Realitas
manajemen butuh kompas dan jam, butuh pengetahuan, keterampilan dan kesadaran,
serta butuh usus panjang. Beginilah manajemen yang hebat. Manajemen yang mampu
membalikkan kerugian menjadi keuntungan yang bernilai tambah. Lihat track
record, lihat POAC, kata manajemen. Misal, apa yang dilakukan dan apa yang
ditulis oleh Emirsyah Satar di Garuda Indonesia dan Goshn di Nissan. Kedua CEO
itu mampu membangun manajemen menuju efisiensi dan efektitifitas yang bermoral.
Hasilnya apa? Garuda dan Nissa kini lebih baik.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMenurut Sugiyono (2003:15)
ReplyDeleteDengan terciptanya budaya mutu dan satu sistem manajemen mutu terpadu. Maka Standar kompetensi yang diharapkan dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Melaksanakan fungsi fungsi manajemen yang professional untuk mencapai standar kompetensi yang diharapkan dengan menerapkan siklus PDCR (Plan,Do Chek ,Reviewing) menuju SDCR (Standar, Do,Chek, Reviewing) secara berkesinambungan untuk menuju kemajuan
Upaya agar mencapai mutu sesuai dengan yang diharapkan, tidaklah mudah seperti membalik telapak tangan. Untuk memperoleh mutu yang baik maka harus diciptakan suatu budaya mutu dilingkungan pendidikan, setiap unsur yang terlibat harus saling bekerjasama, komitmen, penuh tanggung jawab, konsisten dan berkesinambungan untuk mewujudkan mutu. Ada tiga faktor yang diperlukan untuk mencapai mutu terpadu :
a. Manajemen
Pimpinan puncak (Kepsek, Rektor,Dekan) harus menetapkan kebijakan mutu, menentukan rencana pencapaian ,mengalokasikan sumber daya dan secara aktif terlibat dalam pengawasan kemajuannya. Kebijakan Mutu yang dibuat harus tersosialisasikan kepada seluruh civitas akademik.
b.Manusia
Sumber daya manusia(tenaga pengajar, karyawan, teknisi, peserta didik) sebagai pelaksana dan objek untuk mencapai tujuan (mutu) harus memiliki kesadaran mutu, komitmen dan tanggung jawab serta terlibat secara aktif mewujudkan tercapainya mutu yang diharapkan. Ketercapaian mutu tidak hanya tanggung jawab pimpinan (Kepsek, Rektor, Dekan) tetapi semua elemen ikut berperan aktif dan bertanggung jawab atas tercapainya mutu.
c. Sistem/Proses
Menurut ISO seperti yang dikutip oleh Lembaga Bantuan Manajemen (LBM) Sistem mutu adalah struktur organisasi ,tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya untuk menerapkan manajemen mutu. Untuk itu dalam pencapaian mutu perlu dibentuk satu sistem mutu sesuai proses produksi yang ada di lingkungan tersebut . Sehingga sistem mutu dibangun berlandaskan kekuatan sumberdaya sendiri untuk mencapai mutu yang diharapkan serta peningkatan mutu secara berkesinambungan. Oleh karena itu setiap sumber daya yang terlibat dalam satu sistem mutu ini harus mampu bekerjasama konsisten, bertanggung jawab, komitmen untuk mewujudkan mutu sesuai yang ditetapkan . Dalam membangun sistem mutu harus disesuaikan dengan proses penyelenggaraan pendidikan meliputi pengelolaan sumberdaya, proses belajar mengajar, hasil pendidikan yang diharapkan (sesuai keinginan pasar).
NAMA : KADEK SINARIANI
ReplyDeleteNIM : 13.01.1.1.071
JURUSAN : S1 MANAJEMEN
SEMESTER : III (TIGA)
KELAS : EKSEKUTIF
Kekhawatiran masyarakat dengan kalah saingnya buah lokal memang sudah terjadi. Buah lokal yang seharusnya menjadi prioritas utama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun sayangnya, apresiasi terhadap buah lokal masih sangat rendah, ditambah lagi dengan kesenjangan harga antara buah lokal dengan buah impor. Adanya buah lokal seperti buah sentul, lempeni dan juwet memang buah yang sangat sulit ditemui sekarang ini, mengingat adanya buah impor yang menjamur dimana mana membuat sulitnya ditemukan buah seperti juwet, lempeni dan sentul. Mungkin seperti buah juet masih lebih dikenal oleh masyarakat karena dulu memang banyak terdapat buah juet khusunya di kalangan desa. Namun seiring perkembangan jaman, keberadaan ketiga buah ini semakin menurun bahkan sangat langka didapatkan di kota kota maupun di desa terpencil. Tetapi sebenarnya bukannya buah lokal seperti juet, lempeni dan sentul ini tidak memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar lokal tetapi masyarakat lokal sendiri tidak bisa memanfaatkan buah-buah tersebut dengan baik. Buah lokal mempunyai rasa yang tidak hanya manis saja, melainkan kombinasi rasa asam sehingga menimbulkan sensasi segar seperti rasa dari buah juwet. Sebetulnya kita sebagai negara Indonesia yaitu beriklim tropis, sangatlah cocok sebagai penghasil buah-buah tropis seperti juet, lempeni dan sentul, justru malah negara Malasya yang menanam atau membudidayakan buah tersebut. Dan sekarang buah lokal ini sudah langka ditemui diladang-ladang para perkebun atau di area pemukiman warga khususnya di Bali, Tergesernya buah lokal dengan buah impor tidak dapat diabaikan begitu saja, dampak yang ditimbulkan sangat besar sekali karena berkaitan langsung dengan pendapatan produsen buah lokal yang salah satunya adalah masyarakat desa penghasil buah. Ini akan merugikan masyarakat petani yang menanam buah, karena buah yang dipasarkan menurun dan buah seperti juet, lempeni dan sentul tidak mampu bersaing dipasaran, bahkan disini buah imporlah yang mampun menarik minat konsumen hingga ke pelosok pedesaan.
Disini peran Pemerintah sangatlah diperlukan, pemerintah harus bertindak tegas, dimana dengan kekuasaan yang dimilikinya agar mampu membangun kembali kesadaran kepada masyarakat untuk memanaatkan kembali buah lokal khusunya seperti buah juwet, lempeni dan sentul ini, dimana pemanfaatan buah lokal kembali akan menguntungkan warga lokal sendiri. Untuk mengangkat kembali buah-buah lokal ini agar terkenal di Negara kita perlu lebih berkreativitas untuk menjual di berbagai daerah dengan cara membudidayakan buah lokal tersebut, setelah sudah terkenal kita bisa menjual dengan pengemasan yang elastis bagus dan dapat dikenali oleh masyarakat. Dan perlu diadakan pameran buah lokal serta dipasarkan di berbagai supermarket atau pasar-pasar terdekat dan pemasarannya harus setrategis, harganya juga terjangkau dengan pelayanan yang cukup ramah agar buah-buah lokal yang dijual bisa laku dipasaran.
NIM : 13.01.1.1.071
ReplyDeleteJURUSAN : S1 MANAJEMEN
SEMESTER : III (TIGA)
KELAS : EKSEKUTIF
Analisis SWOT terhadap buah lokal yaitu:
• STRENGTHS (KEKUATAN):
Mengenai rasa buah lokal beragam ragam, tidak hanya manis saja, melainkan kombinasi rasa asam sehingga menimbulkan sensasi segar seperti rasa dari buah juwet.
Buah lokal lebih segar karena berasal dari dalam negeri sendiri, buah-buahan lokal tidak melewati peralanan yang terlalu panjang hingga sampai di tangan kita. Hal ini membuat kesegaran rasanya lebih terjamin dan biasanya lebih sedikit pengawetnya.
Nutrisi yang lebih optimal karena setelah dipetik akan langsung dipasarakan
• WEAKNESSES (KELEMAHAN):
Pemanfaatan buah lokal seperti juet, lempeni dan sentul tidak dikembangkan dengan baik oleh masyarakat.
Tidak mampu bersaing dengan buah impor karena buah imporharganya jauh lebih murah dibandingkan buah lokal
Buah lokal kalah gengsi dengan buah impor
Kualitas tampilan buah dan ukuran buah lokal kurang seragam
Pemasaran dan promosi buah lokal kurang antusias
Kualitas pengemasan buah lokal kurang menarik
Kemitraan atau kerja sama antara petani buah dengan pengusaha terhadap pemasaran buah lokal sangat kurang karena para petani Indonesia GAPTEK
• OPPORTUNITIES (PELUANG) :
Kebanyakan masyarakat membeli buah di pasar tradisional jadi akan memudahkan untuk menemukan buah lokal
Masih ada masyarakat yang sadar akan pentingnya buah lokal, ada kemungkinan mereka akan memasarkan kembali buah lokal tersebut agar diminati kembali oleh warga
Peranan dunia pendidikan terhadap agrobisnis buah tinggi
Pengaruh keberadaan para tengkulak/pedagang pengepul maupun pengecer menguntungkan terhadap pemasaran buah.
• THREATS (ANCAMAN):
Melimpahnya buah impor mengancam tergesernya buah lokal khususnya untuk buah juwet, lempeni dan sentul
Petani penghasil buah lokal terancam gulung tikar
Pemasaran buah impor sudah sampai kepelosok pedesaan
Petani buah lokal menjadi semakin terpuruk dan sulit berkembang
Kebijakan pemerintah (misalnya pembebasan impor buah) berpengaruh negatif terhadap buah lokal
Strategi SO: Strategi ini menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, alternatifnya adalah : a) Meningkatkan kualitas pengemasan buah lokal yang menarik, b) Meningkatkan distribusi buah, c) Meningkatkan produksi secara kontinyu untuk memenuhi permintaan buah
Strategi ST
Strategi ini menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman dan alternatifnya adalah : a) Meningkatkan unit pasar tradisional, b) Optimalisasi bantuan kredit lembaga perbankan terhadap agribisnis buah
LANJUTAN
ReplyDeleteNAMA : KADEK SINARIANI
NIM : 13.01.1.1.071
JURUSAN : S1 MANAJEMEN
SEMESTER : III (TIGA)
KELAS : EKSEKUTIF
Strategi WO: Strategi ini meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang adalah: a) Meningkatkan peran aktif dunia pendidikan dalam agribisnis buah lokal , b) Meningkatkan keahlian petani dalam agribisnis buah local, c) Meningkatkan kualitas promosi buah lokal
Strategi WT: Strategi ini meminimalkan kelemhan yang ada serta menghindari ancaman dan alternatifnya adalah : a) Meningkatkan peran aktif para pedagang untuk promosi buah local, b) Meningkatkan frekuensi promosi buah local
''Manajemen yang mampu membalikkan kerugian menjadi keuntungan yang bernilai tambah''.
ReplyDeleteDengan adanya analisis yang jelas mengenai suatu pekerjaan, diharapkan akan didapat orang-orang yang memiliki potensi serta kompetensi yang jelas dan diharapkan akan mengisi suatu posisi pekerjaan tertentu. Dengan adanya kegiatan analisis pekerjaan diharapkan mendapatkan suatu gambaran yang jelas mengenai spesifikasi yang jelas mengenai kompetensi yang harus dibutuhkan oleh seseorang untuk mengisi posisi pekerjan tertentu.
Analisis pekerjaan memiliki peranan penting bagi suatu organisasi, melalui analisis pekerjaan akan didapatkan orang yang tepat untuk mengisi pekerjaan tertentu sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat dikerjakan secara maksimal dan optimal. Hasil dari analisis pekerjaan tersebut adalah informasi, dimana informasi tersebut digunakan untuk menentukan spesifikasi apa yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mengisi posisi pekerjaan tertentu.
Akan tetapi sangat disayangkan, hasil dari kegiatan analisis pekerjaan yang dilakukan seringkali tidak digunakan atau dimanfaatkan dengan baik oleh organisasi, terkadang untuk mengisi posisi pekerjaan tertentu tidak dibutuhkan kualifikasi serta kompetensi yang jelas, ini dikarenakan karena adanya faktor-faktor seperti faktor kedekatan pribadi ataupun faktor pemberian sejumlah dana agar seseorang bisa menempati suatu posisi pekerjaan tertentu.
Analisis pekerjaan memberikan gambaran yang jelas kepada organisasi mengenai bagaimana suatu pekerjaan ditempati oleh seseorang, karena bagaimanapun juga dibutuhkan kompetensi serta kemampuan yang sesuai dengan pekerjaan yang menuntut keterampilan serta kompetensi tertentu sehingga tidak semua orang bisa menduduki posisi pekerjaan tertentu, oleh karena itu analisis pekerjaan tidak bisa dipisahkan dengan fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia lainnya karena berhungungan satu dengan yang lainnya sebagai mata rantai kegiatan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya.
SUKSEMA