MENGELOLA identitas
kultural, politik identitas, pembagian kerja, produktivitas serta kekuasaan
melalui distribusi pendapatan merupakan plot kemakmuran yang heroik dan cerdas,
setara dengan terbentuknya si kaya dan si miskin. Alur ceritanya adalah kisah
manusia Bali dalam mencari kebebasan, kehidupan dan kebahagiaan, di tengah
akselerasi tradisi dan modernitas, yang berusaha menangani masalah
keterbelakangan lewat kontrol baru yang lebih baik.
''Dewasa ini masih terdapat anggapan bahwa tradisi dibali khususnya menghambat kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai tradisi dibali sebagai factor penghambat pembangunan (an obstacle to economic growth). Pandangan ini berasal dari para pemikir Barat. Meskipun demikian, tidak sedikit intelektual yang juga menyakininya contoh para intelektual stie satya dharma singaraja yang slalu memberikan pemikiran yang berbobot tanpa mengubah tradisi tersebut dan menjadi sebuah peluang usaha .Kesimpulan yang agak tergesa-gesa ini hampir dapat dipastikan timbul karena kesalah pahaman terhadap tradisi yang ada dibali khususnya seperti tajen(tabuh rah). Seolah-olah tradisi merupakan panutan yang hanya berkaitan dengan yang lainnya, bukan sebagai suatu system yang komprehensif dan mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk masalah pembangunan ekonomi serta industri perbankan sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian.Ekonomi tradisi didefinisikan sebagai cabang ilmu yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang langka, yang sejalan dengan ajaran tradisi tersebut, tanpa membatasi kebebasan individu ataupun menciptakan ketidakseimbangan makro dan ekonomi logis.
ReplyDelete''Suksema Sareng Sami''
Bali tumbuh dan berkembang, dapat hidup hingga saat ini, tidak terlepas dari budaya di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa sumber kemakmuran Bali adalah budayanya sendiri. Melihat fakta seperti halnya pemujaan Dewi Sri di sawah beralih ke mbak sri di cafe-cafe hiburan yang dibangun di lahan persawahan, hal ini merupakan salah satu ciri masyarakat Bali mulai meninggalkan budaya dan keyakinannya demi kenaikan jenjang kehidupan yang lebih mapan. Atau juga disebabkan oleh krisisnya sarana pemenuhan kebutuhan hidup hingga terpaksa menjual lahan persawahan kepada pihak-pihak luar, sehingga timbul dampak seperti disebutkan di atas. Banyak orang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan dampak dari modernisasi. Namun bagaimana nasib Bali 20 tahun mendatang dengan arus modernisasi yang semakin menjadi-jadi hingga hampir meminggirkan budaya dan Bali yang sesungguhnya?
ReplyDeleteModernisasi memang bukan untuk ditolak mentah-mentah, bukan pula diterima dengan tangan yang sangat terbuka. Modernisasi merupakan bentuk dari kemajuan. Tetapi akan lebih baik jika modernisasi diterima, disaring dan dirangkul bersama dengan budaya-budaya yang telah mendasar selama berabad-abad. Jika dilihat dari segi perekonomiannya, budaya Bali membawa dampak yang sangat baik bagi perekonomian masyarakat Bali. Misalnya saja masyarakat Bali melaksanakan suatu Upacara Yadnya, dampak ekonominya akan merambah ke seluruh lapisan yang berkaitan dengan upacara itu sendiri (multiplier effect). Kemudian mengenai tajen yang saat ini semakin menjamur, merupakan sesuatu yang salah, karena telah disalahgunakan fungsinya. Tajen yang awalnya hanya diselenggarakan pada hari-hari tertentu dan hanya ditujukan untuk kepentingan hiburan, kini malah menjadi sarana judi yang membawa dampak buruk bagi kehidupan sosial di Bali. Hal tersebut merupakan salah satu pelanggaran hukum tertulis yang telah ditetapkan pemerintah. Akan lebih baik jika budaya tajen tetap dilestarikan, namun diselenggarakan hanya pada hari-hari tertentu yang sifatnya hanya sebagai hiburan. Tajen dalam konteks ini tetap akan mendatangkan dampak yang positif bagi masyarakat yang akan mengambil keuntungan dari tajen itu sendiri selain sebagai hiburan. misalnya bagi para pedagang di sekeliling areal tajen yang ikut mengambil keuntungan dari acara tersebut. Hal ini sebagai bentuk peningkatan taraf hidup dan perilaku menjadi lebih bermoral dengan melestarikan budaya (klasik) dengan tetap memperhatikan konsep modernisasi, yang salah satunya adalah mengenal hukum tertulis sebagai pedoman dalam menjalankan usaha pemenuhan kebutuhan hidup (mengingat pada jaman dahulu hukum hanya ada dalam bentuk lisan).
Wayan Sinarwati (11.01.1.1.942)
Nyoman Kertiasih (11.01.1.1.947)
ReplyDeletesemester vi
Bali terkanl bukan karna kemoderenan nya tpi karna budaya dan adat istiadat nya yg masih tradisional dan kental ,,namun namun di era globalisasi saat ini dan beberapa oknum yang memanfaat kan situasi ini untuk semata-mata mencari keuntungan materi dengan mengabaikan budaya yang sudah ada salah satu contoh nya adalah reklamasi yg saat ini sedang hangat di bicarakan,namun terlepas dri itu semua pendapat yang menyatakan bali perlu adanya perubahan tidak sepenuh nya salah dan sepenuh nya pula benar,namun hal tersebut harus dapat di sikapi dengan melihat dari berbgai aspek dan manfaat yang di hasil kan dari adanya perubahan tersebut,satuhal lagi yang perlu di ingat bali di kunjungi oleh orang asing buka karna kemoderenan nya tpi karna budaya dan adat nya yang masih kental.Guna tetap menjaga agar bali tetap lestari dan ada kedepan nya tidak lepas dari dukungan dan peran serta masyarakat dan para pemangku kepentingan baik dari pemerintah maupun para elit politik yang sangat berperan dalam pengambilan keputusan guna perkembangan bali selanjut nya.Salah satu cara menjaga agar budaya bali terus bekembang adalah dengan cara promosi buday bali yang semakin gencar dan mengadakan pesta kesenian budaya bali yang secara tidak langsung membawa dampak yang sangat besar dan hampir menyeluruh(multiplier effect),,Keselarasan antara perkembangan dunia global dan pelestarian budaya dan adat istiadat bali akan membawa dampak positif bagi kesejahtraan masyarakat pada umum nya.
Luh arsih 11.01.1.1.925
ReplyDeleteSetelah saya membaca blog epik kemakmuran yang alur ceritanya dari umum ke khusus. Dimana bahwa adanya perbedaan orang kaya dengan miskin. Orang kaya yg berpendapatan besar akan mengalihkan kekayaannya ke politik demi meningkatkan martabat,tidak mau susah maka dy akan lebih memanfaatkan kekayaannya untuk meningkatkan produktifitasnya dengan memperkerjakan orang lain. Seperti membuka usaha dg menggaji orang lain. Sehingga bali yg terkenal akan budayanya menjadi beralih ke zaman dahulu yang namanya kasta. Kasta membedakan antara tingkat status dimana para buruh itu termasuk sudra. seperti kebudayaan tari legong.. yg karena perkembangan zaman bali jarang menampilkan kebudayaan terdahulu.. melainkan mengikuti perkembangan modernisasi seprti penari exsotis yang memperlihatkan esotik2 tubuhnya gerakan2 tubuhnya. Seharunya dengan adanya zaman modern ini baiknya dipilah mana yg berdampak positif dan mana yg berdampak negatif. Sehingga budaya bali akan semakin berkembang.
Name : gede agus arya wijaya
ReplyDeleteNoip : 11.01.1.1.952
Di Bali memiliki Kemiskinan kultural karena kemalasan dan kebodohan, sedangkan kemiskinan struktural karena lobha dan keserakahan. Miskin dalam hal ini dimaksudkan sebagai kemiskinan sosial ekonomi yang berasal dari kemiskinan moral dan mental. Banyak orang tidak merasa miskin karena kebutuhan dan beban hidupnya ada yang menjamin. Padahal orang yang kaya adalah orang yang telah mampu memberikan atau membantu orang lain. Telah mampu secara mandiri menanggung kebutuhan dan beban hidupnya sendiri baik yang menyangkut kebutuhan hidup duniawi maupun kebutuhan hidup rohani.
Ni nyoman yuni swastini (11.01.1.1.927)
ReplyDeleteSemester VI
Bali merupakan pulau yang budayanya masih sangat kental dan masih sakral tapi itu beberapa tahun yang lalu namun seiring dengan berjalannya waktu semua itu sedikit hilang, budaya yang dulunya kental menjadi biasa saja
di tengah berkembangnya era globalisasi apa yang dulu menjdi sakral brubah menjdi biasa saja seperti contoh dulu banyak pemujaan pada dewi sri di sawah namun sekarang beralih menjdi mbak sri yang ada di cafe ditengah sawah
Tapi tidak sepnuhnya perubahan itu salah dan tidak sepenuhnya itu benar, itu semua kembali kepada masyarakat bali itu sendiri , kebanyakan masyarakat sekarang lebih mementingkan moderenisasi dibandingkan kebudayaan yang sakral, padahal pihak asing datang kebali hanya untuk melihat betapa kayanya bali akan kebudayaan yang dimiliki bukan banyak nya hotel yang telah dibangun dibali.
sejak dahulu bali memang terkenal dengan budayanya yang sangat kental, bali juga terkenal dengan persawahan yang luas dan lahan perkebunan lainnya. dulu masyarakat bali menyembah patung agar hasil panen mereka berlimpah tetapi kini masyarakat malah menjual patung guna untuk membeli hasil panen. dulu para remaja bali khususnya wanita mempelajari dan berlatih tari yang merupakan kebudayaan dari bali, para pemuda berlatih gamelan dan alat-alat tradisional bali lainnya. akan tetapi sekarang semua itu telah tidak lagi menjadi kegemaran para remaja. semua itu telah bergeser karena para remaja kini terlalu sibuk dengan kegiatan mereka sendiri akibat dari adanya modernisasi. dulu masyarakat dibali hidup sebagai petani mereka membajak sawah dengan menggunakan hewan, akan tetapi sekarang para petani tidak lagi menggunakan hewan sebagai pembajak sawah akan tetapi mereka telah beralih menggunakan alat modern seperti traktor yang memungkinkan melakukan proses pembajakan lebih cepat. tanpa disadari modernisasi telah menggeser kebudayaan yang ada dengan semua alat-alat modern yang lebih canggih dibandingkan alat trasional. sawah-sawah yang dulu terbentang luas kini telah berubah menjadi bangunan-bangunan beton yang kokoh berdiri diatas lahan persawahan. akibatnya lahan persawahan berkurang dan para petani menjadi kehilangan mata pencaharian. modernisasi memang tidak dapat kita hindari akan tetapi kita harus mampu mempelajari dan memahami modernisasi itu sendiri dan dapat mengetahui dampak apa yang akan terjadi kedepannya.
ReplyDeletekadek widiasih (11.01.1.1.934)
Dari dulu Bali hingga kini berjalan menurut logika, dan ia tidak mengenal krisis. Yang ada itu kegalauan identitas berujung terorisme serta hubungan timbal balik di antara masalah ekonomi dan kesenjangan sosial. Oleh karenanya, aneka warna kesejahteraan adalah taksunya. Maka dari dulu sampai sekarang kebanyakan warga bali berpegang teguh terhadap patrun yang diyakini hingga sampi saat ini
ReplyDeleteketika industri pariwisata menjadikan kehidupan dan perilaku lebih bermoral, serta tari Legong Sri Sedana sebagai simbol keberkahan dan kemakmuran bertahan dalam kondisi yang tak terbayangkan serta berhasil mempertahankan sisi-sisi baik kebudayaan maka dari itu masyarakat bali sangat jeli tentang keberadaan kemajuan jaman maka dari itu masyarakat bali berpegang teguh dengan budaya yang sudah di warisi turun temurun hingga sampai sekarang
Tasbih dan bandit merupakan unsur-unsur elementer yang begitu kompleks dengan perannya sendiri-sendiri yang saling berkait. SAYA KIRA, tasbih dan bandit telah membawa kita ke kesadaran mahabesar tentang asal mula motif dan kuasa akan konsep fakta sosial dan konsep gagasan kolektif (adopsi pemikiran Durkheim). Misal, secuil tragedi dengan memutarbalikkan fakta dan kejahatan dalam membangun perlawanan massa, politik dan hukum sebagai konstruksi pembelah publik. Analisis kritisnya berbunyi, di duga tragedi itu berjalan seiring dengan angka target, insentif, resiko dan sumberdaya yang matang. Dalam kontens dan konteks inilah sel-sel Legong Kemakmuran menjadi krusial sebagai sarana penilai sekaligus sarana penghukum yang kompatibel. Mengabaikannya berarti vonis gagal bagi kita sendiri.
nama Gede Yuliana Ariawan
Nim 11 01 11 926
Ketut murni asih(11.01.1.1.951)
ReplyDeleteBali memang sangat terkenal dengan budaya adat istiadatnya dan salah satunya bali adalah obejek wisata yang di kunjungi oleh orang-orang luar termasuk dengan adatnya yang masih sangat kental.salah satu cara mempertahan kan budaya bali adalah dengan cara mengembangkan obejek wisata dan promosi Budaya bali keluar.
Ada salah satu cotoh yaitu...seperti pemujaan dewi sri di sawah beralih ke mbak sri yang ada di cafe yg berada di sawah.
Bali adalah budaya sendiri melihat dari fakta semua tanah yang ada di Bali yang tempatnya strategis selalu jadi incaran isfektor untuk kepentingan pribadi saja,seperti contoh berdirinya hotel-hotel yang menjulang tinggi yang tidak pernah memperhatikan lingkungan di sekitarnya,tidak tau bahwa di Bali itu penuh dengan kemisteriusan dan banyak ada tatanan upacara yang unik dan sakral,andaikata si pemilik tanah tidak mau bertahan untuk tidak menjual tanahnya maka nasib Bali untuk 25 tahun kemudian Budaya Bali akan menjadi musnah,jangan sampai ada istilah orang bali beli sate jual tanahnya,begitu sebaliknya orang jawa jualan sate bisa beli segalanya,maka dari itu saya himbau bagi oarang Bali agar berhati-hati untuk menjual tanahnya !!!!!!!!!!!!!!!!! kalok bisa di pertahankan dan di garap sebagai lahan pertanian.
ReplyDeletenama : made dharmawan
ReplyDeleteNim.110111933
Bali itu suatu pulau Dewata Yang masyarakatnya kebanyakan hidup dari hasil pertanian yang menyembah Dewi Sri,Dewi sri sebagai dewi kemakmuran yang merupakan budayanya sendiri .Yang sekarang memnuja dewi sri beralih ke mbak sri dan sawah-sawah itu di jadikan cafe-cafe sebagai hiburan yang dibangun di sawah.Hal ini merupakan salah satu ciri masyarakat bali mulai meninggalkan budaya dan keyakinannya demi kenaikan jenjang kehidupan yang lebih mapan.Dengan begitu bagaimana nasib Bali di tahun yang akan datang .untuk menyikapi hal tersebut guna tetap menjaga adat dan istiadat budaya Bali perlu adanya upaya pelestarian dan kerja sama dari semua pihak agar kelestarian budaya selaras dengan berkembangnya era globalisasi.
ReplyDeleteGusti Made Aryasastrawan
ReplyDelete110111950
Nama : Dwi Cahyo Novtianto
ReplyDeleteNim : 11.01.1.1.928
Semester 6
bali terkenal dengan adat istiadat dan kebudayaannya, namun hubungan dan interaksi orang bali dengan kebudayaan asing bukanlah merupakan sesuatu yang baru, Jauh sebelum bangsa Eropa menginjakkan kakinya di Nusantara masyarakat Bali sudah dipengaruhi secara mendalam oleh pengaruh-pengaruh luar, Semakin dikenalnya Bali sebagai daerah tujuan wisata menyebabkan hubungan Bali dengan dunia Barat menjadi semakin intensif masuk ke dalam berbagai aspek kebudayaan Bali. Interaksi dengan dunia luar melalui pariwisata tersebut di satu sisi dapat memperkaya, namun juga memperlemah posisi kebudayaan Bali, tergantung dari kemampuannya menyaring masuknya pengaruh budaya luar. apabila masyrakat bali dapat menyaring unsur-unsur yang baik dari kebudayaan luar maka seni dan budaya Bali mendapatkan potensi yang lebih besar untuk memperkaya masyarakatnya, baik dari segi jasmani maupun rohani. Bagi masyarakat Bali sendiri, menjadi modern, sebagaimana halnya dengan masyarakat lain yang pernah dijajah, lebih merupakan sebuah proses daripada sebuah perwujudan final. Sebagaimana pernah dikhawatirkan oleh Vickers (1996), perkembangan modernisasi tidak dapat dilihat sebagai sesuatu yang terhubung secara mudah antara budaya Barat dengan budaya Bali. Vickers mengakui bahwa perubahan dan modernisasi telah terjadi dalam masyarakat Bali sebelum mereka bersentuhan dengan Kolonial Belanda, yang telah mengambil alih kehidupan sosial, politik dan kebudayaan masyarakat Bali. Meskipun demikian, banyak ahli berpendapat bahwa proses modernisasi yang terjadi dalam masyarakat Bali tidak dapat dilepaskan dari pengaruh datangnya dan intervensi kolonial Belanda di Bali. Sebuah periode perubahan kehidupan sosial dan budaya yang signifikan telah terjadi dalam masyarakat Bali setelah Bali ditaklukkan sepenuhnya oleh Belanda tahun 1906 melalui Puputan Badung dan 1908 melalui Puputan Klungkung.
Putu Eka Noviantara
ReplyDelete11.01.1.1.931
Setelah saya membaca blog epik kemakmuran yang alur ceritanya dari umum ke khusus. Dimana bahwa adanya perbedaan orang kaya dengan miskin.Di Bali tumbuh dan berkembang, dapat hidup hingga saat ini, tidak terlepas dari budaya di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa sumber kemakmuran Bali adalah budayanya sendiri.hal ini merupakan salah satu ciri masyarakat Bali mulai meninggalkan budaya dan keyakinannya demi kenaikan jenjang kehidupan yang lebih mapan contoh para intelektual stie satya dharma singaraja yang slalu memberikan pemikiran yang berbobot tanpa mengubah tradisi tersebut dan menjadi sebuah peluang usaha .Kesimpulan yang agak tergesa-gesa ini hampir dapat dipastikan timbul karena kesalah pahaman terhadap tradisi yang ada dibali khususnya seperti tajen (tabuh rah), satuhal lagi yang perlu di ingat bali di kunjungi oleh orang asing buka karna kemoderenan nya tpi karna budaya dan adat nya yang masih kental.Guna tetap menjaga agar bali tetap lestari dan ada kedepan nya tidak lepas dari dukungan dan peran serta masyarakat dan para pemangku kepentingan baik dari pemerintah maupun para elit politik yang sangat berperan dalam pengambilan keputusan guna perkembangan bali.
Nama : Komang Sumardika
ReplyDeleteNim : 11.01.1.1.932
Dari semua isi bacaan blog epik kemakmuran kita tau, bali itu penuh dengan budaya,karna itu pula budaya bali seperti saat ini. Tetapi banyak orang yang salah mengamalkan keberadaan budaya Melihat fakta seperti halnya pemujaan Dewi Sri di sawah beralih ke mbak sri di cafe-cafe hiburan malam yang dibangun di lahan persawahan dan perkampungan, hal ini merupakan salah satu ciri masyarakat Bali mulai meninggalkan budaya dan keyakinannya demi kenaikan jenjang kehidupan yang lebih mapan,namun hal tersebut akan menghancurkan bali secara perlahan-lahan yang nantinya semua masyarakat bali akan lupa dengan keberadaan budaya itu sendiri. maka dari itu, kita harus perlu keseimbangan untuk menerima modernisasi yang semakin menjadi jadi, karna semua itu untuk kemajuan bangsa kita tanpa meninggalkan budaya leluhur kita.