Tahukah anda, di tangan
Philips Morris Marlboro sudah sangat tua diakui dan dikagumi oleh pasar. Namun
Marlboro sadar, keberadaannya semakin hari semakin disulitkan oleh alasan
kesehatan. Suatu malam di Taman Kota Buleleng, Philips Morris merenung, dan dia
sadar, bahwa nantinya keberadaan Marlboro akan dilarang. Lihat saja sekarang, orang-orang yang tergabung
dalam komunitas perokok semakin termaginalkan. Di mana-mana ada tanda dilarang
merokok, dan jika dibolehkan, komunitas Marlboro yang tidak mau disebut sebagai
perokok ini harus berdesakan dengan pelbagai macam merek rokok yang bercampur
aduk dengan pelbagai peluh dari belahan dunia yang bau di ruangan yang sangat
tidak manusiawi. Apa ini salah? Tentu, tidak ada yang salah. Itulah kebutuhan
dan keinginan pasar, kata Marlboro.
Monday, January 19, 2015
Monday, January 12, 2015
UAS, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, Sinyal Pentingnya Kesehatan Perbankan Indonesia
Hubungan lurus antara bank dan pembangunan ekonomi merupakan pekerjaan rumah yang rutin. Mengabaikannya adalah vonis gagal bagi Bank Indonesia (BI). Oleh karena itu, bekerjanya BI rate sebagai cikal bakal tingkat suku bunga di dunia perbankan harus disehatkan.
Soal dan artikel baca di sini
UAS, Manajemen Pemasaran, KEPEMIMPINAN JEAN BERWAJAH LIPSTICK
Dulu produk lelaki dan perempuan mempunyai relung pasar tersendiri, kini
cenderung kabur. Dulu celana jean sangat identik dengan cowboy dan itu laki, kini jean menjadi identitas semua orang, dari anak
kecil hingga usia tua tanpa gender. Contoh lain, Gillette adalah produk
kejantanan lelaki. Lelaki merasa gagah mencukur kumis dan jangut dengan Gillette
apalagi plus busa. Kini Gillette sudah diperkosa kaum lipstick (baca; perempuan).
Entah bulu mana yang mereka cukur
dan rapikan. Jika Gillette masih hidup, tentu dia sangat gembira. Dan mungkin
mengatakan, sungguh produk yang baik dengan perilaku yang buruk.
Sunday, January 11, 2015
UAS Manajemen Strategi "MANAJEMEN PERMAINAN"
Kombinasi antara ketakutan dan kekaguman, yang bercampur aduk dengan keterasingan
dan kerinduan merupakan inti dari manajemen permainan. Ia merupakan suatu seni guna
merampas kekebasan sumber daya organisasi, dan yang dirampas tetap bersorak,
baik pada tingkat pertengkaran birokrasi di tataran staf yang sering frustasi
dan skeptis, politik dunia kerja yang picik di level supervisor yang punya hobi
mengukir dirinya sendiri, maupun pada level perselisihan kekuasaan antar
pemilik. Pendeknya, bagaimana
manajemen memenangkan hati sumber daya. Dengan demikian, manajemen akan meraih
kebebasannya. Hal ini menjadi penting sejak teori motivasi dan teori pendekatan
pengambilan keputusan sepakat untuk tidak sepakat (baca: bercengkrama) dengan
model-model dan simulasi manajemen yang ada. Kiranya tidaklah ngawur kalau
analisa mengenai manajemen permainan dibahas dalam artikel yang separuh ngawur
ini.
Saturday, January 3, 2015
MELOKALKAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) ALA ORANG HINDU BALI
Artikel mengenai Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) sebagai wilayah kesatuan pasar dan basis produksi, yang
memiliki kompetisi tinggi dengan competition
policy, consumer protection, intelectual property right, taxation and
E-commerce yang berdaya saing dan terintegrasi secara penuh terhadap
perekonomian global guna pemerataan ekonomi di kawasan ASEAN sudah terlalu sering
di tulis orang. Jadi tidak perlu ditulis lagi. Akan tetapi MEA dalam konteks kewirausahaan
Hindu orang Bali yang hidup dan tinggal di Bali boleh dibilang belum begitu
banyak mendapat perhatian. Oleh karena itu, artikel singkat ini hendaknya dapat
dilihat sebagai satu usaha kearah itu. Artinya, bagaimana melokalkan MEA yang
kompatibel dari kaca mata identitas kultural orang Bali. Atau paling tidak
sebagai koreksi atas image MEA yang cenderung kapitalis.
Subscribe to:
Posts (Atom)