Gereget jago kandang dalam
mengawal manusia upacara sebagai manusia budaya, mau tak mau perilaku lokal
harus dikondisikan. Perilaku lokal dalam pengertian respons terhadap beban
budaya dengan mengontrol alat-alat produksi atas image klasik Bali yang romantis, yang dilembagakan dan yang bisa diukur.
Oleh karenanya, artikel singkat ini hendaknya dapat dilihat sebagai usaha
kearah itu.
Kehidupan di Arena Tajen perlu dijadikan peluang usaha:
ReplyDeletePenyelenggaraan tajen di suatu arena tidak hanya menjadi sarana bagi pemilik
ayam dan para penjudi. Melainkan menjadi satu kesatuan yang utuh dalam kehidupan penyelenggaraan tajen. Tajen bagaikan dua mata sisi uang. Disatu sisi, tajen merupakan suatu bentuk kriminal. Disisi lainnya, tajen dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk mencari nafkah dan penggalian dana. Seringkali dijumpai setiap ada penyelenggaraan tajen di suatu arena, selalu terdapat kios-kios yang disediakan untuk tempat berjualan. Tersedianya tempat berjualan tentu dimanfaatkan oleh pedagang baik dari desa di sekitar tempat penyelenggaraan tajen maupun dari luar desa. Biasanya jenis makanan dan minuman yang dijual oleh pedagang. Selain pedagang di
kios-kios, pedagang bakso pun memanfaatkan acara ini untuk mencari nafkah dari kehidupan tajen. Jasa lainnya yang ditawarkan di tempat sekitar arena tajen adalah tukang pijat dan jasa peminjam uang atau rentenir. Selain pedagang, keunikan lainnya dari setiap pelaksanaan tajen adalah adanya rentenir perempuan yang juga mencari nafkah di acara tersebut. Keunikan tersebut menunjukkan bahwa acara tajen yang didominasi oleh kaum lakilaki,
ternyata juga dihadiri oleh kaum perempuan. Adanya kaum perempuan yang ikut mencari nafkah di arena tajen tersebut menunjukkan adanya kesetaraan gender. Konteks kesetaraan gender yang dimaksud adalah bahwa laki-laki dan perempuan turut serta dalam pelaksanaan acara tajen tersebut. Secara tidak langsung stereotif yang menyatakan bahwa perempuan harus bekerja di ranah domestik (mengurus dapur, anak dan rumah tangga), dibantah dengan adanya perempuan yang turut serta dalam arena tajen tersebut. Sebaliknya dengan adanya rentenir perempuan yang ikut mencari nafkah di arena tajen tersebut, menunjukkan bahwa perempuan kini tidak lagi berada di ranah domestik, tetapi juga mampu berada di ranah publik (mencari nafkah seperti laki-laki). Pada umumnya hal yang sama dilakukan oleh para pedagang dan masyarakat
lainnya yang mencari nafkah di arena tajen. Mereka biasanya sudah mengetahui dimana dan kapan akan diselenggarakan acara tajen. Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka telah terbiasa mencari nafkah di arena tajen. Kebiasaan tersebut tidak terlepas dari berkalanya suatu pelaksanaan ngaben di suatu arena tajen. Selain mengandalkan kebiasaan tersebut, terkadang antar pedagang dan pencari nafkah lainnya saling bertukar informasi terkait dengan tempat ramai untuk dapat berjualan. Tidak hanya kehidupan di luar arena pertandingan tajen, kehidupan lainnya pun terjadi di dalam arena tajen. Banyak masyarakat yang mencari nafkah di dalam arena. Pertama, petugas kebersihan arena tajen yang bertugas membersihkan arena sebelum dan sesudah diselenggarakannya tajen. Kedua, (saya Rudi) juri dalam pertandingan tajen yang bertugas memandu jalannya pertarungan. Ketiga, tukang cabut bulu ayam yang bertugas mencabut bulu ayam yang mati dan kalah dalam
pertarungan. Keempat, (pakembar) tukang pegang ayam yang bertugas memegangayam saat akan diadu. Semua peranan di atas mempunyai peran dan tujuannya masing-masing. Mereka merupakan satu kesatuan dari sistem arena tajen tersebut. Meskipun keberadaan pelaksanaan tajen dilarang secara hukum agama dan pemerintah, tetapi banyak yang memanfaatkan arena tajen untuk mencari penghasilan. Hal tersebut dikarenakan ketatnya persaingan hidup di Bali. Persaingan tersebut menyebabkan masyarakat melakukan apa saja demi mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Dengan uangmemungkinkan orang-orang mengatasi kebutuhan yang diinginkannya secara langsung, melalui keterlibatan mereka dalam suatu transaksi (Rudi, 2014:100). Pernyataan Rudi tersebut terkait dengan apa yang dilakukan oleh anggota masyarakat di atas, bahwa apa yang dilakukan oleh masyarakat tersebut untuk mencari penghasilan berupa uang. Hal tersebut dikarenakan dalam kehidupan seharihari, uang mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari demi mempertahankan kelangsungan hidup.
Suksema Mewalli.:-)