Sunday, November 17, 2013

MORAL BIROKRATISASI ALA DESA PEDAWA


Kerumitan yang kompleks dunia bisnis memaksa birokrasi yang sehat musti dilaksanakan dengan prinsip-prinsip good corporate governance yang berbasis pada nilai-nilai kebersamaan dan kesetaraan yang bermoral, seperti berani, sederhana, bebas, indah, bermakna, tabiat baik, bangga, ramah, jujur dan cerdas riang, yang merupakan taksu orang Pedawa. Semangat kebersamaan dan kesetaraan yang bermoral dalam konteks Ajeg Bali merupakan bentuk lokal genius yang kompatibel di era modernisasi. Penyebab sesungguhnya adalah kecerdasan orang Pedawa yang berjalan seiring dengan perasaan bangga sebagai keturunan Bali Aga dalam mengantisipasi degradasi moral guna mengelola kesenjangan sosial. 

baca di sini
power point buka di sini 

6 comments:

  1. Kajian yang sangat bagus @bersamaakalsehat.blogspot.com, Menurut para ahli, konsep governance dikembangkan sebagai bentuk kekecewaan terhadap konsep government yang menjadi titik tekan paradigma tradisional. Pada konsep government negara menjadi institusi publik yang mempunyai kekuatan secara sah memaksa yang mempresentasikan kepentingan publik,,, Finally, konsep government akhirnya pelan-pelan tapi pasti akan ditinggalkan karena sudah kudet (kurang update).. Muncullah konsep Governance yang memberikan kondisi yang menjamin proses kejajaran dan kebersamaan... Good for Villagers Pedawa the true of Bali Aga :)

    ReplyDelete
  2. ini merupakan suatu kebanggaan masyarakat buleleng,dimana masyarakat bali aga ini begitu antusias untuk mempertahankan keajegan budaya dari pengaruh luar,ini bisa menjadi sebuah contoh bagi kita semua betapa indahnya budaya kita ini untuk dipertahankan,salam damai baliku

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. kadek ari yastini.eksekutif managemen semester II,12.01.1.1.1082


    Pedawa memang seharusnya menjadi kebanggaan dan harusnya di pertahankan.jangan smapai citra pedawa sebagi bali aga mulai hilang dikarenakan masuknya budaya asing (modern). Kita sebagai orang bali yang mempunyai hak penuh atas kebudayaan tersebut seharusnya melestarikannya bukan malah mengesampingkannya dengan berbagai alasan seperti takut dibilang ketinggalan jaman, takut dibilang kupper, katrok, dan lain sebagainya. globalisasi menjadi tantangan untuk semua aspek kehidupan juga yang terkait dengan kebudayaan. Budaya tradisional yang mencerminkan etos kerja yang kurang baik tidak akan mampu bertahan dalam era global. Budaya tradisional sebenarnya lebih kreatif dan tidak bersifat meniru, yang menjadi masalah adalah mempertahankan jati diri . Sebagai contoh sederhana, budaya gotong royong di Indonesia saat ini hampir terkikis habis, individual dan tidak mau tahu dengan orang lain adalah cerminan yang tampak saat ini. Perlu dipikirkan agar kebudayaan kita tetap dapat mencerminkan kepribadian \bangsa. Kebudayaan tradisional adalah sebuah warisan luhur.

    ReplyDelete
  5. Kajian ini cukup menjadi angin segar bagi semua pihak, dengan kajian ini membuktikan bahwa banyak hal yang dapat dilihat dari segala sisi dan tidak hanya melihat buleleng dari sisi buruknya khususnya bagi desa Pedawa itu sendiri.
    Untuk meraih sesuatu yang terbaik memang tidak gampang namun yang paling sulit adalah mempertahankan sesuatu yang baik dan yang terbaik. Konsep ini mungkin yang paling cocok untuk desa Pedawa.
    2 jempol untuk desa Pedawa, semoga terus dapat mempertahankan keistimewaan terbaiknya....dan 2 jempol lagi untuk penulis kajian ini yang terus menyumbangkan kreatifitasnya,,,,

    ReplyDelete
  6. Gak ada alasan buat malu sama warisan tempo doeloe.
    ciri khas Desa Pedawa memberikan nilai plus bagi buleleng.. pro bangett sama budaya yang 1 ini. kalo yg coment diatas ngasi 2 jempol,, saya kasi 100jempol deh.. (berhasil minjem jempol tetangga) heheheehee..

    Putu Ayu Sutriningsih / 13.01.1.1.074

    ReplyDelete