO menurut Depkes RI (2005), idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
1. GDR (Gross Deat Rate)
GDR menurut Depkes RI (2005), adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 pasien keluar, Nilai GDR yang ideal seharusnya tidak lebih dari 45 per 1000 penderita keluar, kecuali jika terjadi bencana alam dan wabah penyakit.
1. NDR (Net Deat Rate)
NDR menurut Depkes RI (2005), adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 pasien keluar. Nilai NDR yang dianggap masihdapat ditolerir adalah kurang dari 25 per 1.000 penderita keluar,kecuali jika terjadi kejadian khusus, seperti wabah penyakit atau bencana alam.
Lanjutan
ReplyDeleteNama : I Putu Ari Fridayana Nugraha
NIM : 11.01.1.1.877
Ampulen Reg.Sore
Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan, mengapa hanya bagian keuangan ? Jawabannya sederhana karena keuangan berbicara mengenai angka, sesuatu yang mudah dihitung dan dianalisa. Dengan perkembangan ilmu manajemen dan kemajuan teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja perusahaan yang hanya mengandalkan perspektif keuangan dirasakan banyak memiliki kelemahan dan keterbatasan. Sesungguhnya ada perspektif non keuangan yang lebih penting yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan. Kenyataan inilah yang menjadi awal terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah Balanced scorecard dimulai dan diperkenalkan pada awal tahun 1990 di USA oleh David P Norton dan Robert Kaplan melalui suatu riset tentang “pengukuran kinerja dalam organisasi masa depan”. Istilah balanced scorecard terdiri dari 2 kata yaitu balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Kata berimbang (balanced) dapat diartikan dengan kinerja yang diukur secara berimbang dari 2 sisi yaitu sisi keuangan dan non keuangan, mencakup jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan bagian internal dan eksternal, sedangkan pengertian kartu skor (scorecard) adalah suatu kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja baik untuk kondisi sekarang ataupun untuk perencanaan di masa yang akan datang.
Dari definisi tersebut pengertian sederhana dari balanced scorecard adalah kartu skor yang digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara sisi keuangan dan non keuangan, antara jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan factor internal dan eksternal. Dari hasil studi dan riset yang dilakukan disimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja masa depan, diperlukan pengukuran yang komprehensif yang mencakup 4 perspektif yaitu: keuangan, customer, proses bisnis/intern, dan pembelajaran-pertumbuhan. Berdasarkan konsep balanced scorecard ini kinerja keuangan sebenarnya merupakan akibat atau hasil dari kinerja non keuangan (costumer, proses bisnis, dan pembelajaran). Pada awal perkembangan penerapan konsep balanced scorecard, perusahan-perusahaan yang ikut sebagai “kelinci percobaan” mengalami pelipatgandaan kinerja keuangan mereka. Keberhasilan ini membuka cakrawala baru bagi eksekutif akan pentingnya perspektif non keuangan yang berperan sebagai pemicu kinerja keuangan (measures that drive performance). Bagaimana balanced scorecard ditinjau dari sistem manajemen strategik perusahaan ? Di dalam sistem manajemen strategik (Strategik management sistem) ada 2 tahapan penting yaitu tahapan perencanaan dan implementasi. Posisi balanced scorecard awalnya berada pada tahap implementasi saja yaitu sebagai alat ukur kinerja secara komprehensif bagi para eksekutif dan memberikan feedback tentang kinerja manajemen. Dampak dari keberhasilan penerapan balanced scorecard memicu para eksekutif untuk menggunakan balanced scorecard pada tahapan yang lebih tinggi yaitu perencanaan strategik. Mulai saat itu, balanced scorecard tidak lagi digunakan sebagai alat pengukur kinerja namun berkembang menjadi strategik management sistem .Cerita suksesnya penerapan konsep balanced scorecard pada berbagai perusahaan dilaporkan pada artikel Harvard Business Review ( 1996) yang berjudul “Using Balanced Scorecard as a strategik management sistem ”. Terobosan konsep balanced scorecard menyebar dengan cepat melalui seminar, artikel manajemen, academic dan journal ekonomi seluruh dunia.Mengapa balanced scorecard lebih unggul dibandingkan dengan metode pengukuran lainnya
LANJUTAN
ReplyDeleteSalah satu contoh PT. ABC yang bergerak dibidang migas yang beroperasi diwilayah Buleleng untuk bias memenuhi kerangka kinerja operasionalisasi strategi, penjabaran visi, misi, dan strategi ke dalam empat perspektif Balanced Scorecard yaitu :
1. Dari segi Keuangan
PT. ABC harus benar benar teliti mengenai ancaman berupa Inflasi, kenaikan harga pangan, listrik dan fluktuasi harga minyak. Karena ini merupakan segmen yang sangat vital menyangkut keuangan. Sementara itu peluang dari segi keuangan ini yaitu perkembangan ekonomi yang bagus yang terjadi di wilayah singaraja. Dimana banyak investor luar yang ingin berinvestasi maupun berbisnis di wilayah singaraja. Mengingat singaraja sekarang lebih dikenal dengan kota pendidikan selain objek wisatanya pun yang tergolong cukup bagus. Dari segi kekuatan keuangan PT.ABC sangatlah kuat, dimana keuangan PT.ABC yang sangat sehat jauh dari tindakan-tindakan seperti musalnya penggelapan dana. Sedangkan kelemahan segi keuangannya yaitu kurang terkelolanya cashflow perusahaan tersebut. Melihat situasi keuangan tersebut maka strategi yang bisa dilakukan PT.ABC dari segi keuangan yaitu dengan pengelolaan cashflow yang lebih baik. Apabila itu bisa diatasi maka kondisi keuangan akan menjadi lebih baik.
2. Dari segi Pelanggan
Dari segi pelanggan PT.ABC ancamannya yaitu banyak muncul kompetitor baru yang bergerak dibidang yang sama dengan berbagai keunggulan lain. Sedangkan peluangnya yaitu munculnya pelanggan baru yang menggunakan jasa migas. Kekuatan dari segi pelanggan ini yaitu kuatnya reputasi perusahaan PT.ABC ini dimata masyarakat. Sedangkan kelemahannya yaitu kurang maksimalnya pelayanan terhadap konsumen. Melihat data tersbut diatas, maka strategi yang bisa digunakan yaitu mengoptimalkan pelayanan terhadap pelanggan dengan cara-cara yang tepat sehingga pelanggan menjadi loyal terhadap perusahaan.
3. Dari segi Proses Internal
Dari segi proses internal perusahaan ancaman yang timbul yaitu adanya Audit client dan Gangguan LSM lokal. Sedangkan peluangnya yaitu adanya upaya untuk perbaikan proses pelayanan dan produksi. Dari segi kekuatan proses internal ini yaitu terjaganya prosedur melalui sistem balanced secoredcard. Dan kelemahan proses internal PT.ABC ini yaitu tidak konsistenan dalam menjalankan prosedur.
4. Dari segi Pembelajaran dan Pertumbuhan
Dari segi Pembelajaran dan pertumbuhan PT.ABC ancaman yang timbut yaitu adanya pembajakan karyawan. Dimana banyak karyawan yang beralih ke perusahaan lain dengan kelebihan-kelebihan yang beragam. Melihat itu, maka peluang PT.ABC yaitu munculnya karyawan muda yang terampil yang bisa diandalkan dalam persaingan. Sedangkan kekuatan PT.ABC dari segi pembelajaran dan pertumbuhan ini yaiitu manajemen yang berpengalaman dalam bidang migas. Dan yang terakhir dari segi kelemahannya yaitu masih adanya karyawan tua yang kurang terampil.
Balanced Scorecard adalah sebuah perencanaan strategis dan sistem manajemen yang digunakan secara ekstensif dalam bisnis dan industri, pemerintah, dan organisasi nirlaba di seluruh dunia untuk kegiatan usaha untuk menyelaraskan visi dan strategi organisasi, meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, dan memantau kinerja organisasi terhadap strategis tujuan.Itu berasal oleh Drs. Robert Kaplan (Harvard Business School) dan David Norton sebagai kerangka pengukuran kinerja yang strategis menambahkan non-ukuran kinerja keuangan tradisional metrik keuangan untuk memberikan para manajer dan eksekutif yang lebih 'seimbang' pandangan kinerja organisasi. Sementara frase balanced scorecard diciptakan pada awal tahun 1990-an, akar dari jenis ini pendekatan yang mendalam, dan termasuk karya perintis General Electric pada pengukuran kinerja pelaporan di tahun 1950-an dan
ReplyDeleteBalanced Scorecard telah berevolusi dari awal digunakan sebagai kerangka pengukuran kinerja yang sederhana untuk penuh perencanaan strategis dan sistem manajemen.Yang "baru" scorecard seimbang mentransformasikan organisasi rencana strategis dari menarik tetapi pasif dokumen ke dalam "berbaris perintah" untuk organisasi sehari-hari. Menyediakan kerangka kerja yang tidak hanya menyediakan pengukuran kinerja, tetapi membantu perencana mengidentifikasi apa yang harus dilakukan dan diukur. Ini memungkinkan para eksekutif untuk benar-benar melaksanakan strategi mereka.
Nama : nyoman Manik Merta
DeleteNim : 12.01.1.1.1007 /IIIb
Pendekatan baru ini manajemen strategis pertama kali rinci dalam serangkaian artikel dan buku oleh Drs. Kaplan dan Norton. Mengenali beberapa kelemahan dan ketidakjelasan dari pendekatan manajemen sebelumnya, pendekatan scorecard yang seimbang memberikan resep yang jelas mengenai apa yang harus perusahaan untuk mengukur 'keseimbangan' perspektif keuangan. Seimbang Scorecard adalah sebuah sistem manajemen (bukan hanya suatu sistem pengukuran) yang memungkinkan organisasi untuk menjelaskan visi dan strategi mereka dan menerjemahkannya ke dalam tindakan. Menyediakan umpan balik di sekitar kedua proses bisnis internal dan eksternal hasil dalam rangka untuk terus meningkatkan kinerja dan hasil strategis. Ketika sepenuhnya dikerahkan, Balanced Scorecard mentransformasikan perencanaan strategis dari latihan akademis ke pusat saraf suatu perusahaan.
Kaplan dan Norton menggambarkan inovasi yang seimbang scorecard sebagai berikut:
"The Balanced Scorecard tetap mempertahankan ukuran keuangan tradisional. Tapi ukuran finansial menceritakan peristiwa masa lalu, cerita yang memadai untuk usia industri perusahaan yang investasi dalam jangka panjang kemampuan dan hubungan dengan pelanggan tidak penting untuk kesuksesan. Ukuran finansial ini tidak memadai, namun , untuk menuntun dan mengevaluasi perjalanan perusahaan abad informasi yang harus membuat untuk menciptakan nilai masa depan melalui investasi pada pelanggan, pemasok, karyawan, proses, teknologi, dan inovasi. "
Balanced Scorecard mempunyai 4 perspektif yang berbeda yaitu :
Delete1. Perspektif Keuangan (financial perspective)
Balanced Scorecard menggunakan tolok ukur kinerja keuangan, seperti laba bersih dan ROI (Return on Investment), karena tolok ukur tersebut secara umum digunakan dalam organisasi yang mencari keuntungan/provit. Tolok ukur keuangan memberikan bahasa umum untuk menganalisis perusahaan. Orang-orang yang menyediakan dana untuk perusahaan, seperti lembaga keuangan dan pemegang saham, sangat mengandalkan tolok ukur kinerja keuangan dalam memutuskan hal yang berhubungan dengan dana. Tolok ukur keuangan yang didesign dengan baik dapat memberikan gambaran yang akurat untuk keberhasilan suatu organisasi.
Tolok ukur keuangan adalah penting, akan tetapi tidak cukup untuk mengarahkan kinerja dalam menciptakan nilai (value). Tolok ukur nonkeuangan juga tidak memadai untuk menyatakan angka paling bawah (bottom line).Balanced scorecard mencari suatu keseimbangan dari tolok ukur kinerja yang multiple-baik keuangan maupun nonkeuangan untuk mengarahkan kinerja organisasional terhadap keberhasilan.
2. Perspektif Pelanggan (customer perspective)
DeletePerspektif pelanggan berfokus pada bagaimana organisasi memperhatikan pelanggannya agar berhasil.Mengetahui pelanggan dan harapan mereka tidaklah cukup, suatu organisasi juga harus memberikan insentif kepada manajer dan karyawan yang dapat memenuhi harapan pelanggan. Bill Mariot mengatakan "Take care of your employee and they take care of your customer”. Perhatikan karyawan anda dan mereka akan memperhatikan pelanggan anda. Perusahaan antara lain menggunakan tolok ukur kinerja barikut, pada waktu mempertimbangkan perspektif pelanggan yaitu :
• Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
Tolok ukur kepuasan pelanggan adalah mengukur apakah perusahaan memenuhi harapan pelanggan atau sebaliknya, formulir kepuasan pelanggan sering tersedia di restoran, hotel, bengkel kendaraan.
• Retensi pelanggan (customer retention)
Tolok ukur retensi atau loyalitas pelanggan menunjukan bagaimana baiknya perusahaan berusaha mempertahankan pelanggannya.Secara umum dikatakan bahwa dibutuhkan 5x lebih banyak untuk memperoleh seorang pelanggan baru daripada mempertahankan seorang pelanggan lama.
• Pangsa Pasar (market share)
Pangsa pasar mengukur proporsi perusahaan dari total usaha dalam pasar tertentu.
• Pelanggan yang profitable
Untuk perusahaan yang mencari provit/keuntungan, hal yang digaris bawahin (bottom line) adalah pelanggan yang profitable, yaitu pelanggan yang memberikan keuntungan kepada perusahaan. Mempunyai pelanggan yang puas dan setia dari pangsa pasar yang besar adalah baik, akan tetapi pencapaian tersebut tidak menjamin kemampuan pelanggan dalam memberi keuntungan kepada perusahaan. Kepuasan pelanggan yang lebih baik mengarah pada peningkatan jumlah pelanggan yang profitable.
3. Perspektif proses usaha internal (internal business process perspective)
DeleteTerdapat hubungan sebab akibat antara perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan perspektif usaha internal dan proses produksi. Karyawan yang melakukan pekerjaan merupakan sumber ide baru yang terbaik untuk proses usaha yang lebih baik.
Hubungan pemasok adalah kritikal untuk keberhasilan, khususnya dalam usaha eceran dan perakitan manufacturing.Perusahaan tergantung pemasok mengirimkan barang dan jasa tepat pada waktunya, dengan harga yang rendah dan dengan mutu yang tinggi.Perusahaan dapat berhenti berproduksi apabila terjadi problema dengan pemasok.
Pelanggan menilai barang dan jasa yang diterima dapat diandalkan dan tepat pada waktunya.Pemasok dapat memuaskan pelanggan apabila mereka memegang jumlah persediaan yang banyak untuk meyakinkan pelanggan bahwa barang-barang yang diminati tersedia ditangan.Akan tetapi biaya penanganan dan penyimpanan persediaan menjadi tinggi, dan kemungkinan mengalami keusangan persediaan.Untuk menghindari persediaan yang berlebihan, alternatif yang mungkin adalah membuat pemasok mengurangi throughput time. Throughput time adalah total waktu dari waktu pesanan diterima oleh perusahaan sampai dengan pelanggan menerima produk. Memperpendek throughput time dapat berguna apabila pelanggan menginginkan barang dari jasa segera mungkin.
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learn and growth/infrastructure perspective)
DeleteUntuk tujuan insentif, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berfokus pada kemampuan manusia.Manajer bertanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan karyawan.Tolok ukur kunci untuk menilai kinerja manajer adalah kepuasan karyawan, retensi karyawan, dan produktivitas karyawan.Kepuasaan karyawan mengakui bahwa moral karyawan adalah penting untuk memperbaiki produktivitas, mutu, kepuasan pelanggan, dan ketanggapan terhadap situasi.Manajer dapat mengukur kepuasan karyawan dengan mengirim survei, mewawancarain karyawan, mengamati karyawan pada saat bekerja.
Retensi karyawan mengakui bahwa karyawan yang mengembangkan modal intelektual khusus organisasi adalah merupakan aktiva non keuangan yang bernilai bagi perusahaan.Lagi pula adalah sangat mahal menemukan dan menerima orang yang berbakat untuk menggantikan orang yang meninggalkan perusahaan.Perputaran karyawan diukur dengan persentase orang yang keluar setiap tahun, hal ini merupakan tolok ukur umum untuk retensi.
Produktivitas karyawan mengakui pentingnya pengeluaran setiap karyawan, pengeluaran dapat diukur dalam arti tolok ukur fisik seperti halaman yang diproduksi, atau dalam tolok ukur keuangan seperti pendapatan setiap karyawan, laba setiap karyawan. Suatu sistem insentif yang baik akan mendorong manajer meningkatkan kepuasaan karyawan yang tinggi, perputaran karyawan yang rendah dan produktivitas karyawan yang tinggi.
Langkah-langkah Balanced Scorecard meliputi empat proses manajemen baru. Pendekatan ini mengkombinasikan antara tujuan strategi jangka panjang dengan peristiwa jangka pendek. Keempat proses tersebut menurut (Kaplan dan Norton, 1996) adalah :
a) Menterjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan
DeleteUntuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi dijabarkan dalam tujuan dan sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan oleh perusahaan di masa datang. Tujuan juga menjadi salah satu landasan bagi perumusan strategi untuk mewujudkannya. Dalam proses perencanaan strategik, tujuan ini kemudian dijabarkan dalam sasaran strategik dengan ukuran pencapaiannya.
b) Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis balanced scorecard. Dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan kepada tiap karyawan apa yang dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi keinginan para pemegang saham dan konsumen. Hal ini bertujuan untuk mencapai kinerja karyawan yang baik.
c) Merencanakan, menetapkan sasaran, menyelaraskan berbagai inisiatif rencana bisnis memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara rencana bisnis dan rencana keuangan mereka. Balanced scorecard sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan mengatur mana yang lebih penting untuk diprioritaskan, akan menggerakkan kearah tujuan jangka panjang perusahaan secara menyeluruh.
d) Meningkatkan Umpan balik dan pembelajaran strategis
Proses keempat ini akan memberikan strategis learning kepada perusahaan. Dengan balanced scorecard sebagai pusat sistem perusahaan, maka perusahaan melakukan monitoring terhadap apa yang telah dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek.
contoh dari PT. ABC yang bergerak dalam bidang migas yang beroperasi di Buleleng. Perusahaan ini brerusaha untuk menyeimbangkan orientasi hasil dan orientasi proses dan berusaha membangun system pengukuran kinerja. System pengukuran kinerja adalah proses untuk mengkuantifikasi efisiensi dan efektivitas dari suatu tindakan dan dapat di artikan juga pengukuran kinerja adalah untuk memonitor kinerja bisnis dan mendiagnosa penyebab dari masalah.Dalam studi kasus ini Balanced Scorecard (BSC) berperan penting dalam pelaksanaanya, dimana balance scorecard merupakan suatu mekanisme sistem manajemen yang mampu menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di lapangan.BSC adalah salah satu alat manajemen yang telah terbukti telah membantu banyak perusahaan dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya.BSC memiliki banyak keunggulan yaitu, Dalam perkembangannya BSC telah banyak membantu perusahaan untuk sukses mencapai tujuannya.BSC memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki sistem strategi manajemen tradisional.Strategi manajemen tradisional hanya mengukur kinerja organisasi dari sisi keuangan saja dan lebih menitik beratkan pengukuran pada hal-hal yang bersifat tangible, namun perkembangan bisnis menuntut untuk mengubah pandangan bahwa hal-hal intangible juga berperan dalam kemajuan organisasi. System balance scorecard yaitu mencatat pelaporan keuamgan di dua sisi yaitu antara sisi debet dan kredit, jadi antara pengeluaran dan pendapatan harus seimbang,Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia bisnis melaju pesat, sehingga perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam dunia bisnis dituntut saling berusaha untuk mengikuti perkembangan tersebut, terutama sektor industri yang merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama di Indonesia. Untuk menghadapi persaingan, manajemen perlu menjalankan fungsi- fungsi seperti perencanaan dan pengendalian agar strategi perusahaan dapat tercapai. Pada umumnya, pengukuran kinerja suatu perusahaan marupakan salah satu hal yang sangat penting bagi manager, guna evaluasi dan perencanaan masa depan, serta mengevaluasi apakah perusahaan telah mencapai visi, misi, dan tujuannya, serta merencanakan strategi-strategi baru pada masa yang akan datang. Namun ternyata, untuk mengukur kinerja perusahaan ini tentunya bukan merupakan hal yang mudah.Dalam menghadapi persaingan antar perusahaan seringkali manajemen dipusingkan dengan strategi apa yang akan diambil untuk memenangkan persaingan. Pada umumnya rencana yang terbersit adalah strategi menurunkan harga.Hal ini sangat dimungkinkan karena memang masyarakat khususnya di Indonesia adalah konsumen yang masih sangat dipengaruhi oleh harga.Artinya konsumen masih bisa diiming-imingi dengan penurunan harga untuk berpindah menjadi pelanggan di tempat yang baru. Jadi analisis balanced scorecard sangat penting digunakan sebagai sistem manajemen strategis yng bertujuan untuk mengidentifikasi sebab-sebab kegagalan dari beberapa perusahaan dan keberhasilan dari perusahaan lainnya, sehinnga perusahaan mampu memperoleh kesuksesan dalam persaingan bisnis.
DeleteTerimakasih
LANJUTAN
ReplyDeleteDari penjabaran diatas dapat disimpulkan
Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara perusahaan dengan konsumen dan perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam menyebabkan terjadinya penciutan laba yang diperoleh perusahaan-perusahaan yang memasuki persaingan tingkat dunia. Hanya perusahaan yang mempunyai keunggulan yang mampu memuaskan atau memenuhi kebutuhan konsumen, mampu menghasilkan produk yang bermutu, dan cost effective (Srimindarti, 2004).
Perubahan-perubahan tersebut mendorong perusahaan untuk mempersiapkan diri agar bisa diterima di lingkungan global. Kunci persaingan dalam pasar global adalah kualitas total yang mencakup penekanan-penekanan pada kualitas produk, kualitas biaya atau harga, kualitas pelayanan, kualitas penyerahan tepat waktu, dan kepuasan-kepuasan lain yang terus berkembang guna memberikan kepuasan terus menerus kepada pelanggan.
Dengan adanya persaingan global, perusahaan dihadapkan pada penentuan strategi dalam pengelolaan usahanya. Penentuan strategi akan dijadikan sebagai landasan dan kerangka kerja untuk mewujudkan sasaran – sasaran kerja yang telah ditentukan oleh manajemen. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja sehingga dapat diketahui sejauh mana strategi dan sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Penilaian kinerja memegang peranan penting dalam dunia usaha, dikarenakan dengan dilakukanya penilaian kinerja dapat diketahui efektivitas dari penetapan suatu strategi dan penerapannya dalam kurun waktu tertentu. Penilaian kinerja dapat mendeteksi kelemahan atau kekurangan yang masih terdapat dalam perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan perbaikan dimasa mendatang.
Nama: Gede Siladana
ReplyDeleteNIM: 12.01.1.1.965
Kelas: Sore (IIIA)
Perusahaan memerlukan suatu system yang tepat guna mengukur dan mengendalikan seluluh proses dalam perusahaan untuk bisa mengetahui sebab kegagalan/keberhasilan dan perusahaan itu sendiri atau yang sering disebut dengan istilah BSC ( Balanced Scorecard). Balanced Scorecard (BSC) merupakan suatu sistem manajemen pengukuran dan pegendalian yang secara cepat, tepat dan komprehensif dapat memberiakan pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis. Pengukuran tersebut memandang unit bisnis dari empat persepektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan, serta proses pembelajaran danpertumbuhan. Balanced Scorecard Sebagai Sistem Manajemen Strategis
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan sebab-sebab kegagalan dari beberapa perusahaan dan keberhasilan dari perusahaan yang lainnya.Balanced Scorecard selain dapat berfungsi sebagai alat pengukur kinerja juga dapat sebagai alat ukur keberhasilan organisasi yang bersifat multidimensional. Di dalam mengelola peusahaan tentunya aka nada persaingan. Persaingan dalam perusahaan merupakan hal yang sah-sah saja, namun perlusebuah sistem manajemen yg tepat di dalam suatu persaingan guna mengukur dan mengendalikan dari seluruh proses yang ada sehingga nantinya akan dapat diketahui sebab kegagalan/keberhasilan dari suatu perusahaan.
Keberhasilan dari sebuah bisnis di dalam suatu perusahaan sekiranya merupakan suatu tanaman yang sangat sulit untuk dirawat namun nantinya akan menghasilkan buah yg sangat manis untuk dinikmati di kemudian hari. Dalam hal ini PT. ABC harus selalu cermat tentang bagaimana suatu ancaman menjadi momok tersendiri yang sangat menakutkan namun mejadi ancuan tersendiri pula untuk meraih kesuksesan . sebagai alat pengukuran PT. ABC dengan adanya balanced scorecard sebagai analisis kinerja dalam perusahaan PT. ABC dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. hal ini sesuai dengan tujuan balanced scorecard adalah sebagai tolak ukur yang tidak hanya menilai dari aspek keuangan tetapi juga dari aspek non keuangan, melalui empat perspektif yaitu;keuangan, pelanggan, internal bisnis, pembelajaran, dan pertumbuhan. pengumpulan data dilakukan melalui metode kualitatif dan kuatitatif. Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:
1. Perspektif Keuangan
BSC memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih dan ROI, karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi.
lanjutan Gede Siladana
ReplyDelete2. Perspektif Pelanggan: Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit opetasi dalam upaya mencapai target finansialnya. Selanjutnya apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru/jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan mereka. Produk dikatakan bernilai apabila manfaat yang diterima produk lebih tinggi daripada biaya perolehan (bila kinerja produk semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan dipersepsikan pelanggan). Perusahaan terbatas untuk memuaskan potential customer sehingga perlu melakukan segmentasi pasar untuk melayani dengan cara terbaik berdasarkan kemampuan dan sumber daya yang ada.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Analisis proses bisnis internal perusahaan dilakukan dengan menggunakan analisis value-chain. Di sini, manajemen mengidentifikasi proses internal bisnis yang krisis yang harus diunggulkan perusahaan. Scorecard dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk dan atau jasa mereka sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Perspektif ini harus didesain dengan hati-hati oleh mereka yang paling mengetahui misi perusahaan yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh konsultan luar.
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi. Dalam organisasi pengetahuan karyawan adalah sumber daya utama.
Hasil dari pengukuran keempat perspektif sebelumnya biasanya akan menunjukkan kesenjangan yang besar antara kemampuan orang, sistem, dan prosedur yang ada saat ini dengan yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang diinginkan. Itulah mengapa, perusahaan harus melakukan investasi di keempat faktor tersebut untuk mendorong perusahaan menjadi sebuah organisasi pembelajar.
Nama : Kadek Yuda Bijaksana
ReplyDeleteNIM : 12.1.1.1028
Jurusan : Manajemen
Kelas : Reguler Pagi
Balanced Scorecard menekankan bahwa semua ukuran keuangan dan nonkeuangan harus menjadi bagian dari sistem informasi untuk seluruh karyawan pada semua tingkat organisasi berdasarkan visi dan strategi dari suatu unit usaha. Visi dan strategi itu diterjemahkan ke dalam empat perspektif yang masing-masing dinyatakan dalam bentuk tujuan yang ingin dicapai organisasi, ukuran dari tujuan, target yang diharapkan pada masa yang akan datang, serta program-program yang harus dilaksanakan untuk memenuhi tujuan strategis. Balanced Scorecard menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam seperangkat ukuran yang menyeluruh, memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis (Kaplan dan Norton, 2000: 9). Jika visi dan strategi dinyatakan dalam bentuk tujuan strategis, ukuran-ukuran dan target yang jelas, kemudian dikomunikasikan kepada setiap anggota organisasi, sehingga diharapkan setiap anggota organisasi dapat mengerti dan melaksanakannya agar visi dan strategi organisasi tercapai.
Balanced Scorecard memungkinkan perusahaan untuk mencatat hasil kerja kinerja keuangan sekaligus membantu kemajuan perusahaan dalam membangun kemampuan dan Balanced Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran operasional. Perusahaan yang inovatifmenggunakan scorecard sebagai sebuah sistem manajemen strategis untuk mengelola strategi jangka panjang. Perusahaan menggunakan fokus pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen penting, diantaranya:
1. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi;
2. Mengkomunikasikan dan mengkaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis;
3. Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis;
4. Meningkatkan pembelajaran strategis.
Pada umumnya, sistem manajemen tradisional berfokus pada anggaran (budgets), sehingga pelaksanaan strategi perusahaan sangat tergantung pada anggaran yang tersedia. Sistem manajemen tradisional semata-mata digunakan sebagai alat pengendalian (control reporting), sedangkan sistem manajemen strategis Balanced Scorecard yang berfokus padaproses-proses manajemen strategis, sehingga strategi perusahaan diterjemahkan menjadi tindakan-tindakan yang terarah dan sistem manajemen strategis Balanced Scorecard digunakan sebagai alat strategis (strategis reporting) (Vincent Gaspersz, 2005: 9-1 1).
Balanced Scorecard memungkinkan perusahaan untuk mencatat hasil kerja kinerja keuangan sekaligus membantu kemajuan perusahaan dalam membangun kemampuan dan mendapatkan aktiva tak berwujud yang dibutuhkan untuk pertumbuhan masa depan. Menyajikan keseimbangan tujuan yang ingin dicapai perusahaan dalam bentuk sistem ukuran kinerja strategik yang mencakup empat perspektif sebagai berikut (Kaplan dan Norton, 2000: 52).
Perspektif ini tetap digunakan dalam Balanced Scorecard karena ukuran finansial sangat penting dalam memberikan ringkasan konsekuensi tindakan ekonomis yang sudah diambil. Ukuran finansial ini memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi, dan pelaksanaannya memberikan konstribusi atau tidak bagi peningkatan laba perusahaan. Perspektif pelanggan dalam Balanced Scorecard mengidentifikasi bagaimana kondisi pelanggan dan segmen pasar yang telah dipilih oleh perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor. Segmen yang dipilih mencerminkan keberadaan pelanggan sebagai sumber pendapatan. Dalam perspektif ini, pengukuran dilakukan dengan lima aspek utama, yaitu (Sony Yuwono, et al, 2007: 33).
Setiap bisnis memiliki rangkaian proses tertentu untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan memberikan hasil finansial yang baik. Balanced Scorecard membaginya dalam tiga model dari proses bisnis utama, yaitu (Sony Yuwono, et al, 2007: 37-39). Menurut Sony Yuwono, Edy Sukarno, dan Muchammad Ichsan (2007: 39-43), mengemukakan bahwa proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi. Dalam organisasi knowledge-worker, manusia adalah sumber daya utama. Dalam berbagai kasus, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan fondasi keberhasilan bagi knowledge-worker organization dengan tetap memperhatikan faktor sistem dan organisasi.
DeleteHasil dari pengukuran ketiga perspektif sebelumnya biasanya akan menunjukkan kesenjangan yang besar antara kemampuan orang, sistem, dan prosedur yang ada saat ini dengan yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang diinginkan. Itulah mengapa, perusahaan harus melakukan investasi di ketiga faktor tersebut untuk mendorong perusahaan menjadi sebuah organisasi pembelajar (learning organization).
Keunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam sistem perencanaan strategik adalah pada kemampuan Balanced Scorecard dalam menghasilkan rencana strategik yang memiliki karakteristik sebagai berikut (Mulyadi, 2009: 15-19).
1. Komprehensif. Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan, meluas ketiga perspektif lain: pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif rencana strategik ke perspektif nonkeuangan tersebut menghasilkan manfaat berikut ini:
- Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipatganda dan berkesinambungan, karena dalam perencanaan, perhatian, dan usaha personel difokuskan ke perspektif nonkeungan – perspektif yang di dalamnya terletak pemacu sesungguhnya kinerja keuangan.
- Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks, karena Balanced Scorecard menghasilkan rencana yang mencakup perspektif luas (keuangan, customer, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan), sehingga rencana yang dihasilkan mampu dengan kompleks merespon perubahan lingkungan.
2. Koheren. Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab-akibat (causal relationship) di antara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. Setiap sasaran yang ditetapkan dalam perspektif nonkeuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Seimbang. Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategic penting untuk menghasilkan kinerja keuangan yang berkesinambungan. Dengan demikian, nilai keempat perspektif tersebut dalam Balanced Scorecard adalah seimbang, di mana perspektif yang satu tidak melebihi perspektif yang lainnya.
4. Terukur. Balanced Scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik yang sulit untuk diukur. Sasaran strategik pada perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah diukur. Namun, dalam pendekatan Balanced Scorecard ketiga perspektif nonkeuangan tersebut ditentukan ukurannya agar dapat dikelola, sehingga dapat diwujudkan untuk mengukur kinerja perusahaan. Dengan demikian, keterukuran sasaran strategik pada ketiga perspektif tersebut menjanjikan perwujudan berbagai sasaran strategik nonkeuangan, sehingga kinerja keuangan dapat berlipat ganda dan berkesinambungan.
This comment has been removed by the author.
DeleteNAMA : Made Widya Liny
ReplyDeleteNIM : 12.0111.1008
Globalisasi telah digulirkan dengan dibukanya perdagangan bebas tingkat Asean tahun 2003 atau Asean Free Trade Area (AFTA) dan ke depan telah menghadang perdagangan bebas tingkat dunia yang direncanakan berlaku pada tahun 2020 menuntut perusahaan agar mampu bersaing dan berkompetisi di pasar bebas. Di masa yang disebut sebagai abad informasi, informasi menjadi hal penting. Perusahaan yang ingin terus maju harus memiliki kemampuan menajerial yang tinggi dengan tuntutan membuat keputusan secara cepat dan tepat. Kecepatan dan ketepatan memerlukan dukungan informasi yang berupa data dan analisis terhadap situasi internal maupun situasi eksternal perusahaan. Keakuratan data merupakan kunci yang akan mempermudah manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat. Manajemen tidak lagi hanya mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan, namun harus didukung data dan fakta. Terdapat banyak metode dan teknik pengambilan keputusan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk memecahkan masalah bisnis dan membuat estimasi terhadap kecenderungan lingkungan bisnis di masa depan.
Demikian pula dalam pengukuran kinerja perusahaan terus berkembang sampai mencapai hasil yang optimal. Hasil yang optimal dalam pengukuran tersebut akan dapat memberikan informasi strategis bagi manajemen untuk mengambil keputusan. Kebutuhan informasi internal tidak hanya terfokus pada informasi keuangan, informasi lain juga dibutuhkan sebagai indikator ukuran yang lebih komprehensif. Perspektif pengendalian dalam pengukuran kinerja dapat berubah sejalan dengan kebutuhan manajemen pada keputusan informasi tersebut.
Antisipasi manajemen terhadap segala tantangan yang selalu datang memerlukan alat ukur yang lebih lengkap dan lebih komprehensif. Perubahan dunia bisnis menyebabkan kinerja keuangan tidak lagi memadai dalam mengukur kinerja manajemen. Kekuatan menajerial perusahaan memerlukan keputusan finansial dan nonfinansial dalam mengatasi permasalahan yang muncul, Kebutuhan informasi yang lebih baik merupakan awal munculnya metode Balanced scorecard sebagai salah satu metode pengendalian yang menitikberatkan pada kelengkapan. Pengukuran kinerja selain pada aspek keuangan juga pada aspek kepuasan konsumen, aspek proses bisnis internal, dan aspek pembelajaran dan pertumbuhan.
Sistem pengendalian manajemen adalah suatu sistem yang digunakan untuk merencanakan berbagai kegiatan perwujudan visi perusahaan melalui misi yang telah dipilih dan untuk mengimplementasikan dan mengendalikan pelaksanaan rencana kegiatan tersebut.
PT. ABC yang bergerak di bidang migas dan terletak di Kabupaten Buleleng merupakan salah satu perusahaan besar yang masih mencari jati diri dan perlu dikembangkan lebih lanjut. Untuk pengembangannya, strategi ini cocok diimplementasikan dalam kasus ini. yang perlu diperhatikan dalam pengembangannya adalah hal-hal sebagai berikut.
LANJUTAN (Made Widya Liny)
ReplyDelete1. Sistem pengukuran kinerja
a. Definisi Kinerja
Kinerja atau performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum sesuai dengan moral dan etika. (Suyadi Pawirosentono,1999:2)
b. Sistem pengukuran kinerja
Menurut Mulyadi (1999:227) pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi dan personelnya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan utama pengukuran kinerja adalah memotivasi personel dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi.
2. Balanced scorecard
a. Sejarah Balanced Scorecard
Pada tahun 1990, Nolan Norton Institute bagian riset Kantor Akuntan Publik KPMG di USA yang dipimpin oleh David P Norton menyeponsori studi tentang pengukuran kinerja dalam organisasi masa depan. Studi ini didorong oleh kesadaran bahwa pada waktu itu ukuran kinerja keuangan yang digunakan perusahaan sudah tidak memadai. Balanced scorecard digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian manajemen kepada kinerja keuangan dan non keuangan, serta kinerja jangka pendek dan kinerja jangka panjang. Balanced scorecard ditujukan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja manajemen. Balanced scorecard merupakan ukuran kinerja manajemen dengan ukuran aspek keuangan dan non keuangan. Berdasarkan pendekatan balance scorecard, kinerja keuangan yang dihasilkan oleh manajemen harus merupakan akibat diwujudkannya kinerja dalam pemuasan kebutuhan konsumen, pelaksanaan proses bisnis internal yang produktif dan efektivitas biaya dan pembangunan personel yang produktif dan berkomitmen.
Ukuran kinerja nonkeuangan yang ditambahkan akan membuat eksekutif manajemen terpacu untuk memperhatikan dan melaksanakan usaha-usaha yang merupakan pemacu sesungguhnya bagi perwujudan kinerja keuangan. Kinerja keuangan dalam jangka panjang tidak dapat dihasilkan melalui usaha-usaha semu, tetapi harus diwujudkan melalui usaha-usaha nyata dengan menghasilkan value bagi konsumen, meningkatkan produktivitas, cost effectiveness, proses bisnis, dan meningkatkan kapabilitas dan komitmen karyawan.
b. Konsep Balanced Scorecard
Balanced Scorecard terdiri dari dua kata, kartu skor (scorecard) dan berimbang (balance). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang, kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh seseorang di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan di masa depan dibandingkan hasilnya dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja personel yang bersangkutan.
Tujuan dan pengukuran Balanced scorecard bukan hanya penggabungan dari ukuran keuangan dan non keuangan melainkan merupakan hasil dari suatu proses atas bawah (top-down) berdasarkan misi dan strategi dari suatu unit usaha. Misi dan strategi tersebut harus dapat diterjemahkan dalam tujuan dan pengukuran yang lebih nyata. Dalam proses perumusan misi dan visi organisasi harus dilakukan secara bersama-sama dengan budaya dan tujuan (goal) organisasi sehingga dapat memberi motivasi kepada organisasi itu sendiri guna mencapai tujuan organisasi
LANJUTAN II (Made Widya Liny)
ReplyDeletec. Perspektif Pengukuran Kinerja
Kumpulan kinerja tersebut terangkum dalam empat perspektif sebagai berikut :
1. Ukuran kinerja dari perspektif keuangan
Balanced scorecard mempertahankan pengukuran keuangan, dengan tujuan melihat kontribusi penetapan suatu strategi pada laba perusahaan. Pada pengukuran kinerja keuangan maka perusahaan harus mendeteksi keberadaan industri yang dimilikinya. Menurut Kaplan ada tiga tahap perkembangan industri yaitu growth, sustain, dan harvest (Kaplan:1996 : 48). Tahapan bisnis growth merupakan tahap awal dalam kehidupan perusahaan. Ciri-cirinya produk atau jasa yang diproduksi memiliki pertumbuhan potensial yang signifikan. Bisnis dalam tahapan ini mungkin memiliki cash flow yang negatif dan return on invest capital yang rendah. Investasi yang dibuat untuk masa depan mungkin menghabiskan lebih banyak kas daripada hasil yang rata-rata dapat dihasilkan. Tujuan keuangan secara menyeluruh akan berupa persentase tingkat pertumbuhan dalam pendapatan dan tingkat pertumbuhan penjualan.
2. Ukuran kinerja dari perspektif konsumen
Kepentingan konsumen digolongkan dalam hal berikut : waktu, kualitas, kinerja dan layanan. Aspek yang diukur dalam perspektif ini yaitu : kepuasan konsumen, bertambahnya konsumen baru, pertumbuhan pangsa pasar, kecepatan respon terhadap permintaan konsumen, dan kualitas hubungan dengan konsumen. Baiknya hubungan dengan konsumen memberi indikasi tingkat loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan, loyalitas meningkat apabila tingkat kepuasan tinggi, kepercayaan konsumen dipicu dari meningkatnya pelayanan yang diberikan perusahaan kepada konsumen.
3. Ukuran kinerja dari perspektif proses bisnis internal
Kinerja perusahaan dari perspektif proses bisnis internal yang diselenggarakan oleh perusahaan adalah segala sesuatu yang dilakukan perusahaan dalam usahanya memuaskan konsumen. Perusahaan harus memilih proses dan kompetensi yang menjadi unggulan dan menentukan ukuran untuk menilai kinerja proses dan kompetensi tersebut. Sistem pengukuran kinerja proses bisnis internal didefinisikan secara komplet sebagai rantai nilai yang dimulai dari proses inovasi, dilanjutkan waktu produksi (throughput) dan diakhiri dengan pelayanan purna jual. Aspek yang diukur dalam perspektif ini yaitu : kualitas, throughput, waktu, dan biaya. Ukuran kualitas dilihat dari ukuran berikut : proses per satu juta tingkat produk cacat, yields (rasio produksi produk bagus dengan produk yang dimasukkan dalam proses), limbah, sisa, pengolahan kembali, dan pengembalian (return), serta persentase proses di bawah metode statistik.
4. Ukuran kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Kemampuan perusahaan dalam lingkungan bisnis yang selalu berubah sangat ditentukan oleh kompetensi dan komitmen sumber daya manusia dan ketersediaan sarana, prasarana, dan teknologi yang memadai. Kompetensi dan komitmen personel ditentukan oleh kualitas organisasi dalam mengorganisasi sumber daya manusia. Suatu organisasi bisnis sangat penting untuk memperhatikan karyawan, memberi kesejahteraanya, dan memeprhatikan pengetahuan mereka karena hal ini akan meningkatkan kinerja perusahaan dari perspektif balanced scorecard yang lain.ada tiga dimensi yang perlu diperhatikan untuk melakukan pengukuran dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yaitu : kemampuan karyawan, kemampuan sistem informasi, dan motivasi,pemberian wewenang, dan penempatan karyawan.
d. Ukuran Hasil dan Faktor Pemicu Kinerja
Sasaran perusahaan yang dirumuskan dari penjabaran misi dan visi perlu menetapkan adanya ukuran untuk menentukan keberhasilan pencapaian sasaran. Ada dua ukuran yang digunakan yaitu : ukuran hasil dan ukuran pemacu kinerja. Keberhasilan pencapaian sasaran ditunjukkan dengan ukuran hasil, sedang untuk mencapai hasil diperlukan pemacu kinerja yaitu ukuran yang menyebabkan hasil dicapai.
Nama : Komang Hady Dirgantara
ReplyDeleteNIM : 12.01.1.1.981
Kelas : Sore ( III A )
Dewasa ini dengan tingkat persaingan global yang tinggi, suatu perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan suatu keuntungan kompetitif agar dapat bertahan dalam persaingan. Oleh karena itu perusahaan wajibmenggunakan dan mengembangkan suatu pengukuran baru yang dapatmenghubungkan ukuran finansial dan non finansial. Salah satu contohnyaadalah
Balanced Scorecard, Balanced Scorecard
digunakan sebagai alatanalisa untuk memberikan informasi bagi pihak internal perusahaan tentang bagaimana kinerja perusahaan dalam mencapai tujuannya, denganmenggunakan empat perspektif.Penelitian ini dilakukan di PT Pindad (Persero) Bandung dengan metode pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasilwawancara dan observasi di PT Pindad (Persero). Data sekunder diperolehdari laporan manajemen dan laporan keuangan perusahaan pada tahun 2009-2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dilihat dari perspektif
Balanced Scorecard.
Dilihat dari keempat perspektif yang saling berkaitan, kinerja PT Pindad(Persero) mengalami peningkatan selama tiga tahun periode penelitian,walaupun masih terdapat beberapa kelemahan yang harus diperbaikiselanjutnya. Penilaian kinerja dengan menggunakan konsep
Balanced Scorecard
dapat membantu manajemen dalam memperbaiki kelemahan-kelemahan perusahaan tersebut untuk meningkatkan kinerja perusahaanselanjutnya.
Lanjutan........
ReplyDeleteAdapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:
1. Perspektif Keuangan
BSC memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih dan ROI, karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi.
2. Perspektif Pelanggan: Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit opetasi dalam upaya mencapai target finansialnya. Selanjutnya apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru/jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan mereka. Produk dikatakan bernilai apabila manfaat yang diterima produk lebih tinggi daripada biaya perolehan (bila kinerja produk semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan dipersepsikan pelanggan). Perusahaan terbatas untuk memuaskan potential customer sehingga perlu melakukan segmentasi pasar untuk melayani dengan cara terbaik berdasarkan kemampuan dan sumber daya yang ada.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Analisis proses bisnis internal perusahaan dilakukan dengan menggunakan analisis value-chain. Di sini, manajemen mengidentifikasi proses internal bisnis yang krisis yang harus diunggulkan perusahaan. Scorecard dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk dan atau jasa mereka sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Perspektif ini harus didesain dengan hati-hati oleh mereka yang paling mengetahui misi perusahaan yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh konsultan luar.
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi. Dalam organisasi pengetahuan karyawan adalah sumber daya utama.
Hasil dari pengukuran keempat perspektif sebelumnya biasanya akan menunjukkan kesenjangan yang besar antara kemampuan orang, sistem, dan prosedur yang ada saat ini dengan yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang diinginkan. Itulah mengapa, perusahaan harus melakukan investasi di keempat faktor tersebut untuk mendorong perusahaan menjadi sebuah organisasi pembelajar.
Nama : Komang Suardini
ReplyDeleteNIM : 12.01.1.1.973
Kelas : Sore ( III A )
Bagi perusahaan betapa pentingnya memelihara aset keuangan maupun non keuangan dengan melakukan evaluasi kinerja. Konsep untuk melakukan evaluasi pengukuran kinerja tersebut dinamakan Balanced Scorecard.Balanced Scorecard dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Balanced Scorecard merupakan pengukuran kinerja perusahaan yang modern dengan mempertimbangkan empat perspektif (yang saling berhubungan) yang merupakan penerjemahan strategi dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka panjang, yang kemudian diukur dan dimonitor secara berkelanjutan. Konsep ini kemudian digunakan untuk mengukur kinerja PT Trustco Insan Mandiri.PT Trustco Insan Mandiri merupakan perusahaan jasa yang memiliki fungsi mendidik manusia menjadi profesional di bidangnya dengan maksud meningkatkan kualitas kerja sumber daya manusia tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui kinerja PT Trustco Insan Mandiri jika diukur menggunakan konsep Balanced Scorecard. Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan metode pengumpulan data primer dan data sekunder dari perusahaan.Hasil penelitian pada periode 2008 -2009 terdapat alat ukur dalam kriteria tidak baik yaitu ROI, DAR, akuisisi pelanggan,inovasi produk dan proses operasi. Pada periode 2009-2010 kriteria tidak baik terdapat pada CR, DAR, retensi pelanggan, inovasi produk, proses operasi dan retensi karyawan. Pada periode 2010-2011 kriteria tidak baik terdapat pada CR, akuisisi pelanggan dan proses operasi. Adanya pergeseran tingkat persaingan bisnis dari industrial competition ke information competition, sehingga mengubah alat ukur atau acuan yang dipakai oleh perusahaan untuk mengukur kinerjanya. Perubahan teknologi sejalan dengan persaingan yang semakin ketat di dunia bisinis. Hal ini mendorong kebutuhan akan informasi begitu sangat mendesak untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan analisa tersebut maka di ketahui betapa pentingnya memelihara seluruh aset, tidak hanya aset keuangan saja. Mengkaji lebih dalam tentang ini ada sebuah konsep yang disebut Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton.Konsep Balanced Scorecard mengkaji empat perspektif dalam mengukur kinerja perusahaan yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.Salah satu yang perlu menerapkan konsep ini adalah perusahaan jasa, yaitu PT Trustco Insan Mandiri. Perusahaan tersebut memiliki fungsi mendidik manusia menjadi profesional di bidangnya dengan maksud meningkatkan kualitas SDM tersebut sehingga membuat pelanggan (lembaga) menjadi lebih produkktif, penulis tertarik untuk meneliti kinerja PT Trustco Insan Mandiri itu sendiri. Apalagi mengingat perusahaan tersebut hanya memiliki karyawan yang tidak lebih dari delapan orang dan tidak melakukan iklan sama sekali di media cetak dan media elektronik seperti televisi. Ibaratnya jika kita ingin membuat orang lain mahir berbahasa inggris, tentu terlebih dulu diri kita harus mahir bahasa inggris. Jika seorang guru ingin anak didiknya pandai membaca, tentu terlebih dahulu guru tersebut harus pandai membaca. Tujuan penelitian ini untuk mengaetahui kinerja dari PT Trustco Insan Mandiri jika diukur dengan konsep Balanced Scorecard. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan perusahaan dalam mengahapi persaingan bisnis. Secaara teoritis penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan refrensi perbendaharaan materi Balanced Scorecard.
NAMA : MADE DEWI ADNYANI
ReplyDeleteNIM : 987
KLAS : IIIB, REGULER SORE
Balanced Scorecard merupakan suatu ukuran yang cukup komprehensif dalam mewujudkan kinerja, yang mana keberhasilan keuangan yang dicapai perusahaan bersifat jangka panjang. Balanced Scorecard tidak hanya sekedar alat pengukur kinerja perusahaan tetapi merupakan suatu bentuk transformasi strategik secara total kepada seluruh tingkatan dalam organisasi. Dengan pengukuran kinerja yang komprehensif tidak hanya merupakan ukuran-ukuran keuangan tetapi penggabungan ukuran-ukuran keuangan dan non keuangan maka perusahaan dapat menjalankan bisnisnya dengan lebih baik.Balanced Scorecard sebagai suatu metode untuk mengukur performansi suatu perusahaan di masa lalu dan sekaligus menggambarkan performansi masa depan, yang diukur dari empat persfektif, yaitu keuangan, konsumen, proses bisnis internal, serta kemampuan belajar dan tumbuh.
1.Perspektif Keuangan (finansial)
Perspektif keuangan tetap menjadi perhatian dalam balanced scorecard karena ukuran keuangan merupakan ikhtisar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi akibat keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil. Tujuan pencapaian kinerja keuangan yang baik merupakan fokus dari tujuan-tujuan yang ada dalam tiga perspektif lainnya. Sasaran-sasaran perspektif keuangan dibedakan pada masing-masing tahap dalam siklus bisnis yang oleh Kaplan dan Norton dibedakan menjadi tiga tahap:
1.Growth (Berkembang)
Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan yang sama sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang. Untuk menciptakan potensi ini, kemungkinan seorang manajer harus terikat komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru, membangun dan mengembangkan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung hubungan global, serta mengasuh dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan.
1.Sustain Stage (Bertahan)
Dalam tahap ini perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar yang ada dan mengembankannya apabila mungkin. Investasi yang dilakukan umumnya diarahkan untuk menghilangkan kemacetan, mengembangkan kapasitas dan meningkatkan perbaikan operasional secara konsisten. Pada tahap ini perusahaan tidak lagi bertumpu pada strategi-stratei jangka panjang. Sasaran keuangan tahap ini lebih diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan.
1. Harvest (Panen).
Tahap ini merupakan tahap kematangan (mature), suatu tahap dimana perusahaan melakukan panen (harvest) terhadap investasi mereka. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih jauh kecuali hanya untuk memelihara dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan eksppansi atau membangun suatu kemampuan baru. Tujuan utama dalam tahap ini adalah memaksimumkan arus kas yang masuk ke perusahaan. Sasaran keuangan untuk harvest adalah cash flow maksimum yang mampu dikembalikan dari investasi dimasa lalu.
lanjutan,,,
Delete1.Perspektif Pelanggan.
Tolak ukur kinerja pelanggan dibagi menjadi dua kelompok :
1.Kelompok Inti
Pangsa pasar: mengukur seberapa besar pororsi segmen pasar tertentu yang dikuasai oleh perusahaan.
•Tingkat perolehan para pelanggan baru: mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan-pelanggan baru.
•Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama: mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil mempertahankan pelangan-pelanggan lama.
•Tingkat kepuasan pelanggan: mengukur seberapa jauh ppelanggan merasa puas terhadap layanan perusahaan.
•Tingkat profitabilitas pelanggan: mengukur seberapa besar keuntungan yang berhasil diraih oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para pelanggan.
1.Kelompok Penunjang.
•Atribut-atribut produk ( fungsi, harga dan mutu)
Tolok ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relatif, tingkat daya guna produk, tingkat pengembalian produk oleh pelanggan sebagai akibat ketidak sempurnaan proses produksi, mutu peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan, kemampuan sumber daya manusia serta tingkat efisiensi produksi.
• Hubungan dengan pelanggan
Tolok ukur yang termasuk sub kelompok ini, tingkat fleksibilitas perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para pelanggannya, penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan oleh pramunaga serta penampilan fisik fasilitas penjualan.
•Citra dan reputasi perusahaan beserta produk-produknya dimata para pelanggannya dan masyarakat konsumen.
1.Perspektif Proses Bisnis Internal.
Manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana perusahaan diharuskan melakukan dengan baik karena proses internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham. Tahapan dalam proses bisnis internal meliputi:
• Inovasi.
Inovasi yang dilakukan dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh bagian riset dan pengembangan. Dalam tahap inovasi ini tolok ukur yang digunakan adalah besarnya produk-
lanjutan..
Deleteproduk baru, lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembangan suatu produk secara relatif jika dibandingkan perusahaan pesaing, besarnya biaya, banyaknya produk baru yang berhasil dikembangkan.
1.Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.
Perspektif keempat dalam balanced scorecard mengembangkan pengukuran dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh. Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya. Perspektif keuangan, pelanggan dan sasaran dari proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan antara kemampuan yang ada dari orang, sistem dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal.
untuk mengetahui kinerja PT ABC secara keseluruhan, maka digunakan metode Balanced ScoreCard sebagai alternatif dalam mengukur kinerja perusahaan yang dilihat dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana perusahaan dalam menjalankan usahanya telah menghasilkan kinerja yang baik bagi para pemegang saham (perspektif keuangan), pelanggan (perspektif pelanggan), keefektifan proses operasi (perspektif proses bisnis internal), dan bagi karyawan (perspektif pembelajaran dan pertumbuhan).yang dapat diberikan sebagai masukan bagi PT ABC antara lain sebagai berikut. Pertama, perusahaan disarankan untuk menerapkan metode Balanced ScoreCard sebagai tolok ukur dalam pengukuran kinerja perusahaan secara menyeluruh dan berkelanjutan agar dapat me-monitoring dengan baik keempat perspektif yang ada. Kedua, hak manajemen perusahaan perlu memberikan perhatian khusus pada penggunaan aset perusahaan agar setiap aset yang dimiliki dapat digunakan seoptimal mungkin. Ketiga, meningkatkan penjualan polis asuransi dan menekan biaya yang dikeluarkan agar dapat meningkatkan kinerja keuangannya serta menghasilkan profit bagi perusahaan maupun bagi pemegang saham. Keempat, mempertahankan atau bahkan meningkatkan kualitas pelayanan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan agar pelanggan merasa puas dan loyalitasnya meningkat. Melakukan pendekatan atau komunikasi yang lebih baik agar dapat mengetahui apa yang diinginkan pelanggan. Kelima, perusahaan harus mempertahankan kinerja proses operasinya agar tetap berjalan dengan produktif dengan memperkecil waktu yang terbuang sia-sia dan juga terus melakukan inovasi agar mampu bersaing dengan perusahaan lain sejenisnya. Keenam, pihak manajemen perusahaan perlu memberikan pelatihan-pelatihan khusus atau program pengembangan lainnya terhadap SDM yang ada agar perusahaan mengetahui potensi pada setiap karyawan dan juga menghasilkan karyawan yang berkompeten dan memiliki kinerja yang baik sehingga dapat meningkatkan produktifitas karyawan karena karyawan merupakan aset tak ternilai bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan juga perlu memberikan penghargaan terhadap karyawan yang memiliki kinerja baik dan memberikan kontribusi bagi perusahaan.
komang devi nicky s.
ReplyDelete988
IIIb
Balanced scorecard merupakan suatu metode penilaian kinerja perusahaan dengan
mempertimbangkan empat perspektif untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu: (1)
perspektif keuangan, (2) perspektif pelanggan, (3) perspektif proses bisnis internal dan
(4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan..Dari keempat perspektif tersebut dapat
dilihat bahwa balanced scorecard menekankan perspektif keuangan dan non keuangan.
Pendekatan Balanced Scorecard dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan pokok, yaitu:
(a) bagaimana penampilan BALANCED SCORECARD
perusahaan dimata para pemegang saham ? (Perspektif
Keuangan)
(b) bagaimana pandangan para pelanggan terhadap perusahaan ? (Perspektif Pelanggan)
(c) apa yang menjadi keunggulan perusahaan ? (Perspektif Proses Bisnis Internal)
(d) apa perusahaan harus terus menerus melakukan perbaikan dan menciptakan nilai
secara berkesinambungan ? (Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan)
Balanced Scorecard memberi kerangka kerja untuk menterjemahkan strategi ke
dalam kerangka operasional. Balanced scorecard memperkenalkan empat proses
manajemen yang baru, yang terbagi dan terkombinasi antara tujuan strategik jangka
panjang dengan peristiwa-peristiwa jangka pendek. Keempat proses tersebut adalah:
1. Menterjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan, untuk menentukan ukuran
kinerja, visi organisasi perlu dijabarkan dalam tujuan dan sasaran. Tujuan menjadi
salah satu landasan bagi perumusan strategi untuk mewujudkannya dan dalam
proses perencanaan strategik, tujuan ini kemudian dijabarkan dalam bentuk
sasaran strategik dengan ukuran pencapaiannya.
2. Komunikasi dan hubungan, balanced scorecard akan menunjukkkan strategi yang
menyeluruh yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu; communicating and educating,
setting goals and linking reward to performance measures.
3. Rencana bisnis, memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara rencana
bisnis dan rencana keuangan mereka. Balanced scorecard sebagai dasar untuk
mengalokasikan sumber daya dan mengatur mana yang lebih penting untuk
diprioritaskan, selain itu akan menggerakkan ke arah tujuan jangka panjang
perusahaan secara menyeluruh.
4. Umpan balik dan pembelajaran, proses keempat ini akan memberikan strategic
learning kepada perusahaan. Dengan balancee scorecard sebagai pusat sistem
perusahaan, maka perusahaan dapat melakukan monitoring terhadap apa yang
telah dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek, dari tiga perspektif yang ada,
yaitu konsumen, proses bisnis internal serta pemmelajaran dan pertumbuhan
untuk dijadikan sebagai umpan balik dalam mengevaluasi strategi. Keempat
proses tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
(1) Memperjelas dan Menterjemahkan visi dan strategi, dengan menghasilkan
konsensus.
(2) Merencanakan dan Menetapkan sasaran, memadukan inisiatif strategis,
mengalokasikan sumber daya dan menetapkan tonggak-tonggak penting.
(3) Mengkomunikasikan dan Menghubungkan tujuan, mengkaitkan imbalan dengan
ukuran kinerja.
(4) Umpan Balik dan Pembelajaran Strategis, dengan mengartikulasikan isi bersama,
memberikan umpan balik strategis dan memfasilitasi tinjauan ulang dan
Deletepembelajaran strategis.
TOLOK UKUR DALAM BALANCED SCORECARD
1. Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan tetap menjadi perhatian dalam balanced scorecard, karena
ukuran keuangan merupakan ikhtisar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi akibat
keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil. Tujuan pencapaian kinerja keuangan
yang baik merupakan fokus dari tujuan-tujuan yang ada dalam tiga perspektif lainnya.
Sasaran-sasaran perspektif keuangan dibedakan pada masing-masing tahap dalam
siklus bisnis yang oleh Kaplan dan Norton dibedakan menjadi tiga tahap:
(a) Growth (Berkembang), yang merupakan tahap pertama dari siklus
kehidupan bisnis. Untuk menciptakan potensi ini, seorang manajer harus
mengembangkan suatu produk atau jasa baru, atau membangun dan
mengembangkan fasilitas produksi dan proyek lainnya. Perusahaan dalam
tahap pertumbuhan mungkin secara aktual beroperasi dengan cah flow
negatif dan tingkat pengembalian atas modal yang rendah. Sasaran
keuangan untuk Growth Stage menekankan pada pertumbuhan penjualan
di dalam pasar baru dari konsumen baru dan atau dari produk dan jasa
baru.
(b) Sustain Stage (Bertahan), merupakan tahap kedua yaitu suatu tahap
diamana perusahaan masih melakukan investasi dengan mensyaratkan
tingkat pengembalian yang terbaik. Dalam hal ini perusahaan berusaha
mempertahankan pangsa pasar yang ada dan mengembangkannya apabila
mungkin. Pada tahap ini perusahaan tidak lagi bertumpu pada strategistrategi
jangka panjang. Sasaran keuangan pada tahap ini lebih diarahkan
pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan.
(c) Harvest (Panen), merupakan tahap kematangan (mature), suatu tahap
dimana perusahaan melakukan panen terhadap invetasi mereka.
Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih ajuh kecuali hanya untuk
memelihara dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan ekspansi atau
membangun suatu kemampuan baru. Tujuan utama dalam tahap ini adalah
memaksimumkan arus kas yang masuk ke perusahaan.
2. Perspektif Pelanggan
Pada masa lalu seringkali perusahaan mengkonsentrasikan diri pada kemampuan
internal dan kurang memperhatikan kebutuhan konsumen. Sekarang strategi
perusahaan telah bergeser fokusnya dari internal ke eksternal. Jika suatu unit bisini
ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus
menciptakan dan menyajikan suatu produk atau jasa yang bernilai dari biaya
perolehannya. Dan suatu produk akan semakin bernilai apabila kinerjanya semakin
mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan dipersepsikan
konsumen. Tolok ukur kinerja pelanggan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
Kelompok Inti, yang terdiri dari:
(a) Pangsa pasar, mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar tertentu yang
dikuasai oleh perusahaan.
(b) Tingkat perolehan para pelanggan baru, mengukur seberapa banyak perusahaan
berhasil menarik pelanggan-pelanggan baru.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete(c) Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama, mengukur seberapa banyak
ReplyDeleteperusahaan berhasil mempertahankan pelanggan-pelanggan lama.
(d) Tingkat kepuasan pelanggan, mengukur seberapa jauh pelanggan merasa puas
terhadap layanan perusahaan.
(e) Tingkat profitabilitas pelanggan, mengukur seberapa besar keuntungan yang
berhasil diraih oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para pelanggan.
Kelompok Penunjang, yang terdiri dari:
(a ) Atribut-atribut produk (fungsi, harga dan mutu), tolok ukur atribut produk adalah
tingkat harga eceran relatif, tingkat daya guna produk, tingkat pengembalian produk
oleh pelanggan sebagai akibat ketidak sempurnaan proses produksi, mutu peralatan
dan fasilitas produksi yang digunakan, dan kemampuan sumber daya manusia serta
tingkat efisiensi produksi.
(b) Hubungan dengan pelanggan, tolok ukur yang termasuk sub kelompok ini, adalah
tingkat fleksibilitas perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para
pelanggannya, penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan oleh pramuniaga
serta penampilan fisik fasilitas penjualan.
(c) Citra dan reputasi perusahaan beserta produk-produknya dimata para
pelanggannya dan masyarakat konsumen.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Menurut Kaplan dan Norton (1996), dalam proses bisnis internal, manajer harus bisa
mengidentifikasi proses internal yang penting, dimana perusahaan diharuskan
melakukan dengan baik karena proses bisnis internal tersebut mempunyai nilai-nilai
yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan pengembalian yang diharapkan
oleh para pemegang saham. Tahapan dalam proses bisnis internal meliputi:
(a) Inovasi, dalam proses inovasi ini, perusahaan berusaha mencari apa kebutuhan
konsumennya dan kemudian menciptakan produk atau jasa yang dapat memenuhi
kebutuhan konsumennya tersebut. Identifikasi yang dilakukan adalah berapa besarnya
pangsa pasar, kebutuhan pelanggan, tingkat harga yang ditargetkan pada produk
tersebut. Pengukuran kinerja dalam proses inovasi selama ini kurang mendapat
perhatian dibandingkan dengan pengukuran dalam proses operasi. Hal ini disebabkan
oleh beberapa hal yaitu: pertama, beberapa dekade yang lampau ketika badan usaha
mulai berkembang, pusat perhatian badan usaha ada pada proses manufaktur
bukannya proses litbang (penelitian dan pengembangan) dan yang kedua, tidak ada
hubungan yang pasti antara input yang dipergunakan dalam litbang dengan output
yang dihasilkannya.
Output yang dihasilkan oleh litbang membutuhkan waktu yang lama untuk benarbenar
menghasilkan uang bagi badan usaha. Secara umum, upaya-upaya untuk
pengukuran kinerja litbang yang baku biasanya dipusatkan pada tiga indikator yaitu:
hasil secara teknis, keuntungan penjualan atau keuntungankeuangan lainnya yang
diperkirakan dari bagian litbang dan penilaian tentang keberhasilan masing-masing
proyek. Tolok ukur yang berusaha mengaitkan keuntungan keuangan lainnya dengan
litbang dalam mengukur proses inovasinya adalah:
- prosentase penjualan yang berasal dari produkbaru
- prosentase penjualan produk yang masih memiliki paten dibandingkan
produk yang diproduksi oleh pesaing.
- Pengenalan produk baru dibandingkan dengan produk pesaing
- Kemampuan proses manufaktur, dan
ReplyDelete- Waktu untuk mengembangkan produk generasi selanjutnya.
(b) Proses Operasi, tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan berupaya untuk
memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Tolok ukur yang digunakan antara lain, Manufacturing Cycle Effectiveness
(MCE), tingkat kerusakan paroduk pra penjualan, banyaknya bahan baku terbuang
percuma, frekuensi pengerjaan ulang produk sebagai akibat terjadinya kerusakan,
banyaknya permintaan para pelanggan yang tidak dapat dipenuhi, penyimpangan biaya
produksi aktual terhadap biaya angganran produksi serta tingkat efisiensi per kegiatan
produksi.
(c) Proses Penyampaian Produk atau Jasa pada Pelanggan, aktivitas ini meliputi
pengumpulan, penyimpanan dan pendistribusian produk atau jasa serta layanan puarna
jual dimana perusahaan berupaya memberikan manfaat tambahan kepada pelanggan yang
telah membeli produknya seperti layanan pemeliharaan produk, layanan perbaikan
kerusakan, layanan penggantian suku cadang, dan perbaikan pembayaran.
4.Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Tujuan dari perspektif ini adalah menyediakan infrastruktur untuk mendukung
pencapaian tiga perspektif sebelumnya. Perspektif keuangan, pelanggan dan sasaran dari
perspektif bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan antara kemampuan yang
ada dari orang, sistem dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu
kinerja yang handal. Untuk memperkecil kesenjangan tersebut perusahaan harus
melakukan investasi dalam bentuk reskilling employes. Adapun faktor-faktor yang harus
diperhatikan adalah:
(a) Karyawan, hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan dan
produktivitas kerja karyawan. Untuk mengetahui hal tersebut, perusahaan
perlu melakukan survei secara reguler. Beberapa elemen kepuasan
karyawan adalah keterlibatan dalam pengambilan keputusan, pengakuan,
akses untuk memperoleh informasi, dorongan untuk melakukan kreativitas
dan inisiatif serta dukungan dari atasan. Produktivitas kerja merupakan
hasil dari pengaruh agregat peningkatan keahlian moral, inovasi,
perbaikan proses internal dan ingkat kepuasan konsumen.
(b) Kemampuan Sistem Informasi, perusahaan perlu memiliki prosedur
informasi yang mudah dipahami dan dijalankan. Tolok ukur yang sering
digunakan adalah informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan, tepat dan
tidak memerlukan waktu lama untuk mendapatkan informasi terasebut.
KEUNGGULAN BALANCED SCORECARD
Dibandingkan dengan pengukuran kinerja secara tradisional yang hanya berfokus
pada perspektif keuangan saja, maka balanced scorecard memiliki beberapa keunggulan:
1. Komprehensif, balanced scorecard menekankan pengukuran kinerja tidak hanya
aspek kuantitatif saja, tetapi juga aspek kualitatif. Aspek finansial dilengkapi
dengan aspek pelanggan, inovasi dan market development merupakan fokus
SIMPULAN
DeleteDalam mengukur kinerja suatu perusahaan, ukuran-ukuran keuangan saja dinilai
kurang mewakili, hal ini disebabkan karena ukuran-ukuran keuangan memiliki beberapa
kelemahan, yaitu perspektif keuangan bersifat historis sehingga hanya mampu
memberikan indikator dari kinerja manajemen dan tidak mampu sepenuhnya menuntun
perusahaan ke arah yang lebih baik. Pengukuran lebih berorientasi kepada manajemen
operasional dan kurang mengarah kepada manajemen strategis.
Balanced Scorecard dapat digunakan sebagai alternatif pengukuran
1. Sistem pengukuran kinerja
ReplyDeletea. Definisi Kinerja
Kinerja atau performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum sesuai dengan moral dan etika. (Suyadi Pawirosentono,1999:2)
b. Sistem pengukuran kinerja
Menurut Mulyadi (1999:227) pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi dan personelnya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan utama pengukuran kinerja adalah memotivasi personel dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi.
2. Balanced scorecard
a. Sejarah Balanced Scorecard
Pada tahun 1990, Nolan Norton Institute bagian riset Kantor Akuntan Publik KPMG di USA yang dipimpin oleh David P Norton menyeponsori studi tentang pengukuran kinerja dalam organisasi masa depan. Studi ini didorong oleh kesadaran bahwa pada waktu itu ukuran kinerja keuangan yang digunakan perusahaan sudah tidak memadai. Balanced scorecard digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian manajemen kepada kinerja keuangan dan non keuangan, serta kinerja jangka pendek dan kinerja jangka panjang. Balanced scorecard ditujukan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja manajemen. Balanced scorecard merupakan ukuran kinerja manajemen dengan ukuran aspek keuangan dan non keuangan. Berdasarkan pendekatan balance scorecard, kinerja keuangan yang dihasilkan oleh manajemen harus merupakan akibat diwujudkannya kinerja dalam pemuasan kebutuhan konsumen, pelaksanaan proses bisnis internal yang produktif dan efektivitas biaya dan pembangunan personel yang produktif dan berkomitmen.
Ukuran kinerja nonkeuangan yang ditambahkan akan membuat eksekutif manajemen terpacu untuk memperhatikan dan melaksanakan usaha-usaha yang merupakan pemacu sesungguhnya bagi perwujudan kinerja keuangan. Kinerja keuangan dalam jangka panjang tidak dapat dihasilkan melalui usaha-usaha semu, tetapi harus diwujudkan melalui usaha-usaha nyata dengan menghasilkan value bagi konsumen, meningkatkan produktivitas, cost effectiveness, proses bisnis, dan meningkatkan kapabilitas dan komitmen karyawan.
b. Konsep Balanced Scorecard
Balanced Scorecard terdiri dari dua kata, kartu skor (scorecard) dan berimbang (balance). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang, kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh seseorang di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan di masa depan dibandingkan hasilnya dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja personel yang bersangkutan.
Tujuan dan pengukuran Balanced scorecard bukan hanya penggabungan dari ukuran keuangan dan non keuangan melainkan merupakan hasil dari suatu proses atas bawah (top-down) berdasarkan misi dan strategi dari suatu unit usaha. Misi dan strategi tersebut harus dapat diterjemahkan dalam tujuan dan pengukuran yang lebih nyata. Dalam proses perumusan misi dan visi organisasi harus dilakukan secara bersama-sama dengan budaya dan tujuan (goal) organisasi sehingga dapat memberi motivasi kepada organisasi itu sendiri guna mencapai tujuan organisasi
Ni Luh Ratmini (986) IIIB
ReplyDeleteStrategi keunggulan bersaing dengan menggunakan BSC
untuk memuat suatu strategi bisnis yang memiliki keunggulan dalam persaingan , sebelumnya kita harus mengerti dahulu apa itu BSC . Balanced Scorecard adalah sistem manajemen pengukuran dan pengendalin yang secara komprehensif yang dapat memberikan pemahaman terkait performance bisnis. Pengukuran menggunakan BSC mencakup empat perspektif dalm bisnis yaitu perpektif keuangan, pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan serta proses pembelajaran serta pertumbuhan . BSC memiliki tujuan untuk mengidentifikasi sebab-sebab keberhasilan dari perusahaan lainnya. Dari BSC kita dapat mempelajari sebab-sebab kegagalan dari perusahaan yang lain dan kita dapat me
ngambil hal-hal positif yang membuat suatu perusahaan berhasil . Perencanaan strategi menggunakan metode BSC :
1)Strategi Keuangan
Perencaaan keuangan perusahaan harus melihat keadaan ekonomi lokal dan internasional . Bila bahan baku diimpor dari luar negeri, kita harus memperhitungkan kurs mata uang yang dipakai dalam pembayaran dan fluktuasi kurs. Selain itu biaya produksi bila harga-harga kebutuhan produksi meningkat . Dengan meningkatnya bahan-bahan , maka biaya produksi otomatis meningkat . Sementara keuangan tidak mencukupi untuktambahan biaya, maka strategi nya dengan membeli bahan lokal dengan kualitas yang sama tapi harganya jauh lebih murah dari hara impor. Dengan begitu cost produksi bisa ditekan dan regulasi keuangan perusahaan dapat berjalan lancar.
2)Strategi pelanggan
Melalui kepuasan dari pelanggan lama maka akan datang pelanggan baru. Sebab pelanggan lama yang puas dengan layanan perusahaan pasti akan menceritakan kepada teman, kerabat , dan orang lain, dari sana akan ada rasa penasaran untuk mencoba dan akan datang denan sendirinya keperusahaan. Apabila pelanggan baru tersebut puas , maka itu akan jadi promosi gratis untuk persahaan . Selain itu, pelayanan terhadap pelanggan juga mesti ditingkatkan ,misal dengan pelayanan yang ramah da mrah senyum bonus-bonus bagi pelangga setia , minuman/snack grstis bagi pelanggan yang menunggu pelayanan . Dengan begitu maka kepuasan pelanggan akan meningkat.
3)Srtrategi bisnis internal
Proses bisnis internal harus berjalan dengan baik. Efesiensi produksi dan produktivitas harus berjalan baik. dengamenggunakan teknologi terbaru yangsesuai dengan klasifikasi produksi perusahaan, bisa dipastikan produktivitas akan lebih efiisien dan hemat biaya dan waktu . Ketersediaanan barang akan lebih tercukupi sehingga pelayanan terhadap pelanggan akan lebih baik lagi.
4) Strategi untuk pertumbuhan perusahaan dan pembelajaran
Kita harus bisa melihat apa-apa saja hal yang akan berubah dalam kurun waktu tertentu sehingga perusahaan dapat memprediksi langkah-langkah apa saja yang harus diambil agar perusahaan bisa beradaptasi dengan baik .Serta dapat megembangkan bisnis , mempelajari hal-hal baru yang sesuai dengan perusahaan agar perusahaan dapat berkembang dan lebih maju lagi.
I Gusti Kadek Agus Stiadi IIB ( 991 )
ReplyDeleteGlobalisasi telah digulirkan dengan dibukanya perdagangan bebas tingkat Asean tahun 2003 atau Asean Free Trade Area (AFTA) dan ke depan telah menghadang perdagangan bebas tingkat dunia yang direncanakan berlaku pada tahun 2020 menuntut perusahaan agar mampu bersaing dan berkompetisi di pasar bebas. Di masa yang disebut sebagai abad informasi, informasi menjadi hal penting. Perusahaan yang ingin terus maju harus memiliki kemampuan menajerial yang tinggi dengan tuntutan membuat keputusan secara cepat dan tepat. Kecepatan dan ketepatan memerlukan dukungan informasi yang berupa data dan analisis terhadap situasi internal maupun situasi eksternal perusahaan. Keakuratan data merupakan kunci yang akan mempermudah manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat. Manajemen tidak lagi hanya mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan, namun harus didukung data dan fakta. Terdapat banyak metode dan teknik pengambilan keputusan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk memecahkan masalah bisnis dan membuat estimasi terhadap kecenderungan lingkungan bisnis di masa depan.
Demikian pula dalam pengukuran kinerja perusahaan terus berkembang sampai mencapai hasil yang optimal. Hasil yang optimal dalam pengukuran tersebut akan dapat memberikan informasi strategis bagi manajemen untuk mengambil keputusan. Kebutuhan informasi internal tidak hanya terfokus pada informasi keuangan, informasi lain juga dibutuhkan sebagai indikator ukuran yang lebih komprehensif. Perspektif pengendalian dalam pengukuran kinerja dapat berubah sejalan dengan kebutuhan manajemen pada keputusan informasi tersebut.
Antisipasi manajemen terhadap segala tantangan yang selalu datang memerlukan alat ukur yang lebih lengkap dan lebih komprehensif. Perubahan dunia bisnis menyebabkan kinerja keuangan tidak lagi memadai dalam mengukur kinerja manajemen. Kekuatan menajerial perusahaan memerlukan keputusan finansial dan nonfinansial dalam mengatasi permasalahan yang muncul, Kebutuhan informasi yang lebih baik merupakan awal munculnya metode Balanced scorecard sebagai salah satu metode pengendalian yang menitikberatkan pada kelengkapan. Pengukuran kinerja selain pada aspek keuangan juga pada aspek kepuasan konsumen, aspek proses bisnis internal, dan aspek pembelajaran dan pertumbuhan.
Sistem pengendalian manajemen adalah suatu sistem yang digunakan untuk merencanakan berbagai kegiatan perwujudan visi perusahaan melalui misi yang telah dipilih dan untuk mengimplementasikan dan mengendalikan pelaksanaan rencana kegiatan tersebut.
PT. ABC yang bergerak di bidang migas dan terletak di Kabupaten Buleleng merupakan salah satu perusahaan besar yang masih mencari jati diri dan perlu dikembangkan lebih lanjut. Untuk pengembangannya, strategi ini cocok diimplementasikan dalam kasus ini. yang perlu diperhatikan dalam pengembangannya adalah hal-hal sebagai berikut.
I Gusti Kadek Agus Stiadi IIB ( 991 )
DeleteLanjutan
1. Sistem pengukuran kinerja
a. Definisi Kinerja
Kinerja atau performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum sesuai dengan moral dan etika. (Suyadi Pawirosentono,1999:2)
b. Sistem pengukuran kinerja
Menurut Mulyadi (1999:227) pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi dan personelnya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan utama pengukuran kinerja adalah memotivasi personel dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi.
2. Balanced scorecard
a. Sejarah Balanced Scorecard
Pada tahun 1990, Nolan Norton Institute bagian riset Kantor Akuntan Publik KPMG di USA yang dipimpin oleh David P Norton menyeponsori studi tentang pengukuran kinerja dalam organisasi masa depan. Studi ini didorong oleh kesadaran bahwa pada waktu itu ukuran kinerja keuangan yang digunakan perusahaan sudah tidak memadai. Balanced scorecard digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian manajemen kepada kinerja keuangan dan non keuangan, serta kinerja jangka pendek dan kinerja jangka panjang. Balanced scorecard ditujukan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja manajemen. Balanced scorecard merupakan ukuran kinerja manajemen dengan ukuran aspek keuangan dan non keuangan. Berdasarkan pendekatan balance scorecard, kinerja keuangan yang dihasilkan oleh manajemen harus merupakan akibat diwujudkannya kinerja dalam pemuasan kebutuhan konsumen, pelaksanaan proses bisnis internal yang produktif dan efektivitas biaya dan pembangunan personel yang produktif dan berkomitmen.
Ukuran kinerja nonkeuangan yang ditambahkan akan membuat eksekutif manajemen terpacu untuk memperhatikan dan melaksanakan usaha-usaha yang merupakan pemacu sesungguhnya bagi perwujudan kinerja keuangan. Kinerja keuangan dalam jangka panjang tidak dapat dihasilkan melalui usaha-usaha semu, tetapi harus diwujudkan melalui usaha-usaha nyata dengan menghasilkan value bagi konsumen, meningkatkan produktivitas, cost effectiveness, proses bisnis, dan meningkatkan kapabilitas dan komitmen karyawan.
b. Konsep Balanced Scorecard
Balanced Scorecard terdiri dari dua kata, kartu skor (scorecard) dan berimbang (balance). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang, kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh seseorang di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan di masa depan dibandingkan hasilnya dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja personel yang bersangkutan.
Tujuan dan pengukuran Balanced scorecard bukan hanya penggabungan dari ukuran keuangan dan non keuangan melainkan merupakan hasil dari suatu proses atas bawah (top-down) berdasarkan misi dan strategi dari suatu unit usaha. Misi dan strategi tersebut harus dapat diterjemahkan dalam tujuan dan pengukuran yang lebih nyata. Dalam proses perumusan misi dan visi organisasi harus dilakukan secara bersama-sama dengan budaya dan tujuan (goal) organisasi sehingga dapat memberi motivasi kepada organisasi itu sendiri guna mencapai tujuan organisasi
dwi kurnia kartika l
ReplyDelete989
IIIb
BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajeme pengukuran dan pegendalian yang secara komprehensif yang dapat memberiakan pemahaman BSC berasal dari dua kata yaitu balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Balanced (berimbang) berarti adanya keseimbangan antara performance keuangan dan non-keuangan, performance jangka pendek dan performance jangka panjang, antara performance yang bersifat internal dan performance yang bersifat eksternal. Sedangkan scorecard (kartu skor) yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor performance seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh seseorang di masa depan.
mula-mula BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif. Awal penggunaannya kinerja eksekutif diukur hanya dari segi keuangan. Kemudian berkembang menjadi luas yaitu empat perspektif, yang kemudian digunakan untuk mengukur kinerja organisasi secara utuh. Empat perspektif tersebut yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
BSC adalah suatu mekanisme sistem manajemen yang mampu menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di lapangan. BSC adalah salah satu alat manajemen yang telah terbukti telah membantu banyak perusahaan dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya. Untuk menjadikan perusahaan itu sebagai strategi yang unggul dalam persaingan terutama untuk PT AbC kita harus mempunyai konsep dalam bidang pelayanan .
Keunggulan pendekatan BSC dalam sistem perencanaan strategis yaitu mampu menghasilkan rencana strategis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut (1) komprehensif, (2) koheren, (3)seimbang dan (4) terukur
Perspektif dalam Balanced Scorecard
Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:
1. Perspektif Keuangan
BSC memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih dan ROI, karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi (Mulyadi dan Johny Setyawan, 2000).
Balanced Scorecard adalah suatu metode pengukuran kinerja yang di dalamnya ada keseimbangan antara keuangan dan non-keuangan untuk mengarahkan kinerja perusahaan terhadap keberhasilan. BSC dapat menjelaskan lebih lanjut tentang pencapaian visi yang berperan di dalam mewujudkan pertambahan kekayaan tersebut (Mulyadi dan Johny Setyawan, 2000) sebagai berikut:
1. Peningkatan customer 'yang puas sehingga meningkatkan laba (melalui peningkatan revenue).
2. Peningkatan produktivitas dan komitmen karyawan sehingga meningkatkanlaba (melalui peningkatan cost effectiveness).
3. Peningkatan kemampuan perasahaan untuk menghasilkan financial returns dengan mengurangi modal yang digunakan atau melakukan investasi daiam proyek yang menghasilkan return yang tinggi.
Di dalam Balanced Scorecard, pengukuran finansial mempunyai dua peranan penting, di
mana yang pertama adalah semua perspektif tergantung pada pengukuran finansial yang menunjukkan implementasi dari strategi yang sudah direncanakan dan yang kedua adalah akan memberi dorongan kepada 3 perspektif yang lainnya tentang target yang harus dicapai dalam mencapai tujuan organisasi.
DeleteMenurut Kaplan dan Norton, siklus bisnis terbagi 3 tahap, yaitu: bertumbuh (growth), bertahan (sustain), dan menuai (harvest), di mana setiap tahap dalam siklus tersebut mempunyai tujuan fmansial yang berbeda. Growth merupakan tahap awal dalam siklus suatu bisnis. Pada tahap ini diharapkan suatu bisnis memiliki produk baru yang dirasa sangat potensial bagi bisnis tersebut.
Untuk itu, maka pada tahap growth perlu dipertimbangkan mengenai sumber daya untuk mengembangkan produk baru dan meningkatkan layanan, membangun serta mengembangkan fasilitas yang menunjang produksi, investasi pada sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung terbentuknya hubungan kerja secara menyeluruh dalam mengembangkan hubungan yang baik dengan pelanggan. Secara keseluruhan tujuan fmansial pada tahap ini adalah mengukur persentase tingkat pertumbuhan pendapatan, dan tingkat pertumbuhan penjualan di pasar sasaran.
Tahap selanjutnya adalah sustain (bertahan), di mana pada tahap ini timbul pertanyaan mengenai akan ditariknya investasi atau melakukan investasi kembali dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian yang mereka investasikan. Pada tahap ini tujuan fmansial yang hendak dicapai adalah untuk memperoleh keuntungan. Berikutnya suatu usaha akan mengalami suatu tahap yang dinamakan harvest (menuai), di mana suatu organisasi atau badan usaha akan berusaha untuk mempertahankan bisnisnya. Tujuan finansial dari tahap ini adalah untuk untuk meningkatkan aliran kas dan mengurangi aliran dana.
2. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit opetasi dalam upaya mencapai target finansialnya. Selanjutnya apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru/jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan mereka (Kaplan, dan Norton, 1996).
Produk dikatakan bernilai apabila manfaat yang diterima produk lebih tinggi daripada biaya perolehan (bila kinerja produk semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan dipersepsikan pelanggan). Perusahaan terbatas untuk memuaskan potential customer sehingga perlu melakukan segmentasi pasar untuk melayani dengan cara terbaik berdasarkan kemampuan dan sumber daya yang ada. Ada 2 kelompok pengukuran dalam
perspektif pelanggan, yaitu:
1. Kelompok pengukuran inti icore measurement group).
Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengukur bagaimana perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan dalam mencapai kepuasan, mempertahankan, memperoleh, dan merebut pangsa pasar yang telah ditargetkan. Dalam kelompok pengukuran inti, kita mengenal lima tolak ukur, yaitu: pangsa pasar, akuisisi pelanggan (perolehan pelanggan), retensi pelanggan (pelanggan yang dipertahankan), kepuasan pelanggan, dan profitabilitas pelanggan.
2. Kelompok pengukuran nilai pelanggan {customer value proposition).
Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mengukur nilai pasar yang mereka kuasai dan pasar yang potensial yang mungkin bisa mereka masuki.
mana yang pertama adalah semua perspektif tergantung pada pengukuran finansial yang menunjukkan implementasi dari strategi yang sudah direncanakan dan yang kedua adalah akan memberi dorongan kepada 3 perspektif yang lainnya tentang target yang harus dicapai dalam mencapai tujuan organisasi.
DeleteMenurut Kaplan dan Norton, siklus bisnis terbagi 3 tahap, yaitu: bertumbuh (growth), bertahan (sustain), dan menuai (harvest), di mana setiap tahap dalam siklus tersebut mempunyai tujuan fmansial yang berbeda. Growth merupakan tahap awal dalam siklus suatu bisnis. Pada tahap ini diharapkan suatu bisnis memiliki produk baru yang dirasa sangat potensial bagi bisnis tersebut.
Untuk itu, maka pada tahap growth perlu dipertimbangkan mengenai sumber daya untuk mengembangkan produk baru dan meningkatkan layanan, membangun serta mengembangkan fasilitas yang menunjang produksi, investasi pada sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung terbentuknya hubungan kerja secara menyeluruh dalam mengembangkan hubungan yang baik dengan pelanggan. Secara keseluruhan tujuan fmansial pada tahap ini adalah mengukur persentase tingkat pertumbuhan pendapatan, dan tingkat pertumbuhan penjualan di pasar sasaran.
Tahap selanjutnya adalah sustain (bertahan), di mana pada tahap ini timbul pertanyaan mengenai akan ditariknya investasi atau melakukan investasi kembali dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian yang mereka investasikan. Pada tahap ini tujuan fmansial yang hendak dicapai adalah untuk memperoleh keuntungan. Berikutnya suatu usaha akan mengalami suatu tahap yang dinamakan harvest (menuai), di mana suatu organisasi atau badan usaha akan berusaha untuk mempertahankan bisnisnya. Tujuan finansial dari tahap ini adalah untuk untuk meningkatkan aliran kas dan mengurangi aliran dana.
2. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit opetasi dalam upaya mencapai target finansialnya. Selanjutnya apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru/jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan mereka (Kaplan, dan Norton, 1996).
Produk dikatakan bernilai apabila manfaat yang diterima produk lebih tinggi daripada biaya perolehan (bila kinerja produk semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan dipersepsikan pelanggan). Perusahaan terbatas untuk memuaskan potential customer sehingga perlu melakukan segmentasi pasar untuk melayani dengan cara terbaik berdasarkan kemampuan dan sumber daya yang ada. Ada 2 kelompok pengukuran dalam
perspektif pelanggan, yaitu:
1. Kelompok pengukuran inti icore measurement group).
Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengukur bagaimana perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan dalam mencapai kepuasan, mempertahankan, memperoleh, dan merebut pangsa pasar yang telah ditargetkan. Dalam kelompok pengukuran inti, kita mengenal lima tolak ukur, yaitu: pangsa pasar, akuisisi pelanggan (perolehan pelanggan), retensi pelanggan (pelanggan yang dipertahankan), kepuasan pelanggan, dan profitabilitas pelanggan.
2. Kelompok pengukuran nilai pelanggan {customer value proposition).
Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mengukur nilai pasar yang mereka kuasai dan pasar yang potensial yang mungkin bisa mereka masuki.
Nama : Luh Nely Arsini
ReplyDeleteNIM` : 12.01.1.1.1000
Kelas : 3B (Reguler Sore)
Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal tahun 1990. BSC ini berasal dari dua kata yaitu balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Balanced (berimbang) berarti adanya keseimbangan antara performance keuangan dan non-keuangan, Sedangkan scorecard (kartu skor) yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor performance seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh seseorang di masa depan. BSC adalah suatu mekanisme sistem manajemen yang mampu menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di lapangan. BSC adalah salah satu alat manajemen yang telah terbukti telah membantu banyak perusahaan dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya. Dimana BSC ini memliki beberapa cakupan, cakupan-cakupan ini terdiri dari beberapa persepektif, dimana persepektif ini dibagi menjadi : Persepektif keuangan, Persepektif Pelanggan, Persepektif Bisnis internal dan Persepektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Begitu pula pada PT ABC perusahaan yang bergerak pada bidang migas, dimana kita ketahui migas merupakan salah satu kebutuhan manusia pada era global saat ini, disini PT ABC harus dapat mengelola analisis SWOT yang ada menjadi sebuah kunci agar perusahaan tersebut bisa mencapai kesuksesan yang diharapkan, dengan adanya analisis SWOT PT ABC dapat mengelola dengan baik dan cermat perusahaanya sehingga kesemua analisis SWOT bisa dipakai acuan dalam perusahaan, baik yang berupa ancaman, peluang, kekuatan dan kelemahan. Terutama pada ancaman PT ABC harus memahami betul bentuk ancaman yang ada sehingga perusahaan dapat menggunakan analisis Balanced Scorecard dengan baik dan pasti, dimana dari pengertiannya balance scorecard merupakan strategi manajemen yang dapat menyeimbangkan performance baik dari segi keuangan ataupun non keuangan. Dari segi keuangan PT ABC harus dapat memahami kondisi pasar yang ada seperti Inflasi yang terjadi di Indonesia.
PT ABC harus sejak dini merencanakan strategi agar inflasi tidak menggangu kinerja perusahaan sehingga PT ABC tidak kehilangan pendapatan akibat inflasi yang menganggu kinerja perusahaan, seperti kita ketahui inflasi sangat menganggu perkembangan ekonomi dan perkembangan harga di pasaran, maka dari sini PT ABC harus dapat mengelola agar inflasi tidak mempengaruhi pendapatan perusahaan, seperti mengendalikan produksi migas agar tidak berlebihan berada di pasaran sehingga tidak ada kesempatan bagi pesaing-pesaing yang ada untuk mengambil keuntungan dari kelebihan produksi migas yang di produksi oleh PT ABC, maka dari itu ancaman-ancaman yang ada jangan dijadikan momok tetapi jadikan sebuah tantangan agar ancaman itu berbalik menjadi kesuksesan yang dapat diharapkan oleh PT ABC. Selain itu pelatihan karyawan perlu ditanamkan agar tidak ada istilah pembajakan karyawan, dimana karyawan dapat nyaman bekerja dan kepuasan karyawan dapat terjadi.
Keberhasilan bisnis tidak terlepas dari kerjasama yang ada di dalam organisasi perusahaan tersebut karena dengan adanya kerjasama antara karyawan dapat menghasilkan suatu hasil yang dapat menguntungkan bagi perusahaan. Dalam Balanced Scorecard, keempat persektif tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keempat perspektif tersebut juga merupakan indikator pengukuran kinerja yang saling melengkapi dan saling memiliki hubungan sebab akibat.
Pengukuran ke-empat prespektif tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Perspektif Financial menurut Kaplan (Kaplan, 1996) pada saat perusahaan melakukan pengukuransecara finansial, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mendeteksikeberadaan industri yang dimilikinya. Kaplan menggolongkan tiga tahap perkembanganindustri yaitu; growth, sustain, dan harvest.Dari tahap-tahap perkembangan industri tersebut akan diperlukan strategi-strategi yang berbeda-beda. Dalam perspektif finansial, terdapat tiga aspek dari strategi yang dilakukan suatu perusahaan; (1) pertumbuhan pendapatan dan kombinasi pendapatan yang dimiliki suatu organisasi bisnis, (2) penurunan biaya dan peningkatan produktivitas, (3) penggunaan aset yang optimal dan strategi investasi.
Delete2. Perspektif Customer, dalam perspektif customer ini mengidentifikasi bagaimana kondisi customer mereka dan segmen pasar yang telah dipilih oleh perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor mereka. Segmen yang telah mereka pilih ini mencerminkan keberadaan customer tersebut sebagai sumber pendapatan mereka. Dalam perspektif ini, pengukuran dilakukan dengan lima aspek utama yaitu : pengukuran pangsa pasar, pengukuran terhadap besarnya pangsa pasar perusahaan mencerminkan proporsi bisnis dalam satu area bisnis tertentu yang diungkapkan dalam bentuk uang, jumlah customer, atau unit volume yang terjual atas setiap unit produk yang terjual., customer retention, pengukuran dapat dilakukan dengan mengetahui besarnya prosentase pertumbuhan bisnis dengan jumlah customer yang saat ini dimiliki oleh perusahaan., customer acquisition, pengukuran dapat dilakukan melalui prosentase jumlah penambahan customer baru dan perbandingan total penjualan dengan jumlah customer baru yang ada, customer satisfaction, pengukuran terhadap tingkat kepuasan pelanggan ini dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik diantaranya adalah : survei melalui surat (pos), interview melalui telepon, atau personal interview, customer profitability, pengukuran terhadap customer profitability dapat dilakukan dengan menggunakan teknik Activity Based-Costing (ABC).
3. Perspektif Proses Bisnis Internal, dalam perspektif ini, perusahaan melakukan pengukuran terhadap semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan baik manajer maupun karyawan untuk menciptakan suatu produk yang dapat memberikan kepuasan tertentu bagi customer dan juga para pemegang saham. Dalam hal ini perusahaan berfokus pada tiga proses bisnis utama yaitu: proses inovasi, proses operasi, proses pasca penjualan.
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran, Perspektif yang terakhir dalam Balanced Scorecard adalah perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. mengungkapkan betapa pentingnya suatu organisasi bisnis untuk terus memperhatikan karyawannya, memantau kesejahteraan karyawan dan meningkatkan pengetahuan karyawan karena dengan meningkatnya tingkat pengetahuan karyawan akan meningkatkan pula kemampuan karyawan untuk berpartisipasi dalam pencapaian hasil ketiga perspektif di atas dan tujuan perusahaan.
Permasalahan yang timbul dalam penerapan Balanced Scorecard dan banyak dihadapi oleh perusahaan yang ingin sekali menerapkan Balanced Scorecard dalam sistem manajemennya antara lain adalah :
1. Bagaimana mendesain sebuah scorecard, Desain scorecard yang baik pada dasarnya adalah desain yang mencerminkan tujuan strategik organisasi. Beberapa perusahaan di
dengan kondisi intemal perusahaan, yaitu:
Delete1. Kapabilitas pekerja.
KapabiLitas pekerja adalah merupakan bagian kontribusi pekerja pada perusahaan. Sehubungan dengan kapabilitas pekerja, ada 3 hal yang harus diperhatikan oleh manajemen:
a. Kepuasan pekerja.
Kepuasan pekerja merupakan prakondisi untuk meningkatkan produktivitas, tanggungjawab, kualitas, dan pelayanan kepada konsumen. Unsur yang dapat diukur dalam kepuasan pekerja adalah keterlibatan pekerja dalam mengambil keputusan, pengakuan, akses untuk mendapatkan informasi, dorongan untuk bekerja kreatif, dan menggunakan inisiatif, serta dukungan dari atasan.
b. Retensi pekerja.
Retensi pekerja adalah kemampuan imtuk mempertahankan pekerja terbaik dalam perusahaan. Di mana kita mengetahui pekerja merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan. Jadi, keluamya seorang pekerja yang bukan karena keinginan perusahaan merupakan loss pada intellectual capital dari perusahaan. Retensi pekerja diukur dengan persentase turnover di perusahaan.
c. Produktivitas pekerja.
Produktivitas pekerja merupakan hasil dari pengaruh keseluruhan dari peningkatan keahlian dan moral, inovasi, proses internal, dan kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah untuk menghubungkan output yang dihasilkan oleh pekerja dengan jumlah pekerja yang seharusnya untuk menghasilkan output tersebut.
2. Kapabilitas sistem informasi.
Adapun yang menjadi tolak ukur untuk kapabilitas sistem inforaiasi adalah tingkat ketersediaan informasi, tingkat ketepatan informasi yang tersedia, serta jangka waktu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.
3. Iklim organisasi yang mendorong timbulnya motivasi, dan pemberdayaan adalah penting untuk menciptakan pekerja yang berinisiatif. Adapun yang menjadi tolak ukur hal tersebut di atas adalah jumlah saran yang diberikan pekerja.
Amerika telah mencoba mendesain sebuah scorecard penilaian kinerja berdasarkan kategori-kategori yang ada. Dalam prakteknya, masih banyak perusahaan yang tidak dapat merumuskan strateginya dan memiliki strategi yang tidak jelas sama sekali. Hal ini tentu saja akan menyulitkan desain scorecard yang sesuai dengan tujuan strategik perusahaan yang ingin dicapai.
Delete2. Banyaknya alat ukur yang diperlukan, Banyaknya alat ukur yang dikembangkan oleh perusahaan tidak menjadi masalah yang terpenting adalah bagaimana alat ukur-alat ukur yang ada tersebut bias mencakup keseluruhan strategi perusahaan terutama dapat mengukur dimensi yang terpenting dari sebuah strategi. Tetapi hal yang harus diingat adalah bahwa alat ukur tersebut dapat menjangkau perspektif peningkatan kinerja secara luas dengan pengukuran minimal.
3. Apakah Scorecard cukup layak untuk dijadikan penilai kinerja, Menurut Sarah Marvinack, Layak atau tidaknya scorecard yang dibentuk oleh perusahaan akan tergantung pada nilai dan orientasi strategi perusahaan yang bersangkutan. Pada beberapa perusahaan di Amerika, mereka lebih memperhatikan nilai-nilai yang secara eksplisit dan kuantitatif dikaitkan dengan strategi bisnis mereka.
4. d. Perlunya Scorecard dikaitkan dengan gainsharing secara individu, Banyak perusahaan di Amerika yang menghubungkan antara kinerja dalam Balanced Scorecard dengan pembagian keuntungan (gainsharing) secara individual. Tetapi haruslah diingat bahwa dasar pembagian keuntungan (gainsharing) tersebut adalah seberapa besar dukungan inovasi atau perubahan kultur yang diberikan oleh individu kepada peningkatan kinerja perusahaan.
5. Apakah scorecard yang ada dapat menggantikan keseluruhan sistem manajemen lama, Dalam prakteknya, sangat sulit mengganti sistem manajemen yang lama dengan sistem manajemen yang sama sekali baru (Balanced Scorecard), tetapi perusahaan diharapkan dapat melakukannya apabila dirasa sistem manajemen yang lama sudah tidak bisa mendukung tujuan organisasi selama ini. Pada beberapa perusahaan di Amerika yang berusaha menerapkan konsep Balanced Scorecard dalam perusahaannya, mereka memilih menggabungkan antara sistem yang masih relevan dengan pencapaian tujuan organisasi dengan system Balanced Scorecard.
Salah satu kunci keberhasilan penerapan Balanced Scorecard adalah adanya dukungan penuh dari setiap lapisan manajemen yang ada dalam organisasi. Balanced Scorecard tidak hanya berfungsi sebagai laporan saja tetapi lebih dari itu, Balanced Scorecard haruslah benar-benar merupakan refleksi dari sebuah strategi perusahaan serta visi dari organisasi. Bahkan O Reilly mengatakan bahwa Balanced Scorecard dapat dipandang sebagai sebuah alat untuk mengkomunikasikan strategi dan visi organisasi perusahaan secara kontinyu. Ian Alliott, sebuah perusahaan konsultan besar di Amerika, berhasil mengidentifikasi empat langkah utama yang harus ditempuh oleh perusahaan apabila perusahaan akan menerapkan konsep Balanced Scorecard.
1. Memperoleh kesepakatan dan komitmen bersama antara pihak manajemen puncak perusahaan.
2. Mendesain sebuah model (kerangka) Balanced Scorecard, yang memungkinkan perusahaan untuk menentukan beberapa faktor penentu seperti tujuan strategik, perspektif bisnis, indikator-indikator kunci penilaian kinerja.
3. Mengembangkan suatu program pendekatan yang paling tepat digunakan oleh perusahaan sehingga Balanced Scorecard menjadi bagian dari kultur organisasi yang bersangkutan. Konsep Scorecard yang dikembangkan dapat dijadikan sebagai salah satu pengendali jika terjadi perubahan kultur dalam perusahaan. Dengan kata lain perusahaan haruslah memperhitungkan apakah penerapan Balanced Scorecard akan mengakibatkan perubahan yang cukup besar dalam organisasi perusahaan.
Delete4. Aspek penggunaan teknologi, Banyak perusahaan sudah mulai menggunakan software komputer dalam menentukan elemen-elemen scorecard dan mengotomatisasikan pendistribusian data ke dalam scorecard. Data-data scorecard, yang berwujud angka-angka pengukuran tersebut, akan interview dari periode ke periode secara terus-menerus.
Jadi dapat dikatakan PT ABC harus dapat benar-benar memahami konsep analisis Balanced Scorecard, apabila ingin memajukan strategi manajemennya dan menjadi sebuah perusahaan migas yang unggul dan dapat bersaing di wilayah nasional ataupun internasional.
nama : dimas selma
ReplyDeletenim : 12.01.1.1.1.1002 /3B
BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajeme pengukuran dan pegendalian yang secara komprehensif yang dapat memberiakan pemahaman BSC berasal dari dua kata yaitu balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Balanced (berimbang) berarti adanya keseimbangan antara performance keuangan dan non-keuangan, performance jangka pendek dan performance jangka panjang, antara performance yang bersifat internal dan performance yang bersifat eksternal. Sedangkan scorecard (kartu skor) yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor performance seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh seseorang di masa depan.
mula-mula BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif. Awal penggunaannya kinerja eksekutif diukur hanya dari segi keuangan. Kemudian berkembang menjadi luas yaitu empat perspektif, yang kemudian digunakan untuk mengukur kinerja organisasi secara utuh. Empat perspektif tersebut yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
BSC adalah suatu mekanisme sistem manajemen yang mampu menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di lapangan. BSC adalah salah satu alat manajemen yang telah terbukti telah membantu banyak perusahaan dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya. Untuk menjadikan perusahaan itu sebagai strategi yang unggul dalam persaingan terutama untuk PT AbC kita harus mempunyai konsep dalam bidang pelayanan .
Keunggulan pendekatan BSC dalam sistem perencanaan strategis yaitu mampu menghasilkan rencana strategis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut (1) komprehensif, (2) koheren, (3)seimbang dan (4) terukur
Perspektif dalam Balanced Scorecard
Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:
1. Perspektif Keuangan
BSC memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih dan ROI, karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi (Mulyadi dan Johny Setyawan, 2000).
Balanced Scorecard adalah suatu metode pengukuran kinerja yang di dalamnya ada keseimbangan antara keuangan dan non-keuangan untuk mengarahkan kinerja perusahaan terhadap keberhasilan. BSC dapat menjelaskan lebih lanjut tentang pencapaian visi yang berperan di dalam mewujudkan pertambahan kekayaan tersebut (Mulyadi dan Johny Setyawan, 2000) sebagai berikut:
1. Peningkatan customer 'yang puas sehingga meningkatkan laba (melalui peningkatan revenue).
2. Peningkatan produktivitas dan komitmen karyawan sehingga meningkatkanlaba (melalui peningkatan cost effectiveness).
3. Peningkatan kemampuan perasahaan untuk menghasilkan financial returns dengan mengurangi modal yang digunakan atau melakukan investasi daiam proyek yang menghasilkan return yang tinggi.
dengan kondisi intemal perusahaan, yaitu:
Delete1. Kapabilitas pekerja.
KapabiLitas pekerja adalah merupakan bagian kontribusi pekerja pada perusahaan. Sehubungan dengan kapabilitas pekerja, ada 3 hal yang harus diperhatikan oleh manajemen:
a. Kepuasan pekerja.
Kepuasan pekerja merupakan prakondisi untuk meningkatkan produktivitas, tanggungjawab, kualitas, dan pelayanan kepada konsumen. Unsur yang dapat diukur dalam kepuasan pekerja adalah keterlibatan pekerja dalam mengambil keputusan, pengakuan, akses untuk mendapatkan informasi, dorongan untuk bekerja kreatif, dan menggunakan inisiatif, serta dukungan dari atasan.
b. Retensi pekerja.
Retensi pekerja adalah kemampuan imtuk mempertahankan pekerja terbaik dalam perusahaan. Di mana kita mengetahui pekerja merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan. Jadi, keluamya seorang pekerja yang bukan karena keinginan perusahaan merupakan loss pada intellectual capital dari perusahaan. Retensi pekerja diukur dengan persentase turnover di perusahaan.
c. Produktivitas pekerja.
Produktivitas pekerja merupakan hasil dari pengaruh keseluruhan dari peningkatan keahlian dan moral, inovasi, proses internal, dan kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah untuk menghubungkan output yang dihasilkan oleh pekerja dengan jumlah pekerja yang seharusnya untuk menghasilkan output tersebut.
2. Kapabilitas sistem informasi.
Adapun yang menjadi tolak ukur untuk kapabilitas sistem inforaiasi adalah tingkat ketersediaan informasi, tingkat ketepatan informasi yang tersedia, serta jangka waktu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.
3. Iklim organisasi yang mendorong timbulnya motivasi, dan pemberdayaan adalah penting untuk menciptakan pekerja yang berinisiatif. Adapun yang menjadi tolak ukur hal tersebut di atas adalah jumlah saran yang diberikan pekerja.
PT ABC perusahaan yang bergerak pada bidang migas, dimana kita ketahui migas merupakan salah satu kebutuhan manusia pada era global saat ini, disini PT ABC harus dapat mengelola analisis SWOT yang ada menjadi sebuah kunci agar perusahaan tersebut bisa mencapai kesuksesan yang diharapkan, dengan adanya analisis SWOT PT ABC dapat mengelola dengan baik dan cermat perusahaanya sehingga kesemua analisis SWOT bisa dipakai acuan dalam perusahaan, baik yang berupa ancaman, peluang, kekuatan dan kelemahan. Terutama pada ancaman PT ABC harus memahami betul bentuk ancaman yang ada sehingga perusahaan dapat menggunakan analisis Balanced Scorecard dengan baik dan pasti, dimana dari pengertiannya balance scorecard merupakan strategi manajemen yang dapat menyeimbangkan performance baik dari segi keuangan ataupun non keuangan. Dari segi keuangan PT ABC harus dapat memahami kondisi pasar yang ada seperti Inflasi yang terjadi di Indonesia.
ReplyDeletePT ABC harus sejak dini merencanakan strategi agar inflasi tidak menggangu kinerja perusahaan sehingga PT ABC tidak kehilangan pendapatan akibat inflasi yang menganggu kinerja perusahaan, seperti kita ketahui inflasi sangat menganggu perkembangan ekonomi dan perkembangan harga di pasaran, maka dari sini PT ABC harus dapat mengelola agar inflasi tidak mempengaruhi pendapatan perusahaan, seperti mengendalikan produksi migas agar tidak berlebihan berada di pasaran sehingga tidak ada kesempatan bagi pesaing-pesaing yang ada untuk mengambil keuntungan dari kelebihan produksi migas yang di produksi oleh PT ABC, maka dari itu ancaman-ancaman yang ada jangan dijadikan momok tetapi jadikan sebuah tantangan agar ancaman itu berbalik menjadi kesuksesan yang dapat diharapkan oleh PT ABC. Selain itu pelatihan karyawan perlu ditanamkan agar tidak ada istilah pembajakan karyawan, dimana karyawan dapat nyaman bekerja dan kepuasan karyawan dapat terjadi.
Keberhasilan bisnis tidak terlepas dari kerjasama yang ada di dalam organisasi perusahaan tersebut karena dengan adanya kerjasama antara karyawan dapat menghasilkan suatu hasil yang dapat menguntungkan bagi perusahaan. Dalam Balanced Scorecard, keempat persektif tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keempat perspektif tersebut juga merupakan indikator pengukuran kinerja yang saling melengkapi dan saling memiliki hubungan sebab akibat.
Nama: Made Bambang Sukadana
ReplyDeleteNim : 12.01.1.1.995
KLS : III B
Komentar Balanced Scorecard
Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal tahun 1990. BSC berasal dari dua kata yaitu balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Balanced (berimbang) berarti adanya keseimbangan antara performance keuangan dan non-keuangan, performance jangka pendek dan performance jangka panjang, antara performance yang bersifat internal dan performance yang bersifat eksternal. Sedangkan scorecard (kartu skor) yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor performance seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh seseorang di masa depan.
Mula-mula BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif. Awal penggunaannya kinerja eksekutif diukur hanya dari segi keuangan. Kemudian berkembang menjadi luas yaitu empat perspektif, yang kemudian digunakan untuk mengukur kinerja organisasi secara utuh. Empat perspektif tersebut yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
BSC adalah suatu mekanisme sistem manajemen yang mampu menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di lapangan. BSC adalah salah satu alat manajemen yang telah terbukti telah membantu banyak perusahaan dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya.
Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:
Delete1. Perspektif Keuangan
BSC memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih dan ROI, karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi (Mulyadi dan Johny Setyawan, 2000).
Balanced Scorecard adalah suatu metode pengukuran kinerja yang di dalamnya ada keseimbangan antara keuangan dan non-keuangan untuk mengarahkan kinerja perusahaan terhadap keberhasilan. BSC dapat menjelaskan lebih lanjut tentang pencapaian visi yang berperan di dalam mewujudkan pertambahan kekayaan tersebut (Mulyadi dan Johny Setyawan, 2000) sebagai berikut:
1. Peningkatan customer 'yang puas sehingga meningkatkan laba (melalui peningkatan revenue).
2. Peningkatan produktivitas dan komitmen karyawan sehingga meningkatkanlaba (melalui peningkatan cost effectiveness).
3. Peningkatan kemampuan perasahaan untuk menghasilkan financial returns dengan mengurangi modal yang digunakan atau melakukan investasi daiam proyek yang menghasilkan return yang tinggi
Nama : Putu Bambang Wiratama
ReplyDeleteNim : 12.01.1.1.998
Kls : III B
Strategi keunggulan bersaing dengan menggunakan BSC
untuk memuat suatu strategi bisnis yang memiliki keunggulan dalam persaingan , sebelumnya kita harus mengerti dahulu apa itu BSC . Balanced Scorecard adalah sistem manajemen pengukuran dan pengendalin yang secara komprehensif yang dapat memberikan pemahaman terkait performance bisnis. Pengukuran menggunakan BSC mencakup empat perspektif dalm bisnis yaitu perpektif keuangan, pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan serta proses pembelajaran serta pertumbuhan . BSC memiliki tujuan untuk mengidentifikasi sebab-sebab keberhasilan dari perusahaan lainnya. Dari BSC kita dapat mempelajari sebab-sebab kegagalan dari perusahaan yang lain dan kita dapat me
ngambil hal-hal positif yang membuat suatu perusahaan berhasil . Perencanaan strategi menggunakan metode BSC :
1)Strategi Keuangan
Perencaaan keuangan perusahaan harus melihat keadaan ekonomi lokal dan internasional . Bila bahan baku diimpor dari luar negeri, kita harus memperhitungkan kurs mata uang yang dipakai dalam pembayaran dan fluktuasi kurs. Selain itu biaya produksi bila harga-harga kebutuhan produksi meningkat . Dengan meningkatnya bahan-bahan , maka biaya produksi otomatis meningkat . Sementara keuangan tidak mencukupi untuktambahan biaya, maka strategi nya dengan membeli bahan lokal dengan kualitas yang sama tapi harganya jauh lebih murah dari hara impor. Dengan begitu cost produksi bisa ditekan dan regulasi keuangan perusahaan dapat berjalan lancar.
2)Strategi pelanggan
Melalui kepuasan dari pelanggan lama maka akan datang pelanggan baru. Sebab pelanggan lama yang puas dengan layanan perusahaan pasti akan menceritakan kepada teman, kerabat , dan orang lain, dari sana akan ada rasa penasaran untuk mencoba dan akan datang denan sendirinya keperusahaan. Apabila pelanggan baru tersebut puas , maka itu akan jadi promosi gratis untuk persahaan . Selain itu, pelayanan terhadap pelanggan juga mesti ditingkatkan ,misal dengan pelayanan yang ramah da mrah senyum bonus-bonus bagi pelangga setia , minuman/snack grstis bagi pelanggan yang menunggu pelayanan . Dengan begitu maka kepuasan pelanggan akan meningkat.
3)Srtrategi bisnis internal
Proses bisnis internal harus berjalan dengan baik. Efesiensi produksi dan produktivitas harus berjalan baik. dengamenggunakan teknologi terbaru yangsesuai dengan klasifikasi produksi perusahaan, bisa dipastikan produktivitas akan lebih efiisien dan hemat biaya dan waktu . Ketersediaanan barang akan lebih tercukupi sehingga pelayanan terhadap pelanggan akan lebih baik lagi.
4) Strategi untuk pertumbuhan perusahaan dan pembelajaran
Kita harus bisa melihat apa-apa saja hal yang akan berubah dalam kurun waktu tertentu sehingga perusahaan dapat memprediksi langkah-langkah apa saja yang harus diambil agar perusahaan bisa beradaptasi dengan baik .Serta dapat megembangkan bisnis , mempelajari hal-hal baru yang sesuai dengan perusahaan agar perusahaan dapat berkembang dan lebih maju lagi.
Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:
ReplyDelete1. Perspektif Keuangan
BSC memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih dan ROI, karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi.
2. Perspektif Pelanggan: Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit opetasi dalam upaya mencapai target finansialnya. Selanjutnya apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru/jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan mereka. Produk dikatakan bernilai apabila manfaat yang diterima produk lebih tinggi daripada biaya perolehan (bila kinerja produk semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan dipersepsikan pelanggan). Perusahaan terbatas untuk memuaskan potential customer sehingga perlu melakukan segmentasi pasar untuk melayani dengan cara terbaik berdasarkan kemampuan dan sumber daya yang ada.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Analisis proses bisnis internal perusahaan dilakukan dengan menggunakan analisis value-chain. Di sini, manajemen mengidentifikasi proses internal bisnis yang krisis yang harus diunggulkan perusahaan. Scorecard dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk dan atau jasa mereka sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Perspektif ini harus didesain dengan hati-hati oleh mereka yang paling mengetahui misi perusahaan yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh konsultan luar.
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi. Dalam organisasi pengetahuan karyawan adalah sumber daya utama.
Hasil dari pengukuran keempat perspektif sebelumnya biasanya akan menunjukkan kesenjangan yang besar antara kemampuan orang, sistem, dan prosedur yang ada saat ini dengan yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang diinginkan. Itulah mengapa, perusahaan harus melakukan investasi di keempat faktor tersebut untuk mendorong perusahaan menjadi sebuah organisasi pembelajar
Nama : I Gede Dedik Sudarma
ReplyDeleteNim : 12.01.1.1.962
Kelas : 3A ( Reguler Sore)
Kelebihan dan Kekurangan Balanced ScoreCard
Balancdd scorecard diyakini dapat mengubah strategi menjadi tindakan, menjadikan strategi sebagai pusat organisasi, mendorong terjadinya komunikasi yang lebih baik antar karyawan dan manajemen, meningkatkan mutu pengambilan keputusan dan memberikan informasi peringatan dini, serta mengubah budaya kerja. Potensi untuk mengubah budaya kerja ada karena dengan balancedd scorecard, perusahaan lebih transparan, informasi dapat diakses dengan mudah, pembelajaran organisasi dipercepat, umpan balik menjadi obyektif, terjadwal, dan tepat untuk organisasi dan individu; dan membentuk sikap mencari konsensus karena adanya perbedaan awal dalam menentukan sasaran, langkah-langkah strategis yang diambil, ukuran yang digunakan, dll.
Kelebihan sistem manajemen strategis berbasis balancedd scorecard dibandingkan konsep manajemen yang lain adalah bahwa ia menunjukkan indikator outcome dan output yang jelas, indikator internal dan eksternal, indikator keuangan dan non-keuangan, dan indikator sebab dan akibat. balancedd scorecard paling tepat disusun pada saat-saat tertentu, misalnya ketika ada merjer atau akuisisi, ketika ada tekanan dari pemegang saham, ketika akan melaksanakan strategi besar dan ketika organisasi berubah haluan atau akan mendorong proses perubahan. balancedd scorecard juga diterapkan dalam situasi-situasi yang rutin, antara lain: pada saat menyusun rencana alokasi anggaran, menyusun manajemen kinerja, melakukan sosialisasi terhadap kebijakan baru, memperoleh umpan balik, meningkatkan kapasitas staf.
Mengenai kesesuaian dengan kondisi lingkungan bisnis saat ini, Balanced Scorecard juga menampakkan kelebihannya dibandingkan pengukuran kinerja tradisional. John Corrigan (1996) menjelaskan “ The Balanced Scorecard represents an opportunity for organizations to develop a measurement systems that enhances performance within the dynamics of today’s business environment”
Ancella Hermawan (1996) menyatakan bahwa dengan Balanced Scorecard suatu unit bisnis tidak hanya dinyatakan dalam suatu ukuran finansial, melainkan dijabarkan lebih lanjut ke dalam pengukuran bagaimana suatu unit usaha menciptakan nilai bagi pelanggan yang ada sekarang dan di masa yang akan datang, bagaimana unit usaha harus meningkatkan kemampuan internalnya serta berinvestasi pada manusia, system, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang.
Konsep BSC merubah fokus perspektif perencanaan dari sekedar pada fokus finansial anggaran tahunan dan berjangka pendek, menjadi perspektif perencanaan komprehensif yang mencakup aspek finansial, bisnis internal, dan pembelajaran / pertumbuhan.
Balanced Scorecard pada Organisasi Sektor Publik
Sektor Publik merupakan sektor yang didirikan dengan tujuan memberikan pelayanan kepada masyarakat bukan untuk mendapatkan keuntungan (profit). Meskipun sektor publik bukan bertujuan mencari profit, sektor publik dapat mengukur efektivitas dan effesiensinya dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Untuk itu sektor publik dapat menggunakan Balanced Scorecard dalam pengukuran kinerjanya.
Penilaian Kinerja
ReplyDeletePenilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi dan Setyawan (2001 : 353), mendefinisikan penilaian kinerja sebagai penentu secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh sumber daya manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yanng mereka mainkan dalam organisasi.
Setiap organisasi mengharapkan kinerja yang memberikan kontribusi untuk menjadikan organisasi sebagai suatu institusi yang unggul dikelasnya. Jika keberhasilan organisasi untuk mengadakan institusi yang unggul ditentukan oleh beberapa faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan (success factor) untuk menjadikan organisasi suatu institusi yang unggul tersebut digunakan sebagai pengukur keberhasilan personal. Dengan demikian, dibutuhkan penilaian penilaian kinerja yang dapat digunkan menjadi landasan untuk mendesain suatu sistem penghargaan agar personel menghasilkan kinerja yang sejalan dengan kinerja yang diharapkan oleh organisasi.
2.1.3 Balanced Scorecard
Balanced Scorecard (BSC) merupakan kumpulan kinerja yang terintegrasi yang diturunkan dari stategi perusahaan secara keseluruhan. BSC memberikan suatu cara untuk mengkomunikasikan strategi suatu perusahaan pada manajer-manajer diseluruh organisasi.
BSC menurut Mulyadi (2001:1), Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu kartu skor (scorecard) dan berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat kinerja hasil skor seseorang dan juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personel dimasa depan. Skor yang hendak diwujudkan dimasa depan kemudian dapat dibandingkan dengan kinerja personel yang bersangkutan. Berimbang berarti kinerja personel dinilai dari dua aspek secara berimbang yaitu aspek keuangan dan aspek non keuangan, jangka panjang, jangka pendek serta interen dan ekstern.
ReplyDeleteMenurut Kaplan dan Norton (2004:7), Menjelaskan bahwa BSC sebagai sebuah sistem manajemen, artinya semua ukuran finansial dan non finansial harus menjadi bagian dari sistem informasi bagi semua pekerja di semua tingkat perusahaan. Semua pekerja harus memahami bahwa aktivitas mereka adalah biaya yang harus diperhitungkan manfaatnya.
Jadi, BSC merupakan metode bagi perusahaan untuk mempertimbangkan secara sistematik yang seharusnya dilakukan untuk mengembangkan konsistensi internal dan sistem yang komprehensif terhadap perencanaan dan pengendalian, dan sebagai dasar pengukuran berhasil atau tidaknya perusahaan.
2.1.4 Keunggulan dan Manfaat Balanced Scorecard
Keunggulan BSC dibanding dengan penilaian kinerja secara tradisional, dapat dilihat dari empat aspek berikut Mulyadi (2001:22), yaitu:
1. Komprehensif
BSC memperluas perspektif yang di cakup dalam perumusan strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan, meluas ketiga perspektif lain; pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan strategik ke perspektif non keuangan tersebut menghasilkan manfaat :
1. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang.
b. Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.
1. Koheren
BSC mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat (casual relationship) diantara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus mempunyai hubungan kasual dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak secara langsung.
1. Seimbang
ReplyDeletePenilaian kinerja dengan menggunakan metode BSC membantu dalam perencanaan strategik sehingga perusahaan dapat memfokuskan sasaran strategiknya secara seimbang, seimbang untuk kepentingan intern (perspektif keuangan dan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan) maupun ekstern (perspektif keuangan dan pelanggan). Disamping itu, strategik juga difokuskan secara seimbang baik kepuasan proses (perspektif proses binis internal dan perspektif keuangan) maupun kepemusatan people (perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dan perspektif pelanggan).
Perspektif Pelanggan/Konsumen
Suatu produk atau jasa dikatakan mempunyai nilai bagi konsumennya jika manfaat yang diterimanya relatif lebih tinggi dari pada pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen tersebut untuk mendapat produk dan jasa itu. Produk atau jasa tersebut akan semakin mempunyai nilai apabila manfaatnya mendekati ataupun melebihi dari apa yang diharapkan oleh konsumen.
Menurut Kaplan dan Nerton dalam Herlan (2006:34), perusahaan diharapkan mampu membuat suatu segmentasi pasar dan ditentukan target pasarnya yang paling mungkin untuk dijadikan sasaran sesuai dengan kemampuan sumber daya dan rencana jangka panjang perusahaan. Dalam perspektif konsumen terdapat 2 kelompok perusahaan yaitu :
1. Kelompok perusahaan inti konsumen (customer core measurement group)
a. Pangsa pasar (market share)
Menggambarkan seberapa besar penjualan yang dikuasai oleh perusahaan dalam suatu segmen tertentu.
b. Kemampuan mempertahankan konsumen (customer retention)
Tingkat kemampuan perusahaan untuk mempertahankan hubungan dengan konsumennya yang mungkin seberapa besar perusahaan berhasil mempertahankan pelanggan lama.
c. Tingkat kepuasan konsumen (customer satisfaction)
Merupakan suatu tingkat kepuasan konsumen terhadap kriteria kinerja/nilai tertentu yang diberikan perusahaan.
d. Tingkat protabilitas konsumen (customer profitability)
Mengukur seberapa besar keuntungan yang berhasil diperoleh perusahaan dari penjualan kepada konsumen/segmen pasar.
2. Kelompok pengukur nilai konsumen (customer value measement)
Merupakan kelompok penunjang yang merupakan konsep kunci untuk memahami pemicu-pemicu (driver).
Dari kelompok-kelompok pengukuran inti konsumen kelompok pengukuran nilai konsumen terdiri dari :
a. Atribut-atribut produk dan jasa (product/service)
Atribut-atribut produk-produk jasa harga dan fasilitasnya.
b. Hubungan dengan konsumen (costumer relationship)
Meliputi hubungan dengan konsumen yang meliputi melalui pengisian produk, jasa kepada konsumen, termasuk dimensi respon dan waktu pengirimannya dan bagaimana pula kesan yang timbul dari konsumen setelah membeli produk atau jasa perusahaan tersebut.
ReplyDeletePelanggan adalah orang yang memanfaatkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Pelanggan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya pendapatan yang diterima perusahaan. Tolak ukurnya antara lain:
1. Kebijakan Biaya Pengobatan Pasien.
2. Kebijakan Poliklinik.
3. Kebijakan Rawat Inap.
4. Kepuasan Pelanggan.
.
Perspektif Proses Bisnis Internal
Pada perspektif ini para manajer melakukan identifikasi berbagai proses yang sangat penting untuk mencapai tujuan pelanggan dan pemegang saham. Perusahaan biasanya mengembangkan tujuan dan ukuran-ukuran untuk perspektif ini setelah merumuskan tujuan dan ukuran untuk perspektif kuangan dan pelanggan. Ukuran ini memungkinkan perusahaan untuk memfokuskan pengukuran proses bisnis internal kepada proses yang akan mendorong tercapainya tujuan yang ditetapkan untuk pelanggan dan para pemegang saham.
Setiap bisnis memiliki rangkaian proses tertentu untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan memberikan hasil keuangan yang baik.
Masing-masing perusahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi pelanggannya.Secara umum ada 3 proses bisnis utama
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap, yaitu:
1. BTO (Bed Trun Over = Angka Perputaran Tempat Tidur)
BTO menurut Huffman (1994) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dikapai dalam satu tahun. BTO menurut Depkes RI (2005), idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
1. GDR (Gross Deat Rate)
GDR menurut Depkes RI (2005), adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 pasien keluar, Nilai GDR yang ideal seharusnya tidak lebih dari 45 per 1000 penderita keluar, kecuali jika terjadi bencana alam dan wabah penyakit.
1. NDR (Net Deat Rate)
NDR menurut Depkes RI (2005), adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 pasien keluar. Nilai NDR yang dianggap masihdapat ditolerir adalah kurang dari 25 per 1.000 penderita keluar,kecuali jika terjadi kejadian khusus, seperti wabah penyakit atau bencana alam.
Nama: I KOMANG SUARA YASA
ReplyDeleteKelas : Reguler sore (3A)
NIM : 12.01.1.1.955
Analisis “BALANCED SCORECARD”
Seperti contoh atau studi kasus di atas, PT. ABC adalah perusahaan yang bergerak dibidang migas, atau bisa dikatakan PT. ABC adalah suatu perusahaan atau organisasi yang profit oriented. Lalu timbul pertanyaan Bagaimana balanced scorecard ditinjau dari sistem manajemen strategik perusahaan agar menjadi sebuah strategi keunggulan bersaing?
Kallas (2006) melakukan penelitian tentang pengimplementasian Balanced Scorecard didalam manajemen strategi. Hasil dari penelitian tersebut diperoleh bahwa adanya pengaruh yang positif dengan penggunaan Balanced Scorecard terhadap keunggulan bersaing.
H1 = Penggunaan Balanced Scorecard memiliki pengaruh positif terhadap keunggulan bersaing.
Selain itu balanced scorecard juga memiliki hubungan yang positif dengan kinerja perusahaan.
Di dalam sistem manajemen strategik (strategic management system), ada 2 tahapan penting, yaitu tahapan perencanaan dan implementasi. Posisi balanced scorecard awalnya berada pada tahap implementasi. Fungsi balanced scorecard di sini hanya sebagai alat ukur kinerja secara komprehensif kepada para eksekutif dan memberikan feedback tentang kinerja manajemen. Dampak dari keberhasilan penerapan balanced scorecard memicu para eksekutif untuk menggunakan balanced scorecard pada tahapan perencanaan strategik. Mulai saat itu, balanced scorecard tidak lagi digunakan sebagai alat pengukur kinerja namun berkembang menjadi strategik management sistem. Strategi korporasi diturunkan dan Visi dan Misi. Demikian penting peran strategi, sehingga kalau tujuan korporasi tidak tercapai, maka yang salah adalah strategi. Whelen (2006) menjelaskan berbagai hal penyebab kegagalan penerapan strategi yaitu:
1. komunikasi yang sulit antar staf,
2. komitemen manajemen operasional lemah,
3. gagal menerima umpan balik dan mekanismenya,
4. basis perencanaan tidak valid, formulasi strategi tidak valid,
5. perencanaan fungsional tidak konsisten, dan
6. penilaian sumberdaya tidak konsisten.
Dalam penerapan BSC, ada premis yang secara implisit didapat yaitu bahwa BSC adalah strategi. Memperhatikan BSC sebagai pengukuran kinerja mungkin itu adalah hal yang paling mudah diketahui, karena masing-masing perspektif yang kemudian diturunkan mnejadi sasaran fungsinya adalah pengukuran kinerja. Akan tetapi, bila diperhatikan bagaimana hubungan antara visi, misi dan strategi sebagai awal daripada penetapan perspektif, dapat terlihat bahwa kaitan masing-masing perspektif dengan strategi sangat kuat.
Keunggulan BSC dalam hal ini diakui oleh para peneliti bahwa BSC menyajikan satu kerangka logis yang terstruktur yang mengakibatkan setiap devisi perusahaan dapat berinisiasi aktif untuk menentukan kinerja. Akan tetapi penentuan kinerja ini bagaimanapun harus diikuti dengan menentukan strategi yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Berkaitan dengan hal ini, Kaplan dalam wawancaranya dengan Lagace (2008) menjelaskan tantangan penerapan strategi menjadi operasional: 1) banyak perusahaan menerapkan berbagai program seperti TQM, Six Sigma, dan lain-lain, tetapi gagal mencatat bagaimana perbaikan organisasi terjadi bersamaan dengan program demikian; 2) perencanaan anggaran dan pembiayaan lepas dari strategi, maka apa yang diperoleh senantiasa tidak menjadi ukuran yang dapat diterima.
DeleteYang paling sulit adalah untuk menyepakati ukuran apa yang dijadikan keberhasilan satu perusahaan, karena didalamnya selalu ada unsur konflik antar bagian. Adapun 4 perspektif yang dikemukakan oleh Kaplan sesungguhnya haruslah diikuti pemahaman mendalam saat perencanaan strategis dimulai. Pemahaman ini harus dimulai dari identifikasi yang sesuai sehingga dapat ditentukan apa yang menjadi tujuan dan kegiatan serta ukuran yang akan diterapkan. Dalam hal ini adapun konsep pengukuran kinerja menjadi bermanfaat, karena penyusun strategi akan dapat menentukan. Hendrick (2004) menunjukkan kendala penerapan BSC (1) sedikit pemeriksaan tentang faktor yang berkaitan dengan pengadopsian BSC, dan (2) masih dibutuhkan keyakinan bahwa dengan pengadopsian BSC akan berdampak kepada kinerja keuangan. Selanjutnya melaporkan bahwa kunci daripada penerapan BSC adalah :
1. Keterlibatan kepemimpinan senior
2. Mengartikulasi visi dan strategi perusahaan
3. Mengidentifikasi kategori kinerja yang menghubungkan visi dan strategi terhadap hasil
4. Terjemahkan papan nilai kepada tim, devisi, dan tingkatan fungsi
5. Kembangkan pengukuran yang efektif dan standar yang berarti (jangka pendek dan panjang, memimpin, dan tertinggal)
6. Kenakan penganggaran yang tepat, Teknologi Informasi, Komunikasi , dan sistem imbal jasa
7. Melihat BSC sebagai proses kontinius, membutuhkan perbaikan, penilaian ulang, dan pemutakhiran, dan ;
8. Percaya bahwa BSC sebagai fasilitator perubahan kultur dan organisasi
Komitmen pimpinan puncak tetap saja menjadi kata kunci, karena hanya dengan adanya komitmen itulah organisasi dapat bergerak. Satu hal yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen adalah mengakomodasi hal-hal yang umum dalam satu industri, akan tetapi bagaimanapun satu perusahaan harus dapat mengakomodasi hal yang menurut mereka spesifik bagi industri ataupun perusahaan dimana mereka berada. Akhirnya bahwa dalam mengimplementasi BSC pada awalnya merupakan papan nilai yang dinilai seimbang antar berbagai perspektif untuk menentukan keberhasilan satu organisasi ataupun perusahaan. Permasalahan ini menjadi krusial bukan saja karena ini menyangkut banyak hal, akan tetapi karena dengan adanya ukuran yang seimbang diharapkan bahwa capaian dan kinerja satu organisasi dapat berkelanjutan (sustainable). Apa yang harus dicatat dari berbagai publikasi Kaplan dan Norton bahwa untuk mengimplementasikan BSC sekalipun dibutuhkan strategi. Sehingga, dapat diketahui bahwa dalam BSC sangat dinyatakan bahwa rancangan strategi implementasi mutlak dilaksanakan. Hal ini merupakan koreksi terhadap keleamahan strategi pada umumnya.
Untuk menciptakan strategi keunggulan bersaing salah satunya adalah Mengukur kinerja perusahaan, karena Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu
Deleteperusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan.
Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur
dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari berbagai ukuran
yang disepakati. Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan penilaian kinerja.
Kata penilaian sering diartikan dengan kata assessment. Sedangkan
kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan
dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan.
Dengan demikian penilaian kinerja perusahaan (Companies performance
assessment) mengandung makna suatu proses atau sistem penilaian mengenai
pelaksanaan kemampuan kerja suatu perusahaan (organisasi) berdasarkan
standar tertentu
Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personel mencapai
sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh
organisasi. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana
formal yang dituangkan dalam rencana strategik, program dan anggaran
organisasi. Penilaian kinerja juga digunakan untuk menekan perilaku yang
tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakan perilaku yang
semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta
penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.
Beberapa strategi yang dapat digunakan perusahaan agar dapat bersaing. Berikut cakupannya:
1. Persaingan merupakan inti keberhasilan dan kegagalan. Inti berarti suatu keberhasilan atau kegagalan bergantung pada keberanian perusahaan untuk bersaing. Tanpa berani bersaing, tidak mungkin keberhasilan diperoleh (Porter, 1997:1). Strategi bersaing bertujuan untuk mempertahankan tingkat keuntungan dan posisi yang langgeng ketika menghadapi persaingan.
2. Keunggulan bersaing. Berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan bagi pelanggan atau pembeli. Keunggulan bersaing menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi generik (biaya rendah, deferensiasi, dan fokus) untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing. Dengan perkataan lain, keunggulan bersaing menyangkut cara suatu perusahaan menerapkan strategi generiknya dalam kegiatan praktis.
Delete3. Dua jenis dasar keunggulan bersaing yaitu biaya rendah (low cost) dan deferensiasi Keunggulan semua itu berasal dari struktur industri. Perusahaan yang berasal dengan strategi biaya rendah yaitu : memiliki kemampuan dalam mendesain produk, dan pasar yang lebih efisien dibandingkan pesaing. Perusahaan yang berasal dengan deferensiasi (deferentiation) yaitu : Kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang unik dan memiliki nilai lebih (superior value) bagi pembeli dalam bentuk kualitas produk, sifat-sifat khusus, dan pelayanan lainnya.
4. Kedua jenis dasar keunggulan bersaing tersebut menghasilkan tiga Strategi Generik (Porter, 1997:11-13), yaitu :
a. Biaya rendah (low cost).
b. Deferensiasi (defferentiation).
c. Fokus (focus).
Strategi fokus memiliki dua variabel utama, yaitu :
a. Fokus deferensiasi
b. Fokus biaya
5. Low Cost Strategy.
Strategi ini mengandalkan keunggulan biaya yang relatif rendah dalam menghasilkan barang dan jasa. Keunggulan biaya berasal dari :
a. Pengerjaan berskala ekonomis.
b. Teknologi milik sendiri.
c. Kemudahan akses untuk mendapatkan bahan baku.
6. Defferentiation.
Keunggulan fokus diferensiasi berasal dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa yang unik dalam industrinya dan dalam semua dimensi secara umum dihargai pembeli. Diferensiasi dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, antara lain :
a. Diferensiasi produk.
b. Diferensiasi sistem penyerahan atau penyampaian produk.
c. Diferensiasi dalam pendekatan pemasaran.
d. Diferensiasi dalam peralatan dan konstruksi.
e. Diferensiasi dalam citra produk.
Dengan keunggulan bersaing, sepertidiatas, perusahaan akan dapat memilliki kinerja di atas rata-rata industri lain. Keunggulan bersaing merupakan kinerja perusahaan yang dapat tampil di atas rata-rata.
7. Focus Strategy.
Strategi Fokus berusaha mencari keunggulan dalam segmen sasaran pasar tertentu meskipun tidak memiliki keunggulan bersaing secara keseluruhan.
Ada dua Fokus, yaitu :
a. Fokus biaya. Dilakukan perusahaan dengan cara mengusahakan keunggulan biaya dalam segmen sasarannya.
b. Fokus diferensiasi Dilakukan perusahaan dengan cara mengusahakan diferensiasi dalam segmen sasarannya.
Sasaran dalam hal ini adalah pembeli dengan pelayanan yang paling baik dan berbeda dengan yang lainnya.
Nama : I Gede Wiradarma
ReplyDeleteNim :12.01.1.1.1091
Jurusan: Manajemen / Ampulen
PT ABC yang bergerak di bidang usaha migas tersebut ingin menyeimbangkan orientasi hasil dan orientasi proses. Trend watching melalui analisa swot berbasis balanced scorecard dalam tabel tersebut di atas saling berkaitan satu sama lainnya. Dalam menerapkan BSC (Balanced Score Card), sebelumnya harus tahu dulu apa s BSC ?
Pengertian BSC
Menurut Kaplan dan Norton (1996), Balanced Scorecard merupakan alat pengukur kinerja eksekutif yang memerlukan ukuran komprehensif dengan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Penelitian ini dimotivasi oleh suatu keyakinan bahwa berbagai pendekatan pengukuran kinerja perusahaan yang ada saat ini terutama yang didasarkan pada ukuran kinerja keuangan tidak membantu perusahaan untuk Menciptakan nilai ekonomis masa depan.
Menurut Atkinson, et al dalam buku Sony Yuwono, et al (2007: 8), Balanced Scorecard adalah “A measurement and management system that views a business unit’s performance from four perspectives:financial, customer, internal business process, and learning and growth”, yang berarti pengukuran dan sistem manajemen penilaian kinerja dengan empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
MenurutMulyadi (2001: 3), Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu
a. Balanced (berimbang) : menunjukan bahwa kinerja eksekutif diukur secara berimbang dari dua aspek: keuangan dan nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern.
b. Scorecard (kartu skor) : kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang dan juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan personel dimasa depan.
Menurut Hansen dan Mowen dalam buku Amin Widjaja Tunggal (2009: 2), Balanced Scorecard adalah “A responsibility accounting system objectives and measures for four different perspective: the financial perspective, the customer perspective, the process perspective, and the learning and growth (infrastructure) perspective”.
Konsep Balanced Scorecard adalah suatu konsep pengukuran kinerja yang memberikan kerangka komprehensif untuk menjabarkan visi ke dalam sasaran-sasaran strategik. Sasaran strategik yang komprehensif itu dapat dirumuskan ke dalam Balanced Scorecard, karena Balanced Scorecard menggunakan empat perspektif yang satu sama lain saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan yang merupakan indikator pengukur kinerja yang saling
melengkapi dan saling memiliki hubungan sebab-akibat.
Sistem Manajemen Strategis, Balanced Scorecard menekankan bahwa semua ukuran keuangan dan nonkeuangan harus menjadi bagian dari sistem informasi untuk seluruh karyawan pada semua tingkat organisasi berdasarkan visi dan strategi dari suatu unit usaha. Visi dan strategi itu diterjemahkan ke dalam empat perspektif yang masing-masing dinyatakan dalam bentuk tujuan
Lanjutan >>>
Deleteyang ingin dicapai organisasi, ukuran dari tujuan, target yang diharapkan pada masa yang akan datang, serta program-program yang harus dilaksanakan untuk memenuhi tujuan strategis
Perspektif Balanced Scorecard
Balanced Scorecard memungkinkan perusahaan untuk mencatat hasil kerja kinerja keuangan sekaligus membantu kemajuan perusahaan dalam membangun kemampuan dan mendapatkan aktiva tak berwujud yang dibutuhkan untuk pertumbuhan masa depan. Menyajikan keseimbangan tujuan yang ingin dicapai perusahaan dalam bentuk sistem ukuran kinerja strategik yang mencakup empat perspektif sebagai berikut.
1. Perspektif Keuangan
Perspektif ini tetap digunakan dalam Balanced Scorecard karena ukuran finansial sangat penting dalam memberikan ringkasan konsekuensi tindakan ekonomis yang sudah diambil. Ukuran finansial ini memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi, dan pelaksanaannya memberikan konstribusi atau tidak bagi peningkatan laba perusahaan. Tujuan dan ukuran finansial harus memainkan peran ganda yaitu menentukan kinerja finansial yang diharapkan dari strategi dan menjadi sasaran akhir dari tujuan dan ukuran perspektif lainnya.
Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu: growth, sustain, dan harvest (Kaplan dan Norton, 2001). Tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan pengukurannya pun berbeda pula.
1. Growth (berkembang) adalah tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan yang baik.
2. Sustain (bertahan) adalah tahapan kedua di mana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya, jika mungkin.
3. Harvest (panen) adalah tahapan ketiga di mana perusahaan benar-benar memanen/menuai hasil investasi di tahap-tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas.
2. Perspektif Pelanggan
Filosofi manajemen terkini telah menunjukkan peningkatan pengakuan atas pentingnya konsumen focus dan konsumen satisfaction.
Oleh Kaplan dan Norton (2001) perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok pengukuran, yaitu: customer core measurement dan customer value prepositions. Customer Core Measurement memiliki beberapa komponen pengukuran, yaitu:
1. Market Share (pangsa pasar); Pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi: jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.
2. Customer Retention (retensi pelanggan); Mengukur tingkat di mana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen.
3. Customer Acquisition (akuisisi pelanggan); mengukur tingkat di mana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru.
4. Customer Satisfaction (kepuasan pelanggan); Menaksir tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kriteria kinerja spesifik dalam value proposition.
5. Customer Profitability (profitabilitas pelanggan); mengukur keuntungan yang diperoleh perusahaan dari penjualan produk/jasa kepada konsumen.
Sedangkan Customer Value Proposition merupakan pemicu kinerja yang terdapat pada core value proposition yang didasarkan pada atribut sebagai berikut:
Lanjutan >>>
Delete1. Product/service attributes
Meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga, dan kualitas. Pelanggan memiliki preferensi yang berbeda-beda atas produk yang ditawarkan.
2. Konsumen relationship
Menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian produk yang ditawarkan perusahaan. Perasaan konsumen ini sangat dipengaruhi oleh responsivitas dan komitmen perusahaan terhadap pelanggan berkaitan dengan masalah waktu penyampaian.
3. Image and reputasi
Menggambarkan faktor-faktor intangible yang menarik seorang konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangun image dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan dan menjaga kualitas seperti yang dijanjikan..
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Analisis proses bisnis internal perusahaan dilakukan dengan menggunakan analisis value-chain. Disini manajemen mengidentifikasi proses internal bisnis yang kritis yang harus diunggulkan perusahaan.. Perspektif ini harus didesain dengan hati-hati oleh mereka yang paling mengetahui misi perusahaan yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh konsultan luar.
Kaplan dan Norton (1996) membagi proses bisnis internal ke dalam tiga tahapan, yaitu:
1. Proses inovasi
2. Proses Operasi
3. Proses Pelayanan Purna Jual
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Proses ini mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kinerja jangka panjang. Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi.
Dalam perspektif ini, ada factor-faktor penting yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Kapabilitas pekerja
Dalam hal ini manajemen dituntut untuk memperbaiki pemikiran pegawai terhadap organisasi, yaitu bagaimana para pegawai menyumbangkan segenap kemampuannya untuk organisasi.
2. Kapabilitas system informasi
Bagaimanapun juga, meski motivasi dan keahlian pegawai telah mendukung pencapaian tujuan-tujuan perusahaan, masih diperlukan informasi-informasi yang terbaik.
3. Motivasi, kekuasaan dan keselarasan
Perspektif ini penting untuk menjamin adanya proses yang berkesinambungan terhadap upaya pemberian motivasi dan inisiatif yang sebesar-besarnya bagi pegawai.
Dari keempat perspektif tersebut terdapat hubungan sebab akibat yang merupakan penjabaran tujuan dan pengukuran dari masing-masing perspektif. Hubungan berbagai sasaran strategi yang dihasilkan dalam perencanaan strategi dengan kerangka Balanced Scorecard menjanjikan peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kinerja keuangan. Kemampuan ini sangat diperlukan oleh perusahaan yang memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif.
Nama : Putu Mertayana
ReplyDeleteNim :12.01.1.1.1014
Jurusan : S1 Manajemen
PT. ABC adalah perusahaan yang bergerak dibidang migas yang beroperasi di Buleleng. ABC mencoba menyeimbangkan orientasi hasil dan orientasi proses, mencoba membangun system pengukuran kinerja serta membangun juga budaya perusahaan yang mantap dan dapat dianut oleh seluruh stakeholders.Sebelum PT ABc menerapkan metode stakeholder alahkah baiknya mengetahui pengertian tentang apa BSC tersebut.
Setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan, mengapa hanya bagian keuangan ? karena keuangan berbicara mengenai angka, sesuatu yang mudah dihitung dan dianalisa. Dengan perkembangan ilmu manajemen dan kemajuan teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja perusahaan yang hanya mengandalkan perspektif keuangan dirasakan banyak memiliki kelemahan dan keterbatasan. Sesungguhnya ada perspektif non keuangan yang lebih penting yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan.
Balanced Scorecard diciptakan untuk mengatasi problem tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutif yang hanya berfokus pada perspektif keuangan saja dan cenderung mengabaikan perspektif non keuangan
Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu balanced dan scorecard. Scorecard artinya kartu skor, maksudnya adalah kartu skor yang akan digunakan untuk merencanakan skor yang diwujudkan di masa yang akan datang, sedangkan balanced artinya berimbang, maksudnya adalah untuk mengukur kinerja seseorang diukur secara berimbang dari dua perspektif yaitu keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern (Mulyadi, 2005). Balanced Scorecard yang baik harus memenuhi beberapa kriteria yaitu:
1. Dapat mendefinisikan tujuan strategi jangka panjang dari masing-masing perspektif (outcomes) dan mekanisme untuk mencapai tujuan tersebut (performance driver)
2. Setiap ukuran kinerja harus merupakan elemen dalam suatu hubungan sebab akibat (cause and effect relationship)
3. Terkait dengan keuangan, artinya strategi perbaikan seperti peningkatan kualitas, pemenuhan kepuasan pelanggan, atau inovasi yang dilakukan harus berdampak pada peningkatan pendapatan perusahaan.
Langkah-langkah Balanced Scorecard meliputi empat proses manajemen baru. Pendekatan ini mengkombinasikan antara tujuan strategi jangka panjang dengan peristiwa jangka pendek. Keempat proses tersebut menurut (Kaplan dan Norton, 1996) adalah :
1. Menterjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi dijabarkan dalam tujuan dan sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang
lanjutan
ReplyDeleteakan diwujudkan oleh perusahaan di masa datang. Tujuan juga menjadi salah satu landasan bagi perumusan strategi untuk mewujudkannya. Dalam proses perencanaan strategik, tujuan ini kemudian dijabarkan dalam sasaran strategik dengan ukuran pencapaiannya.
2. Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis balanced scorecard. Dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan kepada tiap karyawan apa yang dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi keinginan para pemegang saham dan konsumen. Hal ini bertujuan untuk mencapai kinerja karyawan yang baik.
3. Merencanakan, menetapkan sasaran, menyelaraskan berbagai inisiatif rencana bisnis memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara rencana bisnis dan rencana keuangan mereka. Balanced scorecard sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan mengatur mana yang lebih penting untuk diprioritaskan, akan menggerakkan kearah tujuan jangka panjang perusahaan secara menyeluruh.
4. Meningkatkan Umpan balik dan pembelajaran strategis Proses keempat ini akan memberikan strategis learning kepada perusahaan. Dengan balanced scorecard sebagai pusat sistem perusahaan, maka perusahaan melakukan monitoring terhadap apa yang telah dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek.
Perspektif Balanced Scorecard
Balanced Scorecard memungkinkan perusahaan untuk mencatat hasil kerja kinerja keuangan sekaligus membantu kemajuan perusahaan dalam membangun kemampuan dan mendapatkan aktiva tak berwujud yang dibutuhkan untuk pertumbuhan masa depan. Menyajikan keseimbangan tujuan yang ingin dicapai perusahaan dalam bentuk sistem ukuran kinerja strategik yang mencakup empat perspektif sebagai berikut (Kaplan dan Norton, 2000: 52).
1. Perspektif Keuangan
Perspektif ini tetap digunakan dalam Balanced Scorecard karena ukuran finansial sangatpenting dalam memberikan ringkasan konsekuensi tindakan ekonomis yang sudah diambil.Ukuran finansial ini memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi, danpelaksanaannya memberikan konstribusi atau tidak bagi peningkatan laba perusahaan.Tujuan dan ukuran finansial harus memainkan peran ganda yaitu menentukan kinerjafinansial yang diharapkan dari strategi dan menjadi sasaran akhir dari tujuan dan ukuranperspektif lainnya. Balanced Scorecard membaginya menjadi tiga tahap, yaitu (SonyYuwono, et al, 2007: 31)
2. Growth (Pertumbuhan)
Tahapan awal siklus kehidupan perusahaan, di mana perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Dalam tahap pertumbuhan, perusahaan biasanya beroperasi dengan arus kas yang negatif dengan tingkat pengembalian modal yang rendah. Dengan demikian, tolok ukur kinerja yang
lanjutan
ReplyDeletecocok dalam tahap ini adalah tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualan dalam segmen pasar yang telah ditargetkan.
3. Sustain (Bertahan)
Tahapan kedua, di mana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya jika mungkin. Sasaran keuangan pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan.
4. Harvest (Kedewasaan)
Tahapan ketiga, di mana perusahaan benar-benar memanen/menuai hasil investasi pada tahap-tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Sasaran keuangan utama dalam tahap ini, sehingga diambil sebagai tolok ukur adalah memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja.
5. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan dalam Balanced Scorecard mengidentifikasi bagaimana kondisi pelanggan dan segmen pasar yang telah dipilih oleh perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor. Segmen yang dipilih mencerminkan keberadaan pelanggan sebagai sumber pendapatan. Dalam perspektif ini, pengukuran dilakukan dengan lima aspek utama, yaitu (Sony Yuwono, et al, 2007: 33)
6. Market Share (Pangsa Pasar)
Pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi antara lain: jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.
7. Customer Retention (Pertumbuhan/Mempertahankan Pelanggan)
Mengukur tingkat di mana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen. Pengukuran dapat dilakukan dengan mengetahui besarnya persentase pertumbuhan bisnis dengan jumlah pelanggan yang saat ini dimiliki perusahaan.
8. Customer Acquisition (Menarik/Perolehan Pelanggan Baru)
Mengukur di mana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru. Pengukuran dapat dilakukan melalui persentase jumlah penambahan pelanggan baru dan perbandingan total penjualan baru dengan jumlah pelanggan baru yang ada.
lanjutan
ReplyDelete9. Customer Satisfaction (Kepuasan Pelanggan)
Mengukur tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kriteria kinerja spesifik dalam value proposition. Pengukuran dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik, seperti survei melalui surat (pos), interview melalui telepon, atau personal interview.
10. Customer Profitabilitas (Keuntungan Pelanggan)
Mengukur laba bersih dari seorang pelanggan atau segmen setelah dikurangi biaya yang khusus diperlukan untuk mendukung pelanggan tersebut.
11. Perspektif Proses Bisnis Internal
Setiap bisnis memiliki rangkaian proses tertentu untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan memberikan hasil finansial yang baik. Balanced Scorecard membaginya dalam tiga model dari proses bisnis utama, yaitu (Sony Yuwono, et al, 2007: 37-39)
12. Proses Inovasi
Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan laten dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang mereka butuhkan. Proses inovasi dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh bagian R dan D, sehingga setiap keputusan pengeluaran suatu produk ke pasar telah memenuhi syarat-syarat pemasaran dan dapat dikomersialkan (didasarkan pada kebutuhan pasar). Aktivitas R dan D ini merupakan aktivitas penting dalam menentukan kesuksesan perusahaan, terutama untuk jangka panjang.
13. Proses Operasi
Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan produk atau jasa. Aktivitas di dalam proses operasi terbagi ke dalam dua bagian: 1) proses pembuatan produk dan 2) proses penyampaian produk kepada pelanggan. Pengukuran kinerja terkait dalam proses operasi dikelompokan pada: waktu, kualitas, dan biaya.
14. Layanan Purna Jual
Proses ini merupakan jasa pelayanan kepada pelanggan setelah penjualan produk atau jasa dilakukan. Aktivitas yang terjadi dalam tahap ini, misalnya: penanganan garansi dan perbaikan; penanganan atas barang rusak dan yang dikembalikan; serta pemrosesan pembayaran pelanggan. Perusahaan dapat mengukur apakah upayanya dalam pelayanan purna jual ini telah memenuhi harapan pelanggan, dengan menggunakan tolok ukur yang bersifat kualitas, biaya, dan waktu seperti yang dilakukan dalam proses operasi. Untuk
lanjut
ReplyDeletesiklus waktu, perusahaan dapat menggunakan pengukuran waktu dari saat keluhan pelanggan diterima hingga keluhan tersebut diselesaikan.
15. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Menurut Sony Yuwono, Edy Sukarno, dan Muchammad Ichsan (2007: 39-43), mengemukakan bahwa proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi. Dalam organisasi knowledge-worker, manusia adalah sumber daya utama. Dalam berbagai kasus, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan fondasi keberhasilan bagi knowledge-worker organization dengan tetap memperhatikan faktor sistem dan organisasi.
Hasil dari pengukuran ketiga perspektif sebelumnya biasanya akan menunjukkan kesenjangan yang besar antara kemampuan orang, sistem, dan prosedur yang ada saat ini dengan yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang diinginkan. Itulah mengapa, perusahaan harus melakukan investasi di ketiga faktor tersebut untuk mendorong perusahaan menjadi sebuah organisasi pembelajar (learning organization). Menurut Kaplan dan Norton “learning” lebih sekedar “training” karena pembelajaran
meliputi pula proses “mentoring dan tutoring”, seperti kemudahan dalam komunikasi disegenap pegawai yang memungkinkan mereka untuk siap membantu jika dibutuhkan. Tolak ukur dalam perspektif ini, yaitu
16. Capabilities Empolyee (Kemampuan Pekerja)
Tantangan bagi perusahaan adalah agar para pegawai dapat menyumbangkan segenap kemampuannya untuk organisasi, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan, serta meningkatkan kepuasan pelanggan. Perusahaan yang ingin mencapai tingkat kepuasan yang tertinggi perlu dilayani oleh pekerja yang terpuaskan perusahaan Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan, perusahaan perlu melakukan survei secara teratur. Beberapa unsur kepuasan karyawan yaitu keterlibatan dalam pengambilan keputusan, pengakuan/penghargaan (reward and recognition) karena telah melakukan pekerjaan dengan baik, akses memperoleh informasi, dorongan untuk melakukan kreativitas dan inisiatif, serta dukungan dari atasan. Produktivitas pekerja dapat diukur dengan total penjualan bersih dibagi dengan jumlah pekerja atau laba bersih setelah pajak dibagi denganjumlah pekerja (Thomas Sumarsan, 2010: 232).
17. Capabilities Information System (Kemampuan Sistem Informasi)
Bagaimanapun juga, meski motivasi dan keahlian pegawai telah mendukung pencapaian tujuan-tujuan perusahaan, masih diperlukan informasi-informasi yang terbaik. Dengan kemampuan sistem informasi yang memadai, kebutuhan seluruh tingkatan manajemen dan pegawai atas informasi yang akurat dan tepat waktu dapat dipenuhi dengan sebaikbaiknya.
lanjut lagi
ReplyDelete18. Motivation, Empowerment, and Aligment (Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan)
Perspektif ini penting untuk menjamin adanya proses yang berkesinambungan terhadap upaya pemberianmotivasi dan inisiatif yang sebesar-besarnya bagi pegawai. Paradigma manajemen terbarumenjelaskan bahwa proses pembelajaran sangat penting bagi pegawai untuk melakukan trial and error, sehingga turbelensi lingkungan sama-sama dicobakenali tidak saja oleh jenjang manajemen strategis, tetapi juga oleh segenap pegawai di dalam organisasi sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Oleh karena itu, upaya tersebut perlu dukunganmotivasi yang besar dan pemberdayaan pegawai berupa delegasi wewenang yang memadai untuk mengambil keputusan. Tentunya itu semua harus dibarengi dengan upaya penyesuaian yang terus menerus sejalan dengan tujuan organisasi.
Keempat perspektif dalam Balanced Scorecard memberi keseimbangan antara tujuan jangka pendek dengan tujuan jangka panjang, antara hasil yang diinginkan dengan faktor pendorong tercapainya hasil tersebut, dan antara ukuran objektif yang keras dengan ukuran subjektif yang lebih lunak. Sementara keberagaman ukuran pada Balanced Scorecard yang dibuat dengan benar mengandung kesatuan tujuan, karena semua ukuran diarahkan kepada pencapaian strategi yang terpadu.
Nama : Putu Eka Febriana
ReplyDeleteNIM : 13.01.1.1.191
Kelas : Manajemen Eksekutif
Balanced scorecard merupakan metode pendekatan dalam mengembangkan sistem manajemen kinerja dengan mengembangkan sistem manajemen kinerja organisasi, dengan melakukan upaya yaitu mendesain peta strategi dan sasaran kinerja perusahaan dengan pendekatan balance scorecard, mengidentifikasi key performance indicators yang efektif dalam peta balance scorecard, menurunkan (cascading process) sasaran kinerja organisasi ke level divisi/departemen serta mengintegrasikan dan menyelaraskan sasaran kinerja organisasi dengan sasaran kinerja karyawan.
Balanced Scorecard juga memberikan kerangka berpikir untuk menjabarkan strategi perusahaan ke dalam segi operasional. Kaplan dan Norton (1996) mengatakan bahwa perusahaan menggunakan focus pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen, meliputi :
1. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi
2. Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis
3. Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis
4. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis
Penyusunan balance scorecard berdasarkan tugas pokok dan fungsi masing-masing unit, Rencana Pemerintah Jangka Panjang, Rencana Pemerintah Jangka Menengah, Rencana Strategis dan Rencana Kerja Tahunan yang dapat digunakan untuk mengisi indikator kinerja, target, realisasi dan bobot suatu kegiatan atau program.
Strategi keunggulan bersaing dari Studi kasus performance management system di PT.ABC yakni :
1. Keuangan
PT.ABC memiliki peluang dalam perkembangan ekonomi di Buleleng karena ukuran keuangan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi perusahaan memberikan perbaikan atau tidak bagi peningkatan keuntungan perusahaan. Perbaikan-perbaikan ini tercermin dalam sasaran-sasaran yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur, pertumbuhan usaha, dan nilai pemegang saham. Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu: growth, sustain, dan harvest. Tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan pengukurannya pun berbeda pula.
a. Growth (berkembang) adalah tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan yang baik. Di sini manajemen terikat dengan komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru, membangun dan mengembangkan suatu produk/jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan system, infrastruktur, dan jaringan distribusi yang akan mendukung hubungan global, serta membina dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan.
b. Sustain (bertahan) adalah tahapan kedua di mana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya, jika mungkin. Investasi yang dilakukan umumnya diarahkan untuk menghilangkan bottleneck, mengembangkan kapasitas, dan meningkatkan perbaikan operasional secara konsisten. Sasaran keuangan pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan. Tolak ukur yang kerap digunakan pada tahap ini, misalnya ROI, profit margin, dan operating ratio.
c. Harvest (panen) adalah tahapan ketiga di mana perusahaan benar-benar memanen/menuai hasil investasi di tahap-tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas.
Sasaran keuangan adalah hal yang utama dalam tahap ini, sehingga diambil sebagai tolak ukur, yaitu memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja.
Lanjutan.............
ReplyDelete2. Pelanggan
Pada PT. ABC munculnya pelanggan baru di migas merupakan salah satu peluang untuk Perusahaan apalagi di Buleleng potensi perusahaan untuk berkembang cukup baik. Filosofi manajemen terkini telah menunjukkan peningkatan pengakuan atas pentingnya konsumen focus dan konsumen satisfaction. Perspektif ini merupakan leading indicator. Jadi, jika pelanggan tidak puas maka mereka akan mencari produsen lain yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Kinerja yang buruk dari perspektif ini akan menurunkan jumlah pelanggan di masa depan meskipun saat ini kinerja keuangan terlihat baik perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok pengukuran, yaitu: customer core measurement dan customer value prepositions. Customer Core Measurement memiliki beberapa komponen pengukuran, yaitu:
1. Market Share (pangsa pasar); Pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi: jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.
2. Customer Retention (retensi pelanggan); Mengukur tingkat di mana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen.
3. Customer Acquisition (akuisisi pelanggan); mengukur tingkat di mana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru.
4. Customer Satisfaction (kepuasan pelanggan); Menaksir tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kriteria kinerja spesifik dalam value proposition.
5. Customer Profitability (profitabilitas pelanggan); mengukur keuntungan yang diperoleh perusahaan dari penjualan produk/jasa kepada konsumen
3. Proses Internal
Adanya upaya PT. ABC untuk perbaikan proses pelayanan dan produksi salah satu upaya untuk meningakatkan pengembangan perusahaan. proses bisnis internal ke dalam tiga tahapan, yaitu:
a. Proses inovasi
Dalam proses penciptaan nilai tambah bagi pelanggan, proses inovasi merupakan salah satu kritikal proses, dimana efisiensi dan efektifitas serta ketepatan waktu dari proses inovasi ini akan mendorong terjadinya efisiensi biaya pada proses penciptaan nilat tambah bagi pelanggan. Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang mereka butuhkan. Proses inovasi dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh bagian marketing sehingga setiap keputusan pengeluaran suatu produk ke pasar telah memenuhi syarat-syarat pemasaran dan dapat dikomersialkan (didasarkan pada kebutuhan pasar).
b. Proses Operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan produk/jasa. Aktivitas di dalam proses operasi terbagi ke dalam dua bagian: proses pembuatan produk, dan proses penyampaian produk kepada pelanggan. Pengukuran kinerja yang terkait dalam proses operasi dikelompokkan pada waktu, kualitas, dan biaya.
c. Proses Pelayanan Purna Jual merupakan jasa pelayanan pada pelanggan setelah penjualan produk/jasa tersebut dilakukan. Aktivitas yang terjadi dalam tahapan ini, misalnya penanganan garansi dan perbaikan penanganan atas barang rusak dan yang dikembalikan serta pemrosesan pembayaran pelanggan. Perusahaan dapat mengukur apakah upayanya dalam pelayanan purna jual ini telah memenuhi harapan pelanggan, dengan menggunakan tolak ukur yang bersifat kualitas, biaya, dan waktu seperti yang dilakukan dalam proses operasi. Untuk siklus waktu, perusahaan dapat menggunakan pengukuran waktu dari saat keluhan pelanggan diterima hingga keluhan tersebutPembelajaran dan Pertumbuhan
lanjutan...........
ReplyDelete4. Pembelajaran dan Pertumbuhan
Munculnya karyawan muda dan terampil dengan dibukanya PT. ABC akan memberikan peluang untuk masyarakat sekitar dalam memperoleh pekerjaan.Proses ini mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kinerja jangka panjang. Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Yang termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi. factor-faktor penting yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Kapabilitas pekerja, Dalam hal ini manajemen dituntut untuk memperbaiki pemikiran pegawai terhadap organisasi, yaitu bagaimana para pegawai menyumbangkan segenap kemampuannya untuk organisasi. Untuk itu perencanaan dan upaya implementasi reskilling pegawai yang menjamin kecerdasan dan kreativitasnya dapat dimobilisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Kapabilitas system informasi. Bagaimanapun juga, meski motivasi dan keahlian pegawai telah mendukung pencapaian tujuan-tujuan perusahaan, masih diperlukan informasi-informasi yang terbaik. Dengan kemampuan sistem informasi yang memadai, kebutuhan seluruh tingkatan manajemen dan pegawai atas informasi yang akurat dan tepat waktu dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya.
c. Motivasi, kekuasaan dan keselarasan. Perspektif ini penting untuk menjamin adanya proses yang berkesinambungan terhadap upaya pemberian motivasi dan inisiatif yang sebesar-besarnya bagi pegawai. Paradigma manajemen terbaru menjelaskan bahwa proses pembelajaran sangat penting bagi pegawai untuk melakukan trial and error sehingga turbulensi lingkungan sama-sama dicoba-kenali tidak saja oleh jenjang manajemen strategis tetapi juga oleh segenap pegawai di dalam organisasi sesuai
kompetensinya masing-masing.
NAMA : KADEK WIRATSINI
ReplyDeleteNIM : 12.01.1.1.958
Balanced scorecard merupakan metode pendekatan dalam mengembangkan sistem manajemen kinerja dengan mengembangkan sistem manajemen kinerja organisasi, dengan melakukan upaya yaitu mendesain peta strategi dan sasaran kinerja perusahaan dengan pendekatan balance scorecard, mengidentifikasi key performance indicators yang efektif dalam peta balance scorecard, menurunkan (cascading process) sasaran kinerja organisasi ke level divisi/departemen serta mengintegrasikan dan menyelaraskan sasaran kinerja organisasi dengan sasaran kinerja karyawan.
Balanced Scorecard juga memberikan kerangka berpikir untuk menjabarkan strategi perusahaan ke dalam segi operasional. Kaplan dan Norton (1996) mengatakan bahwa perusahaan menggunakan focus pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen, meliputi :
1. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi
2. Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis
3. Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis
4. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis
Penyusunan balance scorecard berdasarkan tugas pokok dan fungsi masing-masing unit, Rencana Pemerintah Jangka Panjang, Rencana Pemerintah Jangka Menengah, Rencana Strategis dan Rencana Kerja Tahunan yang dapat digunakan untuk mengisi indikator kinerja, target, realisasi dan bobot suatu kegiatan atau program.
Strategi keunggulan bersaing dari Studi kasus performance management system di PT.ABC yakni :
1. Keuangan
PT.ABC memiliki peluang dalam perkembangan ekonomi di Buleleng karena ukuran keuangan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi perusahaan memberikan perbaikan atau tidak bagi peningkatan keuntungan perusahaan. Perbaikan-perbaikan ini tercermin dalam sasaran-sasaran yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur, pertumbuhan usaha, dan nilai pemegang saham. Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu: growth, sustain, dan harvest. Tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan pengukurannya pun berbeda pula.
a. Growth (berkembang) adalah tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan yang baik. Di sini manajemen terikat dengan komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru, membangun dan mengembangkan suatu produk/jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan system, infrastruktur, dan jaringan distribusi yang akan mendukung hubungan global, serta membina dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan.
b. Sustain (bertahan) adalah tahapan kedua di mana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya, jika mungkin. Investasi yang dilakukan umumnya diarahkan untuk menghilangkan bottleneck, mengembangkan kapasitas, dan meningkatkan perbaikan operasional secara konsisten. Sasaran keuangan pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan. Tolak ukur yang kerap digunakan pada tahap ini, misalnya ROI, profit margin, dan operating ratio.
c. Harvest (panen) adalah tahapan ketiga di mana perusahaan benar-benar memanen/menuai hasil investasi di tahap-tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas.
Sasaran keuangan adalah hal yang utama dalam tahap ini, sehingga diambil sebagai tolak ukur, yaitu memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja.
2. Pelanggan
DeletePada PT. ABC munculnya pelanggan baru di migas merupakan salah satu peluang untuk Perusahaan apalagi di Buleleng potensi perusahaan untuk berkembang cukup baik. Filosofi manajemen terkini telah menunjukkan peningkatan pengakuan atas pentingnya konsumen focus dan konsumen satisfaction. Perspektif ini merupakan leading indicator. Jadi, jika pelanggan tidak puas maka mereka akan mencari produsen lain yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Kinerja yang buruk dari perspektif ini akan menurunkan jumlah pelanggan di masa depan meskipun saat ini kinerja keuangan terlihat baik perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok pengukuran, yaitu: customer core measurement dan customer value prepositions. Customer Core Measurement memiliki beberapa komponen pengukuran, yaitu:
1. Market Share (pangsa pasar); Pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi: jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.
2. Customer Retention (retensi pelanggan); Mengukur tingkat di mana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen.
3. Customer Acquisition (akuisisi pelanggan); mengukur tingkat di mana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru.
4. Customer Satisfaction (kepuasan pelanggan); Menaksir tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kriteria kinerja spesifik dalam value proposition.
5. Customer Profitability (profitabilitas pelanggan); mengukur keuntungan yang diperoleh perusahaan dari penjualan produk/jasa kepada konsumen
3. Proses Internal
Adanya upaya PT. ABC untuk perbaikan proses pelayanan dan produksi salah satu upaya untuk meningakatkan pengembangan perusahaan. proses bisnis internal ke dalam tiga tahapan, yaitu:
a. Proses inovasi
Dalam proses penciptaan nilai tambah bagi pelanggan, proses inovasi merupakan salah satu kritikal proses, dimana efisiensi dan efektifitas serta ketepatan waktu dari proses inovasi ini akan mendorong terjadinya efisiensi biaya pada proses penciptaan nilat tambah bagi pelanggan. Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang mereka butuhkan. Proses inovasi dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh bagian marketing sehingga setiap keputusan pengeluaran suatu produk ke pasar telah memenuhi syarat-syarat pemasaran dan dapat dikomersialkan (didasarkan pada kebutuhan pasar).
b. Proses Operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan produk/jasa. Aktivitas di dalam proses operasi terbagi ke dalam dua bagian: proses pembuatan produk, dan proses penyampaian produk kepada pelanggan. Pengukuran kinerja yang terkait dalam proses operasi dikelompokkan pada waktu, kualitas, dan biaya.
c. Proses Pelayanan Purna Jual merupakan jasa pelayanan pada pelanggan setelah penjualan produk/jasa tersebut dilakukan. Aktivitas yang terjadi dalam tahapan ini, misalnya penanganan garansi dan perbaikan penanganan atas barang rusak dan yang dikembalikan serta pemrosesan pembayaran pelanggan. Perusahaan dapat mengukur apakah upayanya dalam pelayanan purna jual ini telah memenuhi harapan pelanggan, dengan menggunakan tolak ukur yang bersifat kualitas, biaya, dan waktu seperti yang dilakukan dalam proses operasi. Untuk siklus waktu, perusahaan dapat menggunakan pengukuran waktu dari saat keluhan pelanggan diterima hingga keluhan tersebutPembelajaran dan Pertumbuhan
4. Pembelajaran dan Pertumbuhan
DeleteMunculnya karyawan muda dan terampil dengan dibukanya PT. ABC akan memberikan peluang untuk masyarakat sekitar dalam memperoleh pekerjaan.Proses ini mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kinerja jangka panjang. Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Yang termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi. factor-faktor penting yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Kapabilitas pekerja, Dalam hal ini manajemen dituntut untuk memperbaiki pemikiran pegawai terhadap organisasi, yaitu bagaimana para pegawai menyumbangkan segenap kemampuannya untuk organisasi. Untuk itu perencanaan dan upaya implementasi reskilling pegawai yang menjamin kecerdasan dan kreativitasnya dapat dimobilisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Kapabilitas system informasi. Bagaimanapun juga, meski motivasi dan keahlian pegawai telah mendukung pencapaian tujuan-tujuan perusahaan, masih diperlukan informasi-informasi yang terbaik. Dengan kemampuan sistem informasi yang memadai, kebutuhan seluruh tingkatan manajemen dan pegawai atas informasi yang akurat dan tepat waktu dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya.
c. Motivasi, kekuasaan dan keselarasan. Perspektif ini penting untuk menjamin adanya proses yang berkesinambungan terhadap upaya pemberian motivasi dan inisiatif yang sebesar-besarnya bagi pegawai. Paradigma manajemen terbaru menjelaskan bahwa proses pembelajaran sangat penting bagi pegawai untuk melakukan trial and error sehingga turbulensi lingkungan sama-sama dicoba-kenali tidak saja oleh jenjang manajemen strategis tetapi juga oleh segenap pegawai di dalam organisasi sesuai
kompetensinya masing-masing.
Nama : Ni Nyoman Swarni Pratiwi
ReplyDeleteNim : 12.01.1.1.1013
Kelas Eksekutif
Balanced scorecard dapat menjadi strategi bersaing unggulan oleh perusahaan di dalam bidang migas yang beroprasi di Buleleng . pendekatan pendekatan pada pasar dilakukan untuk mengatur strategi dan mengetahui apa yang dibutuhkan pasar, bagaimana kebiasaan konsumen, serta bagaimana cara agar produk migas dapat dipasarkan dengan tepat.
Balanced Scorecard juga memberikan kerangka berpikir untuk menjabarkan strategi perusahaan ke dalam segi operasional. Kaplan dan Norton (1996) mengatakan bahwa perusahaan menggunakan focus pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen, meliputi :
1.Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi
2.Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis
3.Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis
4.Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis
Dengan Balanced Scorecard, tujuan suatu perusahaan tidak hanya dinyatakan dalam ukuran keuangan saja, melainkan dinyatakan dalam ukuran dimana perusahaan tersebut menciptakan nilai terhadap pelanggan yang ada pada saat ini dan akan datang, dan bagaimana perusahaan tersebut harus meningkatkan kemampuan internalnya termasuk investasi pada manusia, sistem, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik di masa mendatang.
Melalui analisis SWOT berbasis balanced scorecard dapat saya liat ancaman, peluang, kekuatan, dan kelemahan perusahaan. Pada kondisi keuangan perusahaan dengan ancaman inflasi kenaikan harga pangan, listrik dan fluktuasi harga minyak perusahaan harus jeli untuk menyiasati atau mencari alternatif yang tepat yang sesuai dengan perusahaan untuk mengatasi ancaman tersebut, dan menyiapkan berbagai strategi lainnya untuk menghadapi hal tersebut.
Sebagai perusahaan yang besar PT. ABC harus bisa mengelola keuangan mungkin dengan mencari akuntan dan manajer yang ahli di dalam bagian keuangan, jika tidak segera dikelola dengan tepat maka perusahaan akan mengeluarkan cashflow yang lebih dan mungkin kurang tepat pada sasaran, ini harus segera ditangani bagaimana cashflow yang dikeluarkan dapat dikelola dan memberikan hasil yang maksimal.
Pada pelanggan dengan ancaman datangnya competitor baru, perusahaan harus dapat bersaing dan lebih mengenalkan prodak kepada konsumen agar tidak kalah dengan competitor baru tersebut. Dengan munculnya pelanggan yang baru ini akan menjadi nafas yang bagus di dalam berjalannya perusahaan dalam jangka panjang. Kekuatan dengan reputasi perusahaan di bidang support base harus terus dijalankan agar memberikan fikiran positif dari masyarakat kepada perusahaan. Kelemahan yang d alami saat ini perusahaan harus dapat mencari jalan keluarnya, mungkin dengan cara penambah tenaga kerja pada perusahaan untuk melayani para konsumen dengan cara delivery, itu mungkin harus dilaksanakan oleh perusahaan.
lanjutan..............
ReplyDeleteKaplan dan Norton (2001) perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok pengukuran, yaitu: customer core measurement dan customer value prepositions. Customer Core Measurement memiliki beberapa komponen pengukuran, yaitu:
1.Market Share (pangsa pasar); Pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi: jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.
2.Customer Retention (retensi pelanggan); Mengukur tingkat di mana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen.
3.Customer Acquisition (akuisisi pelanggan); mengukur tingkat di mana suatu unit bisnis mampun menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru.
4.Customer Satisfaction (kepuasan pelanggan); Menaksir tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kriteria kinerja spesifik dalam value proposition.
5.Customer Profitability (profitabilitas pelanggan); mengukur keuntungan yang diperoleh perusahaan dari penjualan produk/jasa kepada konsumen
Sedangkan Customer Value Proposition merupakan pemicu kinerja yang terdapat pada core value proposition yang didasarkan pada atribut sebagai berikut:
1. Product/service attributes Meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga,dan kualitas. Pelanggan memiliki preferensi yang berbeda-beda atas produk yang ditawarkan. Ada yang mengutamakan fungsi dari produk, kualitas, atau harga yang murah. Perusahaan harus mengidentifikasikan apa yang diinginkan pelanggan atas produk yang ditawarkan. Selanjutnyapengukuran kinerja ditetapkan berdasarkan hal tersebut.
2. Konsumen relationship Menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian produk yang ditawarkan perusahaan. Perasaan konsumen ini sangat dipengaruhi oleh responsivitas dan komitmen perusahaan terhadap pelanggan berkaitan dengan masalah waktu penyampaian. Waktu
merupakan komponen yang penting dalam persaingan perusahaan. Konsumen biasanyan menganggap penyelesaian order yang cepat dan tepat waktu sebagai faktor yang penting bagi kepuasan mereka.
3. Image and reputasi Menggambarkan faktor-faktor intangible yang menarik seorang konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangun image dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan dan menjaga kualitas seperti yang dijanjikan.
Nama : Ni Gusti Made Oka Astrini
ReplyDeleteNim : 12.01.1.1.1020
Jurusan: Manajemen Eksekutif
PT ABC yang bergerak dibidang Migas mencoba untuk menyeimbangkan orientasi hasil dan orientasi proses,serta mencoba membangun system pengukuran kinerja dengan menggunakan analisis SWOT berbasis Balanced Scorecard. Sebelum menganalisis gambaran tentang Trend Watching Melalui Analisa SWOT Berbasis Balanced Scorecard yang ada pada PT ABC terlebih dahulu dibahas tentang pengertian balanced scorecard yaitu sebuah perencanaan strategis dan sistem manajemen yang digunakan secara ekstensif dalam bisnis dan industri, pemerintah, dan organisasi nirlaba di seluruh dunia untuk kegiatan usaha untuk menyelaraskan visi dan strategi organisasi, meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, dan memantau kinerja organisasi terhadap strategis tujuan. Balanced Srorecard juga diartikan suatu konsep untuk mengukur apakah aktivitas-aktivitas operasional suatu perusahaan dalam skala yang lebih kecil sejalan dengan sasaran yang lebih besar dalam hal visi dan strategi. Dalam balanced scorecard ada empat perspektif pengukuran yang digunakan yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan, serta proses pembelajaran dan pertumbuhan.
1. Perspektif Finansial / Keuangan:
Perspektif keuangan menjadi perhatian dalam BSC karena ukuran keuangan mrupakan konsekuensi ekonomi yang terjadi akibat keputusan dan kebijakan. Tujuan pencapaian kinerja keuangan yang baik merupakan fokus dari tujuan2 yang ada dalam tiga perspektif lainnya (Customer, Int.Bis.Process, Learning & Growth)
Sasaran-sasaran perspektif keuangan dibedakan pada masing2 tahap dalam siklus bisnis yaitu: Growth (tumbuh berkembang), Sustain (bertahan), Harvest (panen)
2. Perspektif Pelanggan (Customer) :
Kelompok Inti : pangsa pasar, tingkat perolehan para pelanggan baru, kemampuan mempertahankan para pelanggan lama, tingkat kepuasan pelanggan, dan tingkat profitabilitas pelanggan
Kelompok penunjang : atribut atribut produk ( fungsi,harga dan mutu), hubungan dengan pelanggan, dan citra serta reputasi perusahaan/organisasi beserta produk-produknya.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal :
Proses bisnis internal mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham yang meliputi inovasi, proses operasi, dan proses penyampaian produk atau jasa pelanggan.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth):
Mengembangkan pengukuran dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh dengan tujuan menyediakan infrastruktur untuk mendukung pencapaian ketiga perspektif lainnya, dengan memperhatikan faktor:
1. Kepuasan karyawan : Keterlibatan dalam pengambilan keputusan, pengakuan, akses untuk memperoleh informasi, dorongan untuk melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari atasan
2. Kemampuan sistem informasi : informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan, tepat dan tidak memerlukan waktu lama untuk mendapat informasi tersebut.
Lanjutan
ReplyDeleteDalam gambaran trend watching dapat dilihat ada hubungan yang saling berkaitan antara analisis SWOT dengan Balanced Scorecard,dimana keduanya saling mempengaruhi. Dalam sebuah perusahaan harus ada ukuran perspektif yang digunakan perusahaan seperti perspektif keuangan, pelanggan ,bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan dimana didalam menjalankan pengukuran tersebut selalu ada yang namanya ancaman, peluang, kekuatan dan kelemahan yang harus dihadapi perusahaan yang sering juga disebut dengan analisis SWOT. Pada PT ABC yang bergerak dibidang migas,dalam perspektif keuangan ada ancaman yang harus dihadapi seperti Inflasi, kenaikan harga pangan, listrik dan fluktuasi harga minyak sehingga perusahaan harus berfikir dan mengambil suatu kebijakan untuk mengatasi hal tersebut seperti melakukan kebijakan moneter yaitu kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar, cara lain dengan menekan tingkat upah,dan lain sebagainya sehingga usahanya tetap bisa berjalan. Disamping ancaman ada juga peluang yang muncul yaitu perkembangan ekonomi semakin bagus,suatu perusahaan harus bisa memanfaatkan situasi ini agar memungkinkan usaha yang dijalankan dapat berkembang semakin maju. Keuangan yang sehat menjadi kekuatan suatu perusahaan untuk dapat mengembangkan usahanya,karena keuangan yang sehat sangat mempengaruhi apakah usaha dapat berjalan atau tidak. Begitu juga sebaliknya Cashflow yang kurang terkelola menjadi suatu kelemahan bagi perusahaan. Dengan casflow yang kurang bagus PT ABC tidak akan bisa memprediksikan apakah usaha migas yang dijalankan menguntungkan atau tidak. Untuk itu perusahaan harus bisa mengelola casflow dengan baik karena dengan casflow yang bagus PT ABC dapat memprediksikan keuntungannya, Bahkan dengan casflow perusahaan bisa mengenal seperti apa tipe pelanggan , apakah ada perubahan keinginan konsumen yang terlihat dari pergeseran arus kas dari penjualan produk. Dari laporan keuangan, terutama arus kas, bisa membaca semuanya, dan memperkirakan bagaimana prospek penjualan suatu produk untuk beberapa minggu ke depan.
Lanjutan
ReplyDeleteAnalisis SWOT berbasis Balanced Scorcard pada perspektif pelanggan yaitu munculnya Kompetitor baru yang merupakan suatu ancaman didalam menjalankan usaha, kompetitor baru muncul seiring dengan makin banyaknya perusahaan yang membuka usaha yang sama,untuk itu PT ABC harus bisa mempertahankan usahanya dengan tetap menjaga kualitas migas yang dijual,sehingga dapat menghadapi para pesaing yang ada, serta selalu menjalankan usaha dengan bersaing secara sehat. Pelayanan yang bagus memungkinkan pelanggan akan tetap berlangganan di perusahaan yang dikelola bahkan bisa memunculkan pelanggan yang baru , munculnyan pelanggan baru merupakan peluang bagi perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan penjualan migas,hal tersebut akan berdampak bagi perkembangan usaha migas, pelayanan yang bagus memberikan reputasi yang baik pula pada perusahaan hal itu akan menjadi peluang bagi perusahaan migas. Sebaliknya pelayanan yang kurang bagus akan menjadi ancaman bagi PT ABC. Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi atau badan usaha. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit opetasi dalam upaya mencapai target finansialnya. Selanjutnya apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru/jasa yang bernilai lebih baik kepada pelanggan mereka.
Perspektif Proses mengacu pada proses bisnis internal. Metrik didasarkan pada perspektif ini memungkinkan para manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan, dan apakah produk dan jasa sesuai dengan persyaratan pelanggan (misi). Metrik ini harus hati-hati dirancang oleh mereka yang tahu proses ini paling akrab; dengan misi-misi unik kita ini bukanlah sesuatu yang dapat dikembangkan oleh konsultan luar. Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang saham melalui flnancial retums.
Tiap-tiap perusahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi pelanggannya. Adanya upaya untuk perbaikan proses pelayanan dan produksi serta terjaganya prosedur malalui sitem balanced scorecard menjadi peluang dan kekuatan bagi PT ABC untuk tetap dapat menjalankan usaha migas. Disamping itu terdapat ancaman dan kelemahan yang mungkin bisa membuat PT ABC mengalami kegagalan yaitu Audit client dan Gangguan LSM local dan Ketidak konsistenan dalam menjalankan prosedur,untuk itu PT ABC harus membuat strategi untuk kelancaran usahanya.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif sebelumnya, dan untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang.
Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada peralatan untuk menghasilkan produk/jasa, tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur. Tolak ukur kinerja keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan yang besar antara kemampuan yang ada dari manusia, sistem, dan prosedur. Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka suatu badan usaha harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling karyawan, yaitu: meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta menata ulang prosedur yang ada.
Lanjutan
ReplyDeletePerspektif pembelajaran dan pertumbuhan mencakup 3 prinsip kapabilitas yang terkait dengan
kondisi internal perusahaan, yaitu:
1. Kapabilitas pekerja.
KapabiLitas pekerja adalah merupakan bagian kontribusi pekerja pada perusahaan. Sehubungan dengan kapabilitas pekerja, ada 3 hal yang harus diperhatikan oleh manajemen:
a. Kepuasan pekerja.
Kepuasan pekerja merupakan prakondisi untuk meningkatkan produktivitas, tanggungjawab, kualitas, dan pelayanan kepada konsumen. Unsur yang dapat diukur dalam kepuasan pekerja adalah keterlibatan pekerja dalam mengambil keputusan, pengakuan, akses untuk mendapatkan informasi, dorongan untuk bekerja kreatif, dan menggunakan inisiatif, serta dukungan dari atasan.
b. Retensi pekerja.
Retensi pekerja adalah kemampuan imtuk mempertahankan pekerja terbaik dalam perusahaan. Di mana kita mengetahui pekerja merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan. Jadi, keluarnya seorang pekerja yang bukan karena keinginan perusahaan merupakan loss pada intellectual capital dari perusahaan. Retensi pekerja diukur dengan persentase turnover di perusahaan.
c. Produktivitas pekerja.
Produktivitas pekerja merupakan hasil dari pengaruh keseluruhan dari peningkatan keahlian dan moral, inovasi, proses internal, dan kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah untuk menghubungkan output yang dihasilkan oleh pekerja dengan jumlah pekerja yang seharusnya untuk menghasilkan output tersebut.
2. Kapabilitas sistem informasi.
Adapun yang menjadi tolak ukur untuk kapabilitas sistem inforaiasi adalah tingkat ketersediaan informasi, tingkat ketepatan informasi yang tersedia, serta jangka waktu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.
Iklim organisasi yang mendorong timbulnya motivasi, dan pemberdayaan adalah penting untuk menciptakan pekerja yang berinisiatif. Adapun yang menjadi tolak ukur hal tersebut di atas adalah jumlah saran yang diberikan pekerja.
Dari pembahasan diatas bisa disimpulkan bahwa analisis SWOT yang berbasis pada Balance Scorcard sangat diperlukan didalam menjalankan suatu usaha,guna memprediksi, mengukur dan mengetahui sebab-sebab kegagalan dan keberhasilan suatu perusahaan. Selain itu dengan membuat suatu manajemen strategi dapat mempermudah berjalannya suatu perusahaan untuk mencapai sasaran strategi yang diharapkan.
Nama : Ni Ketut Sriyani
ReplyDeleteNIM : 12.01.1.1.1012
Jurusan : Manajemen Eksekutif
Balanced Scorecard muncul dari suatu argumentasi sederhana yaitu bahwa model keuangan dari bisnis saja tidak lagi mencukupi sebagai cara utama dalam mengelola kinerja. Model keuangan memang bermanfaat untuk menyediakan detail mengenai apa yang terjadi kemarin tetapi hanya sedikit bermanfaat dalam mengelola perkembangan dari bisnis. Hal ini dikarenakan model keuangan menampilkan data-data yang didapatkan secara historis dan menggambarkan kinerja masa lalu perusahaan sehingga sulit untuk menggambarkan situasi apa yang akan terjadi di masa depan.
Balanced Scorecard klasik diposisikan sebagai suatu sistem pengukuran yang dimulai dengan menangkap kinerja dari 4 perspektif yaitu perspektif keuangan dan tiga dari non-keuangan: konsumen, proses internal, seta pembelajaran dan inovasi.
Konsep balanced scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya. Balanced scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan (2) berimbang (balanced). Kartu score adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor ini dapat juga digunakan untuk merencanakan skor yang hendak dicapai atau yang diwujudkan personel di masa depan. Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dari dua aspek: keuangan dan nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern.
Jadi yang membedakan BSC dengan konsep-konsep lainnya adalah Balanced scorecard digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian eksekutif ke kinerja keuangan dan nonkeuangan, serta kinerja jangka pendek dan kinerja jangka panjang. Hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif masa depan, diperlukan ukuran yang komprehensif yang mencakup Empat Perspektif : Keuangan, Customer, Proses bisnis/intern, dan Pembelajaran dan Pertumbuhan. Keempat perspektif ini saling berkaitan dan terangkum dalam satu hubungan “cause and effect relationship”. Esensi penerapan BSC adalah bahwa setiap devisi satu korporasi sedemikian rupa akan berinisiasi, menentukan ukuran kinerja dan mengkaitkannya dengan visi, misi dan strategi korporasi.Keunggulan BSC adalah teridentifikasikannya struktur ataupun kerangka yang ada di korporasi guna mencapai/merealisasikan visi dan misi korporasi. Sehingga para manajer memahami, setidaknya secara implisit bahwa ada kaitan erat diantaranya. Beberapa alasan yang membedakan BSC dengan konsep lainnya, adalah :
a. BSC adalah alat komprehensif untuk memahami pelanggan dan kebutuhannya dan kesenjangan kinerja.
b. BSC menyiapkan logika untuk menciptakan modal intangible dan intelektual.
c. BSC mampu mengartikulasi strategi pertumbuhan menjadi keandalan bisnis yang fokus kepada upaya-upaya non finansial.
d. BSC memampukan karyawan memahami strategi dan kaitan sasaran ke dalam operasi perusahaan dari hari ke hari.
e. BSC memfasilitasi umpan balik review kerja dari waktu ke waktu.
lanjutan.....
ReplyDeleteNama : Ni Ketut Sriyani
NIM : 12.01.1.1.1012
Jurusan : Manajemen Eksekutif
Untuk mewujudkan itu maka dalam Balance Scorecard dalam konsep ini memperkenalkan suatu sistem pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria tersebut sebenarnya merupakan penjabaran dari apa yang menjadi misi dan strategi perusahaan dalam jangka panjang, yang digolongkan menjadi empat perspektif yang berbeda yaitu :
1. Perspektif finansial yaitu Bagaimana kita berorientasi pada para pemegang saham.
2. Perspektif customer adalah Bagaimana kita bisa menjadi supplier utama yang paling bernilai bagi para customer.
3. Perspektif proses, bisnis internal, yakni Proses bisnis apa saja yang terbaik yang harus kita lakukan, dalam jangka panjang maupun jangka pendek untuk mencapai tujuan finansial dan kepuasan customer.
4. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran ialah Bagaimana kita dapat meningkatkan dan menciptakan value secara terus menerus,terutama dalam hubungannya dengan kemampuan dan motivasi karyawan.
Dalam Balanced Scorecard, keempat persektif tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keempat perspektif tersebut juga merupakan indikator pengukuran kinerja yang saling melengkapi dan saling memiliki hubungan sebab akibat.
lanjutan....
ReplyDeleteNama : Ni Ketut Sriyani
NIM : 12.01.1.1.1012
Jurusan : Manajemen Eksekutif
Pengukuran ke-empat prespektif tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Perspektif Financial menurut Kaplan (Kaplan, 1996) pada saat perusahaan melakukan pengukuransecara finansial, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mendeteksikeberadaan industri yang dimilikinya. Kaplan menggolongkan tiga tahap perkembanganindustri yaitu; growth, sustain, dan harvest.Dari tahap-tahap perkembangan industri tersebut akan diperlukan strategi-strategi yang berbeda-beda. Dalam perspektif finansial, terdapat tiga aspek dari strategi yang dilakukan suatu perusahaan; (1) pertumbuhan pendapatan dan kombinasi pendapatan yang dimiliki suatu organisasi bisnis, (2) penurunan biaya dan peningkatan produktivitas, (3) penggunaan aset yang optimal dan strategi investasi.
2. Perspektif Customer, dalam perspektif customer ini mengidentifikasi bagaimana kondisi customer mereka dan segmen pasar yang telah dipilih oleh perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor mereka. Segmen yang telah mereka pilih ini mencerminkan keberadaan customer tersebut sebagai sumber pendapatan mereka. Dalam perspektif ini, pengukuran dilakukan dengan lima aspek utama (Kaplan,1996:67); yaitu
1. pengukuran pangsa pasar, pengukuran terhadap besarnya pangsa pasar perusahaan mencerminkan proporsi bisnis dalam satu area bisnis tertentu yang diungkapkan dalam bentuk uang, jumlah customer, atau unit volume yang terjual atas setiap unit produk yang terjual.
2. customer retention, pengukuran dapat dilakukan dengan mengetahui besarnya prosentase pertumbuhan bisnis dengan jumlah customer yang saat ini dimiliki oleh perusahaan.
3. customer acquisition, pengukuran dapat dilakukan melalui prosentase jumlah penambahan customer baru dan perbandingan total penjualan dengan jumlah customer baru yang ada.
4. customer satisfaction, pengukuran terhadap tingkat kepuasan pelanggan ini dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik diantaranya adalah : survei melalui surat (pos), interview melalui telepon, atau personal interview.
5. customer profitability, pengukuran terhadap customer profitability dapat dilakukan dengan menggunakan teknik Activity Based-Costing (ABC).
3. Perspektif Proses Bisnis Internal, dalam perspektif ini, perusahaan melakukan pengukuran terhadap semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan baik manajer maupun karyawan untuk menciptakan suatu produk yang dapat memberikan kepuasan tertentu bagi customer dan juga para pemegang saham. Dalam hal ini perusahaan berfokus pada tiga proses bisnis utama yaitu: proses inovasi, proses operasi, proses pasca penjualan.
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran, Perspektif yang terakhir dalam Balanced Scorecard adalah perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Kaplan (Kaplan,1996) mengungkapkan betapa pentingnya suatu organisasi bisnis untuk terus memperhatikan karyawannya, memantau kesejahteraan karyawan dan meningkatkan pengetahuan karyawan karena dengan meningkatnya tingkat pengetahuan karyawan akan meningkatkan pula kemampuan karyawan untuk berpartisipasi dalam pencapaian hasil ketiga perspektif di atas dan tujuan perusahaan.
Nama : Ni Luh Wiruspandi
ReplyDeleteNim : 12.01.1.1.1047
Manajemen/executif
Analisis “BALANCED SCORECARD”
Seperti contoh atau studi kasus di atas, PT. ABC adalah perusahaan yang bergerak dibidang migas, atau bisa dikatakan PT. ABC adalah suatu perusahaan atau organisasi yang profit oriented. Lalu timbul pertanyaan Bagaimana balanced scorecard ditinjau dari sistem manajemen strategik perusahaan agar menjadi sebuah strategi keunggulan bersaing?
Kallas (2006) melakukan penelitian tentang pengimplementasian Balanced Scorecard didalam manajemen strategi. Hasil dari penelitian tersebut diperoleh bahwa adanya pengaruh yang positif dengan penggunaan Balanced Scorecard terhadap keunggulan bersaing.
H1 = Penggunaan Balanced Scorecard memiliki pengaruh positif terhadap keunggulan bersaing.
Selain itu balanced scorecard juga memiliki hubungan yang positif dengan kinerja perusahaan.
Di dalam sistem manajemen strategik (strategic management system), ada 2 tahapan penting, yaitu tahapan perencanaan dan implementasi. Posisi balanced scorecard awalnya berada pada tahap implementasi. Fungsi balanced scorecard di sini hanya sebagai alat ukur kinerja secara komprehensif kepada para eksekutif dan memberikan feedback tentang kinerja manajemen. Dampak dari keberhasilan penerapan balanced scorecard memicu para eksekutif untuk menggunakan balanced scorecard pada tahapan perencanaan strategik. Mulai saat itu, balanced scorecard tidak lagi digunakan sebagai alat pengukur kinerja namun berkembang menjadi strategik management sistem. Strategi korporasi diturunkan dan Visi dan Misi. Demikian penting peran strategi, sehingga kalau tujuan korporasi tidak tercapai, maka yang salah adalah strategi. Whelen (2006) menjelaskan berbagai hal penyebab kegagalan penerapan strategi yaitu:
1. komunikasi yang sulit antar staf,
2. komitemen manajemen operasional lemah,
3. gagal menerima umpan balik dan mekanismenya,
4. basis perencanaan tidak valid, formulasi strategi tidak valid,
5. perencanaan fungsional tidak konsisten, dan
6. penilaian sumberdaya tidak konsisten.
Dalam penerapan BSC, ada premis yang secara implisit didapat yaitu bahwa BSC adalah strategi. Memperhatikan BSC sebagai pengukuran kinerja mungkin itu adalah hal yang paling mudah diketahui, karena masing-masing perspektif yang kemudian diturunkan mnejadi sasaran fungsinya adalah pengukuran kinerja. Akan tetapi, bila diperhatikan bagaimana hubungan antara visi, misi dan strategi sebagai awal daripada penetapan perspektif, dapat terlihat bahwa kaitan masing-masing perspektif dengan strategi sangat kuat.
Keunggulan BSC dalam hal ini diakui oleh para peneliti bahwa BSC menyajikan satu kerangka logis yang terstruktur yang mengakibatkan setiap devisi perusahaan dapat berinisiasi aktif untuk menentukan kinerja. Akan tetapi penentuan kinerja ini bagaimanapun harus diikuti dengan menentukan strategi yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Berkaitan dengan hal ini, Kaplan dalam wawancaranya dengan Lagace (2008) menjelaskan tantangan penerapan strategi menjadi operasional: 1) banyak perusahaan menerapkan berbagai program seperti TQM, Six Sigma, dan lain-lain, tetapi gagal mencatat bagaimana perbaikan organisasi terjadi bersamaan dengan program demikian; 2) perencanaan anggaran dan pembiayaan lepas dari strategi, maka apa yang diperoleh senantiasa tidak menjadi ukuran yang dapat diterima.
nama : Ni Luh Wiruspandi
ReplyDeleteNim : 12.01.1.1.1047
eksekutif
lanjutan.....
Yang paling sulit adalah untuk menyepakati ukuran apa yang dijadikan keberhasilan satu perusahaan, karena didalamnya selalu ada unsur konflik antar bagian. Adapun 4 perspektif yang dikemukakan oleh Kaplan sesungguhnya haruslah diikuti pemahaman mendalam saat perencanaan strategis dimulai. Pemahaman ini harus dimulai dari identifikasi yang sesuai sehingga dapat ditentukan apa yang menjadi tujuan dan kegiatan serta ukuran yang akan diterapkan. Dalam hal ini adapun konsep pengukuran kinerja menjadi bermanfaat, karena penyusun strategi akan dapat menentukan. Hendrick (2004) menunjukkan kendala penerapan BSC (1) sedikit pemeriksaan tentang faktor yang berkaitan dengan pengadopsian BSC, dan (2) masih dibutuhkan keyakinan bahwa dengan pengadopsian BSC akan berdampak kepada kinerja keuangan. Selanjutnya melaporkan bahwa kunci daripada penerapan BSC adalah :
1. Keterlibatan kepemimpinan senior
2. Mengartikulasi visi dan strategi perusahaan
3. Mengidentifikasi kategori kinerja yang menghubungkan visi dan strategi terhadap hasil
4. Terjemahkan papan nilai kepada tim, devisi, dan tingkatan fungsi
5. Kembangkan pengukuran yang efektif dan standar yang berarti (jangka pendek dan panjang, memimpin, dan tertinggal)
6. Kenakan penganggaran yang tepat, Teknologi Informasi, Komunikasi , dan sistem imbal jasa
7. Melihat BSC sebagai proses kontinius, membutuhkan perbaikan, penilaian ulang, dan pemutakhiran, dan ;
8. Percaya bahwa BSC sebagai fasilitator perubahan kultur dan organisasi
Komitmen pimpinan puncak tetap saja menjadi kata kunci, karena hanya dengan adanya komitmen itulah organisasi dapat bergerak. Satu hal yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen adalah mengakomodasi hal-hal yang umum dalam satu industri, akan tetapi bagaimanapun satu perusahaan harus dapat mengakomodasi hal yang menurut mereka spesifik bagi industri ataupun perusahaan dimana mereka berada. Akhirnya bahwa dalam mengimplementasi BSC pada awalnya merupakan papan nilai yang dinilai seimbang antar berbagai perspektif untuk menentukan keberhasilan satu organisasi ataupun perusahaan. Permasalahan ini menjadi krusial bukan saja karena ini menyangkut banyak hal, akan tetapi karena dengan adanya ukuran yang seimbang diharapkan bahwa capaian dan kinerja satu organisasi dapat berkelanjutan (sustainable). Apa yang harus dicatat dari berbagai publikasi Kaplan dan Norton bahwa untuk mengimplementasikan BSC sekalipun dibutuhkan strategi. Sehingga, dapat diketahui bahwa dalam BSC sangat dinyatakan bahwa rancangan strategi implementasi mutlak dilaksanakan. Hal ini merupakan koreksi terhadap keleamahan strategi pada umumnya.
Untuk menciptakan strategi keunggulan bersaing salah satunya adalah Mengukur kinerja perusahaan, karena Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan.
Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur
dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari berbagai ukuran
yang disepakati. Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan penilaian kinerja.
nama : Ni Luh Wiruspandi
ReplyDeleteNim : 12.01.1.1.1047
eksekutif
lanjutan.....
Kata penilaian sering diartikan dengan kata assessment. Sedangkan
kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan
dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan.
Dengan demikian penilaian kinerja perusahaan (Companies performance
assessment) mengandung makna suatu proses atau sistem penilaian mengenai
pelaksanaan kemampuan kerja suatu perusahaan (organisasi) berdasarkan
standar tertentu
Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personel mencapai
sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh
organisasi. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana
formal yang dituangkan dalam rencana strategik, program dan anggaran
organisasi. Penilaian kinerja juga digunakan untuk menekan perilaku yang
tidak semestinya dan untuk merangsang dan menegakan perilaku yang
semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta
penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.
Beberapa strategi yang dapat digunakan perusahaan agar dapat bersaing. Berikut cakupannya:
1. Persaingan merupakan inti keberhasilan dan kegagalan. Inti berarti suatu keberhasilan atau kegagalan bergantung pada keberanian perusahaan untuk bersaing. Tanpa berani bersaing, tidak mungkin keberhasilan diperoleh (Porter, 1997:1). Strategi bersaing bertujuan untuk mempertahankan tingkat keuntungan dan posisi yang langgeng ketika menghadapi persaingan
2. Keunggulan bersaing. Berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan bagi pelanggan atau pembeli. Keunggulan bersaing menggambarkan cara perusahaan memilih dan mengimplementasikan strategi generik (biaya rendah, deferensiasi, dan fokus) untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing. Dengan perkataan lain, keunggulan bersaing menyangkut cara suatu perusahaan menerapkan strategi generiknya dalam kegiatan praktis.
3. Dua jenis dasar keunggulan bersaing yaitu biaya rendah (low cost) dan deferensiasi Keunggulan semua itu berasal dari struktur industri. Perusahaan yang berasal dengan strategi biaya rendah yaitu : memiliki kemampuan dalam mendesain produk, dan pasar yang lebih efisien dibandingkan pesaing. Perusahaan yang berasal dengan deferensiasi (deferentiation) yaitu : Kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang unik dan memiliki nilai lebih (superior value) bagi pembeli dalam bentuk kualitas produk, sifat-sifat khusus, dan pelayanan lainnya.
4. Kedua jenis dasar keunggulan bersaing tersebut menghasilkan tiga Strategi Generik (Porter, 1997:11-13), yaitu :
a. Biaya rendah (low cost).
b. Deferensiasi (defferentiation).
c. Fokus (focus).
Strategi fokus memiliki dua variabel utama, yaitu :
a. Fokus deferensiasi
b. Fokus biaya
5. Low Cost Strategy.
Strategi ini mengandalkan keunggulan biaya yang relatif rendah dalam menghasilkan barang dan jasa. Keunggulan biaya berasal dari :
a. Pengerjaan berskala ekonomis.
b. Teknologi milik sendiri.
c. Kemudahan akses untuk mendapatkan bahan baku.
nama : Ni Luh Wiruspandi
ReplyDeleteNim : 12.01.1.1.1047
eksekutif
lanjutan....
6. Defferentiation.
Keunggulan fokus diferensiasi berasal dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa yang unik dalam industrinya dan dalam semua dimensi secara umum dihargai pembeli. Diferensiasi dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, antara lain :
a. Diferensiasi produk.
b. Diferensiasi sistem penyerahan atau penyampaian produk.
c. Diferensiasi dalam pendekatan pemasaran.
d. Diferensiasi dalam peralatan dan konstruksi.
e. Diferensiasi dalam citra produk.
Dengan keunggulan bersaing, sepertidiatas, perusahaan akan dapat memilliki kinerja di atas rata-rata industri lain. Keunggulan bersaing merupakan kinerja perusahaan yang dapat tampil di atas rata-rata.
7. Focus Strategy.
Strategi Fokus berusaha mencari keunggulan dalam segmen sasaran pasar tertentu meskipun tidak memiliki keunggulan bersaing secara keseluruhan.
Ada dua Fokus, yaitu :
a. Fokus biaya. Dilakukan perusahaan dengan cara mengusahakan keunggulan biaya dalam segmen sasarannya.
b. Fokus diferensiasi Dilakukan perusahaan dengan cara mengusahakan diferensiasi dalam segmen sasarannya.
Sasaran dalam hal ini adalah pembeli dengan pelayanan yang paling baik dan berbeda dengan yang lainnya.
nama : Rudy
ReplyDeleteNIm : 12.01.1.1.1046
Eksekutif
Balanced scorecard merupakan metode pendekatan dalam mengembangkan sistem manajemen kinerja dengan mengembangkan sistem manajemen kinerja organisasi, dengan melakukan upaya yaitu mendesain peta strategi dan sasaran kinerja perusahaan dengan pendekatan balance scorecard, mengidentifikasi key performance indicators yang efektif dalam peta balance scorecard, menurunkan (cascading process) sasaran kinerja organisasi ke level divisi/departemen serta mengintegrasikan dan menyelaraskan sasaran kinerja organisasi dengan sasaran kinerja karyawan.
Balanced Scorecard juga memberikan kerangka berpikir untuk menjabarkan strategi perusahaan ke dalam segi operasional. Kaplan dan Norton (1996) mengatakan bahwa perusahaan menggunakan focus pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen, meliputi :
1. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi
2. Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis
3. Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis
4. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis
Penyusunan balance scorecard berdasarkan tugas pokok dan fungsi masing-masing unit, Rencana Pemerintah Jangka Panjang, Rencana Pemerintah Jangka Menengah, Rencana Strategis dan Rencana Kerja Tahunan yang dapat digunakan untuk mengisi indikator kinerja, target, realisasi dan bobot suatu kegiatan atau program.
Strategi keunggulan bersaing dari Studi kasus performance management system di PT.ABC yakni :
1. Keuangan
PT.ABC memiliki peluang dalam perkembangan ekonomi di Buleleng karena ukuran keuangan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi perusahaan memberikan perbaikan atau tidak bagi peningkatan keuntungan perusahaan. Perbaikan-perbaikan ini tercermin dalam sasaran-sasaran yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur, pertumbuhan usaha, dan nilai pemegang saham. Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu: growth, sustain, dan harvest. Tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan pengukurannya pun berbeda pula.
a. Growth (berkembang) adalah tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan yang baik. Di sini manajemen terikat dengan komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru, membangun dan mengembangkan suatu produk/jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan system, infrastruktur, dan jaringan distribusi yang akan mendukung hubungan global, serta membina dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan.
b. Sustain (bertahan) adalah tahapan kedua di mana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya, jika mungkin. Investasi yang dilakukan umumnya diarahkan untuk menghilangkan bottleneck, mengembangkan kapasitas, dan meningkatkan perbaikan operasional secara konsisten. Sasaran keuangan pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan. Tolak ukur yang kerap digunakan pada tahap ini, misalnya ROI, profit margin, dan operating ratio.
c. Harvest (panen) adalah tahapan ketiga di mana perusahaan benar-benar memanen/menuai hasil investasi di tahap-tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas.
Sasaran keuangan adalah hal yang utama dalam tahap ini, sehingga diambil sebagai tolak ukur, yaitu memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja.
lanjutan ...
ReplyDeletenama : Rudy
2. Pelanggan
Pada PT. ABC munculnya pelanggan baru di migas merupakan salah satu peluang untuk Perusahaan apalagi di Buleleng potensi perusahaan untuk berkembang cukup baik. Filosofi manajemen terkini telah menunjukkan peningkatan pengakuan atas pentingnya konsumen focus dan konsumen satisfaction. Perspektif ini merupakan leading indicator. Jadi, jika pelanggan tidak puas maka mereka akan mencari produsen lain yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Kinerja yang buruk dari perspektif ini akan menurunkan jumlah pelanggan di masa depan meskipun saat ini kinerja keuangan terlihat baik perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok pengukuran, yaitu: customer core measurement dan customer value prepositions. Customer Core Measurement memiliki beberapa komponen pengukuran, yaitu:
1. Market Share (pangsa pasar); Pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi: jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.
2. Customer Retention (retensi pelanggan); Mengukur tingkat di mana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen.
3. Customer Acquisition (akuisisi pelanggan); mengukur tingkat di mana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru.
4. Customer Satisfaction (kepuasan pelanggan); Menaksir tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kriteria kinerja spesifik dalam value proposition.
5. Customer Profitability (profitabilitas pelanggan); mengukur keuntungan yang diperoleh perusahaan dari penjualan produk/jasa kepada konsumen
3. Proses Internal
Adanya upaya PT. ABC untuk perbaikan proses pelayanan dan produksi salah satu upaya untuk meningakatkan pengembangan perusahaan. proses bisnis internal ke dalam tiga tahapan, yaitu:
a. Proses inovasi
Dalam proses penciptaan nilai tambah bagi pelanggan, proses inovasi merupakan salah satu kritikal proses, dimana efisiensi dan efektifitas serta ketepatan waktu dari proses inovasi ini akan mendorong terjadinya efisiensi biaya pada proses penciptaan nilat tambah bagi pelanggan. Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang mereka butuhkan. Proses inovasi dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh bagian marketing sehingga setiap keputusan pengeluaran suatu produk ke pasar telah memenuhi syarat-syarat pemasaran dan dapat dikomersialkan (didasarkan pada kebutuhan pasar).
b. Proses Operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan produk/jasa. Aktivitas di dalam proses operasi terbagi ke dalam dua bagian: proses pembuatan produk, dan proses penyampaian produk kepada pelanggan. Pengukuran kinerja yang terkait dalam proses operasi dikelompokkan pada waktu, kualitas, dan biaya.
c. Proses Pelayanan Purna Jual merupakan jasa pelayanan pada pelanggan setelah penjualan produk/jasa tersebut dilakukan. Aktivitas yang terjadi dalam tahapan ini, misalnya penanganan garansi dan perbaikan penanganan atas barang rusak dan yang dikembalikan serta pemrosesan pembayaran pelanggan. Perusahaan dapat mengukur apakah upayanya dalam pelayanan purna jual ini telah memenuhi harapan pelanggan, dengan menggunakan tolak ukur yang bersifat kualitas, biaya, dan waktu seperti yang dilakukan dalam proses operasi. Untuk siklus waktu, perusahaan dapat menggunakan pengukuran waktu dari saat keluhan pelanggan diterima hingga keluhan tersebutPembelajaran dan Pertumbuhan
lanjutan ...
ReplyDeletenama : Rudy
Kaplan dan Norton (2001) perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok pengukuran, yaitu: customer core measurement dan customer value prepositions. Customer Core Measurement memiliki beberapa komponen pengukuran, yaitu:
1.Market Share (pangsa pasar); Pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi: jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.
2.Customer Retention (retensi pelanggan); Mengukur tingkat di mana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen.
3.Customer Acquisition (akuisisi pelanggan); mengukur tingkat di mana suatu unit bisnis mampun menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru.
4.Customer Satisfaction (kepuasan pelanggan); Menaksir tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kriteria kinerja spesifik dalam value proposition.
5.Customer Profitability (profitabilitas pelanggan); mengukur keuntungan yang diperoleh perusahaan dari penjualan produk/jasa kepada konsumen
Sedangkan Customer Value Proposition merupakan pemicu kinerja yang terdapat pada core value proposition yang didasarkan pada atribut sebagai berikut:
1. Product/service attributes Meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga,dan kualitas. Pelanggan memiliki preferensi yang berbeda-beda atas produk yang ditawarkan. Ada yang mengutamakan fungsi dari produk, kualitas, atau harga yang murah. Perusahaan harus mengidentifikasikan apa yang diinginkan pelanggan atas produk yang ditawarkan. Selanjutnyapengukuran kinerja ditetapkan berdasarkan hal tersebut.
2. Konsumen relationship Menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian produk yang ditawarkan perusahaan. Perasaan konsumen ini sangat dipengaruhi oleh responsivitas dan komitmen perusahaan terhadap pelanggan berkaitan dengan masalah waktu penyampaian. Waktu
merupakan komponen yang penting dalam persaingan perusahaan. Konsumen biasanyan menganggap penyelesaian order yang cepat dan tepat waktu sebagai faktor yang penting bagi kepuasan mereka.
3. Image and reputasi Menggambarkan faktor-faktor intangible yang menarik seorang konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangun image dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan dan menjaga kualitas seperti yang dijanjikan.
Nama : niluh mirawati
ReplyDeleteNim : 12.01.1.1.1016
Jurusan : manajemen ( ekskutif )
Balanced Scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang pertama kali dikemukakan oleh David P. Norton sebagai CEO Nolan Norton dan Robert S. Kaplan sebagai konsultan akademis dalam sebuah proyek penelitian yang berlangsung dalam satu tahun yang melibatkan berbagai perusahaan. Setiap wakil dari perusahaan-perusahaan tersebut mengadakan pertemuan tiap dua bulan sekali pada tahun 1990 dalam upaya mengembangkan suatu model pengukuran kinerja perusahaan yang baru. Balanced Scorecard telah berevolusi dari awal digunakan sebagai kerangka pengukuran kinerja yang sederhana untuk penuh perencanaan strategis dan sistem manajemen. Yang "baru" scorecard seimbang mentransformasikan organisasi rencana strategis dari menarik tetapi pasif dokumen ke dalam "berbaris perintah" untuk organisasi sehari-hari. Menyediakan kerangka kerja yang tidak hanya menyediakan pengukuran kinerja, tetapi membantu perencana mengidentifikasi apa yang harus dilakukan dan diukur. Ini memungkinkan para eksekutif untuk benar-benar melaksanakan strategi mereka. Pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang sangat penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan dan perencanaan tujuan di masa mendatang.
Menurut Atkinson, et al dalam buku Sony Yuwono, et al (2007: 8), Balanced Scorecard adalah “A measurement and management system that views a business unit’s performance from four perspectives:financial, customer, internal business process, and learning and growth”, yang berarti pengukuran dan sistem manajemen penilaian kinerja dengan empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Dalam menghadapi persaingan bisnis , perusahaan memerlukan suatu system yang tepat guna mengukur dan mengendalikan seluluh proses dalam perusahaan untuk bisa mengetahui sebab kegagalan/keberhasilan dan perusahaan itu sendiri atau yang sering disebut dengan istilah BSC ( Balanced Scorecard). Menurut Kaplan dan Norton (1996), Balanced Scorecard merupakan alat pengukur kinerja eksekutif yang memerlukan ukuran komprehensif dengan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. BSC sebagai suatu system secara komperhensif dapat memberikan pemahaman terkait performa bisnis dan mencangkup 4 perspektif yaitu ;
ReplyDeletePerspektif Balanced Scorecard
A. Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan tetap digunakan dalam Balance Scorecard, karena ukuran keuangan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi perusahaan memberikan perbaikan atau tidak bagi peningkatan keuntungan perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu: growth, sustain, dan harvest (Kaplan dan Norton, 2001). Tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan pengukurannya pun berbeda pula.
1. Growth (berkembang) adalah tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan yang baik.
2. Sustain (bertahan) adalah tahapan kedua di mana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya, jika mungkin.
3. Harvest (panen) adalah tahapan ketiga di mana perusahaan benar-benar memanen/menuai hasil investasi di tahap-tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas.
B. Perspektif Pelanggan
ReplyDeletePerspektif pelanggan dalam Balanced Scorecard mengidentifikasi bagaimana kondisi pelanggan dan segmen pasar yang telah dipilih oleh perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor. Segmen yang dipilih mencerminkan keberadaan pelanggan sebagai sumber pendapatan. Ada 2 kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan, yaitu:
1. Kelompok pengukuran inti icore measurement group). Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengukur bagaimana perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan dalam mencapai kepuasan, mempertahankan, memperoleh, dan merebut pangsa pasar yang telah ditargetkan. Dalam kelompok pengukuran inti, kita mengenal lima tolak ukur, yaitu: pangsa pasar, akuisisi pelanggan (perolehan pelanggan), retensi pelanggan (pelanggan yang dipertahankan), kepuasan pelanggan, dan profitabilitas pelanggan
2. Kelompok pengukuran nilai pelanggan {customer value proposition). Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mengukur nilai pasar yang mereka kuasai dan pasar yang potensial yang mungkin bisa mereka masuki. Kelompok pengukuran ini juga dapat menggambarkan pemacu kinerja yang menyangkut apa yang harus disajikan perusahaan untuk mencapai tingkat kepuasan, loyalitas, retensi, dan akuisisi pelanggan yang tinggi. Value proposition menggambarkan atribut yang disajikan perusahaan dalam produk/jasa yang dijual untuk menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan. Kelompok pengukuran nilai pelanggan terdiri dari:
a. Atribut produk/jasa, yang meliputi: fungsi, harga, dan kualitas produk.
b. Hubungan dengan pelanggan, yang meliputi: distribusi produk kepada pelanggan, termasuk respon dari perusahaan, waktu pengiriman, serta bagaimana perasaan pelanggan setelah membeli produk/jasa dari perusahaan yang bersangkutan.
c. Citra dan reputasi, yang menggambarkan faktor intangible bagi perusahaan untuk menarik pelanggan untuk berhubungan dengan perusahaan, atau membeli produk
C. Perspektif Proses Bisnis Internal:
Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang saham melalui flnancial retums. Tiap-tiap perasahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi pelanggannya. Proses bisnis internal harus berjalan dengan baik. Efesiensi produksi dan produktivitas harus berjalan baik. Dengan menggunakan teknologi terbaru yangsesuai dengan klasifikasi produksi perusahaan, bisa dipastikan produktivitas akan lebih efiisien dan hemat biaya dan waktu . Ketersediaanan barang akan lebih tercukupi sehingga pelayanan terhadap pelanggan akan lebih baik lagi.
D. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
ReplyDeletePerspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif sebelumnya, dan untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang.
Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada peralatan untuk menghasilkan produk/jasa, tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur. Tolak ukur kinerja keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan yang besar antara kemampuan yang ada dari manusia, sistem, dan prosedur. Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka suatu badan usaha harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling karyawan, yaitu: meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta menata ulang prosedur yang ada.
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara perusahaan dengan konsumen dan perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam menyebabkan terjadinya penciutan laba yang diperoleh perusahaan-perusahaan yang memasuki persaingan tingkat dunia. Hanya perusahaan yang mempunyai keunggulan yang mampu memuaskan atau memenuhi kebutuhan konsumen, mampu menghasilkan produk yang bermutu, dan cost effective (Srimindarti, 2004).