Thursday, August 15, 2013

KEPEMIMPINAN MARLBORO dan NESTLE


Tahukah anda, di tangan Philips Morris Marlboro sudah sangat tua diakui dan dikagumi oleh pasar. Namun Marlboro sadar, keberadaannya semakin hari semakin disulitkan oleh alasan kesehatan. Suatu malam di Taman Kota Buleleng, Philips Morris merenung, dan dia sadar, bahwa nantinya keberadaan Marlboro akan dilarang. Lihat saja sekarang, orang-orang yang tergabung dalam komunitas perokok semakin termaginalkan. Di mana-mana ada tanda dilarang merokok, dan jika dibolehkan, komunitas Marlboro yang tidak mau disebut sebagai perokok ini harus berdesakan dengan pelbagai macam merek rokok yang bercampur aduk dengan pelbagai peluh dari belahan dunia yang bau di ruangan yang sangat tidak manusiawi. Apa ini salah? Tentu, tidak ada yang salah. Itulah kebutuhan dan keinginan pasar, kata Marlboro.

baca di sini

3 comments:

  1. menurut saya , pemimpin yg cerdas akan mampu menciptakan ide2 yg cerdas.... dengan 1 pemimpin mampu menciptakan ide yg baik dan yg buruk untuk kesehatan,,
    wooowww hebat!!! belum ada yg mampu membuat 2 produk dimana sangat jauh berbeda antara 1 dan yg 1'a... dimna produk malboro mampu menghancurkan dunia dan nestle dapat menyehatkan,, jika semua seperti dy mungkin kehidupan dapat dijadikan mainan,,,
    tapi tetap Tuhan yg mengatur hidup mati manusia
    Thanx :)

    > Sri Indrawati / Reguler Sore / Semester 3A

    ReplyDelete
  2. semua produk ini muncul atas kreatifitas yang didasarkan kecerdasan..
    yang hebat itu ya si malboro ini. uda jelas" terpampang tulisan merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung dan blablablabla. Tapi ia bisa membuat masyarakat sbg konsumen seolah" buta. Resikonya belakangan, karena nikmat mengalahkan segalanya. kepuasan konsumen teragungkan, yang lain goo bye aja deh :)

    Ayu Sutriningsih / 13.01.1.1.074 / Manajemen eksekutif / Sem 2

    ReplyDelete
  3. Nama : Luh Dwita Yanti Astiti
    NIM : 13.01.1.1.207
    Mata Kuliah : Manajemen Strategi
    Kelas : Reguler Sore
    Semester : 3 (Tiga)

    Di selingkuhi atau di madu? Wow ketika membaca judul itu, mungkin kita dan khususnya para wanita akan mencekik leher para suaminya . Bagaimana tidak, kata-kata itu layaknya seperti menodongkan pistol kearah pada para wanita dan istri-istri untuk memilih satu dintara 2 pilihan yang sama-sama tidak mereka sukai dan yang pasti menyakitkan. Tapi ketika kita harus memilih antara dimadu dan di selingkuhi mungkin saya akan memilih untuk dimadu, karena dimadu masih ada nilai kejujuran , masih ada nilai positif yang masih bisa kita perjuangkan dan untuk dipertahankan demi kbaikan, walaupun itu sangat mnyakitkan. ( walau sebenarnya dalam dunia nyata saya akan memilih untuk menceraikan wkwkwkkwk). Sama halnya dengan Philip Morris dia membuat produk antitesis dari Marlboro, sebuah produk tandingan, produk itu bernama ”Nestle”. Ada Dancow, ada bubur bayi, ada Koko Krunch dan banyak lagi yang lainnya. Dan lagi-lagi pasar menerima Nestle. Nampaknya, pendekatan sifat kepemimpinan Marlboro sama halnya dengan sifat kepemimpinan Nestle, yakni telah memberikan beberapa pandangan deskriptif terhadap kepemimpinan pasar.
    Sebuah perusahaan harus memiliki pemimpin yang mau, mampu dan berani menjalankan obsesinya membawa perusahaan menjadi “the best achiever”. Jika pemimpin tidak bisa atau tidak mampu meningkatkan profit and growth perusahaannya dan membuat kerugian atau bangkrut berarti perusahaan telah salah memilih pemimpin. Sebab kesuksesan perusahaan ditentukan oleh kualitas pemimpinnya dalam membawa nasib perusahaan,
    untuk menciptakan pertumbuhan laba dan pertumbuhan bisnis perusahaan.
    Pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang fokus dalam menjalankan bisnis. Tekun dan tidak kenal menyerah mewujudkan ambisinya. Komitmen terus mempertahankan bisnis dan mengembangkannya. Untuk membuat perusahaan bisa tumbuh, para pemimpin dapat mencari peluang-peluang, misalnya dengan :
    1. Menjual lebih banyak dari produk yang telah ada pada pelanggan-pelanggan dan doronglah pelanggan untuk mengkonsumsi lebih banyak pada setiap kesempatan.
    2. Menjual produk-produk tambahan pada pelanggan yang sekarang dan identifikasikan produk lain yang mungkin dibutuhkan oleh pelanggan.
    3. Menjual produk-produk yang telah ada pada pelanggan baru dan perkenalkanlah produk ke pasar baru.
    4. Menjual produk baru pada pelanggan-pelangan baru dan buatlah bisnis baru untuk melayani pasar baru.
    Dan begitulah kehebatan Philip Morris dia begitu hebat menciptakan budaya the best achiever melalui penciptaan produk yang berkualitas dan tujuannya agar pelanggan mau membeli, menentukan objective keberadaan bisnis berdasarkan profit, growth, and diversification potential. Menentukan strategi pencapaian tujuan dengan memperhitungkan bahwa bisnis adalah bagian dari strategi.
    Begitulah jika anda mencari cinta carilah dirumah karena cinta kasih sayang yang tulus ada dalam kebahagiaan keluarga kita, tapi jika anda mencari pemimpin carilah di pasar karena disana pasti akan menemukan pemimpin yang hebat.
    Di selingkuhi atau dimadu sama-sama menyakitkan, tapi inilah realita kehidupan yang dapat kita temui dan kadang tidak bisa dihindari kita harus bertemu dengan sesuatu yang menyakitkan itu walau kadang sesuatu hal yang menyakitkan terjadi adalah yang terbaik. yihaaaaaaaaaaaaaaaa.

    ReplyDelete