Sunday, May 25, 2014

JUET, LEMPENI, SENTUL



Juet, lempeni, dan sentul adalah aneka buah yang mewarnai masa kanak-kanak saya tempo doeloe. Kini rangkaian buah lokal ini sangatlah sulit kita temui lagi. Pasar modern telah menyulap life style kita dengan buah impor. Mengapa ini bisa terjadi? Apa mungkin buah lokal dalam aspek manajemen pemasaran dan manajemen strategi tidak mumpuni memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar lokal.

121 comments:

  1. Nama : Muhamad Rudi
    Nim : 13.01.1.100
    Jurusan : Manajement
    Reg : Pagi
    Smst : II (Dua)


    Menurut pandangan saya bukannya tidak memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar akan tetapi kegiatan pemasaran penduduk lokal tidak mampu menyaingi pemasaran buah impor dan tidak ada yang meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen. Berapa jumlahnya, bagaimana daya belinya, di mana tempat konsumennya, dan berapa permintaannya.sehingga buah lokal jarang dibenak konsumen memikirkannya. Semua ini merupakan informasi penting bagi pemasaran produk . Menurut Peggy Lambing dan Charles L. Kuehl (2000: 153), keunggulan bersaing perusahaan terletak pada perbedaan (diferensiasi) perusahaan tersebut dengan pesaingnya dalam hal:
    (1)Kualitas yang lebih baik.
    (2)Harga yang lebih murah dan bisa ditawar.
    (3)Lokasi yang lebih cocok, lebih dekat, lebih cepat.
    (4)Seleksi barang dan jasa yang lebih menarik.
    (5)Pelayanan yang lebih menarik dan lebih memuaskan konsumen.
    (6)Kecepatan, baik dalam pelayanan maupun dalam penyaluran barang.
    Jika smua itu dikuasai oleh penduduk lokal dalam memasarkan buah-buahan DLL. saya yakin Buah lokal bakal mampu menggeser posisi buah impor sehingga pendapatan dalam sebuah daerah meningkat.

    ReplyDelete
  2. Nama: Kadek Meliana Windawati
    Jurusan: Manajemen regular pagi
    No:13.01.1.091
    Semester:II
    Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia sebetulnya sangat cocok sebagai penghasil buah-buah tropis yang jumlahnya sangat banyak. Ironisnya, produksi buah di Indonesia pun tak sanggup memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga Indonesia juga harus mengimpor buah-buahan dari negara tetangga.Lebih ironis lagi adalah keberadaan tanaman buah asli Indonesia yang beberapa diantaranya sudah mulai langka, atau berpotensi punah,kepunahan tersebut disebabkan oleh prilaku kita yang hannya menikmati kekayaan alam tanpa mau memperbaharui dan membudidayakan tanaman itu.Juwet,lempeni,sentul,buni atau boni,kaliasem,dll dulu sangat banyak terdapat di daerah kita,kita sangat menikmati buah buahan itu,udara di daerah kita yang cendrung agak panas sangat mendukung dan membuat nikmat saat kita menyantap buah itu karna rasanya yang agak masam membuat kita merasa segar dan menghilangkqn rasa hqus kita,namun ada satu pertanyaan untuk semua orang di Bali, siapa dirumahnya atau dikebunnya sengaja menanam pohon juwet,boni,kaliasem,sentul,bahkan bekul???pasti tidak ada,pohon dari buah itu hanya tumbuh dengan sendirinya,kita hanya menikmati buahnya tapi tidak mau menanamnya,akibatnya yaitu,kebutuhan akan buah itu tetap ada sementara pohonnya semakin sedikit,,istilah lainnya kita mengalami KELANGKAAN,pemenuh kebutuhan tidak sebanding dengan yang memenuhinnya,sehingga buah itu tidak mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar,kalau berbicara tentang strategi pemasaran buah itu sangat gampang dipasarkan,cari saja daerah tropis,kemas secara bagus,sasarkan ke orang ngidam,dagang rujak,mereka sangat memburu buah itu,jika dikehendaki dan andai saja buah itu masih banyak,kita sebenarnya mampu membalikkan situasi pasar kita,kita ekspor buah buahan itu,lagi pula buah buahan itu tidak ada yang menyamai dari segi rasa,rasa bush pear hijau hampir sama kayak rasa apel,cuma beda renyahnya saja,tapi kalau juwet,ada yang menyamai??Klangkaan merupakan perkara dalam kasus ini

    ReplyDelete
  3. Nama: Ni Luh Sudiastini
    NIM: 13.01.1.089
    Jurusan/smstr: Manajemen/II

    menurut pendapat saya sesuatu yang akan dipasarkan harus memiliki keunikan atau brend yang bagus. jika buah tersebut dirangkai dan dikemas yang cantik pasti akan bisa diterima dipasar, apalagi buah juet banyak orang yang sudah tau dan banyak peminatnya , jika buah tersebut dimanajem dgn baik pasti akan menghasilkan keuntungan. tetapi hal yang harus diperhatikan dalam berbisnis apalagi dalam bidang pemasaran adalah kualitas barang yang dipasarkan harus berkualitas, harga bisa bersaing, tempat pemasaran harus strategis, pelayanan yang ramah. jika itu semua sudah dilaksanakan pasti barang yang ditawawrkan akan diterima didalam pasarn, inget juga dalam brend atau kemasan harus menarik atau unik karena itu juga hal penting yang harus diperhatikan dalam pemasaran. sebaiknya jika ingin terjun kebidang pemasaran kita harus membuat perencanaan pemasaran:
    Langkah 1: Penentuan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
    Langkah 2: Memilih Pasar Sasaran Khusus (Special Target Market)
    Langkah 3: Menempatkan Strategi Pemasaran dalam persaingan
    Langkah 4: Pemilihan Strategi Pemasaran
    jika semuaa sudah dilakukan maka manajemen pemasaran akan bisa terlaksana dengan baik dan bisa menambah penghasilan dan mengangkat citra buah lokal.
    terima kasih

    ReplyDelete
  4. Nama: I Gede Agus Alklenet
    NIM: 13 01 1 118
    Semester: 2
    Jurusan: Manajemen


    Kita banyak melihat bahwa produk-produk yang memenuhi pasar sekarang adalah produk-produk luar negeri atau yang bisa di sebut produk impor. Tidak hanya produk-produk berupa barang saja yang memenuhi pasar dalam negeri tetapi juga produk-produk makanan juga contohnya seperti buah. Dengan banyaknya impor buah-buahan dari luar negeri membuat buah-buah lokal di kesampingkan entah karena alasan apa. Masyarakat sekarang khususnya masyarakat Indonesia lebih suka mengkonsumsi buah-buah impor sehingga cenderung buah-buah lokal tidak dipandang.

    Seperti keberadaan buah juet, lempeni, dan sentul. Buah-buah ini merupakan asli Bali tetapi keberadaanya sekarang sudah jarang di temui karena sudah di kalahkan oleh buah-buah impor yang mungkin bagi masyarakat mempunyai daya pikat yang lebih di bandingkan dengan buah-buah tadi. Terpinggirkannya buah juet, lempeni dan sentul jika di lihat dari sisi pemasaran mungkin kalah saing dengan buah-buah impor.Bagi saya kenyataan inilah yang menyebabkan buah lokal kurang begitu di lihat dan di minati.Padahal buah-buah tadi memiliki rasa yang tidak kalah dengan buah-buah impor bahkan mempunyai kandungan vitamin yang melebihi buah impor.

    Dilihat dari pemasaran mungkin perlu di laksanakan yang namanya 5p agar produk ini bisa menyaingi produk-produk luar. 5P itu adalah product, price, place, promotion, people. Semuanya perlu pemasaran yang baik agar buah-buah lokal juga bisa di minati oleh masyarakat khususnya juet, lempeni dan sentul yang keberadaannya sudah makin sulit ditemukan.

    ReplyDelete
  5. Nama : Desak Kadek Ryanti Dewi
    Nim : 13-01-1-106
    Jurusan : Manajemen
    Kelas : Reguler Pagi


    Menurut pendapat saya,rangkaian buah lokal seperti juet,lempeni,dan sentul memang sulit kita temui pada saat ini, itu karna kita sering mengabaikan buah yang berasal dari daerah kita sendiri,dimana kita tidak membudayakan dan melestarikan buah buah yang berasal dari daerah kita,hal ini disebabkan oleh kurang tersedianya benih berkualitas dalam jumlah memadai, lemahnya kegairahan petani baru untuk produk buah-buahan. Juga kurang memadainya infrastruktur logistik buah.
    "Ditambah lagi dengan adanya perubahan perilaku konsumen yang semakin menyukai produk impor. Karena buah impor yang semakin mudah dan murah. Hal ini menujukkan kekurangberpihakan kebijakan fiskal terhadap buah lokal Indonesia," jenis buah yang dimiliki Indonesia temyata tidak lantas mendorong perbaikan produksi dan kualitas buah nasional. Petani kurang bisa mempertahankan kualitas buah secara seragam dan kontinu, seperti buah juet,lempenidan sentul yang khususnya terdapat dibali didaerah pegunungan.
    Selain itu, Indonesia tidak memiliki perkebunan buah nasional, melainkan skala kecil yang dikelola petani, sehingga tidak bisa dihitung dalam hektare seperti negara lain. Padahal konsumsi buah di dalam negeri termasuk tinggi,Produksi buah terbanyak termasuk golongan buah musiman atau eksotik. Sayangnya, kendala alamiah produksi akibat dua musim yang dimiliki Indonesia membuat buah tidak bisa secara reguler tak dapat dipasok setiap saat.Dan juga minimnya minat konsumen dan ketersediaan buah lokal terutama di pasar modern juga menjadi penyebab produk dalam negeri kalah bersaing. padahal buah buah lokal seperti juet,lempeni,dan sentul tidak kalah enak dengan buah impor dan ekspor lainnya,juga tidak kalah kahsyatnya, namun hal itu tidaklah dipandang sama sekali,Harga buah impor terkadang lebih murah dibanding buah lokal. Apalagi, pengemasannya lebih menggiurkan, warna lebih menarik.Tapi hati-hati, ternyata buah impor banyak yang dilapisi lilin. Tujuannya agar tahan selama berbulan-bulan, bahkan ada yang sampai dua tahun,beda dengan buah lokal yang bisa tahan pada daerah asalnya yang tak parlu menggunakan pengawet,pengawet adalah zat racun,yang jika dikonsumsi secara terus menerus akan berakibat mematikan,risiko penyakit juga dimungkinkan berkembang pada anak yang dilahirkan dari ibunya yang terpapar pestisida, seperti penyakit leukemia dan termasuk autis.Jadi sangatlah penting jika mengonsumsi buah lokal dan membudidayakannya sebagai generasi penerus bangsa pada daerah kita sendiri.

    ReplyDelete
  6. nama: sri lenak maryana
    nim: 13.01.1.110
    semester : 2

    Juet,lempeni,dan sentul memang jenis buah yang langka untuk saat ini,bahkan mungkin sangat susah untuk menemukannya,namun menurut saya buah yang langka itu dapat dijadikan sebuah ide yang kratif,dimana dewasa ini orang-orang banyak tidak mengetahui,,itu bisa dimanfaatkan sebagai suatu ajang untuk mempromosikannya.

    juet,lempeni dan sentul buah-buahan yang memiliki ciri khas masing-masing ,kita sebagai mahasiswa harus mampu mengembangkannya atau melihat potensi itu,,disini saya ambil contoh juwet di daerah bali masih ada orang yang mempunyai pohonnya,kita dapat memnfaatkan juwet sebagai olehan yang enak,,disini kita dapat menggunakan prinsip 7p,,dimulai dari produk kita dapat menciptakan olahan juet yang enak,kemudian dari promosi kita dapat megandalkan keunikannya atau kelangkaannya,setelah itu kita harus memilih tempat yang tepat untuk memasarkannya,.kemudian kita dpat menggunakan teori branding juet,lempuni,dan sentul memiliki brand yang unik,,kita sebagai mahasiswa harus dapat melihat keunikan itu,
    jika kita tidak ingin mengolahnya kita dapat memasarkannya dengan mengedepankan keunikannya,,kita harus dapat menggeser buah-buahan produk luar,,negara indonesia kaya akan buah-buahan yang unik,maka dari itu kita sebagai penerus bangsa kita harus dapat mengangkat buah-buahan unik kita.
    terima kasih

    ReplyDelete
  7. Nama: Ketut Ariyani
    Nim: 13.01.1.096
    Jurusan: Manajemen (Reg.Pagi)

    Menurut Saya, bukannya buah lokal seperti juet,lempeni dan sentul ini tidak memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar lokal tetapi masyarakat lokal sendiri tidak bisa memanfaatkan buah-buah tersebut dengan baik. Sebetulnya kita sebagai negara Indonesia yaitu beriklim tropis, sangatlah cocok sebagai penghasil buah-buah tropis seperti juet,lempeni dan sentul, justru malah negara Malasya yang menanam atau membudidayakan buah tersebut. Dan sekarang buah lokal ini sudah langka ditemui diladang-ladang para perkebun atau di area pemukiman warga khususnya di Bali, Dulu sebelum zaman modern banyak dijumpai di area pemukiman warga tetapi sekarang sudah langka dan kurang dikenal oleh masyarakat khususnya anak-anak remaja yang baru lahir pada zaman modern seperti sekarang ini. Dari segi rasa buah ini juga tidak kalah rasanya, rasa buah ini bercampur-campur, ada rasa asam, manis, pahit juga. Dari segi rasa buah ini juga tidak kalah rasanya, rasa buah ini bercampur-campur, ada rasa asam, manis, pahit juga.
    Untuk mengangkat buah-buah lokal ini agar terkenal di Negara kita perlu lebih berkreativitas untuk menjual di berbagai daerah dengan cara membudidayakan buah lokal tersebut, setelah sudah terkenal kita bisa menjual dengan pengemasan yang elastis bagus dan dapat dikenali oleh masyarakat. Dan perlu diadakan pameran buah lokal serta dipasarkan di berbagai supermarket atau pasar-pasar terdekat dan pemasarannya harus setrategis, harganya juga terjangkau dengan pelayanan yang cukup ramah agar buah-buah lokal yang dijual bisa laku dipasaran.
    terimakasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nama :Luh Sri Budiani
      Nim :12.01.1.1.1057
      Kelas :Manajemen/reg sore
      Semester : III(tiga)

      Juet, lempeni, dan sentul adalah nama buah yang mungkin sudah jarang kita dengar dan kita temukan lagi di sekitar kita.buah ini merupakan buah asli dari negri kita yang semestinya menjadi prioritas lirikan masyarakat untuk diproduksikan,akan tetapi buah ini semakin langka dan dikalahkan oleh buah-buah inport yang mulai masuk ke indonesia.Dibali yang merupakam pulau seribu pulau yang menjadi bidikan pariwisata asing sebaiknya dijadikan kesempatan mempublikasikan ketiga buah yang hampir punah tersebut,
      Akan tetapi kesuksesan untuk melestarikan keberadaan buah tersebut hendaknya pemerintah melirik dengan memberikan upaya bantuan pembudidayaan ketiga buah tersebut baik melalui berbagai media,dengan memberikan bibit gratis kepada para petani dan memberikan sosialisasi kepada masyrakat,memasrkan buah tersebut dengan mengubah kemasan/mengolah buah tersebut menjadi berbagai olahan kuliner serta memasarkannya kepada masyrakat/kunsumen lewat pasar modern internet dan berbagai media informasi lainnya.
      mungkin untuk menerobos buah yang memang sudang langka menjadi produk yang laku keras yang bisa menyaingi keberadaan buah inport yang dikatakan bisa tahan lama dibandingkan buah lokal ataupun memiliki bentuk yang menarik dibanding buah lokal memang sulit,namun jika ada kerjasama antara pemerintah,petani,produsen dan distributor dipastikan secara perlahan-lahan dengan menggunakan kreativitas masyarakat bali yang unik maka buah lokal bisa kemungkinan besar mampu menjadi buah eksport yang bisa menguntungkan berbagai pihak baik masyarakat,petani ataupun pemerintah.pemerintahpun harus bisa mengontrol para produsen dan distributor luar yang ingin mengirim buah inport ke Indonesia terutama dibali agar dibatasi pengirimanya dengan begitu buah luar akan sedikit keberadaannyam.
      Melalui media pendidikan pemerintah harus memberikan pendidikan yang baik dalam manajemen agar para mahasiswa bisa memperoleh ilmu yang nantinya bisa diterapkan langsung dimasryarakat,tanpa kita mencoba dan terus berusaha dan bangkit terus untuk mencapai kesuksesan memasarkan buah lokal diyakini kepunahan akan mampu dihindari

      Delete
  8. Nama: Wayan Hengky Marta Anggriawan
    Nim:13.01.1.092
    Kelas: Manajemen/Reg.Pagi
    Smester: 2 (Dua)
    Dengan semakin terbukanya perdagangan bebas, maka buah-buahan pun kini banyak yang diimpor dari luar negeri. Bagi konsumen, tentu ini menyenangkan karena harganya dapat jauh lebih murah dibandingan buah lokal. Namun bagi petani, keberadaan buah impor justru dapat mematikan dan melumpuhkan usaha mereka karena mereka harus bersaing dengan buah impor yang harganya jauh lebih murah dibandingan buah yang mereka jual. Sebenarnya, ada beberapa kalangan yang masih merasa enggan untuk mengkonsumsi buah lokal karena merasa gengsi. Satu hal yang perlu kita tahu adalah bahwa negara kita adalah negara agraris dan tentu saja sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah petani. Buah-buahan sebagai satu komoditas yang ditanam di dalam negeri terkadang belum dapat bersaing secara harga sehingga konsumen menjadi lebih tertarik untuk melirik buah impor. Walaupun sebenarnya, buah lokal pun tidak kalah dalam hal rasa. Hal ini disebabkan karena negara kita beriklim tropis dengan tanahnya yang subur sehingga dapat menghasilkan buah yang rasanya jauh lebih kuat bila dibandingan dengan buah impor.Contohnya buah Juet, lempeni, dan sentu merupakan buah lokal indonesia yang masih belum banyak orang mengetahuinnya sehingga alangkah baiknnya kita mulai mengenalkan buah tersebut ke mansyarakat luas agar masyarakat tidak hanya mengkonsumsi buah impor saja.Buah-buahan segar merupakan komoditas pertanian Indonesia yang memiliki prospek cerah dan kesempatan besar untuk dapat dikembangkan sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pertumbuhan perekonomian baru di sektor pertanian. Peluang pengembangan buah-buahan segar di Indonesia didukung oleh tingkat produksi dalam negeri yang memiliki kecenderungan terus nieningkat dari tahun ke tahun, akan tetapi peningkatan produksi tersebut belum dapat mengimbangi perkembangan permintaan pasar yang semakin tinggi sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang besar dengan diikuti oleh adanya peningkatan kualitas penduduk. Meningkatnya kualitas penduduk tercertnin dari semakin tingginya kesadaran masyarakat akan kebutuhan mengkonsumsi buah segar untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang bagi kesehatan tubuhnya dan konsumen lebih memiliki kecenderungan memilih buah segar yang bermutu untuk memenuhi preferensinya. Buah segar banyak mengandung serat, air mineral dan vitamin yang befingsi sebagai zat pembangun tubuh serta pengatur proses metabolisme tubuh. Jaminan kualitas yang baik dari buah segar menurut preferensi konsumen terlihat dari penampakan fisik buah yang baik dan menarik (warna dan kemulusan), keseragamn rasa, keseragaman ukuran, bebas hama, dan buah teriihat segar. Pemasaran dewasa ini tidak hanya sekedar persaingan produk saja melainkan lebih utama merupakan persaingan persepsi konsumen dan merek merupakan suatu jalur yang dapat membangun persepsi konsumen. Persepsi yang kuat di benak konsumen terhadap suatu merek menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk maupun citra dari produsen sebagai penghasil produk tersebut. Merek sebagai identitas menjadikan produk tersebut berbeda dengan produk lainnya sehingga konsumen lebih mudah mengenali dan mendapatkannya, selain itu juga merek dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk tersebut meskipun dengan merek harga produk akan mejadi lebih tinggi dibandingkan produk sejenis lainnya yang tidak bermerek. Merek juga memberikan manfaat besar bagi produsen dalam upaya pengembangan produk dan untuk dapat merebut peluang pasar yang ada. Pemberian merek pa'da buah segar pertama kalinya dilikukan pada buah segar impor sehingga buah segar lokal kalah bersaing di pasar domestik. Merek pada buah segar akan memberikan persepsi jaminan kualitas produk yang baik, jaminan ketersediaan dan memberikan kemudahan pada konsumen untuk dapat mengenalinya sehingga konsumen menjadi lebih loyal pada komoditi buah segar tersebut.

    ReplyDelete
  9. Nama : Ni Komang Ari Sukenadi
    NIM : 13.01.1.108
    Jurusan : Manajemen
    semester : 2
    kls : reg.pagi


    Menurut saya keberadaan buah Juet, lempeni, dan sentul semakin sulit di dapat dan sulit di temui di pasaran karena di jaman sekarang keberadaan buah lokal sangat sedikit pengembangannya dan kreatifitas dari penjual untuk menarik para pembeli di pasaran juga masih kurang apalagi buah-buahan lokal biasanya banyak ada jika musimnya jika tidak ada musim di pasaran mungkin sangat sulit di cari di pasaran. sehingga keberadaan buah lokal kurang menonjol dan apalagi sekarang banyak terdapat buah-buahan yang di datangkan dari luar negeri yang mungkin menurut masyarakat,buah tersebut lebih menarik, mudah di dapat di pasaran dan juga harganya terjangkau.
    sebenarnya buah-buahan lokal sangatlah bagus jika dikembangakan dengan lebih menarik, dan dibuatkan perkebunan khusus yang luas di indonesia agar keberadaan buah lokal mampu menyaingi buah impor.
    jika dibandingkan dengan buah-buahan impor buah lokal seperti juet , lempeni dan sentul tidak kalah dari segi maanfaat dan rasanya ,rasa dari buah-buahan itu sangatlah enak.
    jika dilihat dari harganya buah lokal bisa lebih mahal dan murah ini tergantung dari musimnya jika sudah musim panen maka pasokan berlimpah dan harga lebih terjangkau. namun jika saat tidak musimnya buah lokal sulit dicari dan harganya pun cukup tinggi.
    dibandingkan buah impor buah lokal lebih sedikit beresiko bagi kesehatan karena buah lokal selesai panen langsung bisa di nikmati sedangkan buah impor banyak dilapisi lilin yang kita tau untuk menjaga kesegaran buah agar bisa bertahan berbulan-bulan dan tidak busuk,dan jika buah dimakan tanpa dibersikan dulu mungkin dalam jangka panjang akan berdampak untuk kesehatan kita.
    pada dasarnya jika pengembangan buah lokal lebih di kembangkan, lebih dibuat menarik dan praktis, dan dibuatkan perkebunan yang lebih luas maka keberadaan buah lokal akan bisa berkembang dan mampu bersaing dengan buah impor dari segi harga dan juga kualitas.

    terima kasih.

    ReplyDelete
  10. nama ;putu sanista herdiani
    nim : 13.01.1.104
    reguler : pagi, semester 2

    pada zaman sekarang ini memang sulit ditemukan buah - buah lokal khususnya yang ada di Bali seperti yang sudah dipaparkan diatas. keberadaan buah lokal tersebut sudah digeser oleh buah - buah yang datangnya dari luar negeri (import) . mungkin msyarakat menilai bahwa kualitas buah import itu lebih dari buah lokal sehingga kebanyakan sekarang tidak tahu bagaimana bentuk dan rasa dari buah lokal kita. mungkin buah import lebih menarik dan mudah ditemukan dipasar tradisional maupun di super market. buah lokal jarang ditemukan karena tidak ada kesadaran daari masyarakat untuk menjaga , melestarikan dan memanfaatkannya dengan baik dan juga masyarakat kurang kreatif untuk mengolah buah lokal tersebut agar menarik minat masyarakat pada zaman sekarang ini sehingga tidak bisa digantikan oleh buah import.

    ReplyDelete
  11. Nama : Ida Ayu Putu Eni Suastini
    NIM : 13.01.1.112
    Jurusan : Manajemen (Semester 2)
    Kelas : Reguler Pagi
    Seperti yang kita ketahui sekarang, bahwa buah lokal khususnya juet, lempeni dan sentul sudah hampir tidak ada lagi didaerah kita. Pembudayaan buah-buah lokal sudah semakin menurun. Masyarakat lebih memilih buah-buah impor daripada ekspor. Sebenarnya buah lokal tak kalah saing dengan buah impor, jika masyarakat tetap melestarikan, mengembangkan pembudayaan buah-buah lokal tersebut. Hal yang masih belum disadari penuh oleh masayarakat bahwa buah-buah impor banyak yang dilapisi lilin. Dulu, buah juet sangat banyak ada didaerah pedesaan. Dan sekarang hanya sedikit dan mungkin hampir tidak ada. Kita perlu megembangkan buah-buah lokal menjadi sebuah produk. Walaupun pohon juet itu sendiri hanya sedikit ada, tetapi jika dari sedikitnya buah juet ini, kita olah menjadi sesuatu yang lebih menarik, maka sedikit demi sedikit masyarakat juga pasti akan penasaran dan melirik produk baru tersebut. Yang menjadi kekurangan masyarakat saat ini adalah kurang kreatif dalam mengolah ataupun menciptakan sesuatu yang baru. Kembali lagi, jika dalam memasarkan buah-buah lokal ini, diterapkan prinsip 7P, kesederhanaan buah lokal ini akan menjadi sesuatu yang lebih luar biasa dan dapat bersaing dengan buah impor. Jadi, perlu inisiatif dan kesadaran kita sebagai masyarakat yang akan melindungi, melestarikan dan menjaga apa milik Negara kita.
    Sekian dan terima kasih,,,:-)

    ReplyDelete
  12. Nama : Ni Komang Resnadi
    Nim : 13.01.1.113
    Jurusan : Manajemen
    Semester : 2


    Seperti yang telah kita ketahui bahwa banyak produk - produk yang telah masuk ke Negara kita yaitu dalam bentuk pakaian, makanan, bahkan buah – buahan pun sudah banyak kita ketahui. Ini adalah salah satu dampak dari kelangkaan buah lokal. Padahal masyarakat Indonesia terdapat banyak jenis buah. Namun masyarakat Indonesia kurang memperhatikan hal tersebut. Keberadaan buah asli Indonesia yang diantaranya yaitu juet, lempeni, sentul dan lain-lainnya sudah jarang kita temui / punah. Ada beberapa penyebab dari kelangkaan buah tersebut yaitu prilaku kita yang hanya mau menikmatinya tanpa melakukan pembaharuan dan kurang membudidayakan buah lokal yang kita miliki. Sehingga terjadilah kelangkaan buah lokal dan pada akhirnya Negara kita mengimpor buah dari Negara lain. Disini masyarakat perlu menyadari semua itu dan melakukan sesuatu agar buah lokal tidak mengalami kepunahan. Kita ketahui bahwa buah seperti juet, lempeni, boni, dan lain sebagainya tidaklah sulit untuk kita tanami selain itu buah itu pun bisa kita jual di pasaran. Pemasaran dewasa ini tidak hanya sekedar persaingan produk saja melainkan lebih utama merupakan persaingan persepsi konsumen dan merek merupakan suatu jalur yang dapat membangun persepsi konsumen. Persepsi yang kuat di benak konsumen terhadap suatu merek menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk maupun citra dari produsen sebagai penghasil produk tersebut. Merek sebagai identitas menjadikan produk tersebut berbeda dengan produk lainnya sehingga konsumen lebih mudah mengenali dan mendapatkannya, selain itu juga merek dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk tersebut meskipun dengan merek harga produk akan mejadi lebih tinggi dibandingkan produk sejenis lainnya yang tidak bermerek.

    ReplyDelete
  13. Nama : Kadek Sonita Dewi
    NIM : 13.01.1.109
    Jurusan : Manajemen (semester 2)
    kelas : reg.pagi


    Menurut saya keberadaan buah Juet, lempeni, dan sentul semakin sulit di dapat dan sulit di temui di pasaran karena di jaman sekarang keberadaan buah lokal sangat sedikit pengembangannya dan kreatifitas dari penjual untuk menarik para pembeli di pasaran juga masih kurang apalagi buah-buahan lokal biasanya banyak ada jika musimnya jika tidak ada musim di pasaran mungkin sangat sulit di cari di pasaran. sehingga keberadaan buah lokal kurang menonjol dan apalagi sekarang banyak terdapat buah-buahan yang di datangkan dari luar negeri yang mungkin menurut masyarakat,buah tersebut lebih menarik, mudah di dapat di pasaran dan juga harganya terjangkau.Untuk mengangkat buah-buah lokal ini agar terkenal di Negara kita perlu lebih berkreativitas untuk menjual di berbagai daerah dengan cara membudidayakan buah lokal tersebut, setelah sudah terkenal kita bisa menjual dengan pengemasan yang elastis bagus dan dapat dikenali oleh masyarakat. jika kita tidak ingin mengolahnya kita dapat memasarkannya dengan mengedepankan keunikannya,,kita harus dapat menggeser buah-buahan produk luar dan melestarikan, mengembangkan buah lokal bukan malah mengabaikan karena keberadaan buah-buah impor.
    terimakasih,,,,

    ReplyDelete
  14. NAMA : NI LUH TASIH LESMANA
    NIM : 13. 01. 1. 102
    KELAS : REGULER PAGI (Semester II )

    Menurut pandangan saya,factor pertama penyebab kelangkaan buah local seperti juet, lempeni, dan sentul bukan saja di karenakan oleh aspek menejemen pemasaran, dan menejemen strategi, tetapi menurut pandangan saya di sebabkan oleh perkembangan jaman, yang sekarang jamannya bisa di katakan langsung makan dalam artian tidak usah repot. Bisa di hubungkan orang sekarang kebanyakan hanya menikmati hasil dan kebanyakan orang sekarang tidak sepeduli orang dulu. Seperti contoh orang dulu mau disibukkan dengan kegiatan pembudidayaan buah local seperti juwet, lempeni dan sentul akan tetapi orang sekarang kebanyakan disibukkan dengan pekerjaan sendiri-sendiri tanpa ada peduli lagi akan keberadaan buah local yang hampir sekarang langka. Apapun itu kalau kita tanpa ada pedulinya semua akan berakibat fatal seperti kelangkaan buah local kita. Entah apa yang menyebabkan perubahan kita dulu menjadi seperti sekarang ini. Sebetulnya banyak penghasilan dan pendapatan yang bisa kita dapatkan dengan melestarikan atau membudidayakan buah local kita, yang sudah turun temurun ada cuman kita perlu kepedulian. Seperti halnya kita bisa menanam kembali biji buah tersebut dimanapun itu, karena iklim di Negara kita sangat cocok untuk penanaman kembali biji buah tersebut. Dari buahnya kita bisa mengambil hasil untuk di pasarkan dan menejemen pemasarannya pun menurut saya tidak sulit karena buah juwet, lempeni, sentul dll yang termasuk buah local, itu bisa kita sasrkan ke pedagang rujak, pedagang buah, dan orag yang ngidam dengan pengemasan yang cock agar dapat menarik minat konsumen. Jadi kelangkaan buah local kita di bali bisa juga di sebabkan karna menurunnya kesadaran dan kepedulian kita terhadap buah local kita.
    Sekian dan trimakasih.

    ReplyDelete
  15. Nama : Putu Yudi Herdiana
    Nim : 13.01.1.105
    Smstr : II(Dua)
    fakultas : Ekonomi (Manajement)


    Pandangan saya dari pembahasan dapat diketahui bahwa kekutan yang dimiliki dalam pemaaran buah lokal adalah rasa, yang lengkap, harga yang cukup murah, mudah di dapat atau di temui, serta pelayanan yang baik dari para pemasar. Kelemahan yang dimiliki dalam pemasaran buah lokal adalah warna kulit yang kurang menarik, aroma buah lokal yang biasa, warna daging buah yang kuning pucat, ketersediaan kandungan air yang sedang, pengemasan yang belum ada, tata letak yang kurang mendukung, kurang adanya antisipasi penjagaan kwalitas buah jeruk keprok lokal, tidak adanya promosi mengenai kelebihan dari buah lokal ini. Peluang yang dimiliki dalam pemasarn buah lokal adalah sudah dikenalnya buah ini di kalangan masyarakat, buah ini merupakan buah yang selalu tersedia sepanjang tahun (tidak mengenal musim tertentu), pertumbuhan penduduk dan perluasan pangsa pasar. Ancaman yang ada dalam pemasaran buah lokal yaitu adanya buah impor, adanya buah substitusi, sehingga semakin berkurangnya produksi buah lokal yang dihasilkan oleh petani. Strategi pemasaran yang ideal setelah dilakukan analisa SWOT yang disesuaikan dengan analisa matrik faktor strategi internal – eksternal pemasaran buah lokal adalah strategi SO (strenghts- opportunities) dan WO (weaknss – opportunities). Strategi SO yaitu dengan mempertahankan kualitas rasa, meningkatkan hasil produksi, menambah pasokan kesemua pasar buah (outlet, toko buah, pasar tradisional dsb), memperbaiki kualitaas penjualan dan area pemasaran. Strategi WO yaitu dengan meningkatkan kwalitas hasil produksi, perbaikan pengemasan, memperluas pangsa pasar, meningkatkan antisipasi pasca panen, memperpendek jalur pemasaran, menguasai pangsa pasar.

    Tiang Haturkan Suksema

    ReplyDelete
  16. Nama: Nengah Utamiati
    NIM : 13.01.1.122
    Kelas: Reguler Pagi
    Jurusan: Manajemen (II)

    Menurut Saya, buah-buah lokal yang ada di Bali seperti buah juet, lempeni , sentul dan bual local lainnya yang sekarang keberadaannya sangat langka di Bali bukannya tidak memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar lokal tetapi masyarakat lokal sendiri tidak bisa memanfaatkan buah-buah tersebut dengan baik. Sebagian besar masyarakat lebih memilih mengkonsumsi buah impor. Buah impor kerap dipilih oleh konsumen dengan alasan, tampilannya menarik, pasokannya terjamin, dan ada standarisasi mutu. Buah impor kini tidak saja memasuki ranah konsumsi, tetapi juga telah menyerbu ke dalam hal yang lebih substansial, seperti ritual keagamaan. Di Bali, kini sebagian warga lebih suka menggunakan buah impor sebagai bahan sesajen dalam upacara. Menurut sebagian besar masyarakat Bali jika mempersembahkan buah impor, warga merasa sesajinya lebih “berkelas” karena buah impor biasanya lebih mahal ketimbang buah lokal. Di luar lingkup rumah tangga, buah-buahan juga menjadi bahan baku industry makanan dan minuman. Untuk minuman ringan sari buah yang diproduksi perusahaan besar, hampir semua bahan bakunya impor. Sungguh ironi jika buah-buahan Indonesia jangankan dikenal di dunia internasional, menjadi tuan rumah di negeri sendiri saja belum. Padahal, buah-buahan lokal ini bisa “menang” dalam urusan rasa. Nilai gizinya juga lebih baik karena tidak melalui penyimpanan lama atau pengawetan yang menurunkan kualitas. Selain lebih segar, beberapa buah tropis juga terbukti lebih unggul kandungan vitaminnya dibandingkan buah subtropics. Kandungan vitamin C dan vitamin A pada buah local lebih tinggi 10 kali lipat dibandingkan buah impor. Semua keadaan ini sangat terkait dengan mutu buah-buahan Indonesia. Tidak ada jaminan mutu dan belum diterapkannya manajemen mutu dalam produksi buah-buahan menyebabkan potensi buah kita menjadi terbengkalai.Rendahnya mutu buah lokal ini terkait sangat erat dengan system produksi buah-buahan, system panen, dan penanganan pasca panen. Sistem produksi buah-buahan di Indonesia umumnya menggunakan system produksi pekarangan dan agroforestry. Dimana system jaminan mutu sulit diterapkan. Oleh karena itu, penerapan jaminan mutu buah-buahan perlu dikembangkan agar dapat diterapkan oleh para petani buah. Dan juga manajemen kebun buah yang dapat menjamin penerapan manajemen mutu perlu dipelajari dan dipraktekkan. Selain itu pemerintah daerah juga harus mengoptimalkan lahan perkebunan untuk pengembangan komoditas buah-buahan local yang ada diberbagai daerah dan juga mengembangkan varietas benih buah yang mampu mendorong peningkatan produksi. Jika semua usaha itu sudah dapat dilakukan dengan baik maka buah local akan mampu bersaing dengan buah impor baik dari segi harga, rasa, dan kualitas. Dan mungkin juga buah local yang langka seperti juet, lempeni , dan sentul bisa mendunia atau dikenal diseluruh dunia.
    Terimakasih.

    ReplyDelete
  17. nama: komang ovi erny sintiana
    nim: 13.01.1.103
    jurusan: manajemen reg pagi
    Buah-buahan sebagai satu komoditas yang ditanam di dalam negeri terkadang belum dapat bersaing secara harga sehingga konsumen menjadi lebih tertarik untuk melirik buah impor. Walaupun sebenarnya, buah lokal pun tidak kalah dalam hal rasa. Hal ini disebabkan karena negara kita beriklim tropis dengan tanahnya yang subur sehingga dapat menghasilkan buah yang rasanya jauh lebih kuat bila dibandingan dengan buah impor.Contohnya buah Juet, lempeni, dan sentu merupakan buah lokal indonesia yang masih belum banyak orang mengetahuinnya sehingga alangkah baiknnya kita mulai mengenalkan buah tersebut ke mansyarakat luas agar masyarakat tidak hanya mengkonsumsi buah impor saja.Buah-buahan segar merupakan komoditas pertanian Indonesia yang memiliki prospek cerah dan kesempatan besar untuk dapat dikembangkan sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pertumbuhan perekonomian baru di sektor pertanian. Peluang pengembangan buah-buahan segar di Indonesia didukung oleh tingkat produksi dalam negeri yang memiliki kecenderungan terus nieningkat dari tahun ke tahun, akan tetapi peningkatan produksi tersebut belum dapat mengimbangi perkembangan permintaan pasar yang semakin tinggi sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang besar dengan diikuti oleh adanya peningkatan kualitas penduduk. Meningkatnya kualitas penduduk tercertnin dari semakin tingginya kesadaran masyarakat akan kebutuhan mengkonsumsi buah segar untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang bagi kesehatan tubuhnya dan konsumen lebih memiliki kecenderungan memilih buah segar yang bermutu untuk memenuhi preferensinya. Buah segar banyak mengandung serat, air mineral dan vitamin yang befingsi sebagai zat pembangun tubuh serta pengatur proses metabolisme tubuh. Jaminan kualitas yang baik dari buah segar menurut preferensi konsumen terlihat dari penampakan fisik buah yang baik dan menarik (warna dan kemulusan), keseragamn rasa, keseragaman ukuran, bebas hama, dan buah teriihat segar. Pemasaran dewasa ini tidak hanya sekedar persaingan produk saja melainkan lebih utama merupakan persaingan persepsi konsumen dan merek merupakan suatu jalur yang dapat membangun persepsi konsumen. Persepsi yang kuat di benak konsumen terhadap suatu merek menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk maupun citra dari produsen sebagai penghasil produk tersebut. Merek sebagai identitas menjadikan produk tersebut berbeda dengan produk lainnya sehingga konsumen lebih mudah mengenali dan mendapatkannya, selain itu juga merek dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk tersebut meskipun dengan merek harga produk akan mejadi lebih tinggi dibandingkan produk sejenis lainnya yang tidak bermerek. Merek juga memberikan manfaat besar bagi produsen dalam upaya pengembangan produk dan untuk dapat merebut peluang pasar yang ada. Pemberian merek pa'da buah segar pertama kalinya dilikukan pada buah segar impor sehingga buah segar lokal kalah bersaing di pasar domestik. Merek pada buah segar akan memberikan persepsi jaminan kualitas produk yang baik, jaminan ketersediaan dan memberikan kemudahan pada konsumen untuk dapat mengenalinya sehingga konsumen menjadi lebih loyal pada komoditi buah segar tersebuDilihat dari pemasaran mungkin perlu di laksanakan yang namanya 5p agar produk ini bisa menyaingi produk-produk luar. 5P itu adalah product, price, place, promotion, people. Semuanya perlu pemasaran yang baik agar buah-buah lokal juga bisa di minati oleh masyarakat khususnya juet, lempeni dan sentul yang keberadaannya sudah makin sulit ditemukan.

    ReplyDelete
  18. nama : Putu Umi Nirmala Sari
    NIM : 13.01.1.116
    Jurusan : Manajemen Reg Pagi

    Menurut saya, buah juet, lempeni dan sentul adalah makanan yang jarang sekali di konsumsi di kalangan masyarakat masa kini karena buah-buah tersebut. Karena di Bali seperti buah juet, lempeni , sentul dan bual local lainnya yang sekarang keberadaannya sangat langka. Peluang yang dimiliki dalam pemasarn buah lokal adalah sudah dikenalnya buah ini di kalangan masyarakat, buah ini merupakan buah yang selalu tersedia sepanjang tahun (tidak mengenal musim tertentu), pertumbuhan penduduk dan perluasan pangsa pasar. Pemasaran dewasa ini tidak hanya sekedar persaingan produk saja melainkan lebih utama merupakan persaingan persepsi konsumen dan merek merupakan suatu jalur yang dapat membangun persepsi konsumen. Persepsi yang kuat di benak konsumen terhadap suatu merek menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk maupun citra dari produsen sebagai penghasil produk tersebut. Merek sebagai identitas menjadikan produk tersebut berbeda dengan produk lainnya sehingga konsumen lebih mudah mengenali dan mendapatkannya, selain itu juga merek dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk tersebut meskipun dengan merek harga produk akan mejadi lebih tinggi dibandingkan produk sejenis lainnya yang tidak bermerek. Merek juga memberikan manfaat besar bagi produsen dalam upaya pengembangan produk dan untuk dapat merebut peluang pasar yang ada. Strategi pemasaran yang ideal setelah dilakukan analisa SWOT yang disesuaikan dengan analisa matrik faktor strategi internal – eksternal pemasaran buah lokal adalah strategi SO (strenghts- opportunities) dan WO (weaknss – opportunities). Strategi SO yaitu dengan mempertahankan kualitas rasa, meningkatkan hasil produksi, menambah pasokan kesemua pasar buah (outlet, toko buah, pasar tradisional dsb), memperbaiki kualitaas penjualan dan area pemasaran. Strategi WO yaitu dengan meningkatkan kwalitas hasil produksi, perbaikan pengemasan, memperluas pangsa pasar, meningkatkan antisipasi pasca panen, memperpendek jalur pemasaran, menguasai pangsa pasar.

    ReplyDelete
  19. nama : komang agus wirasatria
    nim : 13.01.1.099
    jurusan : manajemen

    Juet, lempeni, dan sentul adalah aneka buah yang mewarnai masa kanak-kanak saya tempo doeloe. Kini rangkaian buah lokal ini sangatlah sulit kita temui lagi. Pasar modern telah menyulap life style kita dengan buah impor. hal ini terjadi karena buah buah juet, lempeni, dan sentul pada saat ini sudah sulit di temukan oleh sebab itu buah buah tersebut sulit untuk dijual dipasaran. tapi karena sekarang buah lnfor yang sangat banyak beredar di pasaran sehingga kita sering memakai buah buah infor.

    Buah impor

    Buah impor kerap dipilih oleh konsumen dengan alasan, tampilannya menarik, pasokannya terjamin, dan ada standarisasi mutu. Durian montong asal Thailand, jeruk asal Cina, apel, pear, dan kawan-kawannya sudah menjadi langganan konsumen Indonesia.
    Buah impor kini tidak saja memasuki ranah konsumsi, tetapi juga telah menyerbu ke dalam hal yang lebih substansial, seperti ritual keagamaan. Di Bali, kini sebagian warga lebih suka menggunakan buah impor sebagai bahan sesajen dalam upacara. Menurut I Ketut Sumadi, dosen Institut Hindu Darma, jika mempersembahkan buah impor, warga merasa sesajinya lebih “berkelas” karena buah impor biasanya lebih mahal ketimbang buah lokal.Di luar lingkup rumah tangga, buah-buahan juga menjadi bahan baku industry makanan dan minuman. Untuk minuman ringan sari buah yang diproduksi perusahaan besar, hampir semua bahan bakunya impor.Buah-buahan impor yang menjadi bahan baku industry ini umumnya dihasilkan oleh perkebunan besar, sentuhan teknologi diaplikasikan dari penanaman hingga pascapanen sehingga kontinuitas pasokan dan standarisasi rasa serta bentuk buah bisa didapat.

    Buah lokal

    Selain itu beragamnya jenis buah yang dimiliki Indonesia temyata tidak lantas mendorong perbaikan produksi dan kualitas buah nasional. Petani kurang bisa mempertahankan kualitas buah secara seragam dan berkualitas.
    Selain itu, Indonesia tidak memiliki perkebunan buah nasional, melainkan skala kecil yang dikelola petani, sehingga tidak bisa dihitung dalam hektare seperti negara lain. Padahal konsumsi buah di dalam negeri termasuk tinggi, mencapai 18,5 juta ton per tahun.
    minimnya minat konsumen dan ketersediaan buah lokal terutama di pasar modern juga menjadi penyebab produk dalam negeri kalah bersaing.
    Buah impor khususnya dari China dinilai memiliki produk berkualitas, baik, dan harganya sangat terjangkau. Tidak heran perbandingan nilai impor terhadap ekspor buah nasional sebesar 293,9 persen.
    Rendahnya mutu buah lokal ini terkait sangat erat dengan system produksi buah-buahan, system panen, dan penanganan pasca panen. Sistem produksi buah-buahan di Indonesia umumnya menggunakan system produksi pekarangan dan agroforestry. Dimana system jaminan mutu sulit diterapkan. Oleh karena itu, penerapan jaminan mutu buah-buahan harus dilakukan oleh indonesia.

    ReplyDelete
  20. Nama:Made agus putra juliawan
    jurusan:manajemen/smester 2
    Nim :13.01.1.101

    Bisnis buah-buahan merupakan salah satu bisnis yang sangat prospektif dan sangat menjanjikan baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang. Bisnis ini dianggap sangat menguntungkan karena adanya pola perubahan konsumsi konsumen yang beralih pada konsumsi buah-buahan yang alami dan bermutu tinggi demi terpenuhinya kebutuhan konsumen meskipun harus membayar dengan harga yang relatif tinggi. Peningkatan permintaan buah-buahan terutama buah lokal terjadi seiring dengan peningkatan kesejahteraan dan pertumbuhan populasi penduduk. Selain itu, terjadinya pergeseran preferensi konsumen yang semakin menghindari bahan pangan berkolesterol tinggi, disamping adanya perubahan pandangan masyarakat yang mulai beralih kepada konsumsi buah lokal dibandingkan dengan buah impor yang seringkali ditemukan mengandung bahan-bahan yang membahayakan bagi konsumen. Untuk memenuhi permintaan konsumen akan buah lokal yang baik dan bermutu tinggi, maka salah satu aspek penting yang menjadi perhatian lebih perusahaan ritel yaitu mengenai ketersediaan produk atau barang yang diperdagangkan secara tepat waktu, dalam artian bahwa barang yang diperdagangkan tersebut dapat memenuhi kebutuhan konsumen tepat pada saat dibutuhkan dengan harapan tidak merugikan perusahaan tersebut nantinya diakibatkan adanya perhatian pada investasi penyediaan produk yang berlebihan tanpa memandang segi keekonomisan bagi perusahaan ritel buah, apalagi mengingat dari segi ketahanan/kesegaran produk-produk pertanian yang sangat tidak mungkin untuk dipertahankan dalam jangka waktu yang lama. Ketersedian buah yang bermutu tinggi dengan adanya pengklasifikasian/penggolongan mutu buah sesuai dengan sasaran penjualan yang dituju yang akan sangat berguna bagi konsumen, dengan memudahkan konsumen untuk memilih jenis produk sesuai dengan grade yang diinginkan.
    Dengan demikian pemasaran buah juet,lempeni dan sentul dapat dikembangkan karena buah tersebut sudah banyak di gemari masyarakat,khususnya masyarakat Bali .Buah tersebut dapat menjadi daya tarik konsumen karena memiliki rasa dan bentuk yang khas,dengan demikian buah juet,lempeni dan sentul dpat dipasarkan dengan kemasan yang menarik tanpa menambahi pengawet makan.Hanya saja buah juet,lempeni dan sentul sekarangh sulit di temukan keberadaannya,oleh sebab itu perlu adanya pengembangan dan budidaya agar buah tersebut dapat menyamai pasaran buah impor dan bahkan mengalahkannya.

    ReplyDelete
  21. Nama : I.Nym.Surya Adnyana
    NIM : 13.01.1.117
    Kls : Reguler Pagi
    Jurusan : Manajemen
    Semester : II

    Menurut saya buah juet, lempeni, dan sentul adalah buah yang menghiasi pada masa anak-anak, namun sekarang buah tersebut sangat langka dan sulit untuk ditemukan. Selain itu buah lokat tersebut sangat sedikit pengembanganya sehingga pengembangan buah tersebut menjadi sedikit. Mngkin hal tersebut yang menyebabkan buah juet, lempeni, dan sentul kalah dipasaran, sekarang pemerintah mengimpor buah dari luar negeri sehingga masyarakat lebih cenderung memilih buah impor tersebut dibandingkan buah lokal. Jika inggin buah lokal atau produk lokal bisa bersaing di pasaran kita sebagai penduduk lokal harus mengutamakan kemasan produk yang bisa menarik minat konsumen, dan disamping itu kita harus bisa memenuhi apa yang dinggin oleh konsumen, seperti misalnya. Bagaimana merangkai dan menampilkan kemasan yang unik dan berbeda dari sebelumnya, dan yang kedua harga juga harus bisa bersaing dipasaran, dengan itu buah lokal atau produk lokal akan bisa bersaing di pasaran dan mampu menarik minat konsumen baik konsumen kalangan bawah dan menengah keatas. Terima kasih

    ReplyDelete
  22. Nama : Gede Mahendra Putra
    NIP : 13.01.1.119
    Semester: II
    Kelas : Manajemen

    Menurut saya sendiri, buah Indonesia sebenarnya memiliki rasa dan bentuk yang tidak kalah dengan buah import. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan hasil alam termasuk buah. Sayangnya orang Indonesia lebih banyak memilih buah import. Para petani kadang juga lebih memilih membudidayakan buah yang asalnya tidak asli dari Indonesia padahal buah asli Indonesia tidak kalah dengan buah asal luar negeri. Untuk lebih jelasnya, berikut buah-buah asli Indonesia yang dibandingkan dengan buah dari luar Indonesia, buah-buah Indonesia memiliki cita rasa beragam tidak kalah dengan buah subtropis. Selain buah dari luar indonesia masih banyak buah asli Indonesia yang tidak kalah nikmat seperti juet lempeni dan sentul dsb. Buah-buah subtropis dan buah tropis tapi tidak asli Indonesia memang diantaranya sudah bisa dibudidayakan di Indonesia seperti apel, Jeruk, semangka, melon, anggur, buah naga dsb. Tapi alangkah baiknya jenis buah asli Indonesia juga turut dikembangkan agar tidak punah. Sudah saatnya orang Indonesia lebih memilih buah lokal. Mengkonsumsi buah lokal bisa mendatangkan manfaat bagi perekonomian yang bisa membantu petani-petani buah Indonesia. Selain itu, dengan konsumsi buah lokal kita juga turut serta membantu melestarikan sumber daya alam yang ada di Indonesia. Buah Juet, lempeni, dan sentul semakin sulit di dapat dan sulit di temui di pasaran karena di jaman sekarang keberadaan buah lokal sangat sedikit pengembangannya dan kreatifitas dari penjual untuk menarik para pembeli di pasaran juga masih kurang apalagi buah-buahan lokal biasanya banyak ada jika musimnya jika tidak ada musim di pasaran mungkin sangat sulit di cari di pasaran.

    ReplyDelete
  23. Nama:: Luh Yulita Indrayani
    Nim:: 13.01.1.107
    Jur:: Manj Reg Pagi Smst II

    Popularitas buah impor semakin menyaingi produk lokal meskipun jumlah produksi buah lokal terus meningkat. Ini terkait keragaman buah yang dikonsumsi untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat sehari-hari. Pola konsumsi buah pada dasarnya dapat dibagi menjadi lima. Pertama adalah konsumsi rumah tangga atau table fruits yang berarti buah tersebut dikonsumsi untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Konsumsi rumah tangga terbanyak adalah pisang, jeruk, apel, pepaya, salak dan pir dengan menyumbang 35% sampai 40% total permintaan buah di Indonesia. Tiga diantaranya adalah buah impor yaitu jeruk, apel dan pir. Sehinga meskipun jumlah produksi buah meningkat, di level konsumsi rumah tangga, popularitas buah lokal semakin tersaingi. Konsumsi terbesar kedua adalah konsumsi industri seperti kebutuhan produksi jus, minuman ringan dan lainnya. Produk tersebut adalah jeruk mangga, jambu, apel dan tomat dengan jumlah 30% dari total permintaan buah. Posisi ketiga adalah konsumsi hotel, restoran ataupun katering yang didominasi pepaya, semangka, melon, nanas dan alpokat. Pola konsumsi ini memegang 20% total permintaan buah. Pola keempat adalah konsumsi musiman/ eksotik seperti durian, mangga, buah naga, sawo dan rambutan. Kebutuhan ini mencakup kurang dari 10%. Yang terakhir, buah diproduksi untuk ekspor seperti manggis, nanas, mangga dan rambutan. Memang terjadi negative trade jika membandingkan jumlah impor dan ekspor. Namun, tidak bisa dianggap terjadi fenomena ledakan impor karena produksi dalam negeri atas buah lokal sangatlah besar. Memang, buah impor terkesan banyak karena untuk memenuhi kebutuhan konsumsi buah rumah tangga. Di lain pihak, buah impor termasuk golongan konsumsi musiman sehingga tergantung dengan musim berbuah produk tersebut. Buah-buahan lokal sebenarnya sangat populer jika dilihat secara keseluruhan dalam lima aspek tersebut.
    Namun, memang kita mengakui di ranah kebutuhan rumah tangga, permintaan buah impor semakin meningkat. Ada beberapa masalah yang menimpa produksi buah lokal. Pertama adalah selera konsumen. Seiring dengan pertumbuhan pendapatan masyarakat, kebutuhan buah pun semakin meningkat. Namun, masyarakat semakin kritis terhadap kualitas maupun jenis buah yang ingin mereka konsumsi. . Indonesia sangat kaya dengan buah namun tidak ada konsistensi yang jelas atas pemasaran brand buah itu. “Padahal, 95% dari pepaya Bangkok dihasilkan di Indonesia. Pepaya Hawai juga 70% dihasikan di dalam negeri. Karena itu, perlu image positif atas buah-buahan yang diproduksi di Indonesia. Yang terakhir, kualitas buah-buahan lokal di pasaran. Citra buruk menjadi salah satu faktor penyebab buah lokal kalah bersaing dengan buah impor. Alasan paling utama yang menyebabkan buah lokal kalah saing dari buah impor adalah image buah lokal yang buruk di kalangan masyarakat. selama ini masyarakat mendapat citra buruk soal buah lokal. Buah lokal biasanya dicitrakan tidak menarik. Buah lokal dicitrakan kurang cerah warnanya dan kurang besar bentuknya. Semua itu disebabkan oleh teknologi. Kita harus mengejar ketertinggalan teknologi, Selain adanya pencitraan negatif dalam masyarakat mengenai buah lokal, pangsa pasar yang besar di Indonesia dan daya saing buah lokal yang rendah membuat buah impor makin marak di Indonesia akhir-akhir ini. Daya saing buah lokal rendah salah satunya dipicu oleh infrastruktur yang buruk.
    Ditambah lagi dengan adanya perubahan perilaku konsumen yang semakin menyukai produk impor. Karena buah impor yang semakin mudah dan murah. Hal ini menujukkan kekurangberpihakan kebijakan fiskal terhadap buah lokal Indonesia. kuatnya arus globalisasi menjadi faktor persoalan ini sulit diatasi. Minimnya minat konsumen dan ketersediaan buah lokal terutama di pasar modern juga menjadi penyebab produk dalam negeri kalah bersaing.
    Buah impor khususnya dari China dinilai memiliki produk berkualitas, baik, dan harganya sangat terjangkau. Tidak heran perbandingan nilai impor terhadap ekspor buah nasional sebesar 293,9 persen.

    ReplyDelete
  24. Nama : Putu Sudianti
    Nim : 13.01.1.097
    jurusan/smstr : Manajemen/II

    Menurut pendapat saya, rangkaian buah ini yaitu buah juet,lempeni dan sentul sudah sangat sulit kita temukan lagi, bahkan di pedesaan yang biasnya banyak kita jumpai buah ini sudah tidak ada lagi. Kebanyakan pada saat ini buah impor lebih mudah kita dapatkan, selain lebih mudah kita temukan buah impor relatif lebih murah dan lebih menarik di bandingkan dari buah lokal.
    Adapaun salah satu upaya untuk menghindari kepunahan buah-buahan ini perlu di lakukan penelitian tentang karakteristik habitat sehingga dapat di tentukan strategi konsemasi jenis dan habitatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik habitat buah lokal ( juet, lempeni dan sentul ) agar di ketahui cara konsemasi dan mengoptimalkan upaya pelestarian terhadap buah lokal melalui teknik budidaya serta mempertahankan kelestarian keanekaragaman hayati (biodifersitas) buah lokal.

    ReplyDelete
  25. Nama : Gede Wirawan
    NIM : 13.01.1.115
    Jur/Klas : Manajemen/Reg Pagi.
    Smester : II (Dua)
    Sangat disayangkan jika buah lokal Indonesia digusur oleh buah impor. Sekarang ini jarang kita menemukan buah khas Indonesia/buah lokal, terutama buah juet , lempeni dan sentul. Dulu semenjak saya duduk dikelas 6 SD saya sering memakan buah ini (Juet dan Lempeni) karna mudah didapatkan di kebun-kebun. Namun sekarang buah buah ini sudah jarang ada,buah ini sudah kalah saing dengan buah impor serta pohon ini ditebang dan digantikan oleh bibit buah yang lebih berkualitas. Sekarang kita justru lebih banyak menemukan buah-buahan impor dibandingkan dengan buah-buahan lokal. Seiring jumlah penduduk kelas menengah negeri ini yang terus tumbuh, permintaan terhadap buah terus meningkat. Celakanya, preferensi konsumen kita lebih mengarah pada buah impor. Alasannya sederhana, buah impor lebih bersih, tampilannya lebih menarik, pasokannya terjamin, standarisasi mutu, hingga harganya yang kompetitif. Ditambah lagi dengan budaya belanja penduduk kelas menengah yang lebih doyan berbelanja di pasar-pasar modern ketimbang pasar tradisional. Kita tahu di pasar-pasar modern, komoditas buah lokal tak lagi mendapat tempat. Sepertinya, hampir tidak ada lagi pasar modern di negeri ini yang menjual buah lokal.
    Dan paling sangat saya sayangkan adalah dalam pembuatan banten di Bali, Kini buah-buah yang digunakan dalam banten lebih dominan menggunakan buah-buah impor bahkan ada yang sepenuhnya menggunakan buah impor dalam pembuatan banten , berbeda dengan dahulu yang menggunakan buah-buah lokal khas bali seperti jeruk bali,Jambu biji,langsat, serta buah jenis lainya yang berbau lokal.
    Tak dipungkiri jika buah lokal lama kelamaan kita akan sangat sulit ditemukan di daerah/negara kita sendiri bahkan bias jadi buah lokal akan menjadi punah jika hal ini terus berlanjut. Untuk mengatasi hal tersebut, kita hendaknya menanam kembali bibit buah lokal serta membudayakanya dan dalam pemasaran buah lokal kita hendaknya memilih tempat yang strategis terutama pasar-pasar modern dengan kemasan yang unik dan menarik sehingga memikat konsumen .

    ReplyDelete
  26. nama : ketut adi wiranata
    nim : 13.01.1.098
    jurusan : manajemen
    reguler: pagi
    menurut pendapat saya jika buah tersebut dirangkai dan dikemas yang cantik pasti akan bisa diterima dipasar, apalagi buah juet banyak orang yang sudah tau dan banyak peminatnya , jika buah tersebut dimanajem dgn baik pasti akan menghasilkan keuntungan. tetapi hal yang harus diperhatikan dalam berbisnis apalagi dalam bidang pemasaran adalah kualitas barang yang dipasarkan harus berkualitas,dan bisa di terima oleh masyarakat.buah ini harus dijaga dengan baik dan dilestarikan agar buah ini tidak mengalami kelangkaan,serta kepunahan dan buah ini bsa terus dinikmati dan bsa di ekspor ke pasar tetangga bahka ke luar negeri

    ReplyDelete
  27. Nama : Ni Nyoman Budesari
    Nim :13.01.1.111
    Jurusan/kelas: Manajemen semester II/ Reguler Pagi

    Menurut saya keberadaan buah Juet, lempeni, dan sentul semakin sulit di dapat dan sulit di temui di pasaran karena di jaman sekarang keberadaan buah lokal sangat sedikit pengembangannya dan kreatifitas dari penjual untuk menarik para pembeli di pasaran juga masih kurang apalagi buah-buahan lokal biasanya banyak ada jika musimnya jika tidak ada musim di pasaran mungkin sangat sulit di cari di pasaran. sehingga keberadaan buah lokal kurang menonjol dan apalagi sekarang banyak terdapat buah-buahan yang di datangkan dari luar negeri yang mungkin menurut masyarakat,buah tersebut lebih menarik, mudah di dapat di pasaran dan juga harganya terjangkau.Walaupun sebenarnya, buah lokal pun tidak kalah dalam hal rasa. Hal ini disebabkan karena negara kita beriklim tropis dengan tanahnya yang subur sehingga dapat menghasilkan buah yang rasanya jauh lebih kuat bila dibandingan dengan buah impor.Contohnya buah Juet, lempeni, dan sentu merupakan buah lokal indonesia yang masih belum banyak orang mengetahuinnya sehingga alangkah baiknnya kita mulai mengenalkan buah tersebut ke mansyarakat luas agar masyarakat tidak hanya mengkonsumsi buah impor saja.Buah-buahan segar merupakan komoditas pertanian Indonesia yang memiliki prospek cerah dan kesempatan besar untuk dapat dikembangkan sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pertumbuhan perekonomian baru di sektor pertanian. Peluang pengembangan buah-buahan segar di Indonesia didukung oleh tingkat produksi dalam negeri yang memiliki kecenderungan terus nieningkat dari tahun ke tahun, akan tetapi peningkatan produksi tersebut belum dapat mengimbangi perkembangan permintaan pasar yang semakin tinggi sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang besar dengan diikuti oleh adanya peningkatan kualitas penduduk. Meningkatnya kualitas penduduk tercertnin dari semakin tingginya kesadaran masyarakat akan kebutuhan mengkonsumsi buah segar untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang bagi kesehatan tubuhnya dan konsumen lebih memiliki kecenderungan memilih buah segar yang bermutu untuk memenuhi preferensinya.
    Merek juga memberikan manfaat besar bagi produsen dalam upaya pengembangan produk dan untuk dapat merebut peluang pasar yang ada. Pemberian merek pa'da buah segar pertama kalinya dilikukan pada buah segar impor sehingga buah segar lokal kalah bersaing di pasar domestik. Merek pada buah segar akan memberikan persepsi jaminan kualitas produk yang baik, jaminan ketersediaan dan memberikan kemudahan pada konsumen untuk dapat mengenalinya sehingga konsumen menjadi lebih loyal pada komoditi buah segar tersebuDilihat dari pemasaran mungkin perlu di laksanakan yang namanya 5p agar produk ini bisa menyaingi produk-produk luar. 5P itu adalah product, price, place, promotion, people. Semuanya perlu pemasaran yang baik agar buah-buah lokal juga bisa di minati oleh masyarakat khususnya juet, lempeni dan sentul yang keberadaannya sudah makin sulit ditemukan.

    ReplyDelete
  28. Nama : I Putu Artajaya
    Nim : 13.01.1.1.196
    Kelas/Semester : Eksekutif Manajemen/II

    Sungguh ironi jika buah-buahan Indonesia-jangankan dikenal di dunia internasional-menjadi tuan rumah di negeri sendiri saja belum. Padahal, buah-buahan lokal ini bisa “menang” dalam urusan rasa. Nilai gizinya juga lebih baik karena tidak melalui penyimpanan lama atau pengawetan yang menurunkan kualitas.

    Selain lebih segar, beberapa buah tropis juga terbukti lebih unggul kandungan vitaminnya dibandingkan buah subtropics. Kandungan vitamin C dan vitamin A pada buah lokal, lebih tinggi 10 kali lipat dibandingkan buah impor.

    Semua keadaan ini sangat terkait dengan mutu buah-buahan Indonesia. Tidak ada jaminan mutu dan belum diterapkannya manajemen mutu dalam produksi buah-buahan menyebabkan potensi buah kita menjadi terbengkalai.

    Rendahnya mutu buah lokal ini terkait sangat erat dengan system produksi buah-buahan, system panen, dan penanganan pasca panen. Sistem produksi buah-buahan di Indonesia umumnya menggunakan system produksi pekarangan dan agroforestry. Dimana system jaminan mutu sulit diterapkan. Oleh karena itu, penerapan jaminan mutu buah-buahan perlu dikembangkan agar dapat diterapkan oleh para petani buah. Dan manajemen kebun buah yang dapat menjamin penerapan manajemen mutu perlu dipelajari. Padahal buah buah lokal seperti juet,lempeni,dan sentul tidak kalah enak dengan buah impor dan ekspor lainnya,juga tidak kalah nilai gizi nya, namun hal itu tidaklah dipandang sama sekali,Harga buah impor terkadang lebih murah dibanding buah lokal. Apalagi, pengemasannya lebih menggiurkan, warna lebih menarik.Tapi hati-hati, ternyata buah impor banyak yang dilapisi lilin. Tujuannya agar tahan selama berbulan-bulan, bahkan ada yang sampai dua tahun,beda dengan buah lokal yang bisa tahan pada daerah asalnya yang tak parlu menggunakan pengawet,pengawet adalah zat racun,yang jika dikonsumsi secara terus menerus akan berakibat mematikan,risiko penyakit juga dimungkinkan berkembang pada anak yang dilahirkan dari ibunya yang terpapar pestisida, seperti penyakit leukemia dan termasuk autis.Jadi sangatlah penting jika mengonsumsi buah lokal dan membudidayakannya sebagai generasi penerus bangsa pada daerah kita sendiri.

    Dilihat dari pemasaran mungkin perlu di laksanakan yang namanya 5p agar produk ini bisa menyaingi produk-produk luar. 5P itu adalah product, price, place, promotion, people. Semuanya perlu pemasaran yang baik agar buah-buah lokal juga bisa di minati oleh masyarakat khususnya juet, lempeni dan sentul yang keberadaannya sudah makin sulit ditemukan

    ReplyDelete
  29. Nama : I Putu Artajaya
    NIM : 13.01.1.1.196
    Kelas/Semester : Eksekutif Manajemen / II

    Sungguh ironi jika buah-buahan Indonesia-jangankan dikenal di dunia internasional-menjadi tuan rumah di negeri sendiri saja belum. Padahal, buah-buahan lokal ini bisa “menang” dalam urusan rasa. Nilai gizinya juga lebih baik karena tidak melalui penyimpanan lama atau pengawetan yang menurunkan kualitas.

    Selain lebih segar, beberapa buah tropis juga terbukti lebih unggul kandungan vitaminnya dibandingkan buah subtropics. Kandungan vitamin C dan vitamin A pada buah lokal, lebih tinggi 10 kali lipat dibandingkan buah impor.

    Semua keadaan ini sangat terkait dengan mutu buah-buahan Indonesia. Tidak ada jaminan mutu dan belum diterapkannya manajemen mutu dalam produksi buah-buahan menyebabkan potensi buah kita menjadi terbengkalai.

    Rendahnya mutu buah lokal ini terkait sangat erat dengan system produksi buah-buahan, system panen, dan penanganan pasca panen. Sistem produksi buah-buahan di Indonesia umumnya menggunakan system produksi pekarangan dan agroforestry. Dimana system jaminan mutu sulit diterapkan. Oleh karena itu, penerapan jaminan mutu buah-buahan perlu dikembangkan agar dapat diterapkan oleh para petani buah. Dan manajemen kebun buah yang dapat menjamin penerapan manajemen mutu perlu dipelajari. Padahal buah buah lokal seperti juet,lempeni,dan sentul tidak kalah enak dengan buah impor dan ekspor lainnya,juga tidak kalah nilai gizi nya, namun hal itu tidaklah dipandang sama sekali,Harga buah impor terkadang lebih murah dibanding buah lokal. Apalagi, pengemasannya lebih menggiurkan, warna lebih menarik.Tapi hati-hati, ternyata buah impor banyak yang dilapisi lilin. Tujuannya agar tahan selama berbulan-bulan, bahkan ada yang sampai dua tahun,beda dengan buah lokal yang bisa tahan pada daerah asalnya yang tak parlu menggunakan pengawet,pengawet adalah zat racun,yang jika dikonsumsi secara terus menerus akan berakibat mematikan,risiko penyakit juga dimungkinkan berkembang pada anak yang dilahirkan dari ibunya yang terpapar pestisida, seperti penyakit leukemia dan termasuk autis.Jadi sangatlah penting jika mengonsumsi buah lokal dan membudidayakannya sebagai generasi penerus bangsa pada daerah kita sendiri.

    Dilihat dari pemasaran mungkin perlu di laksanakan yang namanya 5p agar produk ini bisa menyaingi produk-produk luar. 5P itu adalah product, price, place, promotion, people. Semuanya perlu pemasaran yang baik agar buah-buah lokal juga bisa di minati oleh masyarakat khususnya juet, lempeni dan sentul yang keberadaannya sudah makin sulit ditemukan

    ReplyDelete
  30. Nama: Ni Kadek Mika Cahyati
    Nim: 13.01.1.121
    Jurusan/kelas: Manajmen/ Reguler Pagi (2)

    Menurut Saya, bukannya buah lokal seperti juet,lempeni dan sentul ini tidak memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar lokal tetapi masyarakat lokal sendiri tidak bisa memanfaatkan buah-buah tersebut dengan baik.
    Walaupun sebenarnya, buah lokal pun tidak kalah dalam hal rasa. Hal ini disebabkan karena negara kita beriklim tropis dengan tanahnya yang subur sehingga dapat menghasilkan buah yang rasanya jauh lebih kuat bila dibandingan dengan buah impor.Contohnya buah Juet, lempeni, dan sentu merupakan buah lokal indonesia yang masih belum banyak orang mengetahuinnya sehingga alangkah baiknnya kita mulai mengenalkan buah tersebut ke mansyarakat luas agar masyarakat tidak hanya mengkonsumsi buah impor saja.Buah-buahan segar merupakan komoditas pertanian Indonesia yang memiliki prospek cerah dan kesempatan besar untuk dapat dikembangkan sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pertumbuhan perekonomian baru di sektor pertanian. Peluang pengembangan buah-buahan segar di Indonesia didukung oleh tingkat produksi dalam negeri yang memiliki kecenderungan terus nieningkat dari tahun ke tahun, akan tetapi peningkatan produksi tersebut belum dapat mengimbangi perkembangan permintaan pasar yang semakin tinggi sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang besar dengan diikuti oleh adanya peningkatan kualitas penduduk. Meningkatnya kualitas penduduk tercertnin dari semakin tingginya kesadaran masyarakat akan kebutuhan mengkonsumsi buah segar untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang bagi kesehatan tubuhnya dan konsumen lebih memiliki kecenderungan memilih buah segar yang bermutu untuk memenuhi preferensinya. Buah segar banyak mengandung serat, air mineral dan vitamin yang befingsi sebagai zat pembangun tubuh serta pengatur proses metabolisme tubuh. Jaminan kualitas yang baik dari buah segar menurut preferensi konsumen terlihat dari penampakan fisik buah yang baik dan menarik (warna dan kemulusan), keseragamn rasa, keseragaman ukuran, bebas hama, dan buah teriihat segar. Pemasaran dewasa ini tidak hanya sekedar persaingan produk saja melainkan lebih utama merupakan persaingan persepsi konsumen dan merek merupakan suatu jalur yang dapat membangun persepsi konsumen. Persepsi yang kuat di benak konsumen terhadap suatu merek menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk maupun citra dari produsen sebagai penghasil produk tersebut. Merek sebagai identitas menjadikan produk tersebut berbeda dengan produk lainnya sehingga konsumen lebih mudah mengenali dan mendapatkannya, selain itu juga merek dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk tersebut meskipun dengan merek harga produk akan mejadi lebih tinggi dibandingkan produk sejenis lainnya yang tidak bermerek. Merek juga memberikan manfaat besar bagi produsen dalam upaya pengembangan produk dan untuk dapat merebut peluang pasar yang ada.
    pada dasarnya jika pengembangan buah lokal lebih di kembangkan, lebih dibuat menarik dan praktis, dan dibuatkan perkebunan yang lebih luas maka keberadaan buah lokal akan bisa berkembang dan mampu bersaing dengan buah impor dari segi harga dan juga kualitas.

    ReplyDelete
  31. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  32. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  33. Nama : Ni komang Sukariantini
    Nim : 12.01.1.1.1077
    Jurusan : Manajemen smt 3
    Kelas : Reguler sore

    Jika kita pergi ke mall atau bahkan ke pasar-pasar tradisional maka dengan mudah akan kita temukan buah-buahan impor. Sedap dipandang, menggiurkan dan menggugah selera. Ah sayang, di negeri kaya ini, buah cantik nan menggoda itu kebanyakan buah impor. Lalu dimanakah buah lokal Indonesia seperti juet, lempeni dan sentul? Bahkan saya sendiri belum pernah merasakan bagaimana rasa buah lempeni dan sentul.
    Buah-buahan sebagai satu komoditas yang ditanam di dalam negeri terkadang belum dapat bersaing secara harga sehingga konsumen menjadi lebih tertarik untuk melirik buah impor. Walaupun sebenarnya, buah lokal pun tidak kalah dalam hal rasa. Hal ini disebabkan karena negara kita beriklim tropis dengan tanahnya yang subur sehingga dapat menghasilkan buah yang rasanya jauh lebih kuat bila dibandingan dengan buah impor
    Buah impor kerap dipilih oleh konsumen dengan alasan, tampilannya menarik, pasokannya terjamin, dan ada standarisasi mutu. Durian montong asal Thailand, jeruk asal Cina, apel, pear, dan kawan-kawannya sudah menjadi langganan konsumen Indonesia.
    Buah impor kini tidak saja memasuki ranah konsumsi, tetapi juga telah menyerbu ke dalam hal yang lebih substansial, seperti ritual keagamaan. Di Bali, kini sebagian warga lebih suka menggunakan buah impor sebagai bahan sesajen dalam upacara. Beberapa orang beranggapan jika mempersembahkan buah impor, merasa sesajinya lebih “berkelas” karena buah impor biasanya lebih mahal ketimbang buah lokal.
    Di luar lingkup rumah tangga, buah-buahan juga menjadi bahan baku industry makanan dan minuman. Untuk minuman ringan sari buah yang diproduksi perusahaan besar, hampir semua bahan bakunya impor.
    Buah-buahan impor yang menjadi bahan baku industry ini umumnya dihasilkan oleh perkebunan besar, sentuhan teknologi diaplikasikan dari penanaman hingga pascapanen sehingga kontinuitas pasokan dan standarisasi rasa serta bentuk buah bisa didapat
    Ada berbagai jenis buah yang memang tidak dapat ditanam di negara kita berkaitan dengan tanah dan iklim yang tidak cocok. Misalnya adalah buah pear, kurma, dan kiwi. Jadi buah-buahan impor memang masih diperlukan untuk memenuhi kebutuhan buah yang terus melonjak dan karena kita tahu manfaat buah tersebut untuk kesehatan. Tetapi kini, ada banyak buah impor yang sebenarnya dapat tumbuh di Indonesia, hanya saja impor ini masih dilakukan karena kita masih bergantung dengan negara lain dan juga karena petani kita masih belum bisa memenuhi permintaan dalam negeri. Rendahnya mutu buah lokal ini terkait sangat erat dengan system produksi buah-buahan, system panen, dan penanganan pasca panen. Sistem produksi buah-buahan di Indonesia umumnya menggunakan system produksi pekarangan dan agroforestry. Dimana system jaminan mutu sulit diterapkan. Oleh karena itu, penerapan jaminan mutu buah-buahan perlu dikembangkan agar dapat diterapkan oleh para petani buah. Dan manajemen kebun buah yang dapat menjamin penerapan manajemen mutu perlu dipelajari. Padahal buah buah lokal seperti juet,lempeni,dan sentul tidak kalah enak dengan buah impor dan ekspor lainnya,juga tidak kalah nilai gizi nya, namun hal itu tidaklah dipandang sama sekali,Harga buah impor terkadang lebih murah dibanding buah lokal. Apalagi, pengemasannya lebih menggiurkan, warna lebih menarik.Tapi hati-hati, ternyata buah impor banyak yang dilapisi lilin. Tujuannya agar tahan selama berbulan-bulan, bahkan ada yang sampai dua tahun,beda dengan buah lokal yang bisa tahan pada daerah asalnya yang tak parlu menggunakan pengawet,pengawet adalah zat racun,yang jika dikonsumsi secara terus menerus akan berakibat mematikan,risiko penyakit juga dimungkinkan berkembang pada anak yang dilahirkan dari ibunya yang terpapar pestisida, seperti penyakit leukemia dan termasuk autis.Jadi sangatlah penting jika mengonsumsi buah lokal dan membudidayakannya sebagai generasi penerus bangsa pada daerah kita sendiri.

    ReplyDelete
  34. Analisis SWOT terhadap buah local yaitu:
    Kekuatan: Harga buah local murah, Rasa buah local enak dan dikenal dimasyarakat
    Kelemahan: Budidaya buah local seperti juet, lempeni dan sentul kurang, Kualitas tampilan buah dan ukuran buah local kurang seragam, Promosi buah local kurang baik, Kualitas pengemasan buah local kurang bagus, Kemitraan antara petani buah dengan pengusaha terhadap pemasaran buah local kurang
    Peluang ; Kebanyakan masyarakat membeli buah di pasar tradisional, Peminat buah lokal masih tinggi, Pangsa pasar buah local luas, Peranan dunia pendidikan terhadap agribisnis buah tinggi, Pengaruh keberadaan para tengkulak/pedagang pengepul maupun pengecer menguntungkan terhadap pemasaran buah.
    Ancaman: Membanjirnya buah impor mengancam pemasaran buah local, Kebijakan pemerintah (misalnya pembebasan impor buah) berpengaruh negatif terhadap buah local, Peran serta lembaga perbankan terhadap agribisnis buah local rendah
    Strategi SO: Strategi ini menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, alternatifnya adalah : a) Meningkatkan kualitas pengemasan buah lokal yang menarik, b) Meningkatkan distribusi buah, c) Meningkatkan produksi secara kontinyu untuk memenuhi permintaan buah
    Strategi ST
    Strategi ini menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman dan alternatifnya adalah : a) Meningkatkan unit pasar tradisional, b) Optimalisasi bantuan kredit lembaga perbankan terhadap agribisnis buah

    Strategi WO: Strategi ini meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang adalah: a) Meningkatkan peran aktif dunia pendidikan dalam agribisnis buah lokal , b) Meningkatkan keahlian petani dalam agribisnis buah local, c) Meningkatkan kualitas promosi buah lokal

    Strategi WT: Strategi ini meminimalkan kelemhan yang ada serta menghindari ancaman dan alternatifnya adalah : a) Meningkatkan peran aktif para pedagang untuk promosi buah local, b) Meningkatkan frekuensi promosi buah local

    Suatu Strategi induk (Grand Strategy)atau strategi jangka panjang harus dilandasi oleh suatu gagasan inti tentang bagaimana perusahaan dapat bersaing sebaik-baiknya di pasar.Gagasan inti ini adalah strategi generik (Generic Strategy) Menurut Michael E. Porter, Strategi jangka panjang merupakan upaya perusahaan memperoleh keunggulan bersaing yang dapat dilakukan melalui 3 dari salah satu strategi generik berikut ini : 1.Mencapai keunggulan biaya menyeluruh (overall low-cost leadership) dalam industri. 2.Menciptakan dan memasarkan produk unik (Khas) untuk berbagai kelompok pelanggan melalui diferensiasi (Differentiation). 3. Melayani kebutuhan khusus satu atau beberapa kelompok konsumen atau pembeli industri dengan fokus pada segi biaya atau deferensiasi (Focus).
    Untuk menjadikan buah lokal menjadi tuan di negeri sendiri dapat terwujud apabila kita membangun supply-chain management (SCM) yang tangguh. SCM merupakan strategi bisnis yang mengintegrasikan secara vertikal perusahaan-perusahaan dalam supply chain (SC) untuk menigkatkan efisiensi dan prestasi keseluruhan anggota SC agar dapat memenuhi tuntutan konsumen sehingga menjadi satu kesatuan kegiatan bisnis yang kompetitif.
    Mengapa SCM menjadi penting? Karena, di Indonesia kini tumbuh pasar-pasar modern (hypermarket, supermarket, minimarket), adanya persaingan dengan produk impor, adanya tuntutan konsumen terhadap standar keamanan pangan dan mutu produk, perubahan gaya hidup dan cara pandang terhadap pangan.
    Contoh penerapan SCM yang berhasil adalah di Taiwan. Petani-petani buah di sana membentuk asosiasi atau kelompok tani. Mereka melakukan seleksi sendiri. Buah dikemas sesuai standar, baru ditawarkan ke pasar grosir. Para tengkulak dipersilahkan membeli di pasar grosir dengan cara lelang dengan ketentuan yang dibuat asosiasi. Di Indonesia juga ada contohnya, yakni di Lumajang, Jawa Timur. Mereka adalah petani pisang mas Kirana yang membentuk Kelompok Tani Sumber Jambe.

    ReplyDelete
  35. Nama : Dicky Bahtiar
    Nim : 13.01.1.1.011
    Jurusan : Manajemen smt 3
    Kelas : Reguler sore

    Menurut pendapat saya bukannya dari aspek manajemen pemasaran dan manajemen strategi tidak mumpuni memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar lokal. Tetapi keinginan atau pasar yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Sehingga buah-buahanan tersebut langka di temukan lagi.indonesia merupakan daerah beriklim tropis,yang seharusnya bisa menghasilkan buah-buahan tropis yang banyak.ironisnya indonesia tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar melainkan mengimport buah-buahan dari luar negeri,sehingga buah-buahan dalam negeri sulit berkembang. pemerintah indonesia seharusnya bisa menekan jumlah buah-buahan import dan sebaliknya mengembangkan buah-buahan lokal yang berkualitas dan segar.

    ReplyDelete
  36. Nama : Komang Angger Novita Yanti
    NIM : 13.01.1.1.043
    Jurusan : Manajemen
    Kelas : Reg. Sore

    Seperti yang kita ketahui, negara Indonesia ini memiliki beranekaragam kekayaan alam, termasuk kita memiliki beranekaragam buah lokal.
    Ada beberapa buah lokal yang mungkin tak asing bagi kita, yaitu Juwet, Lempeni, dan Sentul.

    *JUWET
    Buah juwet atau disebut juga dengan buah jamblang mempunyai banyak varietas dari yang kecil hingga ukuran yang lumayan besar. Juwet memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, terkait dengan aktivitas antioksidannya yang tinggi yang disebabkan warna (pigmen) ungu yang dikenal dengan nama antosianin. Antioksidan ini berperan penting dalam mencegah dan memerangi aneka penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner dan kanker.
    *LEMPENI
    Sebangsa Wuni dan manting rasanya manis sepat seperti buah buah juwet, kini daun dari buah lempeni ini bisa menjadi solusi alternaatif untuk mengalahkan tumor dan kanker.
    *SENTUL
    Sentul bukan lah nama sirkuit bagi orang Banyuwangi melainkan nama buah. Buah sentul berentuk bulat sbesar kepalan tangan. Jika sudah masak, kulitnya berwarna oranye cerah. Kulit nya tebal seperti manggis tapi empuk dan berbulu halus yang lembut seperti kiwi. Isi nya pun putih sperti manggis ber belah belah. Rasanya Manis asam. rasanya unik dan segar. Buah ini tumbuh di daerah dataran tinggi. Di Banyuwangi mungkin ada didaerah - daerah lain. yang pernah ditemui yaitu di daerah sekitaran kecamatan Glagah dan Licin.

    Namun fenomena yang terjadi saat ini, buah-buah tersebut menjad langka dan susah ditemui, bahkan kini buah-buah ini kalah saing dengan buah-buah import.
    Apa yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi??
    Buah lokal Indonesia sebenarnya memiliki rasa dan bentuk yang tidak kalah dengan buah import. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan hasil alam termasuk buah. Sayangnya orang Indonesia lebih banyak memilih buah import. Para petani kadang juga lebih memilih membudidayakan buah yang asalnya tidak asli dari Indonesia padahal buah asli Indonesia tidak kalah dengan buah asal luar negeri. Hal itu disebabkan karena kurang tersedianya benih berkualitas dalam jumlah yang memadai, lemahnya kegairahan petani baru untuk produk buah-buahan. Juga kurang memadainya infrastruktur logistik buah. Ditambah lagi dengan adanya perubahan perilaku konsumen yang semakin menyukai produk impor. Karena buah impor yang semakin mudah dan murah. Hal ini menujukkan kekurangberpihakan kebijakan fiskal terhadap buah lokal Indonesia.
    Minimnya minat konsumen dan ketersediaan buah lokal terutama di pasar modern juga menjadi penyebab produk dalam negeri kalah bersaing.
    Buah impor khususnya dari China dinilai memiliki produk berkualitas, baik, dan harganya sangat terjangkau. Tidak heran perbandingan nilai impor terhadap ekspor buah nasional sebesar 293,9 persen.
    Selain itu anak-anak jaman sekarang jarang yang mengenal buah lokal, hal itu dikarenakan buah lokal susah untuk ditemui dan belum ada tindakan untuk pembudidayaan nya. Memang sangat miris, tapi kenyataannya dari rasa maupun kualitas buah lokal memang masih kalah dengan buah import, kurangnya pemasaran dan pembudidayaan buah lokal juga menjadi salah satu masalah yang dihadapi pemerintah saat ini.
    sekian analisis dari saya.

    ReplyDelete
  37. Nama : Made Yoko Darmastara Yasa
    NIM : 13.01.111173
    Semester : Ampulen

    Mengapa buah kita memble di pasar sendiri? Bukankan Indonesia adalah gudangnya buah? Durian, duku dan manggis adalah buah asli Kalimantan dan Sumatra. Sawo, salak dan rambutan adalah buah asli Jawa, belimbing dari Maluku. Semua buah tropis, seperti mangga, pisang, pepaya, alpukat bisa tumbuh dengan baik di Indonesia, khususnya Jawa.

    Sayangnya, saat ini, khususnya produk buah masih belum bisa bersaing dengan buah impor. Volume maupun kualitas buah lokal masih sangat jauh tertinggal dari buah impor. Total produksi buah Indonesia saat ini adalah 18,9 juta ton, dimana kurang dari 2 persen yang berkualitas premium. Untuk menutup kebutuhan pasar, Indonesia mengimpor 450 ribu ton lebih pada tahun ini. Data BPS pada 2011 menunjukkan, nilai impor buah-buahan Indonesia mencapai US$411,57 juta atau sekitar Rp3,7 triliun

    Kebijakan buah impor
    Penyebab utama buah lokal tidak bisa bersaing adalah kebijakan perbuahan yang tidak memihak produksi buah lokal. Seperti kebijakan di bidang pertanian lainnya yang tidak berpihak pada produksi lokal, demikian pula kebijakan perbuahan Indonesia. Pemerintah tidak membuat kebijakan yang bisa ’memproteksi’ buah lokal. Selama buah impor masih membanjiri pasar lokal, maka buah lokal tak akan mampu bersaing.

    Petani buah tidak terdidik
    Buah lokal kebanyakan dipanen dari alam oleh petani sebagai kegiatan sambilan. Belum banyak petani yang benar-benar mengusahakan buah sebagai bisnis utamanya. Karena dikerjakan sebagai sebuah kegiatan sambilan, maka kebanyakan petani buah Indonesia tidak terdidik dalam bisnis buah. Mereka tidak mengerti Good Agriculture Practice yang saat ini menjadi persyaratan untuk bisa masuk ke pasar modern. Mereka juga tidak paham tentang cara panen dan paska panen. Akibatnya mutu buah menurun drastis pada fase pasca panen dan saat pengangkutan.

    Minat terhadap buah lokal rendah
    Minat konsumen buah Indonesia terhadap buah lokal sangat rendah. Konsumen cenderung untuk membeli buah impor. Buah lokal memang kebanyakan bermutu rendah. Itulah sebabnya sedikit sekali buah lokal yang bisa masuk ke supermarket. Sebagai konsumen sering kita tertipu saat membeli buah lokal. Selain karena mutu buah lokal masih belum baik, konsumen memilih buah impor karena gengsi. Rasanya lebih bangga menenteng buah apel Washington atau peer Jianglie daripada membeli apel Malang. Lebih bangga membawa jeruk murcot daripada membeli jeruk Pontianak. Sayangnya, pemerintah kurang memberi pendidikan kepada konsumen buah Indonesia untuk mengonsumsi buah lokal.

    Kombinasi dari ketiga penyebab diatas menyebabkan kurangnya investor yang mau berinvestasi dalam bisnis produksi buah di Indonesia. Padahal, tanpa investasi, maka perkembangan bisnis buah lokal akan stagnan.

    ReplyDelete
  38. Lanjut pak dosen

    Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).
    Analisis SWOT terhadap buah lokal yaitu:
    Kekuatan buah lokal adalah harganya yang terjangkau, lebih sehat, dan mudah didapat.
    Kelemahan buah lokal adalah mutunya yang masih belum baik.
    Peluang buah lokal masih besar, karena masih banyak masyarakat yang menganggap buah lokal lebih sehat karena tidak melewati proses pengawetan seperti halnya buah impor.
    Ancaman buah lokal adalah kebijakan perbuahan yang tidak memihak buah lokal. Pemerintah tidak membuat kebijakan yang bisa ’memproteksi’ buah lokal. Kebanyakan konsumen memilih buah impor karena gengsi.
    Strategi SO: Strategi ini menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, caranya adalah dengan lebih mempromosikan manfaat alami yang terkandung dalam buah lokal yang mampu mengalahkan buah impor yang penuh dengan bahan pengawet berbahaya.
    Strategi ST: Strategi ini menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, caranya adalah dengan memperluas pangsa pasar buah lokal, misalnya dengan cara menjalin kemitraan dengan supermarket-supermarket sehingga genggi buah lokal bisa disejajarkan dengan buah impor.
    Strategi WO: Strategi ini meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang, caranya adalah dengan meningkatkan mutu buah lokal, misalnya dengan cara memberikan pendidikan khusus bagi para petani buah lokal mengenai Good Agriculture Practice yang saat ini menjadi persyaratan untuk bisa masuk ke pasar modern.
    Strategi WT: Strategi ini meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman, caranya adalah dengan meningkatkan mutu buah lokal otomatis pemerintah akan lebih memperhatikan perkembangan buah lokal, sehingga kebijakan impor buah bisa dikurangi jumlahnya. Dan dengan meningkatnya mutu buah lokal, masyarakat juga lambat laun akan beralih ke buah lokal.

    Manajemen Rantai Suplai (Supply chain management) adalah sebuah ‘proses payung’ di mana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Sebuah supply chain (rantai suplai) merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan yang mempertahankan organisasi dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen. (Kalakota, 2000, h197). Dari pengertian di atas sudah jelas bahwasannya perlu adanya organisasi khusus yang menaungi para petani buah lokal, yang tentu saja anggotanya adalah petani buah lokal itu sendiri. Dengan strategi yang tepat para petani buah lokal harus kompak agar bisa menembus pasar modern dan bisa bersaing dengan buah impor. Sampai saat ini memang sudah ada kelompok-kelompok tani di berbagai daerah di Indonesia, tetapi masih kurang luas cakupannya. Untuk menyatukan semua kelompok-kelompok petani tersebut dalam satu kesatuan yang lebih besar perlu adanya berbagai kerja sama dari berbagai pihak, karena kesulitan terbesar saya rasa dari geografis Negara kita yang terpecah-pecah dan masih ada beberapa masyarakat yang menganut paham fanatisme. Kalau hal tersebut bisa diatasi dengan baik, saya rasa tidak menutup kemungkinan buah lokal akan menjadi raja di Negara sendiri bahkan mungkin bisa menembus pasar internasional. Semoga saja…

    ReplyDelete
  39. menurut saya mengapa buah impor lebih diminati masyarakat dari pada buah lokal semua itu di karenakan buah impor memang lebih menarik baik segi tampilan dan rasa.dan juga kesan gengsi menjadi salah satu pengaruh mengapa orang memilih buah impor namun sebagian buah lokal memang ada yang dikenal masyarakat luas tetapi tak jarang mereka lebih memilih membeli buah impor untuk di konsumsi sendiri atau di sugguhkan kepada para tamu.buah lokal di karenakan terkesan sebagai buah kelas dua
    sehingga dengan begitu kita sebagai masyarakat indonesia harus lebih berusaha untuk meningkatkan konsumsi buah lokal dengan upaya promosi dan kampanye untuk mengkonsumsi buah-buahan lokal.promosi buah lokal perlu di lakukan agar masyarakat juga mengetahui kualitas rasa buah lokal serta kandungan nutrisi dan vitamin yang terkandung di dalamnya ,selain itu kampanye buah lokal hendaknya di lakukan dalam rangka besar merangsang peningkatan pertanian tanaman buah lokal.
    dengan demikian ada rasa bangga ketika menikmati buah yang kualitas dan rasanya mulai di perhatikan,konsumen juga sadar akan pengaruh positif yang akan di alami oleh para petani buah lokal di indonesia
    Luh Reni Yanti
    13.01.1.1.179
    semester 3
    eksekutif / manajemen S1

    ReplyDelete
  40. Nama : Ni Komang Suryani Wulandari
    NIM : 12.01.1.1.1056
    Jurusan : Manajemen smt 3b
    Kelas : Reguler Sore
    Juwet, lempeni dan sentul bisa dibilang menjadi buah langka jaman kini karena sudah semakin jarang ditemukan dan eksistensinya digantikan buah impor seperti apel, anggur, dan lain sebagainya.
    Sebelumnya mari kita mengenal terlebih dahulu mengenai buah tersebut.
    Buah Duwet (Eugenia cumini atau Syzgium cumini) atau banyak orang menyebut buah jamblang ini merupakan buah yang langka. Tanaman duwet termasuk ke dalam famili tumbuhan Euphorbiaceae. Walaupun langka, keberadaan tanaman ini di Indonesia bisa tumbuh dengan subur. Buah Duwet mempunyai khasiat buah diantarnya sebagai obat diare, obat sakit gula dan obat nyeri ginjal. Manfaat buah duwet untuk mengatasi diare dipakai ± 100 g buah matang Duwet, dicuci dan dimakan langsung. Pada buahnya terkandung zat penyamak tanin, minyak terbang, damar, asam gallus, dan glikosida. Pada bijinya terdapat zat tanin, asam galat, glukosida phytomelin, dan alfa-phytosterol yang bersifat antikholestemik. Sedangkan pada kulit pohonnya terdapat zat samak (tanin). Dan pada kulit buahnya terdapat antosianin penyebab warna ungu.
    Kemudian lempeni dimana batang tanamannya kecil, tinggi, lurus, bulat, berdiameter sekitar 1 – 2 cm. Tajuk berdaun rimbun, hijau. Bentuk daun oval memanjang, berujung runcing, tepi daun bergelombang kecil-kecil. Bunganya bunga majemuk, karena dalam satu tangkai terdapat banyak bunga. Lampeni biasanya tumbuh cepat di tanah, kalau lingkungannya teduh dan subur. Tanamannya berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Warna bunganya keputih-putihan. Buahnya menggerombol lebat, kecil-kecil, bertangkai panjang. Ketika masih muda hijau. Lalu sedikit demi sedikit berbuah merah saat masak. Buah yang sudah masak berdaging kemerahan, tapi tidak terlalu tebal. Daging buahnya tipis, rasanya manis kalau dimakan. Buahnya tahan lama berada di pohon, bisa lebih dari satu bulan belum rontok. Kalau tumbuh di pot, lampeni bisa jadi pusat pandangan yang unik.
    Sedangkan sentul merupakan pohon yang rimbun dan besar, dapat mencapai tinggi 30 m, meski umumnya di pekarangan hanya mencapai sekitar 20-an meter. Batang dapat mencapai diameter 90 cm, bergetah seperti susu. Daun majemuk berselang-seling, bertangkai s/d 18 cm, menyirip beranak daun tiga, bentuk jorong sampai bundar telur, 6-26 × 3-16 cm; membulat atau agak runcing di pangkal, meruncing di ujung; hijau berkilat di sebelah atas, hijau kusam di bawahnya. Anak daun ujung bertangkai panjang, jauh lebih panjang dari tangkai anak daun sampingnya. Bunga dalam malai di ketiak daun, berambut, menggantung, sampai dengan 25 cm. Bunga berkelamin dua, bertangkai pendek; kelopak bertaju 5; mahkota 5 helai, kuning hijau, lanset sungsang, 6-8 mm; samar-samar berbau harum. Buah buni bulat agak gepeng, 5-6 cm, kuning atau kemerahan jika masak, berbulu halus seperti beludru. Daging buah bagian luar tebal dan keras, menyatu dengan kulit, kemerahan, agak masam; daging buah bagian dalam lunak dan berair, melekat pada biji, putih, masam sampai manis. Biji 2-5 butir, besar, bulat telur agak pipih, coklat kemerahan berkilat; keping biji berwarna merah.
    Buah-buahan tersebut dulunya pernah sangat Berjaya di Indonesia nmun sekarang sudah sangat jarang ditemukan bahkan anak muda jaman kini tidak mengetahui buah-buahan tersebut. Padahal kandungan dari buah tersebut dapat membantu menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Buah impor selalu berhasil menarik perhatian konsumen karena terlihat lebih segar,..

    ReplyDelete
  41. Nama : Ni Komang Suryani Wulandari
    NIM : 12.01.1.1.1056
    Jurusan : Manajemen smt 3b
    Kelas : Reguler Sore
    Lanjutan..
    lebih bersih, pasokan terjamin bahkan harganya pun cukup bersaing. Kondisi ini pun semakin menggilas keberadaan buah lokal di negeri sendiri. Sebenarnya ada dua masalah yang menghambat produksi buah di Indonesia yaitu kurangnya perhatian terhadap pertanian buah sehingga tingkat produksi menjadi rendah. Buah yang dikembangkan masih dalam skala kecil, belum mencapai skala industrial serta standarisasi mutu yang kurang diprioritaskan membuat kualitas buah lokal masih kurang memadai jika harus bersaing dengan buah impor. Padahal konsumen seharusnya menyadari bahwa buah lokal lebih sehat dan padat gizi dibanding buah impor. Mengingat, semua buah impor adalah hasil pertanian modern yang lekat dengan penggunaan bahan-bahan kimia. Agar tetap tampil segar saat diekspor, buah impor biasanya diberi (pembunuh jamur) dan zat lilin untuk menghambat penguapan. Jika dikonsumsi terus menerus, maka zat-zat kimia yang terkandung didalamnya bisa membahayakan kesehatan. Melihat potensi yang dimiliki Indonesia, dengan kurang lebih 6000 sumber plasma nutfah seharusnya varietas buah-buahan lokal bisa lebih unggul. Terlebih didukung iklim dan lahan yang ada di Indonesia. Kemungkinan menjadi eksportir utama komoditas buah-buahan tropis di pasar global tentu akan terbuka lebar. Menanggapi permasalahan ini, tak hanya pemerintah yang harus turun tangan.Sebagai masyarakat, kita juga harus lebih mencintai produk dalam negeri sendiri.
    Dilihat dari segi manajemen strategi yaitu analisis SWOT mengenai buah lokal yaitu;
    1. Strength
    negara kita beriklim tropis dengan tanahnya yang subur sehingga dapat menghasilkan buah yang rasanya jauh lebih kuat bila dibandingan dengan buah impor dan sebenarnya buah-buahan tersebut sangat gampang pemeliharaannya.
    2. Weakness
    Dengan semakin terbukanya perdagangan bebas, maka buah-buahan pun kini banyak yang diimpor dari luar negeri. Bagi konsumen, tentu ini menyenangkan karena harganya dapat jauh lebih murah dibandingan buah lokal. Namun bagi petani, keberadaan buah impor justru dapat mematikan dan melumpuhkan usaha mereka karena mereka harus bersaing dengan buah impor yang harganya jauh lebih murah dibandingan buah yang mereka jual. Sebenarnya, ada beberapa kalangan yang masih merasa enggan untuk mengkonsumsi buah lokal karena merasa gengsi. Satu hal yang perlu kita tahu adalah bahwa negara kita adalah negara agraris dan tentu saja sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah petani. Buah-buahan sebagai satu komoditas yang ditanam di dalam negeri terkadang belum dapat bersaing secara harga sehingga konsumen menjadi lebih tertarik untuk melirik buah impor. Walaupun sebenarnya, buah lokal pun tidak kalah dalam hal rasa.
    3. Opportunity
    Saat ini saya rasa kebanyakan orang sudah mulai menyadari arti pentingnya kesehatan, jadi mereka akan memiliki makanan ataupun buah-buahan yang kaya akan vitamin dan tanpa pengawet serta baik untuk kesehatan, inilah kesempatan bagi kita untuk mengembangkan buah lokal yang sempat merosot. Dengan tanpa penurunan kualitas, meskipun harganya mungkin akan lebih mahal namun yang lbih ditonjolkan adalah rasa dan kualitasnya.

    ReplyDelete
  42. Nama : Ni Komang Suryani Wulandari
    NIM : 12.01.1.1.1056
    Jurusan : Manajemen smt 3b
    Kelas : Reguler Sore
    Lanjutan..
    4. Threat
    Buah lokal memiliki penggolongan ancaman berdasarkan sumber ancamannya, yaitu ancaman yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Ancaman yang berasal dari dalam negeri, antara lain rendahnya pengetahuan berbasis pertanian di kalangan petani buah lokal secara umum, kurangnya penyediaan sarana dan prasarana pertanian buah mulai dari pra panen hingga pascapanen, kurangnya penyuluhan produk hortikultura dari pemerintah, berkurangnya lahan pertanian buah di Indonesia, perubahan iklim yang ekstrem, beralihnya fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman akibat bertambahnya jumlah penduduk Indonesia, dan kurangnya pengawasan serta rendahnya peran pemerintah dalam melindungi produk buah lokal. Misalnya, ancaman terbesar dari dalam negeri, yaitu adanya anggapan masyarakat bahwa dengan mengonsumsi atau membeli buah impor merupakan hal yang keren atau berkelas. Selain itu, ancaman yang berasal dari luar negeri meliputi terbukanya perdagangan pasar internasional, tingginya mutu buah yang berasal dari luar negeri, penggunaan teknologi canggih dalam pengolahan buah impor, dan ketersediaan produksi buah impor yang melimpah.

    Melimpahnya buah-buahan impor yang diperdagangkan di kota-kota besar menjadikan buah-buah lokal ditanah air terpuruk dan makin sulit untuk diperoleh. Penyebab utama buah lokal tidak bisa bersaing adalah kebijakan perbuahan yang tidak memihak pada produksi buah lokal. Seperti kebijakan di bidang pertanian lainnya yang tidak berpihak pada produksi lokal, demikian pula kebijakan perbuahan Indonesia. Pemerintah tidak membuat kebijakan yang bisa memproteksi [6] buah lokal selama buah impor masih membanjiri pasar lokal, maka buah lokal tak akan mampu bersaing. Indonesia tidak membatasi peredaran buah impor. Buah impor bisa beredar sampai ke pedesaan, bahkan sampai ke sentra produksi dengan harga yang sangat kompetitif, buah lokal berhasil menarik minat konsumen buah sampai ke pedesaan.
    Buah lokal kebanyakan dipanen dari alam oleh petani sebagai kegiatan sampingan. Belum banyak petani yang benar-benar mengusahakan buah sebagai bisnis utamanya. Oleh karena itu, dikerjakan sebagai sebuah kegiatan sampingan, maka kebanyakan petani buah Indonesia tidak terdidik dalam bisnis buah. Mereka tidak mengerti Good Agriculture Practice yang saat ini menjadi persyaratan untuk bisa masuk ke pasar modern. Mereka juga tidak paham tentang cara panen dan pasca panen. Akibatnya mutu buah menurun drastis pada fase pasca panen dan saat pengangkutan.

    ReplyDelete
  43. Dengan semakin terbukanya perdagangan bebas, maka buah-buahan pun kini banyak yang diimpor dari luar negeri. Bagi konsumen, tentu ini menyenangkan karena harganya dapat jauh lebih murah dibandingan buah lokal. Namun bagi petani, keberadaan buah impor justru dapat mematikan dan melumpuhkan usaha mereka karena mereka harus bersaing dengan buah impor yang harganya jauh lebih murah dibandingan buah yang mereka jual. Sebenarnya, ada beberapa kalangan yang masih merasa enggan untuk mengkonsumsi buah lokal karena merasa gengsi. Satu hal yang perlu kita tahu adalah bahwa negara kita adalah negara agraris dan tentu saja sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah petani. Buah-buahan sebagai satu komoditas yang ditanam di dalam negeri terkadang belum dapat bersaing secara harga sehingga konsumen menjadi lebih tertarik untuk melirik buah impor. Walaupun sebenarnya, buah lokal pun tidak kalah dalam hal rasa. Hal ini disebabkan karena negara kita beriklim tropis dengan tanahnya yang subur sehingga dapat menghasilkan buah yang rasanya jauh lebih kuat bila dibandingan dengan buah impor.Contohnya buah Juet, lempeni, dan sentu merupakan buah lokal indonesia yang masih belum banyak orang mengetahuinnya sehingga alangkah baiknnya kita mulai mengenalkan buah tersebut ke mansyarakat luas agar masyarakat tidak hanya mengkonsumsi buah impor saja.Buah-buahan segar merupakan komoditas pertanian Indonesia yang memiliki prospek cerah dan kesempatan besar untuk dapat dikembangkan sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pertumbuhan perekonomian baru di sektor pertanian. Peluang pengembangan buah-buahan segar di Indonesia didukung oleh tingkat produksi dalam negeri yang memiliki kecenderungan terus nieningkat dari tahun ke tahun, akan tetapi peningkatan produksi tersebut belum dapat mengimbangi perkembangan permintaan pasar yang semakin tinggi sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang besar dengan diikuti oleh adanya peningkatan kualitas penduduk. Meningkatnya kualitas penduduk tercertnin dari semakin tingginya kesadaran masyarakat akan kebutuhan mengkonsumsi buah segar untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang bagi kesehatan tubuhnya dan konsumen lebih memiliki kecenderungan memilih buah segar yang bermutu untuk memenuhi preferensinya. Buah segar banyak mengandung serat, air mineral dan vitamin yang befingsi sebagai zat pembangun tubuh serta pengatur proses metabolisme tubuh. Jaminan kualitas yang baik dari buah segar menurut preferensi konsumen terlihat dari penampakan fisik buah yang baik dan menarik (warna dan kemulusan), keseragamn rasa, keseragaman ukuran, bebas hama, dan buah teriihat segar. Pemasaran dewasa ini tidak hanya sekedar persaingan produk saja melainkan lebih utama merupakan persaingan persepsi konsumen dan merek merupakan suatu jalur yang dapat membangun persepsi konsumen. Persepsi yang kuat di benak konsumen terhadap suatu merek menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk maupun citra dari produsen sebagai penghasil produk tersebut. Merek sebagai identitas menjadikan produk tersebut berbeda dengan produk lainnya sehingga konsumen lebih mudah mengenali dan mendapatkannya, selain itu juga merek dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk tersebut meskipun dengan merek harga produk akan mejadi lebih tinggi dibandingkan produk sejenis lainnya yang tidak bermerek. Merek juga memberikan manfaat besar bagi produsen dalam upaya pengembangan produk dan untuk dapat merebut peluang pasar yang ada. Pemberian merek pa'da buah segar pertama kalinya dilikukan pada buah segar impor sehingga buah segar lokal kalah bersaing di pasar domestik. Merek pada buah segar akan memberikan persepsi jaminan kualitas produk yang baik, jaminan ketersediaan dan memberikan kemudahan pada konsumen untuk dapat mengenalinya sehingga konsumen menjadi lebih loyal pada komoditi buah segar tersebut.

    Nama:kd was bayu Santana
    Kls/nim: manajemen reguler sore s3 /013.01.1.1.040

    ReplyDelete
  44. Nama : Made Wawan Andika
    Kelas : Manajemen reguler sore
    Semester : III
    NIM : 13.01.1.1.171

    Juet, Lempeni, Sentul adalah beberapa jenis buah asli yang berasal dari Indonesia. Tapi sekarang buah ini sudah mulai punah keberadaanya karena masyarakat kita menganggap buah ini sudah tidak ada nilainya.
    Menurut saya buah-buah lokal yang ada di Indonesia harus dilestarikan karena buah -buah ini jika memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan bisa masuk pasar ekspor akan meningkatkan perekonomian negara kita dan buah-buah ini akan menunjukkan identitas negara kita. Seperti halnya Apel New Zeland, Durian Bangkok (Thailand), dll. Buah ini selain memiliki nilai ekonomis yang tinggi juga membawa identitas negaranya.
    Sekarang hal-hal yang perlu dilakukan agar buah-buah lokal tetap eksis dan bisa masuk ke pasar dunia adalah tugas pemerintah dan masyarakat khususnya para petani buah. Keduanya harus berkolaborasi untuk meningkatkan nilai ekonomis buah-buah tersebut.
    Menurut saya strategi yang harus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan nilai ekonomis buah lokal adalah sbb:
    1. Pemerintag harus bisa menghapus stigma masyarakat Indonesia yang bangga menggunakan produk luar negeri melalui himbauan-himbauan/ kampanye-kampanye tertentu
    2. Pemerintah harus membantu para petani buah untuk mendapat bibit-bibit unggul buah lokal tersebut, membantu dalam pengembangannya dengan cara melakukan penyuluhan-penyuluhan bagaimana cara pemeliharaan buah tersebut dan membantu dalam pemasaran dan penetapan harga
    3. Menetapkan pajak yang tinggi bagi buah-buah impor yang masuk ke Indonesia,sehingga mengharuskan para importir untuk menjual mahal produknya di Indonesia sehingga harganya sulit bersaing dengan buah lokal. Hal ini bisa melindungi buah lokal kita
    4. Pemerintah dan para stakeholder harus mampu berinovasi untuk membuat produk olahan dari buah-buah tersebut sebagai alternatif jika produk buah tersebut mengalami panen raya sehingga buah tersebut harganya tetap stabil dan tetap memiliki nilai ekonomis yang tinggi
    5. Pemerintah harus mempunyai strategi promosi untuk mempromosikan buah-buah lokal ini ke luar negeri sehingga suatu saat buah-buah ini bisa diekspor ke negara lain dan banyak peminatnya di pasar internasional.
    Saya ingi suatu saat dunia mengenal istilah Rambutan Indonesia, durian Indonesia,dll

    ReplyDelete
  45. Nama : Made Wawan Andika
    Kelas : Manajemen reguler sore
    Semester : III
    NIM : 13.01.1.1.171

    Juet, Lempeni, Sentul adalah beberapa jenis buah asli yang berasal dari Indonesia. Tapi sekarang buah ini sudah mulai punah keberadaanya karena masyarakat kita menganggap buah ini sudah tidak ada nilainya.
    Menurut saya buah-buah lokal yang ada di Indonesia harus dilestarikan karena buah -buah ini jika memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan bisa masuk pasar ekspor akan meningkatkan perekonomian negara kita dan buah-buah ini akan menunjukkan identitas negara kita. Seperti halnya Apel New Zeland, Durian Bangkok (Thailand), dll. Buah ini selain memiliki nilai ekonomis yang tinggi juga membawa identitas negaranya.
    Sekarang hal-hal yang perlu dilakukan agar buah-buah lokal tetap eksis dan bisa masuk ke pasar dunia adalah tugas pemerintah dan masyarakat khususnya para petani buah. Keduanya harus berkolaborasi untuk meningkatkan nilai ekonomis buah-buah tersebut.
    Menurut saya strategi yang harus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan nilai ekonomis buah lokal adalah sbb:
    1. Pemerintag harus bisa menghapus stigma masyarakat Indonesia yang bangga menggunakan produk luar negeri melalui himbauan-himbauan/ kampanye-kampanye tertentu
    2. Pemerintah harus membantu para petani buah untuk mendapat bibit-bibit unggul buah lokal tersebut, membantu dalam pengembangannya dengan cara melakukan penyuluhan-penyuluhan bagaimana cara pemeliharaan buah tersebut dan membantu dalam pemasaran dan penetapan harga
    3. Menetapkan pajak yang tinggi bagi buah-buah impor yang masuk ke Indonesia,sehingga mengharuskan para importir untuk menjual mahal produknya di Indonesia sehingga harganya sulit bersaing dengan buah lokal. Hal ini bisa melindungi buah lokal kita
    4. Pemerintah dan para stakeholder harus mampu berinovasi untuk membuat produk olahan dari buah-buah tersebut sebagai alternatif jika produk buah tersebut mengalami panen raya sehingga buah tersebut harganya tetap stabil dan tetap memiliki nilai ekonomis yang tinggi
    5. Pemerintah harus mempunyai strategi promosi untuk mempromosikan buah-buah lokal ini ke luar negeri sehingga suatu saat buah-buah ini bisa diekspor ke negara lain dan banyak peminatnya di pasar internasional.
    Saya ingi suatu saat dunia mengenal istilah Rambutan Indonesia, durian Indonesia,dll

    ReplyDelete
  46. Menurut Pendapat saya, buah-buahan lokal khususnya buah juet,lempeni,dan sentul memang pada saat ini sudah sulit kita jumpai dimana-mana, yang sebenarnya dipengaruhi oleh masyarakatnya sendiri yang dengan kemajuan era globalisasi membuat prilaku masyarakat menjadi berubah. Celakanya, masyarakat kita lebih mengarah pada buah impor. Alasannya sederhana, buah impor lebih bersih, tampilannya lebih menarik, pasokannya terjamin, standarisasi mutu, hingga harganya yang kompetitif. Ditambah lagi dengan budaya belanja penduduk kelas menengah yang lebih doyan berbelanja di pasar-pasar modern dari pada pasar tradisional. Kita tahu di pasar-pasar modern, komoditas buah lokal tidak lagi mendapat tempat. Sepertinya, hampir tidak ada lagi pasar modern di setiap wilayah yang menjual buah lokal.
    Menurut saya strategi yang bisa dilakukan yang mungkin dapat membantu pemasaran buah lokal adalah dengan analisis SWOT, yaitu : Strenghts (Kekuatan) : Diwujudkan dengan keberanian masih mampu bersaing dengan memasarkan buah lokal, dan yang jadi kekuatannya adalah dengan mempertahankan kualitas rasa buah lokal, menambah pasokan buah lokal yang dijual, dan mengembangkan tempat pemasaran buah lokal yang tidak hanya berpangku pada satu tempat. Weaknesses (Kelemahan) : Kelemahan dalam pemasaran buah lokal mungkin dikarenakan persaingan dengan buah impor yang lebih banyak peminat, tapi kelemahan tersebut bisa jadi kekuatan untuk buah lokal tetap dipasarkan karena buah lokal memiliki kualitas rasa yang lebih baik. Opportunities (Peluang) : Buah lokal yang masih memiliki peluang untuk memenangkan persaingan dengan buah lokal, dengan meningkatkan kwalitas hasil produksi, perbaikan pengemasan, memperluas pangsa pasar, meningkatkan antisipasi pasca panen. Threats (Ancaman) : Dengan adanya ancaman persaingan yang dialami buah lokal menunjukkan bahwa buah lokal harus tetap memiliki kekuatan dalam bersaing dengan buah impor.
    Untuk menangani situasi yang demikian ada baiknya kita tetap melakukan strategi untuk bisa menaikkan peminat buah lokal khususnya buah juet, lempeni dan sentul sehingga keberadaan buah tersebut masih bisa kita temui. Secara garis besar, Buah lokal yang akan dipasarkan harus mempunyai standar yang baik, namun Petani buah lokal selama ini cenderung melakukan penanganan atau pengolahan buah dengan cara yang masih tradisional. Masalah yang demikian masih bisa kita tangani dengan menggunakan pengolahan buah menggunakan mesin atau dengan cara yang lebih modern. Kalau dilihat dari kualitas buah lokal jika dibandingkan dengan buah impor padahal, buah-buahan lokal bisa saja menang dalam urusan rasa. Nilai gizinya juga bisa dibilang lebih baik karena tidak melalui penyimpanan lama atau pengawetan yang menurunkan kualitas.

    NI KADEK WIDIDARMI
    13.01.1.1.046
    S1 MANAJEMEN / REGULER SORE

    ReplyDelete
  47. Nama : Gd Arista Dharma Suputra
    NIM : 13.01.1.1.58
    Jurusan : Manajemen (Reguler Sore)

    Analisi Keunggulan Bersaing
    Dari segi keunggulan bersaing sebenarnya buah Juwet, Lempeni, dan Sentul sebenarnya tidak kalah dengan buah import. Saya sempat mendengar nama buah-buah tersebut sejak kecil dan sayangnya saya tidak begitu menyukai buah tersebut, tetapi dari segi strategi mengapa buah juwet, lempeni dan sentul tidak setenar buah import dikarenakan karena strategi pemasaran yang tidak mengikuti strategi pemasaran buah import. Misalnya buah import dipasarkan tidak hanya dipasarkan di pasar, melainkan di keanyakan supermaret. Menurut saya, untuk lebih memperkenalkan juwet, lempeni, dan sentul setidaknya mengikuti strategi pemasaran buah import, yaitu menitipkan di supermarket-supermarket. Sehingga persaingan akan ada, dan mungkin akan lebih banyak orang mencari, karena buah-buah tersebut adalah buah lokal. Dan mungkin akan memiliki daya saing yang tinggi. Dan mungkin bisa dijadikan oleh-oleh khas Bali yang hanya bisa dipeorleh di Bali.

    ReplyDelete
  48. Nama : Gd Arista Dharma Suputra
    NIM : 13.01.1.1.58
    Jurusan : Manajemen (Reguler Sore)
    Analisis SWOT
    Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).
    Mengenai Kajian diatas dapat kita analisis dengan salah satu metode analisis ini. Strengths(kekuatan): Kekuatan atau keunggulan dari buah juwet ini adalah salah satunya adalah buah lokal bali yang mungkin hanya ada di bali. Weaknesses(kelemahan): Kelemahan dari produk ini adalah kurang dikenalkannya sendiri kepada masyarakat luas. Opportunities(Peluang): Peluang yang ditimbulkan dari pemasaran juwet, lempeni, dan sentul menurut saya sangat besar, karena masih bisa dipasarkan di pasar-pasar tradisional dan modern dan banyak yang masih meminati buah ini. Threats(Ancaman): Ancaman yang timbul adalah bukan dari dalam melainkan dari luar yaitu dengan adanya buah-buah import yang tentunya lebih enak. Tetapi buah juwet, lempeni, dan sentul dari segi kualitas tidak kalah dengan buah import.

    ReplyDelete
  49. Nama : Gd Arista Dharma Suputra
    NIM : 13.01.1.1.58
    Jurusan : Manajemen (Reguler Sore)
    Value Chain
    Nilai dari Juwet, Lempeni, dan Sentul ini yang saya tankap adalah adanya nilai tradisional daerah yang mungkin tidak ditemui di daerah lain. Bagaiman buah tersebut diproses, mulai dari bibit hingga menghasilkan buah yang siap untuk dimakan. Nilai lainny adalah rasa dari buah-buah tersebut, memiliki rasa yang unik. Sehingga banyak peminat dan akhirnya dibudidayakan untuk dijual kembali yang dapat menghasilkan pendapatan yang berguna.

    ReplyDelete
  50. Menurut saya,sentul merupakan pohon yang rimbun dan besar, dapat mencapai tinggi 30 m, meski umumnya di pekarangan hanya mencapai sekitar 20-an meter. Batang dapat mencapai diameter 90 cm, bergetah seperti susu. Daun majemuk berselang-seling, bertangkai s/d 18 cm, menyirip beranak daun tiga, bentuk jorong sampai bundar telur, 6-26 × 3-16 cm; membulat atau agak runcing di pangkal, meruncing di ujung; hijau berkilat di sebelah atas, hijau kusam di bawahnya. Anak daun ujung bertangkai panjang, jauh lebih panjang dari tangkai anak daun sampingnya. Bunga dalam malai di ketiak daun, berambut, menggantung, sampai dengan 25 cm. Bunga berkelamin dua, bertangkai pendek; kelopak bertaju 5; mahkota 5 helai, kuning hijau, lanset sungsang, 6-8 mm; samar-samar berbau harum. Buah Duwet (Eugenia cumini atau Syzgium cumini) atau banyak orang menyebut buah jamblang ini merupakan buah yang langka. Tanaman duwet termasuk ke dalam famili tumbuhan Euphorbiaceae. Walaupun langka, keberadaan tanaman ini di Indonesia bisa tumbuh dengan subur. Buah Duwet mempunyai khasiat buah diantarnya sebagai obat diare, obat sakit gula dan obat nyeri ginjal. Manfaat buah duwet untuk mengatasi diare dipakai ± 100 g buah matang Duwet, dicuci dan dimakan langsung. Pada buahnya terkandung zat penyamak tanin, minyak terbang, damar, asam gallus, dan glikosida. Pada bijinya terdapat zat tanin, asam galat, glukosida phytomelin, dan alfa-phytosterol yang bersifat antikholestemik. Sedangkan pada kulit pohonnya terdapat zat samak (tanin). Dan pada kulit buahnya terdapat antosianin penyebab warna ungu. Bagi konsumen, tentu ini menyenangkan karena harganya dapat jauh lebih murah dibandingan buah lokal. Namun bagi petani, keberadaan buah impor justru dapat mematikan dan melumpuhkan usaha mereka karena mereka harus bersaing dengan buah impor yang harganya jauh lebih murah dibandingan buah yang mereka jual. Sebenarnya, ada beberapa kalangan yang masih merasa enggan untuk mengkonsumsi buah lokal karena merasa gengsi. Satu hal yang perlu kita tahu adalah bahwa negara kita adalah negara agraris dan tentu saja sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah petani. Buah-buahan sebagai satu komoditas yang ditanam di dalam negeri terkadang belum dapat bersaing secara harga sehingga konsumen menjadi lebih tertarik untuk melirik buah impor. Walaupun sebenarnya, buah lokal pun tidak kalah dalam hal rasa. Hal ini disebabkan karena negara kita beriklim tropis dengan tanahnya yang subur sehingga dapat menghasilkan buah yang rasanya jauh lebih kuat bila dibandingan dengan buah impor. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).

    ReplyDelete
  51. Analisis SWOT terhadap buah lokal yaitu:
    Kekuatan buah lokal adalah harganya yang terjangkau, lebih sehat, dan mudah didapat.
    Kelemahan buah lokal adalah mutunya yang masih belum baik.
    Peluang buah lokal masih besar, karena masih banyak masyarakat yang menganggap buah lokal lebih sehat karena tidak melewati proses pengawetan seperti halnya buah impor.
    Ancaman buah lokal adalah kebijakan perbuahan yang tidak memihak buah lokal. Pemerintah tidak membuat kebijakan yang bisa ’memproteksi’ buah lokal. Kebanyakan konsumen memilih buah impor karena gengsi. Strategi SO: Strategi ini menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, caranya adalah dengan lebih mempromosikan manfaat alami yang terkandung dalam buah lokal yang mampu mengalahkan buah impor yang penuh dengan bahan pengawet berbahaya.
    Strategi ST: Strategi ini menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, caranya adalah dengan memperluas pangsa pasar buah lokal, misalnya dengan cara menjalin kemitraan dengan supermarket-supermarket sehingga genggi buah lokal bisa disejajarkan dengan buah impor.
    Strategi WO: Strategi ini meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang, caranya adalah dengan meningkatkan mutu buah lokal, misalnya dengan cara memberikan pendidikan khusus bagi para petani buah lokal mengenai Good Agriculture Practice yang saat ini menjadi persyaratan untuk bisa masuk ke pasar modern.
    Strategi WT: Strategi ini meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman, caranya adalah dengan meningkatkan mutu buah lokal otomatis pemerintah akan lebih memperhatikan perkembangan buah lokal, sehingga kebijakan impor buah bisa dikurangi jumlahnya. Dan dengan meningkatnya mutu buah lokal, masyarakat juga lambat laun akan beralih ke buah lokal.
    Dilihat dari pemasaran mungkin perlu di laksanakan yang namanya 5p agar produk ini bisa menyaingi produk-produk luar. 5P itu adalah product, price, place, promotion, people. Semuanya perlu pemasaran yang baik agar buah-buah lokal juga bisa di minati oleh masyarakat khususnya juet, lempeni dan sentul yang keberadaannya sudah makin sulit ditemukan.
    keunggulan bersaing perusahaan terletak pada perbedaan (diferensiasi) perusahaan tersebut dengan pesaingnya dalam hal:
    (1)Kualitas yang lebih baik.
    (2)Harga yang lebih murah dan bisa ditawar.
    (3)Lokasi yang lebih cocok, lebih dekat, lebih cepat.
    (4)Seleksi barang dan jasa yang lebih menarik.
    (5)Pelayanan yang lebih menarik dan lebih memuaskan konsumen.
    (6)Kecepatan, baik dalam pelayanan maupun dalam penyaluran barang.
    Melimpahnya buah-buahan impor yang diperdagangkan di kota-kota besar menjadikan buah-buah lokal ditanah air terpuruk dan makin sulit untuk diperoleh. Penyebab utama buah lokal tidak bisa bersaing adalah kebijakan perbuahan yang tidak memihak pada produksi buah lokal. Seperti kebijakan di bidang pertanian lainnya yang tidak berpihak pada produksi lokal, demikian pula kebijakan perbuahan Indonesia. Pemerintah tidak membuat kebijakan yang bisa memproteksi [6] buah lokal selama buah impor masih membanjiri pasar lokal, maka buah lokal tak akan mampu bersaing. Indonesia tidak membatasi peredaran buah impor. Buah impor bisa beredar sampai ke pedesaan, bahkan sampai ke sentra produksi dengan harga yang sangat kompetitif, buah lokal berhasil menarik minat konsumen buah sampai ke pedesaan. Padahal, buah-buahan lokal ini bisa “menang” dalam urusan rasa. Nilai gizinya juga lebih baik karena tidak melalui penyimpanan lama atau pengawetan yang menurunkan kualitas. Selain lebih segar, beberapa buah tropis juga terbukti lebih unggul kandungan vitaminnya dibandingkan buah subtropics. Kandungan vitamin C dan vitamin A pada buah local lebih tinggi 10 kali lipat dibandingkan buah impor. Semua keadaan ini sangat terkait dengan mutu buah-buahan Indonesia.

    ReplyDelete
  52. Nama : Gd Arista Dharma Suputra
    NIM : 13.01.1.1.58
    Jurusan : Manajemen (Reguler Sore)
    Balanced ScoreCard
    Balanced Scorecard adalah Kartu (alat) untuk mengukur kinerja. Berdasarkan analisis balanced scorecard ini buah juwet, lempeni dan sentul ini memiliki nilai yang berbeda-beda. Dengan alat ukur ini dapat diketahui dapat diketahui prospek dari ketiga buah ini, pelanggan atau peminat dari ketiga buah ini dari kalangan mana saja, bagaimana pertumbuhan minat dari masyarakat atas ketiga buah ini, dan kandungan serta khasiat apa yang ditawarkan dari ketiga buah ini. Keempat analisi ini yang mempengaruhi kualitas dan image dari ketiga buah ini.

    ReplyDelete
  53. Nama : Kd. Chandra Teja Kusuma
    NIM : 13.01.1.1.017
    Jurusan : Manajemen (Reguler Sore)
    Menurut pendapat saya, rangkaian buah ini yaitu buah juet,lempeni dan sentul sudah sangat sulit kita temukan lagi, bahkan di pedesaan yang biasanya banyak kita jumpai buah ini sudah tidak ada lagi. Kebanyakan pada saat ini buah impor lebih mudah kita dapatkan, selain lebih mudah kita temukan buah impor relatif lebih murah dan lebih menarik di bandingkan dari buah lokal.
    Adapaun salah satu upaya untuk menghindari kepunahan buah-buahan ini perlu di lakukan penelitian tentang karakteristik habitat sehingga dapat di tentukan strategi konsemasi jenis dan habitatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik habitat buah lokal ( juet, lempeni dan sentul ) agar di ketahui cara konsemasi dan mengoptimalkan upaya pelestarian terhadap buah lokal melalui teknik budidaya serta mempertahankan kelestarian keanekaragaman hayati (biodifersitas) buah lokal.

    ReplyDelete
  54. nama : I Made Balaiana
    nim : 12.01.1.1.1092
    jurusan : manajen reguler sore


    Menurut pandangan saya,factor pertama penyebab kelangkaan buah local seperti juet, lempeni, dan sentul bukan saja di karenakan oleh aspek menejemen pemasaran, dan menejemen strategi, tetapi menurut pandangan saya di sebabkan oleh perkembangan jaman, yang sekarang jamannya bisa di katakan langsung makan dalam artian tidak usah repot. Bisa di hubungkan orang sekarang kebanyakan hanya menikmati hasil dan kebanyakan orang sekarang tidak sepeduli orang dulu. Seperti contoh orang dulu mau disibukkan dengan kegiatan pembudidayaan buah local seperti juwet, lempeni dan sentul akan tetapi orang sekarang kebanyakan disibukkan dengan pekerjaan sendiri-sendiri tanpa ada peduli lagi akan keberadaan buah local yang hampir sekarang langka. Apapun itu kalau kita tanpa ada pedulinya semua akan berakibat fatal seperti kelangkaan buah local kita. Entah apa yang menyebabkan perubahan kita dulu menjadi seperti sekarang ini. Sebetulnya banyak penghasilan dan pendapatan yang bisa kita dapatkan dengan melestarikan atau membudidayakan buah local kita, yang sudah turun temurun ada cuman kita perlu kepedulian.
    keunggulan bersaing perusahaan terletak pada perbedaan (diferensiasi) perusahaan tersebut dengan pesaingnya dalam hal:
    (1)Kualitas yang lebih baik.
    (2)Harga yang lebih murah dan bisa ditawar.
    (3)Lokasi yang lebih cocok, lebih dekat, lebih cepat.
    (4)Seleksi barang dan jasa yang lebih menarik.
    (5)Pelayanan yang lebih menarik dan lebih memuaskan konsumen.
    (6)Kecepatan, baik dalam pelayanan maupun dalam penyaluran barang.

    ReplyDelete
  55. Nama : Kadek Sudiasa
    nim : 13.01.1.1.026
    jurusan: manajemen reguler sore

    Menurut saya,sentul merupakan pohon yang rimbun dan besar, dapat mencapai tinggi 30 m, meski umumnya di pekarangan hanya mencapai sekitar 20-an meter. Batang dapat mencapai diameter 90 cm, bergetah seperti susu. Daun majemuk berselang-seling, bertangkai s/d 18 cm, menyirip beranak daun tiga, bentuk jorong sampai bundar telur, 6-26 × 3-16 cm; membulat atau agak runcing di pangkal, meruncing di ujung; hijau berkilat di sebelah atas, hijau kusam di bawahnya. Anak daun ujung bertangkai panjang, jauh lebih panjang dari tangkai anak daun sampingnya. Bunga dalam malai di ketiak daun, berambut, menggantung, sampai dengan 25 cm. Bunga berkelamin dua, bertangkai pendek; kelopak bertaju 5; mahkota 5 helai, kuning hijau, lanset sungsang, 6-8 mm; samar-samar berbau harum. Buah Duwet (Eugenia cumini atau Syzgium cumini) atau banyak orang menyebut buah jamblang ini merupakan buah yang langka. Tanaman duwet termasuk ke dalam famili tumbuhan Euphorbiaceae. Walaupun langka, keberadaan tanaman ini di Indonesia bisa tumbuh dengan subur. Buah Duwet mempunyai khasiat buah diantarnya sebagai obat diare, obat sakit gula dan obat nyeri ginjal. Manfaat buah duwet untuk mengatasi diare dipakai ± 100 g buah matang Duwet, dicuci dan dimakan langsung. Pada buahnya terkandung zat penyamak tanin, minyak terbang, damar, asam gallus, dan glikosida. Pada bijinya terdapat zat tanin, asam galat, glukosida phytomelin, dan alfa-phytosterol yang bersifat antikholestemik. Sedangkan pada kulit pohonnya terdapat zat samak (tanin). Dan pada kulit buahnya terdapat antosianin penyebab warna ungu. Bagi konsumen, tentu ini menyenangkan karena harganya dapat jauh lebih murah dibandingan buah lokal. Namun bagi petani, keberadaan buah impor justru dapat mematikan dan melumpuhkan usaha mereka karena mereka harus bersaing dengan buah impor yang harganya jauh lebih murah dibandingan buah yang mereka jual.

    ReplyDelete
  56. NAMA : KOMANG RIA DEFRIYANI
    NIM : 13.01.1.1.035
    KELAS : REG.SORE / III A

    Buah lokal ( Juet, Lempeni, dan Sentul) kini keberadaannya sangat sulit sekali ditemukan. Saya yang asli dari Bali tidak mengetahui salah dua dari buah-buahan lokal yang dimaksud diatas. Jangankan menikmati cita rasa buahnya, melihatnya pun saya tidak pernah. Hanya saja buah Juet yang saya tahu dan menjadi salah satu buah kegemaran saya, karena buah tersebut memiliki rasa yang enak, kaya akan manfaat, dan memiliki sensasi tersendiri apabila menikmatinya, yang membuat mulut dan bibir menjadi kebiruan setelah memakannya. Apalagi waktu saya di bangku SD dulu, buah Juet bisa ditemukan dimana saja, di pinggir jalan, disamping rumah, dan dimana saja. Lain halnya dengan sekarang, kini buah tersebut sudah tidak mudah didapatkan dan tidak eksistensi lagi di kalangan masyarakat.
    Bila dikaitkan dengan buah impor, padahal dari segi rasa dan kualitas buah-buahan lokal tidak kalah jika dibandingkan dengan buah impor. Padahal masyarakat Bali di kehidupan tidak lepas dari buah-buahan, entah itu untuk dikonsumsi ataupun sarana persembahyangan. Tetapi mengapa buah-buahan lokal yang begitu banyak varietasnya sangat jarang ditemukan.
    Nah disini, sehubungan dengan mata kuliah Manajemen Strategi, Buah Lokal vs Buah Impor akan saya analisis dengan teori analisis SWOT. Dimana Teori analisis SWOT terdiri dari :
    1. Strengths (kekuatan)
    Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Jika dikaitkan dengan pemasaran buah lokal, buah-buahan lokal lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan pestisida yang berlebihan bahkan ada yang tidak menggunakan bahan pengawet atau bahan pestisida lainnya. Rasanya yang enak juga menjadi kekuatan dalam pemasarannya dan harganya juga terjangkau.
    2. Weakness (kelemahan)
    Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Jika dikaitkan dengan produk buah lokal, buah lokal tidak mampu bersaing di kalangan masyarakat karena buah lokal berbuah musiman, dan jarak berbuahnya sangatlah lama yang saya tahu, dan tidak sepanjang masa buah lokal dapat ditemukan seperti halnya buah impor, yang kapan saja kita cari selalu dalam cakupan pasar, baik di pasar tradisional, di swalayan, took-toko sampai di warung-warung kecil pun kita dapat menjangkaunya. Disinilah tugas kita agar menemukan solusi dan alternative, supaya buah lokal dapat berbuah sepanjang musim, sehingga konsumen tidak lari ke buah impor, selain karena konsumen memilih buah impor karena gengsi. .... (bersambung)

    ReplyDelete
  57. ....(lanjutan)
    3. Opportunities (peluang)
    Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar. Jika produk buah lokal lebih ditingkatkan lagi dari segi pembibitan, sampai buah siap diproduksi maka buah yang dihasilkan akan lebih berkualitas baik dari segi rasa dan tampilannya. Begitu juga pengemasannya yang dibuat lebih menarik dan bersih. Maka dari itu buah lokal akan siap mencari pasaran yang luas dengan berdiri sendiri yang menonjolkan ciri kasnya dan kelebihannya dengan tidak menggunakan bahan pengawet. Sehingga pemasaran buah lokal dapat diterima dikalangan konsumen, karena saat sekarang ini manusia sangat memperhatikan kesehatannya disamping maraknya peredaran makanan yang tanpa terkecuali menggunakan bahan pengawet, maka menjadikan peluang untuk memasarkan buah lokal di pasaran.
    4. Threats (ancaman)
    Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Begitupun dengan keberadaan buah lokal yang menghilang ditelan eksistensi dari buah impor. Disini mungkin dibutuhkan kebijakan pemerintah untuk melindungi buah lokal yang ada. Karena buah lokal kalah dari banyak segi, yaitu dari segi brand atau merk, dan buah lokal yang berbuah musiman.
    Dari analisis SWOT diatas, diharapkan masyarakat Bali untuk berperan aktif dalam melestarikan dan mencintai buah-buah lokal yang ada di Bali khususnya. Apalagi masyarakat Bali yang kesehariannya tidak lepas dari buah-buahan sebagai sarana persembahyangan. Selain hal tersebut diatas, menurunnya sektor pertanian di Bali juga merupakan faktor tenggelamnya eksistensi buah lokal, karena sekarang yang bertebaran di Bali tidak buah-buah lokal seperti dahulu, melainkan bangunan-bangunan yang mewah yang saat ini ada untuk daerah pariwisata. Untuk itu perlu adanya pemderdayaan ekonomi rakyat yang salah satunya petani dan harus ada sinergi antara sektor pariwisata dan pertanian sekaligus melestarikan budaya Bali yang melekat dengan pertanian.
    Disamping itu peranan dari pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk peningkatan produksi dari buah lokal sehingga dapat menghadang laju buah impor yang semakin meningkat. Sebagai contoh di Bali juga mempunyai varietas jeruk yang khas yaitu Keprok Tejakula dan Siam Kintamani yang harus dilindungi dan dilestarikan. Untuk itu penggunaan benih unggul yang berkualitas diharapkan dapat meningkatkan produksi buah di petani yang secara langsung dapat meningkatkan kesejahteraan dari petani.
    Demikian dari saya, terimakasih.

    ReplyDelete
  58. NAMA : NI LUH ANA HANITYASARI
    NIM : 12.01.1.1.1055
    REG. SORE / SEMESTER III
    Juwet , lempeni dan sentul merupakan buah yang sangat sulit untuk ditemukan di beberapa tempat untuk masa kini tetapi tumbuhan ini belum termasuk tumbuhan langka. Dan Itu menyebabkan maraknya buah impor yang dipasarkan di pasar modern untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Kegiatan impor pada umumnya dilakukan ketika jumlah produksi lokal berkurang kuantitasnya dan kebutuhan lokal tidak dapat terpenuhi. Ketergantungan pada kegiatan impor dapat memberikan dampak penurunan produksi lokal secara terus menerus sehingga eksistensi dan daya saing produksi lokal menjadi menurun.
    Dari keunggulan bersaing , buah impor memang lebih menarik, baik dari segi tampilan dan rasa. Namun sayang di negeri yang kaya ini, kita justru lebih banyak menemukan buah-buahan impor dibandingkan dengan buah-buahan lokal. Seiring jumlah penduduk kelas menengah negeri ini yang terus tumbuh, permintaan terhadap buah terus meningkat. Celakanya, preferensi konsumen kita lebih mengarah pada buah impor. Alasannya sederhana, buah impor lebih bersih, tampilannya lebih menarik, pasokannya terjamin, standarisasi mutu, hingga harganya yang kompetitif. Ditambah lagi dengan budaya belanja penduduk kelas menengah yang lebih doyan berbelanja di pasar-pasar modern ketimbang pasar tradisional. Hal ini didukung dengan gencarnya upaya gerai toko buah-buahan dan supermarket besar yang memasang iklan dan mempromosikan buah-buah tersebut. Kesan gengsi juga menjadi salah satu pengaruh mengapa orang memilih buah impor.Nama buah lokal memang ada yang dikenal masyarakat luas, namun tak jarang mereka lebih memilih membeli buah impor untuk dikonsumsi sendiri atau disuguhkan kepada para tamu. Buah lokal terkesan sebagai buah kelas dua. Rendahnya minat membeli buah impor secara akumulasi mengurangi devisa negara, dan sebaliknya, menurunkan pendapatan petani buah dalam negeri serta gairah petani untuk menanam buah-buah lokal dalam negeri.
    Citra buruk menjadi salah satu faktor penyebab buah lokal kalah bersaing dengan buah impor. Selain adanya pencitraan negatif dalam masyarakat mengenai buah lokal, pangsa pasar yang besar di Indonesia dan daya saing buah lokal yang rendah membuat buah impor makin marak di Indonesia akhir-akhir ini. Daya saing buah lokal rendah salah satunya dipicu oleh infrastruktur yang buruk. Bayangkan misalnya buah juwet/lempeni/sentul dari bali akan dibawa ke Jakarta, infrastrukturnya buruk, biaya angkutan jadi mahal sehingga harga jadi mahal dan buah jadi buruk karena waktu angkut yang lama.
    Dalam hal diatas , perlu adanya strategi – strategi dalam upaya meningkatkan konsumsi buah lokal tentu memerlukan kerjasama dan upaya sinergis. Mengingat kondisi tersebut di sebabkan oleh berbagai faktor yang terjadi yang berujung pada rendahnya konsumsi buah dalam negeri. Buah yang baik dan enak dari varitas yang unggul tentu menjadi salah satu hal pokok yang perlu di upayakan oleh para petani buah, selaku produsen. Produk yang unggul ini perlu ditunjang oleh sistem pemasaran dan distribusi buah yang terpadu dan cepat, mengingat lama pengiriman buah dapat mempengaruhi kondisi dan kesegarannya. Selain itu perlu adanya upaya promosi dan kampanye untuk mengkonsumsi buah-buahan lokal. Promosi buah lokal perlu dilakukan agar masyarakat juga mengetahui kualitas rasa buah lokal serta kandungan nutrisi dan vitamin yang terkandung di dalamnya. Selain itu kampanye mengkonsumsi buah lokal hendaknya dilakukan dalam kerangka besar merangsang peningkatan pertanian tanaman buah lokal. Dengan demikian ada rasa bangga ketika seseorang membeli dan mngkonsumsi buah lokal. Karena selain dapat menikmati buah yang kualitas dan rasanya mulai diperhatikan, konsumen juga sadar akan pengaruh positif yang akan dialami oleh para petani buah lokal di negerinya sendiri.

    ReplyDelete
  59. LANJUTAN

    Namun demikian, sekarang ini sudah ada petani yang mulai membudidayakan buah-buahan dengan bibit yang di impor dari luar wilayah Indonesia. Walau demikian panen yang dihasilkan masih sangat kecil dibandingkan dengan derasnya buah impor yang masuk ke Indonesia.Perlunya konsumen tahu dan menyadari bahwa buah yang dikonsumsinya merupakan buah lokal perlu dibangun dan diupayakan terus-menerus sehingga menjelma menjadi kebanggaan bersama. Bangga mengkonsumsi buah lokal yang di budidayakan di negeri sendiri –yang rasa dan kualitasnya pun sudah harus dijaga- merupakan salah satu upaya yang dapat dikaitkan dengan peningkatan kegairahan para petani buah di Indonesia. Kampanye mengkonsumsi buah lokal nampaknya perlu menjadi salah satu program yang perlu dilaksanakan secara menyeluruh di Indonesia, khususnya di perkotaan, dengan melibatkan para pedagang dan pengelola toko buah serta supermarket besar untuk mendorong peningkatkan konsumi buah lokal.
    Perbandingan antara buah impor dan buah lokal
    BUAH IMPOR : Didatangkan dari tempat yang jauh, butuh waktu cukup lama untuk sampai ke tangan konsumen, Bentuk dan warna lebih menarik, nampak lebih segar, meski tidak sepenuhnya demikian, Sebagian besar mutu (rasanya) lebih disukai (lebih enak), Harga relatif lebih mahal, Banyak dipromosikan oleh toko-toko buah dan supermarket besar.

    BUAH LOKAL : Di produksi di Indonesia, bisa jadi tidak jauh dari pasar di perkotaan, Bentuk biasa saja, tidak dikemas baik, sehingga kurang menarik, Rasa bervariasi, ada yang enak (manis) tapi tidak jarang juga yang kecut dan asam, Harga lebih murah, Promosi kurang, sebaran produk kurang

    Jadi dapat saya simpulkan bahwa eksistensi buah juwet , lempeni , sentul dalam dunia pasar masih kalah dalam keunggulan bersaing jika dibandingkan dengan buah impor karena sifatnya yang musiman. Selain itu, perubahan iklim yang ekstrem membuat produktivitas buah lokal tidak menentu. Hal ini mempengaruhi ketersediaan buah lokal yang sulit di pasaran. Maka tak jarang buah lokal disebut sebagai buah musiman. Seharusnya, di zaman yang modern ini buah musiman sudah tidak menjadi masalah yang besar bagi kelangsungan buah dalam negeri. Dalam hal ini diperlukan peranan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), seperti pengawasan prapanen sampai pasca panen. sudah seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia mencintai dan memilih produk dalam negeri sendiri ketimbang impor. Suatu brand hanya akan eksis di pasar global jika brand tersebut juga eksis dan kuat secara domestik (di dalam negeri). Harapannya, para pemimpin Indonesia mampu memberikan contoh yang amat penting untuk negeri ini, termasuk dalam keberpihakan terhadap buah lokal. Kalau di kalangan para pemimpin kita saja buah lokal tidak mendapat tempat, sulit rasanya mengharapkan konsumen negeri ini memiliki keberpihakan terhadap buah lokal.

    ReplyDelete
  60. NAMA : DEDY SATRIAWAN
    NIM: 13.01.1.1.034
    KELAS : REG SORE

    menurut saya juet, lempeni, dan sentul dapat juga mampu memenuhi kebutuhan konsumen namun terkendala masalah gengsi dari konsumen itu sendiri. kebanyakan pandangan dari konsumen itu beranggapan jika buah inport tersebut lebih berkualitas padahal buah lokal juga tidak kalah kualitasnya. Buah lokal menurut saya juga dapat bersaing dengan buah-buah inport. Coba saja pemerintah membatasi buah-buah inport yang masuk ke Indonesia dan lebih memprioaritaskan buah lokal, selain itu juga dari produsen selain mengandalkan kebijakan pemerintah produsen juga harus memperhatikan desain dari produk itu sendiri misalnya, walaupun juet tersebut awalnya tidak menarik hal itu bisa di akali dengan desain peking yang baik agar tidak buah tidak mudah benyek dan terkesan romon. ada juga hal sepele yang mungkin mampu mengangkat kepopuleran dari buah-buah tempoe dulu tersebut yakni dengan mengadakan pameran-pameran buah tersebut dan dalam pameran buah tersebut dapat dipublikasikan khasiat-khasiat dari buah tersebut karena anak-anak remaja jaman sekarang kebanyakan kurang tahu mengenai buah-buah lokal yang kita miliki yang mereka tahu paling buah-buah inport kecuali i dadong dan i pekak lah yang lebih banyak tahu mengenai buah-buah lokal. selain ketiga buah tersebut masih banyak kok buah-buah lokal yang perlu kita angkat kepopulerannya misalnya, cempaluk, kucacil, bekul, dan lain-lain.

    ReplyDelete
  61. NAMA : PUTU DINA HANDAYANI
    KELAS : 013.01.1.1.33
    KELAS : MANAJEMEN SORE 3A
    Kelemahan yang dimiliki dalam pemasaran buah lokal adalah warna kulit yang kurang menarik, aroma buah lokal yang biasa, warna daging buah yang kuning pucat, ketersediaan kandungan air yang sedang, pengemasan yang belum ada, tata letak yang kurang mendukung, kurang adanya antisipasi penjagaan kwalitas buah jeruk keprok lokal, tidak adanya promosi mengenai kelebihan dari buah lokal ini. Peluang yang dimiliki dalam pemasarn buah lokal adalah sudah dikenalnya buah ini di kalangan masyarakat, buah ini merupakan buah yang selalu tersedia sepanjang tahun (tidak mengenal musim tertentu), pertumbuhan penduduk dan perluasan pangsa pasar.

    ReplyDelete
  62. NAMA : I GEDE SUDARMAWAN
    NIM : 12.01.1.1.1074
    KELAS : REGULER SORE
    SEMESTER : III (TIGA)
    JURUSAN : MANAJEMEN EKONOMI
    MATKUL : MANAJEMEN STRATEGI

    Analisis dan pemecahan masalah yang saya lakukan saya awali dari memaparkan pengertian / definisi analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats). Analisa SWOT adalah suatu metoda penyusunan strategi perusahaan atau organisasi yang bersifat satu unit bisnis tunggal. Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat berupa domestik maupun multinasional. Tahap awal proses penetapan strategi adalah menaksir kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang dimiliki organisasi atau produk yang akan kita pasarkan seperti halnya buah juet, buah sentul dan buah lempeni yang dimaksud. Dalam analisa yang saya lakukan ini, analisa SWOT tidak hanya berfungsi pada usaha klasik namun juga pada usaha konvensional seperti halnya meningkatkan eksistensi dari pada buah lempeni, juwet dan sentul ditengah terpaan buah – buah impor yang sedang deras beredar di pasaran. Sehingga untuk mengetahui eksistensi dari buah dimaksud perlu dianalisa dengan menggunakan analisa dari kacamata manajemen strategi. Didalam penelitian analisis SWOT kita ingin memproleh hasil berupa kesimpulan-kesimpulan berdasarkan ke-4 faktor dimuka berkaitan dengan analisa eksistensi buah lokal yaitu :

    >> Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)
    Sebelum menjalankan sebuah usaha untuk meningkatkan eksistensi buah juwet, lempeni dan sentul dimaksud harus terlebih dahulu melihat kekuatan yang ada. Setelah mengetahui seberapa besar kekuatan pasar yang ada maka langkah selanjutnya yaitu mempelajari tentang kesempatan yang ada. Seberapa besar kesempatan yang dimaksud sehingga nantinya buah yang dimaksud dapat tetap eksis dipasaran walaupun banyak persaingan dari buah – buah impor.

    >> Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)
    Ditengah sebuah kelemahan tidak mungkin kita memanfaatkan sebuah peluang. Sehingga kita harus mengatasi kelemahan dulu baru bisa memanfaatkan peluang yang ada. Sama halnya dengan buah lempeni, buah juwet dan sentul dimaksud. Dengan adanya kelemahan dalam hal pemasaran maka lebih dulu harus mengatasi kelemahan yang ada baru selanjutnya memanfaatkan peluang.

    >> Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)
    Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi dari kelemahan yang ada. Contohnya yaitu perang harga. Buah juwet, lempeni dan sentul ini tentu lebih unggul dari segi harga karena termasuk dalam lingkaran buah local. Sehingga akan mampu bersaing dengan buah impor yang beredar.


    >> Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)
    Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan pada umumnya menyebabkan sebuah usaha akan hancur. Lebih – lebih dengan pemasaran buah seperti buah juwet, lempeni dan buah sentul yang notabenenya merupakan buah local yang pada umumnya akan sulit bersaing dengan buah impor lainnya kecuali pelaksana usaha itu sendiri memiliki strategi yang sangat kuat dan tangguh. Namun apabila dengan adanya kelemahan dan ancaman akan menyebabkan usaha untuk meng – eksistensikan buah local ini akan hancur maka harus diambil langkah lanjutan yaitu mungkin dengan melakukan merger dengan pengusaha besar untuk dapat mengolah dan meng – inovasikan buah local ini dengan olahan yang inovatif sehingga tetap akan dikenal oleh masyarakat sebagai buah local dan tidak akan hilang ditelah oleh peredaran buah – buah impor yang ada dipasaran.

    DEMIKIAN ANALISA YANG DAPAT SAYA PAPARKAN DALAM ARTIKEL MENINGKATKAN DAN MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI BUAH JUET, LEMPENI DAN SENTUL SEBAGAI SALAH SATU ICON BUAH LOKAL BALI. SALAM INTELEKTUAL !!!!!!! SEMOGA BERMANFAAT 


    ReplyDelete
  63. NAMA : MADE EVA SURYA PUTRA
    NIM : 12.01.1.1.1072
    KELAS : REGULER SORE
    SEMESTER : III (TIGA)
    JURUSAN : MANAJEMEN EKONOMI
    MATKUL : MANAJEMEN STRATEGI

    Kontinuitas strategi dalam keunggulan bersaing tidak mengenal kompetisi yang statis. Berbagai perkembangan teknologi, perubahan perilaku pelanggan dan pesaing, serta faktor determinan lainnya mengharuskan sebuah aktor ekonomi untuk terus meningkatkan efektivitas operasional dan aktif mencoba untuk menggeser produktivitas. Pada saat yang sama, perlu ada upaya berkelanjutan untuk memperpanjang keunikan posisi dan memperkuat kesesuaian antara aktivitas-aktivitas aktor. Namun, aktor mungkin harus mengubah posisi strategis yang disebabkan oleh perubahan struktural utama dalam industri. Aktor harus memilih posisi baru tergantung pada kemampuan untuk menemukan perdagangan baru dan memanfaatkan sistem baru sebagai kegiatan pelengkap menjadi keunggulan yang berkelanjutan. Dalam hal ini adalah mempertahankan eksistensi dari buah local seperti lempeni, juwet dan sentul dimaksud. Dari sang actor sendiri harus mempelajri terlebih dahulu perkembangan teknologi, perubahan perilaku pelanggan dan pesaing serta factor determinan lainnya sehingga meskipun buah yang dimaksud masuk dalam lingkaran buah local tapi nantinya dapat bersaing dengan buah impor lainnya atau bahkan dapat menjadi buah primadona dunia. Salah satu contohnya adalah dengan mengkonversi buah local yang dimaksud menjadi sebuah produk masa kini. Hal ini dikarenakan perubahan perilaku pelanggan masa kini seperti contohnya rasa gengsi untuk mengkonsumsi buah local. Hal ini di akibatkan dengan adanya prestise yang tinggi atas berkembang dan beredarnya buah impor di pasaran yang jauh lebih apik dibandingkan dengan buah local yang ada. Maka dengan menggunakan salah satu pilar manajemen strategi ini lah sebagai salah satu acuan teori untuk bias mempertahankan buah local dimaksud di tengah derasnya persaingan dengan berbagai macam buah impor. Terimakasih !!!!

    ReplyDelete
  64. NAMA : IDA KADE GARGITA
    NIM : 12.01.1.1.1073
    KELAS : REGULER SORE
    SEMESTER : III (TIGA)
    JURUSAN : MANAJEMEN EKONOMI
    MATKUL : MANAJEMEN STRATEGI

    Analisa yang akan saya gunakan untuk memecahkan permasalahan dalam blog ini adalah analisis value chain atau analisis rantai nilai. Analisis value chain merupakan sebuah analisa di dalam sebuah perusahaan ataupun dalam sebuah rancangan sebelum memulai sebuah usaha. Analisis value chain ini merupakan sebuah analisis yang tentang bagaimana memetakan seluruh proses kerja atau aktivitas dalam perusahaan atau organisasi ke dalam dua bagian yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Pada prakteknya analisis dimaksud tidak hanya digunakan oleh perusahaan yang besar namun juga perusahaan atau usaha kecil dengan tujuan untuk memperoleh keberhasilan dalam menjalanakan usahanya. Berkaitan dengan permasalahan seperti yang dipaparkan di atas salah satu teori dalam manajemen strategi yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan ini adalah dengan menggunakan analisis teori value chain atau rantai nilai. Apakah bisa dengan menggunakan analisis value chain ini ??? Yaa tentu bisa !!!!! Analisis value chain ini merupakan sebuah analisis dengan memetakan setiap atau seluruh aktivitas yang akan dilakukan dalam usaha. Korelasinya dalam hal mempertahankan eksistensi dari buah juwet, lempeni dan sentul ditengah persaingan buah impor adalah dengan memetakan terlebih dahulu apa – apa yang akan dilaksanakan dalam rangka mempertahankan eksistensi buah dimaksud. Sehigga dengan memetakan apa yang akan dilaksanakan sehingga rancangan kerjanya menjadi jelas. Sekalipun misalnya di dalam perjalanan dalam melaksanakan usaha ini ada halangan itupun akan bisa di atasi. Hal ini dikarenakan poin – poin inti dalam melaksanakan usaha yang dimaksud sudah tertera jelas dama value chain yang telah dirancang sebelumnya.
    Aktivitas-aktivitas di dalam value chain untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan eksistensi buah lempeni, juwet dan sentul tersebut dibagi dalam 2 jenis, yaitu :

    1. Primary activities :
    - Inbound logistics : aktivitas yang berhubungan dengan penanganan material sebelum digunakan dalam hal ini adalah buah juet, lempeni dan sentul.
    - Operations : akivitas yang berhubungan dengan pengolahan input menjadi output.
    - Outbound logistics : aktivitas yang dilakukan untuk menyampaikan produk ke tangan konsumen.
    - Marketing and sales : aktivitas yang berhubungan dengan pengarahan konsumen agar tertarik untuk membeli produk. Dalam hal ini digunakan fungsi persuasive untuk menawarkan buah juwet, lempeni dan sentul kepada para pelanggan di tengah adanya persaingan dengan buah impor.
    - Service : aktivitas yang mempertahankan atau meningkatkan nilai dari produk.

    2. Supported activities :
    - Procurement : berkaitan dengan proses perolehan input/sumber daya.
    - Human Resources Management : Pengaturan SDM mulai dari perekrutan, kompensasi, sampai pemberhentian.
    - Technological Development : pengembangan peralatan, software, hardware, prosedur, didalam transformasi produk dari input menjadi output.
    - Infrastructure : terdiri dari departemen-departemen/fungsi-fungsi (akuntansi, keuangan, perencanaan, GM, dsb) yang melayani kebutuhan organisasi dan mengikat bagian-bagiannya menjadi sebuah kesatuan.

    Dengan adanya analisa value chain ini setidaknya akan bisa mempertahankan eksistensi atau bahkan meningkatkan eksistensi buah local tersebut dengan menciptakan inovasi dan kreasi sehingga dapat bersaing di pasaran dengan berbagai jenis buah impor lainnya. Terimakasih !!!!!!!

    ReplyDelete
  65. 1.Strengths (kekuatan)
    Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Jika dikaitkan dengan pemasaran buah lokal, buah-buahan lokal lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan pestisida yang berlebihan bahkan ada yang tidak menggunakan bahan pengawet atau bahan pestisida lainnya. Rasanya yang enak juga menjadi kekuatan dalam pemasarannya dan harganya juga terjangkau.
    2. Weakness (kelemahan)
    Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Jika dikaitkan dengan produk buah lokal, buah lokal tidak mampu bersaing di kalangan masyarakat karena buah lokal berbuah musiman, dan jarak berbuahnya sangatlah lama yang saya tahu, dan tidak sepanjang masa buah lokal dapat ditemukan seperti halnya buah impor, yang kapan saja kita cari selalu dalam cakupan pasar, baik di pasar tradisional, di swalayan, took-toko sampai di warung-warung kecil pun kita dapat menjangkaunya. Disinilah tugas kita agar menemukan solusi dan alternative, supaya buah lokal dapat berbuah sepanjang musim, sehingga konsumen tidak lari ke buah impor.
    3. Opportunities (peluang)
    Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar. Jika produk buah lokal lebih ditingkatkan lagi dari segi pembibitan, sampai buah siap diproduksi maka buah yang dihasilkan akan lebih berkualitas baik dari segi rasa dan tampilannya. Begitu juga pengemasannya yang dibuat lebih menarik dan bersih. Maka dari itu buah lokal akan siap mencari pasaran yang luas dengan berdiri sendiri yang menonjolkan ciri kasnya dan kelebihannya dengan tidak menggunakan bahan pengawet. Sehingga pemasaran buah lokal dapat diterima dikalangan konsumen, karena saat sekarang ini manusia sangat memperhatikan kesehatannya disamping maraknya peredaran makanan yang tanpa terkecuali menggunakan bahan pengawet, maka menjadikan peluang untuk memasarkan buah lokal di pasaran.
    4. Threats (ancaman)
    Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Begitupun dengan keberadaan buah lokal yang menghilang ditelan eksistensi dari buah impor. Disini mungkin dibutuhkan kebijakan pemerintah untuk melindungi buah lokal yang ada. Karena buah lokal kalah dari banyak segi, yaitu dari segi brand atau merk, dan buah lokal yang berbuah musiman.

    Walaupun kita menggunakan metode apapun buah juwet,lempeni dan sentul tidak akan dilirik oleh masyarakat,karena Lahannya untuk menanam pohon tersebut saja sudah tidak ada akibat pembangunan yang marak bagaimana kita bisa menjual buah tersebut di pasaran??
    Yaaahh,,,,kita cari buah lain saja yang bisa membawa nama Bali.

    Nama : Luh Indayani
    Nim : 12.01.1.1.1053

    ReplyDelete
  66. NAMA : KADEK FEBY OLIVIA NEMISFA
    NIM : 13.01.1.1.014
    KELAS : REGULER SORE / III A
    JURUSAN : MANAJEMEN

    “Juwet , lempeni dan sentul”, hal pertama yang terlintas dipikiran saya adalah ‘apa itu lempeni dan sentul?’ mungkin kalau untuk “juwet” saya tahu wujudnya tapi tidak pernah merasakannya sama sekali. Miris sekali memang, buah lokal sendiri saja tidak tahu rasanya, bukannya karena mengikuti trend lifestyle mengkonsumsi buah import namun memang saya sangat jarang menemui jenis buah tersebut seperti juwet apalagi untuk buah lempeni dan sentul.
    Fenomena yang ada menunjukkan bahwa buah impor sedemikian banyaknya sehingga dapat dikatakan seperti serbuan terhadap buah lokal. Tidak hanya di kota besar tetapi sampai kecamatan bahkan di desa-desa, yang merupakan basis penghasil buah lokal, buah impor mendapat tempat tersendiri di masyarakat. Buah impor memiliki bentuk dan warna yang menarik, hal ini yang mendorong konsumen untuk membeli buah tersebut disamping itu harganya terjangkau dan ada kesan prestise dengan mengkonsumsi buah impor.
    Tergesernya buah lokal dengan buah impor tidak dapat diabaikan begitu saja, dampak yang ditimbulkan sangat besar sekali karena berkaitan langsung dengan pendapatan produsen buah lokal yang salah satunya adalah masyarakat desa penghasil buah. Produsen buah lokal tidak
    dapat sendirian menghadapi buah impor, yang berasal dari negara yang sudah maju baik infrastrukutr, tata niaga, distibuasi produk, pemasaran maupun teknologi proses penanaman buah. Langkah strategis harus segera diwujudkan agar produsen buah lokal dapat bersaing dengan buah impor. Indonesia yang terkenal dengan sumber daya alam yang melimpah ruah seharusnya dapat menjadikan buah lokal menjadi tuan rumah di negara sendiri, bukan sebaliknya menjadi pendamping buah impor yang belum tentu terjamin bagi kesehatan. Peraturan yang mengijinkan impor buah, harus ditata kembali agar tidak merugikan produsen buah lokal. Pemerintah harus bertindak tegas, dengan otoritas yang dimiliki sudah selayaknya dapat membuat aturan yang menguntungkan masyarakatnya sendiri. Jangan dibiarkan produsen buah lokal sendirian berhadapan dengan buah impor.
    Ok,, Sehubungan dengan permasalahan buah lokal yang saat ini mulai tergeser keberadaannya di negri sendiri, maka dalam mata kuliah Manajemen Strategi ini akan saya kaitkan dengan teori analisis SWOT.
    Analisis SWOT merupakan analisis yang menghubungkan antara analisis intern dan extern. SWOT merupakan singkatan dari Strenghts (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threats (Ancaman). Asumsi dari analisis ini adalah strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Opportunities dan Threats merupakan fokus pertama dari analisis SWOT yang mengukur peluang dan ancaman perusahaan yang berasal dari luar perusahaan. Opportunities atau peluang merupakan keadaan yang menguntungkan perusahaan yang berasal dari luar perusahaan. Threats atau ancaman merupkan keadaan yang tidak menguntungkan misalnya : masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok, perubahan teknologi. Strengths dan Weaknesses merupakan fokus kedua dari analisis SWOT yang merupakan komponen untuk mengukur kekuatan dan kelemahan dari komponen-komponen yang ada dalam perusahaan (Analisis Intern). Strengths mengukur kekuatan dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan. Weaknesses mengukur kelemahan yaitu keterbatasan atau kekurangan yang dimiliki perusahaan.

    ReplyDelete
  67. LANJUTAN....

    Masyarakat saat ini sudah terbiasa akan keberadaan buah impor, konsumen sudah tidak berpikir apakah mengkonsumsi buah impor atau lokal, yang penting kebutuhan akan buah tertentu terpenuhi. Tentu ini sangat berbahaya dan tidak efisien bagi keuangan negara, mengapa demikian karena untuk melakukan impor dibutuhkan devisa , apabila pengadaan buah dapat dilakukan didalam negeri, tidak perlu mengeluarkan devisa untuk impor buah, devisa dapat digunakan untuk keperluan lain. Akhir-akhir ini eksistensi buah lokal tergeser keberadaannya dengan buah impor.
    Banyaknya buah impor yang masuk di Indoensia menjadikan buah lokal tersingkir keberadaannya. Untuk menjaga agar buah lokal tetap eksis keberadaannya dibutuhkan strategi yang tepat. Dan untuk mencapai keunggulan buah lokal terhadap impor, harus diterapkan strategi yang jitu, berdasarkan uraian rantai nilai dapat diketahui kelemahan, kekuatan, ancaman dan peluang.
    SWOT ANALISIS mengenai Buah Lokal (Juwet, Lempeni dan Sentul):
    Kekuatan
    • Varietas buah banyak
    • Tanah subur
    • Air melimpah
    • Sumber Daya Manusia dalam bidang
    • pertanian (SDM) banyak
    • Setiap daerah memiliki buah khas daerah tersebut.
    Kelemahan
    • Belum ditemukan varitas buah unggul
    • Penelitian bibit buah masih sangat kurang
    • SDM peneliti kurang memadai
    • SDM pengelola tanaman belum memadai
    • Pengairan belum dikelola secara modern
    • Kuantitas dan kualitas pupuk Rendah
    • Promosi kurang
    • Belum terbangunnya kerjasama dengan BMG
    • Aspek pemasaran belum digarap secara profesioanal
    • Perundangan belum tersosialisasi dengan baik
    • Asosiasi terkait belum berperan dalam, pengembangan buah lokal.
    • Pengenalan buah lokal kepada masyarakat kurang
    Peluang
    • Pasar Buah dalam dan luar negeri masih luas
    • Kerjasama dengan instansi terkait masih luas
    • Peraturan Pemerintah mendukung pembatasan buah impor.
    Ancaman
    • Buah dari luar negeri
    • Teknologi buah luar negeri yang lebih maju
    • Bibit unggul dari luar negeri dapat berkembang baik di Indonesia.
    • Pupuk Palsu yang beredar dengan harga murah

    ReplyDelete
  68. LANJUTAN....


    Berdasarkan analisis SWOT tersebut dapat disusun strategi, agar keberadaan buah lokal dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. Strategi yang dapat dijalankan adalah :
    1. Pengembangan melalui penelitian harus segera dimulai oleh pemerintah, karena penelitian membutuhkan biaya yang besar dan belum tentu berhasil dengan menguntungkan. Oleh karena itu pemerintah atau lembaga mandiri yang memiliki kekuatan pendanaan harus mengembang penelitian buah.
    2. Hasil penelitian harus dapat memberikan hasil yang baru sama sekali atau produk yang sama tetapi beda. Ini merupakan strategi differensiasi. Konsumen akan membeli pada harga tertentu, apabila sesuatu yang beda atau unik ini dapat memberikan manfaat yang lebih banyak.
    3. Pemberdayaan dan pendampingan sumber daya petani harus terus dilakukan agar petani menguasi pengetahuan tentang produk buah, cara pemasaran buah, pengemasan buah, transportasi atau pengangutan buah ke suatu daerah dan negosiasi dalam bertransaksi.
    4. Pelatihan bagi petani tentang teknologi baru agar petani memperoleh cara-cara baru yang lebih efisien dalam mengelola tanaman buahnya.
    5. Pengairan sangat penting peranannya dalam proses pembentukan buah yang berkualitas.
    6. Oleh karena itu pengelolaan pengairan harus dibangun secara strategis, dengan pengadaan waduk embong atau wadah untuk penampungan air yang lain, terutama disentra-sentra buah atau tempat lain yang memiliki potensi untuk menghasilkan buah unggulan.
    7. Kerjasama dengan Informasi Badan Meteorologi dan Geeofisika (BMG), sangat penting apabila petani memperoleh data akurat tentang cuaca dari BMG, maka petani dapat melakukan efisiensi.
    8. Kecukupan bibit harus diperhatikan, Jangan sampai petani tidak memperoleh jatah bibit yang dibutuhkan. Bibit yang diberikan kepada petani adalah bibit unggul yang secara ekonomis menguntungkan.
    9. Pemerintah harus membangun mekanisme memperoleh bibit, secara jelas dan terinformasi dengan baik kepada petani.
    10. Pemerintah harus campur tangan dari aspek pemasaran terutama bauran pemasaran contohnya : mengadakan pameran, festival makan buah, pasar murah buah-buahan,
    11. Lomba untuk mencari bibit atau varitas unggul buah, ada space tertentu di setiap pasar modern (mall, swalayan, supermarket) untuk memasarkan buah lokal. Agrowisata dikembangkan untuk mengenalkan kecintaan anak bangsa pada buah-buah negeri sendiri.
    12. Kerjasama dengan investor dapat dilakukan sejauh menguntungkan bagi pengembangan buah lokal.
    13. Mekanisme pengadaan pupuk yang jelas dan dapat dijangkau dengan mudah oleh petani, baik harga, jumlah maupun kualitas produk pupuk.
    14. Negara harus merencanakan pembibit (growers or hybrider) yang handal sehingga semua bibit dapat disediakan dari dalam negei dan tidak impor.

    Jadi, sangat penting untuk “dilakukan berbagai upaya dan usaha yang didukung didasari dengan strategi yang tepat dan jitu”, karena keberhasilannya akan dapat membendung masuknya buah impor dan memotivasi produsen buah lokal untuk membudidayakan buah lokal yang belum terekspos di masyarakat. Dan diharapkan akan tercipta trend lifestyle untuk mengkonsumsi buah lokal dikalangan masyarakat, dan slogan “Cintai Produk Dalam Negri” memang betul-betul terealisasikan dan tidak hanya sekedar slogan.

    ReplyDelete
  69. Menurut pendapat saya di lihat dari manajemen stategi dengan menggunakan teori analisis Swot Kekuatan dari buah-buahan seperti juet,lempeni dan sentul ini yaitu memiliki rasa yang khas dan unik, memiliki beberapa manfaat tertentu serta harga terjangkau.Kelemahan dari buah yang tertera di atas yaitu kurangnya budi daya dari tanaman juet,lempeni dan sentul sehingga kurang dapat di nikmati masyarakat lokal. Peluang buah lokal sekarang ini yang semakin memudar sebaiknya pemerintah yang berwenang memberi peluang untuk memasarkan kembali buah lokal sehingga masyarakat kembali bisa menikmati kekhasan dari buah lokal ini dan kita juga perlu memasarkan di tempat yang lebih luas bila perlu sampai ke mancanegara sehingga buah juet,lempeni dan sentul ini juga dapat di nikmati masyarakat luar.Ancaman dari buah lokal ini adalah persaingan dengan buah import yang sudah banyak menguasai pasar Indonesia,Padahal di lihat dari bentuk buah juet,lempeni dan sentul ini juga menarik hanya saja masyarakat di kalahkan dengan penampilan dari pada buah impor yang tampilannya lebih menarik meski kita tahu rasanya juga tidak terlalu menyenangkan bagi lidah.
    Nama: Ni Gst Ayu Km. Yuliarsini
    Nim: 13.01.1.1.032
    Semester 3
    Jurusan Manajemen Ekonomi

    ReplyDelete
  70. Menurut pendapat saya buah-buahan yang disebutkan di atas di zaman sekarang ini memang tidak pernah terdengar lagi apalagi untuk mencarinya memang sangat sulit sekali. Hal ini di karenakan oleh kurangnya minat masyarakat lokal untuk mengkonsumsi buah-buahan tersebut di samping itu juga hal tersebut di karenakan dengan banyaknya buah import yang masuk ke Indonesia. Dilihat dari bentuk, rasa, dan kualitasnya mungkin memang buah import lebih dominan dibandingkan dengan buah lokal tersebut. Namun, kita sebagai masyarakat lokal harus bisa menjaga hal tersebut agar bisa kita wariskan kepada para generasi selanjutnya. Hal ini tidak terlepas dari peran pemerintah yang kurang bisa mengawasi dan mengendalikan beredarnya buah import di Indonesia yang tidak terasa dapat menjerumuskan buah lokal kita sendiri.
    Menurut analis SWOT
    Kekuatan buah-buahan lokal terletak dari rasanya yang khas yang tidak dimiliki oleh buah- buahan import. Namun, hal tersebut kurang dikembangkan oleh masyarakat lokal. Hal inilah yang menjadi kelemahan dari buah-buahan lokal.
    Kelemahan buah- buahan lokal mungkin karena kurangnya perhatian dari masyarakat yang tidak pernah menjaga kelestarian dan eksistensi buah tersebut sehingga mereka digerus oleh zaman.
    Peluang dari buah- buahan tersebut sekarang ini memang agak sulit, sekarang terletak pada pemerintah yang harus memiliki kewajiban untuk memberikan peluang kepada buah lokal tersebut. Semoga Presiden yang terpilih nanti bisa memberikan peluang kepada petani lokal sehiggan mereka menghasilkan produk yang baik juga.
    Ancaman yang dihadapi oleh buah lokal tersebut terletak dari banyaknya buah import yang beredar di Indonesia. Ini merupakan ancaman terbesar bagi buah lokal. Sehingga kita sangat perlu untuk menjaga kelestariannya.
    Nama :Komang Yuliani
    Nim :13.01.1.1.006
    Smstr : III A

    ReplyDelete
  71. Nama ; I Dewa Gede Ryan Sanjaya
    NIM : 13.01.1.1.031
    kelas : Reg.Sore
    Semester III

    menurut pandangan saya,buah2an tersebut memang sudah jarang ada di pasaran,bahkan tak ada kabarnya lagi,bukan karena di sulap,namun masyarakat sudah tidak mementingkan produk lokal ato produk sendiri, dia lebih memilih produk luar negeri seperti apel pir,manalagi jeruk sarkis,padahal kandungan vitamin yang ada produk lokal itu lebih banyak jika kita kaji dengan mendalam,,,
    dan permintaan di masyarakat pun mulai menipis hingga sampai menghilang begitu saja,,,
    mungkin benar,karena era persaingan yang pesat seperti ini,semua membutuhkan buah yang bersih,dan trend di kalangan masyarakat barat,
    karena masyarakat sekarang dominan memakan apa yang ada di film-film layar lebar,,
    seperti contoh apel merah,jeruk sunkist,
    film layar lebar itu sampai saat ini belum pernah memunculkan buah-buahan yang seperti ada pada materi ini,MUNGKIN jika suatu saat,film layar lebar menampilkan buah ini sebagai bahan utama,pasti masyrakat lokal kususnya BALI akan memulai lagi untuk bercocok tanam dan melestarikan buah tersebut.
    Terima Kasih

    ReplyDelete
  72. Nama : Ni Kadek Maya Listiani
    NIM : 13.01.1.1.027
    MatKuL : Manajemen Strategi
    jurusan : Manajemen (Reg.Sore)
    Semester III

    menurut saya bukannya tidak memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar tapi kegiatan pemasaran penduduk lokal tidak mampu menyaingi pemasaran buah impor,ancaman terbesar dari dalam negeri, yaitu adanya anggapan masyarakat bahwa dengan mengonsumsi atau membeli buah impor merupakan hal yang keren atau berkelas padahal buah Lokal juga tidak kalah kualitasnya,dengan banyaknya buah impor yang masuk di Indoensia menjadikan buah lokal tersingkir keberadaannya.
    Melimpahnya buah-buahan impor yang diperdagangkan di kota-kota besar menjadikan buah-buah lokal ditanah air terpuruk dan makin sulit untuk diperoleh. Penyebab utama buah lokal tidak bisa bersaing adalah kebijakan perbuahan yang tidak memihak pada produksi buah lokal. Seperti kebijakan di bidang pertanian lainnya yang tidak berpihak pada produksi lokal, demikian pula kebijakan perbuahan Indonesia. Pemerintah tidak membuat kebijakan yang bisa memproteksi buah lokal selama buah impor masih membanjiri pasar lokal, maka buah lokal tak akan mampu bersaing. Indonesia tidak membatasi peredaran buah impor. Buah impor bisa beredar sampai ke pedesaan, bahkan sampai ke sentra produksi dengan harga yang sangat kompetitif, buah lokal berhasil menarik minat konsumen buah sampai ke pedesaan.
    Mungkin Dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tentang melarang buah impor masuk keindonesia, Petani akan mampu meningkatkan kualitas dari buah yang dihasilkannya selain itu mampu untuk mengolahnya lebih lanjut agar nilai jual menjadi lebih tinggi.
    demikian menurut saya
    Terimakasi.

    ReplyDelete
  73. Nama : Ni Kadek Yohana Wahyundari
    NIM : 13.01.1.1.003
    MatKuL : Manajemen Strategi
    jurusan : Manajemen (Reg.Sore)
    Semester III

    Menurut pandangan saya mengapa buah lokal sangat jarang bahkan tidak ada lagi di pasaran itu karna kualitas buah impor di pandang lebih bagus dari pada buah lokal. ini sebabnya kenapa buah lokal kurang di gemari sehingga petani di indonesia juga tidak akan lagi menanam buah yang sudah tidak laku di pasaran contohnya buah yang di sebutkan diatas.
    Karena masyarakat sekarang ini lebih memilih buah dengan tampilan yang menarik dan baik bagi kesehatan.

    ReplyDelete
  74. Nama : Luh Putu Sukeresminingsih
    Nim : 13.01.1.1.002
    Jurusan : Manajemen
    Kelas : 3A Reguler Sore

    Menurut saya, tidak bisa dipungkiri lagi kalau manajemen strategi tidak mumpuni memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar lokal, itu sebabnya buah lokal seperti Juwet, Lempeni, dan Sentul sangat jarang bahkan tidak pernah kita lihat dipasaran.Saya sendiri sangat asing mendengar buah Lempeni dan Sentul kecuali Juwet, kalau Juwet pernah saya konsumsi, namun harganya cukup mahal, mungkin karena Juwet ini menjadi barang atau buah langka dipasaran.
    Hebatnya lagi, gaya hidup masyarakat ”yang baru mulai kaya” itu akan sangat emosional meniru gaya hidup yang masyarakat maju, agar mereka dipandang atau diakui sebagai kelompok strata sosial yang modern. Hal itu tidak salah, memang begitulah perilaku manusia yang berfikir.
    Bagi pengusaha yang cerdas, perubahan gaya hidup masyarakat yang pendapatannya berada pada posisi transisi (dari strata miskin kearah strata kaya) itu digunakan sebagai pertimbangan memproduksi, mengemas, mempromosikan hingga memasarkan produknya.
    Menurut saya petani harus bersaing. Sejak memasuki tahun 2000 lalu, sebenarnya para petani sudah diberitahu kalau situasi perdagangan dunia telah berubah. Termasuk perdagangan sayur/buah dan barang konsumsi rumah tangga lainnya. Tetapi para petani yang terlalu lama diproteksi masih belum percaya. Untuk menghadapi gempuran produk import itu, petani dan usaha pertanian Indonesia memang harus benar-benar berubah. Kalau tidak, maka ”kehancurannya” kita tinggal menunggu waktu saja. Sekarang, dengan penduduk yang semakin membesar yang mestinya adalah potensi pasar yang luar biasa, peluang pasar itu direbut oleh pengusaha pertanian negara lain. Sekarang komoditas-komoditas strategis seperti beras, sayur, buah, gula, daging, telur, susu, secara pelan tapi pasti pasarnya dimasuki komoditas import. Komoditas Jeruk, klengkeng, apel, anggur, bawang putih yang sekarang sudah didominasi produk import sudah tak ada perlawanan lagi. Bahkan kita telah lupa apakah kita perlu melawan dengan produksi dalam negeri atau tidak. Kalau sikap itu nantinya juga terjadi pada bawang merah, kentang dan wortel, maka ”habislah” usaha pertanian kita.
    Banyaknya buah impor yang masuk di negara kita menjadikan buah lokal tersingkir keberadaannya. Untuk menjaga agar buah lokal tetap eksis keberadaannya dibutuhkan strategi yang tepat dan jitu. Dan untuk mencapai keunggulan buah lokal terhadap impor, harus diterapkan strategi
    SWOT ANALISIS mengenai Buah Lokal (Juwet, Lempeni dan Sentul):
    1. Kekuatan
    a) Tanah subur dan air melimpah
    b) Varietas buah banyak
    c) pertanian (SDM) banyak
    d) Memiliki buah khas di setiap daerah
    2. Kelemahan
    a) Kurang varitas buah unggul
    b) SDM peneliti dan pengelola kurang memadai
    c) Pengairan belum dikelola secara modern
    d) Asosiasi terkait belum berperan dalam, pengembangan buah lokal.
    e) Aspek pemasaran masih tradisional
    f) Rendahnya pupuk dari segi kuantitas dan kualitas
    g) Promosi yang kurang gencar
    h) Pengenalan buah lokal kepada masyarakat harus digencarkan lagi
    3. Peluang
    a) Pemerintah harus mengeluarkan peraturan untuk mendukung pembatasan buah impor.
    b) Pasar Buah dalam dan luar negeri masih luas
    c) Kerjasama dengan instansi terkait masih luas
    4. Ancaman
    a) Bibit unggul buah import dari luar negeri dapat berkembang baik di Indonesia.
    b) Teknologi buah luar negeri yang lebih maju
    c) Pupuk Palsu yang beredar dengan harga murah
    Nah itulah yang membuat kenapa buah lokal sangat susah kita temui khususnya buah Juwet, Lempeni dan Sentul ini. Sebaiknya masalah ini menjadi tugas utama kita bersama, bukan saja tugas para petani tapi tugas semua pihak, baik dari masyarakat maupun pemerintah itu sendiri.

    ReplyDelete
  75. menurut saya buah - buahan ini sangat langka dan susah dicari,tapi ini sebenarnya memberikan peluang bisnis.karena masih banyak orang - orang yang mencari buah - buahan ini dikarenakan mereka kangen akan masa kecilnya,oleh karena itu kelangkaan tersebut bisa diatasi dengan adanya penanaman kembali buah - buah tersebut,mencari bibitnya sehingga buah-buahan tersebut tidak punah dan bisa dijual kemasyarakat luas,karena banyaknya buah impor yang masuk sehingga buah ini disisihkan padahal masih banyak peminatnya karena tidak ada yang membudidayakan buah-buahan ini.Jika buah ini bisa dibudidayakan dengan baik maka akan menjadi buah yang legendaris,sehingga anak-anak jaman sekarang bisa menikmatinya. Dengan banyaknya jenis - jenis buah yang ada tidaklah sulit untuk menjual buah juet,lempeni, dan sentul ini karena masih banyak orang-orang yang menyukai buah ini termasuk saya sendiri.

    Nama :Ketut Gede Hendra Surya Putra
    Nomor :13.01.1.1.004
    Kelas :Reg.sore/3A
    Mata Kuliah :Manajemen Strategi

    ReplyDelete
  76. NAMA : KOMANG TRIANA DEWI
    NIM : 13.01.1.1.001
    MANAJEMEN STRATEGI

    Menurut saya jaman sekarang buah juet, lempeni, dan sentul buah local yang sangat jarang kita temukan karena masyarakat lebih memilih buah import untuk di kosumsi sehari-hari, padahal buah lokal juga tidak kalah kwalitasnya baik dari segi rasa dari buah lokal tersebut.
    Memang, buah impor terkesan banyak karena untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, kualitas buah-buahan lokal di pasaran. Citra buruk menjadi salah satu faktor penyebab buah lokal kalah bersaing dengan buah impor. Alasan paling utama yang menyebabkan buah lokal kalah saing dari buah impor adalah image buah lokal yang buruk di kalangan masyarakat. selama ini masyarakat mendapat citra buruk soal buah lokal. Buah lokal biasanya dicitrakan tidak menarik. Buah lokal dicitrakan kurang cerah warnanya dan kurang besar bentuknya. Semua itu disebabkan oleh teknologi. Kita harus mengejar ketertinggalan teknologi, Selain itu buah lokal tersebut sangat sedikit pengembangannya dan kreatifitas darii penjual untuk menarik para pembeli pasaran juga masih kurang apalagi buah-buahan lokal biasanya banyak ada jika pada musimnya jika tidak ada musimnya di pasaran akan sangat sulit kita temukan di pasaran . Mngkin hal tersebut yang menyebabkan buah juet, lempeni, dan sentul kalah dipasaran, sekarang pemerintah mengimpor buah dari luar negeri sehingga masyarakat lebih cenderung memilih buah impor tersebut dibandingkan buah lokal. Jika inggin buah lokal atau produk lokal bisa bersaing di pasaran kita sebagai penduduk lokal harus mengutamakan kemasan produk yang bisa menarik para konsumen.

    ReplyDelete
  77. Menurut saya keberadaan buah Juet, lempeni, dan sentul semakin sulit di dapat dan sulit di temui di pasaran karena di jaman sekarang keberadaan buah lokal sangat sedikit pengembangannya dan kreatifitas dari penjual untuk menarik para pembeli di pasaran juga masih kurang apalagi buah-buahan lokal biasanya banyak ada jika musimnya jika tidak ada musim di pasaran mungkin sangat sulit di cari di pasaran. sehingga keberadaan buah lokal kurang menonjol dan apalagi sekarang banyak terdapat buah-buahan yang di datangkan dari luar negeri yang mungkin menurut masyarakat,buah tersebut lebih menarik, mudah di dapat di pasaran dan juga harganya terjangkau.
    Jika dibandingkan dengan buah-buahan impor buah lokal seperti juet , lempeni dan sentul tidak kalah dari segi maanfaat dan rasanya ,rasa dari buah-buahan itu sangatlah enak. jika dilihat dari harganya buah lokal bisa lebih mahal dan murah ini tergantung dari musimnya jika sudah musim panen maka pasokan berlimpah dan harga lebih terjangkau. namun jika saat tidak musimnya buah lokal sulit dicari dan harganya pun cukup tinggi. Maka dengan itu kita harus mampu mempertahankan buah-buhan lokal agar tidak kalah saing dengan buah impor.

    Nama : Ni Ketut Wanasari
    NIM : 13.01.1.1.045
    Kelas :Reg.sore/3A
    Mata Kuliah :Manajemen Strategi

    ReplyDelete
  78. NAMA : MADE DIAN RUKMANA SARI
    NIM : 013.1.1.1.050
    KELAS : REG.SORE / 3A
    MATA KULIAH : MANAJEMEN STRATEGI


    Menurut pendapat saya,rangkaian buah lokal seperti juet,lempeni,dan sentul memang sulit kita temui pada saat ini, itu karna kita sering mengabaikan buah yang berasal dari daerah kita sendiri,dimana kita tidak membudayakan dan melestarikan buah buah yang berasal dari daerah kita,hal ini disebabkan oleh kurang tersedianya benih berkualitas dalam jumlah memadai, lemahnya kegairahan petani baru untuk produk buah-buahan. Juga kurang memadainya infrastruktur logistik buah
    Seperti yang kita ketahui, negara Indonesia ini memiliki beranekaragam kekayaan alam, termasuk kita memiliki beranekaragam buah lokal.
    Ada beberapa buah lokal yang mungkin tak asing bagi kita, yaitu Juwet, Lempeni, dan Sentul.

    JUWET:
    Buah juwet atau disebut juga dengan buah jamblang mempunyai banyak varietas dari yang kecil hingga ukuran yang lumayan besar. Juwet memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, terkait dengan aktivitas antioksidannya yang tinggi yang disebabkan warna (pigmen) ungu yang dikenal dengan nama antosianin. Antioksidan ini berperan penting dalam mencegah dan memerangi aneka penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner dan kanker.
    LEMPENI:
    Sebangsa Wuni dan manting rasanya manis sepat seperti buah buah juwet, kini daun dari buah lempeni ini bisa menjadi solusi alternaatif untuk mengalahkan tumor dan kanker.
    SENTUL:
    Sentul bukan lah nama sirkuit bagi orang Banyuwangi melainkan nama buah. Buah sentul berentuk bulat sbesar kepalan tangan. Jika sudah masak, kulitnya berwarna oranye cerah. Kulit nya tebal seperti manggis tapi empuk dan berbulu halus yang lembut seperti kiwi. Isi nya pun putih sperti manggis ber belah belah. Rasanya Manis asam. rasanya unik dan segar. Buah ini tumbuh di daerah dataran tinggi. Di Banyuwangi mungkin ada didaerah - daerah lain. yang pernah ditemui yaitu di daerah sekitaran kecamatan Glagah dan Licin.

    Namun fenomena yang terjadi saat ini, buah-buah tersebut menjad langka dan susah ditemui, bahkan kini buah-buah ini kalah saing dengan buah-buah import.
    Apa yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi??
    Buah lokal Indonesia sebenarnya memiliki rasa dan bentuk yang tidak kalah dengan buah import. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan hasil alam termasuk buah. Sayangnya orang Indonesia lebih banyak memilih buah import. Para petani kadang juga lebih memilih membudidayakan buah yang asalnya tidak asli dari Indonesia padahal buah asli Indonesia tidak kalah dengan buah asal luar negeri. Hal itu disebabkan karena kurang tersedianya benih berkualitas dalam jumlah yang memadai, lemahnya kegairahan petani baru untuk produk buah-buahan. Juga kurang memadainya infrastruktur logistik buah. Ditambah lagi dengan adanya perubahan perilaku konsumen yang semakin menyukai produk impor. Karena buah impor yang semakin mudah dan murah. Hal ini menujukkan kekurangberpihakan kebijakan fiskal terhadap buah lokal Indonesia.
    Minimnya minat konsumen dan ketersediaan buah lokal terutama di pasar modern juga menjadi penyebab produk dalam negeri kalah bersaing.
    Buah impor khususnya dari China dinilai memiliki produk berkualitas, baik, dan harganya sangat terjangkau. Tidak heran perbandingan nilai impor terhadap ekspor buah nasional sebesar 293,9 persen.
    Selain itu anak-anak jaman sekarang jarang yang mengenal buah lokal, hal itu dikarenakan buah lokal susah untuk ditemui dan belum ada tindakan untuk pembudidayaan nya. Memang sangat miris, tapi kenyataannya dari rasa maupun kualitas buah lokal memang masih kalah dengan buah import, kurangnya pemasaran dan pembudidayaan buah lokal juga menjadi salah satu masalah yang dihadapi pemerintah saat ini.
    sekian analisis dari saya.
    TERIMAKASI.

    ReplyDelete
  79. Menurut pendapat saya buah-buahan seperti juet,lempeni dan sentul jaman sekarang sulit kita temui, juet,lempeni dan sentul ini belum punah namum penanamannya saja yang kurang di masyarakat, karena datangnya buah-buahan inpor yang memenuhi pasar-pasar di kota besar sehingga merusak pemasaran buah-buahan lokal dan mengurangi daya pikat konsumen untuk menanam atau mengkonsumsi buah-buahan lokal.Di jaman yang modern ini konsumen pun kebanyakan membeli buah-buahan inpor untuk di gunakan pada saat upacara maupun hanya untuk di konsumsi sehari-hari itu karena rasa dan bentuk yang lebih unggul dari produk lokal.Sebagai penduduk lokal kita harus lebih memperhatikan keunggulan buah-buah lokal sehingga mampu bersaing dengan buah inpor.

    NAMA : NI MADE DWI FIBRIANTINI
    NIM : 12.01.1.1.1059
    KELAS : REG.SORE / 3B
    MATA KULIAH : MANAJEMEN STRATEGI

    ReplyDelete
  80. Nama : Komang Bayu Saputra
    Kelas : Reg.Sore
    Nim : 12.01.1.1.1065
    Mata kuliah : Manajemen Strategi
    Juwet , lempeni dan sentul merupakan buah yang sangat sulit untuk ditemukan di beberapa tempat untuk masa kini tetapi tumbuhan ini belum termasuk tumbuhan langka. Dan Itu menyebabkan maraknya buah impor yang dipasarkan di pasar modern untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Peluang buah lokal sekarang ini yang semakin memudar sebaiknya pemerintah yang berwenang memberi peluang untuk memasarkan kembali buah lokal sehingga masyarakat kembali bisa menikmati kekhasan dari buah lokal ini dan kita juga perlu memasarkan di tempat yang lebih luas bila perlu sampai ke mancanegara sehingga buah juet,lempeni dan sentul ini juga dapat di nikmati masyarakat luar.Ancaman dari buah lokal ini adalah persaingan dengan buah import yang sudah banyak menguasai pasar Indonesia,Padahal di lihat dari bentuk buah juet,lempeni dan sentul ini juga menarik hanya saja masyarakat di kalahkan dengan penampilan dari pada buah impor yang tampilannya lebih menarik meski kita tahu rasanya juga tidak terlalu menyenangkan bagi lidah. Kekuatan buah-buahan lokal terletak dari rasanya yang khas yang tidak dimiliki oleh buah- buahan import. Namun, hal tersebut kurang dikembangkan oleh masyarakat lokal. Hal inilah yang menjadi kelemahan dari buah-buahan lokal.
    Kelemahan buah- buahan lokal mungkin karena kurangnya perhatian dari masyarakat yang tidak pernah menjaga kelestarian dan eksistensi buah tersebut sehingga mereka digerus oleh zaman.
    Selain itu anak-anak jaman sekarang jarang yang mengenal buah lokal, hal itu dikarenakan buah lokal susah untuk ditemui dan belum ada tindakan untuk pembudidayaan nya. Memang sangat miris, tapi kenyataannya dari rasa maupun kualitas buah lokal memang masih kalah dengan buah import, kurangnya pemasaran dan pembudidayaan buah lokal juga menjadi salah satu masalah yang dihadapi pemerintah saat ini.

    ReplyDelete
  81. Nama : NI Komang Erayani
    NIm : 12.01.1.1058
    Semester III / Reg. Sore

    Menurut saya , buah Juwet , Lempeni , Dan Sentul memang sudah amat sangat jarang saya jumpai . dan juga dari ketiga buah tersebut hanya satu yang saya pernah coba yaitu juwet .
    Mengkin akan ada pertanyaan besar tentang masalah ini , Kemanakah buah-buah tersebut ? .
    Dari masalah tersebut saya akan memnggunkan Analisis SWOT , yang dimana analisis SWOT adalah salah satu untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalh , proyek atau konsep atau usaha yang berdasarkan factor internal dan factor ekternal .
    Dimana Analisis SWOT terdiri dari 4 faktor yaitu :
    1. Strenght ( kekuatan )
    Merupakan kondisi kekutan yang terdapat dalam organisasi , proyek atau konsep bisnis .

    Sebenarnya buah lempeni , juwet dan sentul ini sangat kuat apabila bersaing dengan produk luar negri , kita sudah mengetahui rasa nikmat apabila kita memakan buah ini . mungkin dengan meningkatkan daya saing agar buah-buah ini mampu bersaing dengan buah luar negri dengan di tunjang oleh peluang yang di berikan Pemerintah .dan juga Indonesia bisa meminta agar negara luar bisa menekan produksi mereka ke dalam negri agar buah-buah local lebih banyak kelihatan di pasar saat ini
    2. Weakness (Kelemahan )
    Merupakan kelemahan yang terdapat dalam organisasi ,proyek atau konsep bisnis yang ada . kelamahan yang dianalisis adalah factor yang terdapat dalam tubuh organisasi , proyek atau konsep bisnis itu sendiri

    Apabila di lihat dari masalah di atas kita bisa melihat bahwa kelemahan dari produk local saat ini adalah kurangnya minat masyarakat untuk mengkomsumsi buah local sebagai konsumsi buah sehari-hari dan kurangnya mutu produk dalam Negri di bandingkan dengan Produk Luar Negri . Sebenarnya Indonsia merupakan Negara mempunyai Sumber Daya Manusia yang sangat bagus , namun karna tergerusnya zaman saat ini produk-produk local malah tidak mampu bersaing dengan produk local selain itu karena kesadaran masyarakat untuk mengkomsumsi buah tersebut juga sangat kurang , kita ambil contoh pada saat hari raya besar Bali Seprti Galungan . Masyarkat pasti Akan memilih produk yang Impor dari luar Negri karena mungkin dalam pikiran masyarakat tersebut produk atau bauh-buah dari luar negri memiliki Vitamin yang lebih banyak , akan tetapi Produk tersebut pasti sudah di awetkan dan nilai gizi berkurang . dan minat untuk memakan mungkin di karenakan meraka gensi memakan buah kampung yang mengakibatkan bibir brwarna unggu apabila kita memakan buah juwet ., Selain itu juga kurangnya pehatian pemerintah dalam hal ini , menurut saya pemerintah malah santai-santai kita mengimpor buah-buah dari luar , mereka seharusnya memberikan kesempatan untuk Petani Lokal dalam memasarkan produk yang meraka punya .

    ReplyDelete
  82. Lanjutan ,
    Ni Komang Erayani

    3. Oportunities ( Peluang )
    Merupakan kondisi atau peluang berkembangdi masa dating yang akan terjadi .

    Seperti yang saya akan tadi ini karena kurangnya kesadaran pemerintah dalam pertanian buah di Indonesia .dukangan pemirintah di sector pertanian amat sangat penting karena bisa memacu semangat mereka dalam memproduksi buah-buah local tersebut , dan juga pemerintah maupun asosiasi pengusaha , harus menerapkan standarsisasi produk dalam negri . sebelum produk dalam negri di pasarkan , harus memenuhi standar tertentu , missal juwet , sento, tersebut harus di pasarkan dalam kondisi segar agar ninat pembeli lebih melirik buah tersebut . dimana artinya mereka harus member nilai atau penghargaan yang sama bagi konsumen di tanah air dengan konsumen di luar negri , jangan karena hanya produk local , lantas menggap remeh soal kualitas , seolah – olah kulitas pas-pasan sudah cukup untuk kosumen local . hal ini ,merupakan keliruan yng amat sangat salah .

    4) Theat ( ancaman )
    Merupakan kondisi yang mengancam dari luar . Ancaman ini dapat menganggu organisasi , proyek atau kondisi bisnis itu sendiri .

    Ancaman yang di timbulkan dalam hal ini yaitu : Produksi buah local pastinya menurun , perlu di tekankan disini imbas tersebut sangat si rasakan unjung-ujungya adalah memburuknya kesejahteraan masyarakat dimna saat ini bertolakbelakang srkali dengan prisip ekonomi kerakyatan yang di anut oleh Bangsa kita . Apalagi di era pasar bebas saat ini , buah dari berbagai belahan dunia sudah membajiri pasar Indonesia saat ini sehingga konsemne memiliki pilihan . Produsen Nasional harus bersaing dengan menghasilkan buah yang berkualitas bagus .

    Sekian pendapat saya , sebenarnya dengan kita sadar akan buah local saat ini , buah local pasti bisa bersaing di kalangan buah luar negri . SEMANGAT !!!

    ReplyDelete
  83. Pohon kecapi atau pohon sentul (Sandoricum koetjape) adalah pohon penghasil buah dengan nama yang sama. Ada yang mengatakan pohon kecapi tanaman asli Indonesia namun sumber lain menyebutkan kecapi berasal dari Indocina dan Semenanjung Malaya yang kemudian tersebar dan mengalami naturalisai ke India, Indonesia (Kalimantan, Jawa dan Maluku), dan Filipina. Bahkan di Indonesia, pohon kecapi ditetapkan sebagai flora identitas (maskot) kota Bekasi.
    Pohon kecapi disebut sentul dan ketuat (Jawa, Sunda), Bua apo, Kelampu, Kelampu bukit, Lalamun, Sinlol, Sintol, Terapu (Kalimantan). Dalam bahasa Inggris dinamakan sentol, santol atau wild mangosteen. Sedangkan dalam bahasa ilmiah nama resminya adalah Sandoricum koetjape yang bersinonim dengan Sandoricum indicum dan Sandoricum nervosum.
    Ciri-ciri. Pohon kecapi atau sentul (Sandoricum koetjape) berukuran rindang dan besar mencapai setinggi 30 meter dengan diameter mencapai 90 cm. Daun majemuk beranak daun tiga dengan bentuk jorong hingga bulat telur dan ujung daun meruncing. Warna daun kecapi hijau mengkilat dibagian atas dan agak kusam di bagian bawah.
    Bunga kecapi atau sentul malai dengan panjang mencapai 25 cm yang tumbuh di ketiak daun. Buah kecapi atau buah sentul buni berukuran 5-6 cm berwarna kuning atau kemerahan saat masak serta berbulu halus.
    Daging buah bagian luar tebal dan keras, sedang daging buah bagian dalam, putih, melekat pada biji berasa masam hingga manis. Karena adanya daging buah bagian luar ini, sering kali saat menikmati segarnya buah kecapi membutuhkan usaha yang lumayan keras untuk membuka daging buah luar (kulit).
    Tanaman yang menjadi flora identitas kota Bekasi ini menyukai daerah dengan musim kering yang panjang. Tumbuh baik di daerah yang curah hujannya merata, pada tanah liat atau tanah liat berpasir hingga ketinggian 1000 m di atas permukaan laut.
    Pemanfaatan. Pohon kecapi, sentul atau ketuat (Sandoricum koetjape) banyak dibudidayakan di Indonesia terutama untuk dimanfaatkan buahnya. Buah kecapi dapat dimakan segar ataupun diolah menjadi manisan. Selain itu Kayu kecapi juga memiliki kualitas yang baik untuk digunakan sebagai bahan bangunan dan bahan kerjainan. Tidak ketinggalan berbagai bagian tumbuhan kecapi pun memiliki khasiat obat.
    Dalam 100 gram buah kecapi atau sentul yang dapat dimakan mengandung kalori sebesar 247 kJ/100 g, air (83,9 g), protein (0,7 g), lemak (1 g), karbohidrat (13,7 g), serat (1,1 g), abu (0,7 g), kalsium (11 mg), fosfor (20 mg), besi (1,2 mg), kalium (328 mg), dan vitamin C (14 mg).
    Bagian-bagian tanaman kecapi yang dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal antara lain kulit batangnya yang dapat digunakan untuk membasmi cacing gelang, akarnya untuk mengobati diare, sakit perut dan juga sebagai tonik bagi ibu-ibu setelah melahirkan.
    Melalui analisis SWOT juga, juwet,lempeni dan sentul, sebenernya memiliki peluang yang bagus dalam manajemen strategi, salah satunya yaitu dijadikan oleh-oleh khas Bali. Namun buah-buah tersebut mesti diolah terlebih dahulu menjadi makan yang menarik untuk masyarakat. Namun dari berbagai manfaat yang didapat banyak kekurangan yang ada salah satunya yaitu kelangkaan buah tersebut, akibat dari kurang pengetahuan mengenai bisnis umumnya pada masyarakat pedesaan, sehingga buah tersebut langka kita dapatkan.

    NI LIH MAS RISDAYANTI 13.01.1.1.008

    ReplyDelete
  84. Nama : Kadek Hendra
    Nim : 12.01.1.1.1070


    Seiring perkembangan jaman buah-buahan lokal seperti juwet ,lempeni , sentul akan semakin ketinggalan. menurut saya penyebabnya banyak para petani mengabaikan akan buah-buahan lokal dan beralih ke buah-buahan modern seperti durian ,manggis dll. contohnya di desa saya banyak penebangan pohon juwet beralih ke durian karena juwet selain susah untuk di petik dan harga jualnya pun tidak bagus apa lagi musim hujan buah juwet cepat rontok ,., jadi banyak petani yang menebang pohon lokal tersebut dan beralih ke buah-buahan modern. Dan pandangan saya kedepan pohon-pohon lokal akan semakin menghilang apa bila masyarakat mengabaikan pohon juwet tersebut . untuk lempeni, sentul saya no coment karena pohonnya saya tidak tahu .. hehehe

    ReplyDelete
  85. Nama : Putu Eka Darmayanti
    Nim : 13.01.1.1.012
    Kelas : Reg. Sore / Semester III
    Juet, lempeni dan sentul merupakan buah-buahan lokal yang kini tergolong langka khususnya di daerah Bali. Mengapa dikatakan demikian? Karena pada masa kini eksistensi buah-buahan tersebut sudah mulai melemah bahkan sudah sangat sulit untuk ditemukan dan dinikmati kelezatan dari buah-buahan lokal tersebut oleh lidah masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan oleh maraknya pasar bebas di Indonesia sehingga buah-buah impor dengan bebas dapat masuk dalam pasar bahkan hingga sampai pasar-pasar tradisional. Buah impor dengan tampilan kemasan yang menarik membuat perubahan dengan cepat minat para konsumen. Oleh karena itu membeli buah impor merupakan sesuatu yang keren dan trendi di kalangan masyarakat untuk memenuhi gengsinya. Hal itulah yang menyebabkan buah-buahan lokal seperti juet, lempeni dan sentul semakin disaingi oleh buah impor.
    Buah lokal yang eksistensinya kian melemah di masa kini disebabkan dari beberapa faktor yaitu dilihat dari kesadaran masyarakat sendiri yang tidak mau melestarikan dan membudi dayakan tanaman buah-buahan lokal tersebut, padahal Indonesia merupakan Negara yang tropis yang cocok untuk ditanami tanaman buah-buahan lokal tersebut sehingga mampu dikatakan sebagai penghasil buah juet, lempeni dan sentul apalagi Indonesia telah terkenal akan sumber daya alamnya yang melimpah, sehingga untuk masalah buah-buahan Indonesia tidak perlu sampai harus mengimpor. Selain kesadaran masyarakat yang menjadi faktor kelangkaan buah-buahan lokal yang menghiasi masa kecil masyarakat Indonesia, juga dapat dilihat dari strategi pemasaran yang ada yaitu kurangnya kreatifitas masyarakat untuk mengemas buah-buahan lokal tersebut agar dapat menarik minat konsumen. Inovasi untuk mengolah buah-buahan tersebut menjadi sebuah produk yang bernilai lebih juga sangat diperlukan dalam hal ini. Seperti misalnya buah juet atau lebih dikenal dengan sebutan buah jamblang ini bisa dijadikan obat diabetes dan atau dapat dijadikan sebagi produk minuman segar.
    Jika dikaitkan dengan analisis SWOT, strategi yang seharusnya dilakukan Indonesia dapat terlihat yaitu :
    Strength (kekuatan) Indonesia terkenal akan Negara yang sumber daya alamnya melimpah dan sebagai Negara yang tropis, maka sangat cocok untuk ditanami tanaman buah-buah lokal seperti juet, lempeni dan sentul yang sudah dikatakan di atas. Maka sudah sepantasnya Indonesia menjadi penghasil buah-buahan tersebut
    Weakness (kelemahan) Yang menjadi kelemahan bagi Indonesia yaitu kurangnya sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif untuk dapat melestarikan, mengelola dan mengolah buah-buahan lokal tersebut menjadi sebuah produk yang memiliki nilai lebih di mata konsumen dan nantinya dapat menarik minat konsumen bahkan dapat di ekspor ke Negara lain sehingga mampu meningkatkan pendapatan Negara.
    Opportunity (peluang) Dengan dikenal sebagai Negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, Indonesia seharusnya mampu untuk memikirkan hal yang lebih menguntungkan dengan mengolah hasil alamnya seperti buah-buahan lokal tersebut menjadi sebuah produk seperti produk minuman segar dan obat-obatan.
    Threat (ancaman) Rupanya dengan menganggap mengonsumsi buah-buahan impor dapat dikatakan sebagai sesuatu yang keren bagi sebagian kalangan masyarakat dapat mengubah pola pikir masyarakat untuk berkreasi lebih kreatif dan inovatif mengenai cara membudi dayakan buah-buahan lokal sendiri agar dapat bersaing dengan buah-buahan impor. Jadi dapat dikatakan masyarakat Indonesia hanya berpatokan sebagai konsumen saja dan tidak mau untuk jadi produsennya. Selain itu kurangnya pengetahuan yang berbasis pertanian juga menjadi sebuah ancaman bagi Indonesia.

    ReplyDelete
  86. Buah-buah seperti juwet, sentul pada massa sekarang memang suli didapat dan sudah tidak familiar lagi di kalangan anak-anak sekarang, karena sangat langka tanaman buahnya. Buah seperti ini tidah dapat dijual langsung begitu saja, membutuhkan sebuah proses yang cukup panjang untuk dapat sampai ke tangan konsumen untuk memberi nilai tambah pada buah tersebut. Seperti buah sentul, mestinya diolah terlebih dahulu untuk menjadi manisan/permen terlebih dahulu agar buah ini bertahan lama dan bisa dinikmati dalam jangka waktu panjang. dengan proses seperti ini juga dapat menjaga kontunuitas barang ini di pasaran. Dan menghadapi persaingan pasar sekarang produk seperti ini haruslah dikemas dengan cantik agar dapat diterima di pasar dengan harga yang lebih tinggi, jadi harus ada nilai tambahnya. Ketika buah ini diterima pasar, maka harusnya petani buah ini mulai digalakkan untuk menjaga kontinuitas barangnya.
    HERMAWATI
    013.01.1.1.083
    Semester IIIA/Reguler Sore

    ReplyDelete
  87. saat ini keberadaan buah loka seperti : juwet, lempeni dan sentul sudah sangat jarang ada, dan buah lokal yang eksistensinya kian melemah di masa kini disebabkan dari beberapa faktor yaitu dilihat dari kesadaran masyarakat sendiri yang tidak mau melestarikan dan membudi dayakan tanaman buah-buahan lokal tersebut, padahal Indonesia merupakan Negara yang tropis yang cocok untuk ditanami tanaman buah-buahan lokal tersebut sehingga mampu dikatakan sebagai penghasil buah juet, lempeni dan sentul apalagi Indonesia telah terkenal akan sumber daya alamnya yang melimpah, sehingga untuk masalah buah-buahan Indonesia tidak perlu sampai harus mengimpor. Selain kesadaran masyarakat yang menjadi faktor kelangkaan buah-buahan lokal yang menghiasi masa kecil masyarakat Indonesia, juga dapat dilihat dari strategi pemasaran yang ada yaitu kurangnya kreatifitas masyarakat untuk mengemas buah-buahan lokal tersebut agar dapat menarik minat konsumen. Inovasi untuk mengolah buah-buahan tersebut menjadi sebuah produk yang bernilai lebih juga sangat diperlukan dalam hal ini. dalam hal ini masyarakat harus memiliki kreatifitas yang lebih untuk dapat memasarkan buah-buah lokal tersebut, misalnya buah-buah tersebut diolah menjadi minuman siap saji agar bisa bersaing dengan buah-bauh import.

    KM NOPRI ADIASTRA
    13.01.1.1.016
    smtr III/ reg sore

    ReplyDelete
  88. Pendapat saya, buah lokal salah satunya seperti ”Juet, Lempeni, Sentul” tidak bisa bersaing di pasaran karena buah import yang sudah merajai pasar Indonesia seperti sekarang ini. Itu dikarenakan pemerintah Indonesia yang sudah memandang sebelah mata petani Indonesia untuk menciptakan buah – buah lokal yang berkualitas. Alasan lain masyarakat lebih cenderung ke buah import dikarenakan buah import fisiknya lebih menggiurkan, lebih segar, harga juga bisa bersaing dipasaran. Tetapi dilihat dari sisi lain buah ”Juet ,Lempeni, Sentul” mungkin jadi pilihan tepat jika seseorang khawatir untuk membeli buah import karena kadangkala buah import dari segi pemeliharaannya menggunakan bahan – bahan pestisida atau bahan kimia lain. Jika buah – buah lokal Indonesia seperti ”Juet, Lempeni, Sentul” mau bersaing dipasaran maka buah lokal ini diolah menjadi manisan atau makanan ringan yang menarik minat masyarakat, untuk membeli produk yang sudah dimodifikasi menjadi makanan ringan yang akan kaya serat.

    Nama : Kade Manik Supartami
    NIM : 13.01.1.1.015
    Semester III/ Reg Sore

    ReplyDelete
  89. Menurut pandangan saya mengapa buah lokal sangat jarang bahkan tidak ada lagi di pasaran itu karna kualitas buah impor di pandang lebih bagus dari pada buah lokal. ini sebabnya kenapa buah lokal kurang di gemari sehingga petani di indonesia juga tidak akan lagi menanam buah yang sudah tidak laku di pasaran contohnya buah yang di sebutkan diatas.
    Karena masyarakat sekarang ini lebih memilih buah dengan tampilan yang menarik dan baik bagi kesehatan.

    Ketut Arta Saputra
    13.01.1.1.051
    Ekonomi Manajemen/Reguler Sore

    ReplyDelete
  90. Nama : ketut murtawan
    Nim : 13.01.1.005
    Kls : Reguler sore
    Jur : Managemen
    Menurut saya, ada beberapa alasan yang menyebabkan buah lokal tidak mampu bersaing dengan buah import diantaranya yang pertama image buah lokal dalam hal ini kualitas yang kurag memuaskan di kalangan konsumen, mulai dari ukuran yang kurang besar, warna yang kurang cerah, yang kedua dari segi harga kurang mampu bersaing karena infrastruktur yang kurang. Bayangkan misalnya buah jeruk dari Malang akan dibawa ke Jakarta, infrastrukturnya buruk, biaya angkutan jadi mahal sehingga harga jadi mahal dan buah jadi buruk rusak karena waktu angkut yang lama, yang ke tiga yaitu untuk penyediaan buahnya juga musiman jadi setiap pembisnis tidak mampu untuk menyediakan / melakukan bisnisnya secara continue dan jika pembisnis menekuni bisnis buah seperti buah lempeni, sentul dan juwet saja apakah mampu hanya mendapatkan hasil tahunan??? Sedangkan pelaku usaha itu perlu jualan setiap hari permintaan dari konsumen juga akan terus menerus jadi hal tersebut merupakan suatu kelemahan dari buah lokal itu sendiri.
    Dari hal ini mungkin kita dapat mengambil makna bahwa dalam bisnis jangan sampai produk yang kita jual tidak ada persediaan, apabila itu terjadi akan menimbulkan kekecewaan terhadap konsumen,
    Mungkin kalau ingin meningkatkan daya saing dari buah ini adalah paling utama mengenali dulu buah tersebut, apa fungsinya untuk kesehatan sehingga kita dapat memperlihatkan keunggulan-keunggulan dari buah tersebut dengan tujuan agar mampu meningkatkan harga dan mempermudah dalam hal memasarkan buah ini.


    itu saja. Terimakasih

    ReplyDelete
  91. Nama : Ketut Tyna Windayani
    NIM : 13.01.1.1.049
    Kelas : Manajemen / Reguler Sore

    Menurut Pendapat Saya Juwet Lempeni dan Sentul adalah buah lokal asli yang sebenarnya bisa menjadi buah yang bisa bersaing dengan buah-buah import. Hanya saja buah lokal ini mungkin pemasarannya yang kurang. Buah-buah lokal ini akan bisa mengikuti pasar apabila buah ini sudah bayak dikenal orang dan mungkin bisa menjadi terkenal dengan cara pemasaran yang bagus. mungkin menurut saya, cara memperkenalkan buah-buah asli Bali ini adala dengan cara menitipkan atau bekerjasama dengan instansi atau hotel-hotel yang ada di Bali untuk selalu menyediakan dan memperkenalkan buah asli Bali ini. Setidaknya untuk memperkenakan terlebih dahulu bahwa Bali mempunyai buah khas Bali. Cara Kedua adalah menitipkan buah-buah ini ke supermarket sekaligus memperkenalkan lebih jauh tentang buah asli Bali ini. Seperti halnya museum Kakao yang ada di temukus, Juwet, Lempeni dan Sentul ini mungkin bisa dibuatkan tempat khusus untuk memperkenalkan lebih jauh dan mendalam tentang buah ini. Segala upaya perkenalan dan pelestarian buah ini sangat diperlukan. Saya rasa, penitipan buah ini di Hotel-hotel dan supermarket adalah langkah yang tepat untuk memperkenalkan dan penjualan dari buah-buah asli Bali ini. Terimakasih.

    ReplyDelete
  92. menurut saya, buah-buah tersebut merupakan buah-buahan yang sudah langka, dikarenakan perubahan sikap masyaratak yang cendrung memilih buah impor, dibandingkan buah lokal, sehingga keberadaan buah-buah tersebut makin terbelakang dan akhirnya akan langka dan musnah.di samping itu juga keberadaan buah-buahan itu juga musiman, dan harganya juga naik turun, jika pada musimnya seolah-olah buah ini tak ada harganya sehingga petani memilih untuk sedikit demi sedikit meninggalkan buah ini sebagai mata pencaharian. namun jika kita meliahat peluang bisnis dalam buah ini cukup baik asalkan kita mempu menjaga ketersediaanya stok barang, dan usaha ini juga akan memberikan pengaruh terhadap kengsungan buah-buahan ini, generas muda akan mengetahui buah-buahan apa yang mewarnai masa-masa kecil ayah-ibu, kakek-nenek, cicit-cecetnya.

    salam generasi muda, mari jaga warisan leluhur, cintailah produk-produk lokal,..

    I Gede Budikusuma
    Reg. Sore/3a
    13.01.1.1.009

    ReplyDelete
  93. menurut pendapat saya sesuatu yang akan dipasarkan harus memiliki keunikan atau brend yang bagus. jika buah tersebut dirangkai dan dikemas yang cantik pasti akan bisa diterima dipasar, apalagi buah juet banyak orang yang sudah tau dan banyak peminatnya , jika buah tersebut dimanajem dgn baik pasti akan menghasilkan keuntungan. tetapi hal yang harus diperhatikan dalam berbisnis apalagi dalam bidang pemasaran adalah kualitas barang yang dipasarkan harus berkualitas, harga bisa bersaing, tempat pemasaran harus strategis, pelayanan yang ramah. jika itu semua sudah dilaksanakan pasti barang yang ditawawrkan akan diterima didalam pasarn, inget juga dalam brend atau kemasan harus menarik atau unik karena itu juga hal penting yang harus diperhatikan dalam pemasaran. sebaiknya jika ingin terjun kebidang pemasaran kita harus membuat perencanaan pemasaran:
    Langkah 1: Penentuan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
    Langkah 2: Memilih Pasar Sasaran Khusus (Special Target Market)
    Langkah 3: Menempatkan Strategi Pemasaran dalam persaingan
    Langkah 4: Pemilihan Strategi Pemasaran
    jika semuaa sudah dilakukan maka manajemen pemasaran akan bisa terlaksana dengan baik dan bisa menambah penghasilan dan mengangkat citra buah lokal.
    terima kasih

    Nama: I Komang darmayasa
    Nim: 013.01.1.1.038
    Semester: 3 Reg, sore

    ReplyDelete
  94. Juet, lempeni, dan sentul adalah aneka buah yang mewarnai masa kanak-kanak saya tempo doeloe. Kini rangkaian buah lokal ini sangatlah sulit kita temui lagi. Pasar modern telah menyulap life style kita dengan buah impor. Mengapa ini bisa terjadi? Apa mungkin buah lokal dalam aspek manajemen pemasaran dan manajemen strategi tidak mumpuni memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar lokal.
    dilihat dari analisis SWOT maka dapat di paparkan sebagai berikut
    1 . STRENGTH (Kekuatan)
    menciptakan Hak paten
    2 . WEAKNESS (Kelemahan)
    Brand nama tidak terkenal
    Reputasi yang kurang baik di mata konsumen
    Biaya produksi relatif mahal dibanding pesaing
    Harga yang kurang kompetitif
    3 . OPPORTUNITY (Peluang)
    Kondisi perekonomian yang membaik sehingga meningkatkan daya beli masyarakat
    4. THREAT (Tantangan)
    Pesaing yang semakin gencar
    Trend atau perubahan sosial yang kurang menguntungkan bagi perusahaan.

    ReplyDelete
  95. Era globalisasi yang berimplikasi pada terbukanya pasar bebas membawa persaingan yang berat bagi eksistensi pelaku ekonomi. Dibutuhkan sesuatu yang memiliki nilai jual lebih agar bisa dikenal dan memperoleh posisi dalam pasar internasional. Porter (dalam Ankli, n.d.) menyebut nilai lebih ini sebagai keunggulan kompetitif. Day & Wensley (1988) menyatakan bahwa keunggulan kompetitif berkelanjutan merupakan bentuk-bentuk strategi untuk membantu aktor ekonomi dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pendapat tersebut didukung oleh Ferdinand (2003) yang menyatakan bahwa pada pasar yang kompetitif, kemampuan aktor menghasilkan kinerja, terutama kinerja keuangan, sangat bergantung pada derajad keunggulan kompetitifnya. Suatu aktor dikatakan memiliki keunggulan kompetitif ketika aktor tersebut mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki pesaing, melakukan sesuatu lebih baik dari aktor lain, atau mampu melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh aktor lain (Kuncoro, n.d.). Manajemen strategis, dengan fokus pada keunggulan kompetitif, memiliki satu unsur penting, yaitu operational effectiveness. Efektivitas operasional dikombinasikan dengan strategi adalah jalan (meskipun tidak menjamin) untuk kinerja yang unggul. Kurangnya inovasi produk yang dilakukan oleh juet, sentul dan lempeni, membuat produk lokal bali tersebut mengalami kalah saing dengan produk impor, yang dimana produk impor ini sangatlah berinovasi atau beraneka ragam. Selain itu kualitas produk juet sentul dan lempeni yang kurang, hal itu dapat dimanfaatkan oleh produk impor , yang dimana seharurnya Penekanan pada kualitas dipahami untuk memberikan keuntungan yang berbeda atas pesaing yang beroperasi dari pendekatan yang berbeda. Dengan teori keunggulan kompetitif, kualitas akhirnya mengatasi pilihan lain yang berkualitas lebih rendah, bahkan ketika barang-barang rendah yang tersedia dengan harga yang jauh lebih rendah. Sebagai konsumen menjadi lebih sadar bahwa mereka menghabiskan lebih banyak uang untuk membeli barang-barang lain yang tidak memberikan tingkat kepuasan yang sama, mereka akan bermigrasi ke produk yang mungkin biaya sedikit lebih awalnya, tetapi akhirnya memberikan utilitas yang lebih dalam jangka panjang.

    ReplyDelete
  96. Nama : Luh Trisna Sandyani
    NIM : 13.01.1.1.177
    smstr III exctf
    “Juwet , lempeni dan sentul”, hal pertama yang terlintas dipikiran saya adalah ‘apa itu lempeni dan sentul?’ mungkin kalau untuk “juwet” saya tahu karena saya masih pernah memakan nya waktu kecil sampe sekarang pun masih meskipun tidak terlalu sering karena susah d temukan lagi buah itu. Miris sekali memang, buah lokal sendiri saja tidak tahu, bukannya karena mengikuti trend lifestyle mengkonsumsi buah import namun memang saya tidak pernah mendengar apalagi menemui jenis buah tersebut seperti buah lempeni dan sentul.
    Fenomena yang ada menunjukkan bahwa buah impor sedemikian banyaknya sehingga dapat dikatakan seperti serbuan terhadap buah lokal. Tidak hanya di kota besar tetapi sampai kecamatan bahkan di desa-desa, yang merupakan basis penghasil buah lokal, buah impor mendapat tempat tersendiri di masyarakat. Buah impor memiliki bentuk dan warna yang menarik, hal ini yang mendorong konsumen untuk membeli buah tersebut disamping itu harganya terjangkau dan ada kesan prestise dengan mengkonsumsi buah impor.
    Tergesernya buah lokal dengan buah impor tidak dapat diabaikan begitu saja, dampak yang ditimbulkan sangat besar sekali karena berkaitan langsung dengan pendapatan produsen buah lokal yang salah satunya adalah masyarakat desa penghasil buah. Produsen buah lokal tidak
    dapat sendirian menghadapi buah impor, yang berasal dari negara yang sudah maju baik infrastrukutr, tata niaga, distribusi produk, pemasaran maupun teknologi proses penanaman buah. Langkah strategis harus segera diwujudkan agar produsen buah lokal dapat bersaing dengan buah impor. Indonesia yang terkenal dengan sumber daya alam yang melimpah ruah seharusnya dapat menjadikan buah lokal menjadi tuan rumah di negara sendiri, bukan sebaliknya menjadi pendamping buah impor yang belum tentu terjamin bagi kesehatan. Peraturan yang mengijinkan impor buah, harus ditata kembali agar tidak merugikan produsen buah lokal. Pemerintah harus bertindak tegas, dengan otoritas yang dimiliki sudah selayaknya dapat membuat aturan yang menguntungkan masyarakatnya sendiri. Jangan dibiarkan produsen buah lokal sendirian berhadapan dengan buah impor.
    Ok,, Sehubungan dengan permasalahan buah lokal yang saat ini mulai tergeser keberadaannya di negri sendiri, maka dalam mata kuliah Manajemen Strategi ini akan saya kaitkan dengan teori analisis SWOT.
    Analisis SWOT merupakan analisis yang menghubungkan antara analisis intern dan extern. SWOT merupakan singkatan dari Strenghts (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threats (Ancaman). Asumsi dari analisis ini adalah strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Opportunities dan Threats merupakan fokus pertama dari analisis SWOT yang mengukur peluang dan ancaman perusahaan yang berasal dari luar perusahaan. Opportunities atau peluang merupakan keadaan yang menguntungkan perusahaan yang berasal dari luar perusahaan. Threats atau ancaman merupkan keadaan yang tidak menguntungkan misalnya : masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok, perubahan teknologi. Strengths dan Weaknesses merupakan fokus kedua dari analisis SWOT yang merupakan komponen untuk mengukur kekuatan dan kelemahan dari komponen-komponen yang ada dalam perusahaan (Analisis Intern). Strengths mengukur kekuatan dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan. Weaknes mengukur kelemahan yaitu keterbatasan atau kekurangan yang dimiliki perusahaan.

    ReplyDelete
  97. Juet, lempeni, dan sentul adalah buah yang tidak asing lagi bagi kita terutama orang bali di masa kecil kita. Buah ini sekarang telah semakin ditutupi oleh buah import seperti apel puji, sunkist dll. Buah juet, lempeni dan sentul ini, kini telah jarang keberadaannya. Karena selain rasanya yang bersaing dengan buah import, harga juga sangat bersaing dengan buah import. Namun buah local kita ini, dalam kesehatan lebih bagus dibandingkan buah import dikarenakan buah import lebih sering memakai bahan pengawet.
    Seperti kenyataan yang terjadi sekarang ini, semakin sedikitnya buah local yang kita temui. Para petani atau pekebun pun jarang untuk membudidayakan buah local, kebanyakan mereka beralih ke buah import, hal ini dikarenakan harga jual yang relative murah untuk buah local dan keuntungan yang didapatkannya pun lebih sedikit disbanding buah import. Penebangan buah lokal sekarang ini juga semakin meningkat, buah-buah lokal juga jarang diminati masyarakat kita. Di sinilah lemahnya masyarakat untuk membudidayakan buah local itu sendiri. Kapan Indonesia bias maju jika kita tidak bias memanfaatkan atau membudidayakan hasil pertanian kita sendiri.

    Nama : Komang Astiti
    NIM : 12.01.1.1.1051
    Semester III /Reg Sore

    ReplyDelete
  98. Nama : Komang Arcana Yasa
    Jurusan : Manajemen
    Kelas : Eksekutuif
    Semester : III

    Buah juet,lempeni,dan sentul adalah jenis buah yg sudah jarang kita temukan,yang saya tau buah ini mempunyai khasiat,di antaranya adalah :

    Mencegah kelebihan kolesterol jahat di dalam tubuh

    Kelebihan kolesterol di dalam darah juga bisa dicegah dengan mengkonsumsi buah (biji dan daging buah) duwet. Buah duwet mengandung alfa phytosterol, sejenis sterol yang memiliki sifat mencegah kelebihan kolesterol atau anticholesteremik.

    Menyembuhkan luka diabetes

    Selain mencegah kelebihan kolesterol, duwet juga ampuh sebagai obat diabetes. Biji buah ini mengandung glukosida phytomelin. Zat ini dapat mengurangi kerapuhan pembuluh darah kapiler penyebab luka diabetes yang lama sembuhnya. Di dalam buah duwet juga banyak mengandung astringent, suatu zat yang dipercaya dapat membantu penyembuhan luka diabetes karena sifat astringent yang dapat menciutkan kulit.

    Untuk mengatasi diabetes, 15 butir biji duwet ditumbuk halus dan direbus. Rebusan itu dibagi jadi tiga bagian untuk satu hari. Ulangi setiap hari sampai badan terasa segar. Kulit pohon duwet bisa digunakan pula untuk diabetes. Sebanyak 250 gram kulit duwet basah dipotong-potong, lalu direbus dengan 3 gelas air hingga jadi dua gelas. Saring airnya lalu diminum sedikit-sedikit sampai habis dalam satu hari

    Batuk kronis dan asmabuah jamblang

    1. Cuci buah jamblang segar (15 g) sampai bersih buah bijinya, lalu makan. Lakukan tiga kali sehari

    2. Sediakan buah jamblang kering (15g). Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan air sampai seluruh buah terendam, lalu tim sampai matang. Setelah dingin, minum airnya dan makan buahnya sekaligus. Sebaiknya lakukan tiga kali sehari.

    Mengobati diare

    Untuk mengobati diare bisa dengan menggunakan kulit dahan kering sekitar 1 jari, direbus dengan 2 gelas air mendidih sampai menjadi 1 gelas, airnya disaring dan langsung minum.

    Sariawan

    Rebus kulit kayu atau daun duwet secukupnya. Setelah dingin, gunakan untuk berkumur-kumur. Lakukan 3-4 kali dalam sehari.

    Mengobati ngompol

    Tujuh butir biji duwet digiling sampai halus, lalu direbus dengan 2 cangkir air bersama gula jawa, sampai airnya tinggal separuhnya. Minum setiap hari 1 cangkir sekitar jam 5 sore sampai sembuh.

    itu sedikit khasiat yg sya tau.semoga bisa berguna bagi pembca,terima kasih.

    ReplyDelete
  99. Nama : I Nyoman Widiatmika
    NIM : 12.01.1.1.1085
    Jurusan : Manajemen.
    Kelas : Eksekutif
    Semester : III

    Buah Juet, Lempeni,dan Sentul adalah buah yang sangat sulit didapat di pasaran, bahkan sudah jarang orang mengetahuibuah-buahan tersebut. Jika kita bertanya pada orang , mungkin tidak sedikit orang yang akan menjawab tidak tahu tentang ketiga buah tersebut. Miris memang, apalagi ketiga buah tesebut adalah produk lokal asli negeri kita sendiri.Orang tua kita jaman dahulu pasti tahu tentang buah-buahan ini, mungkin juga merupakan buah favorit mereka. Seiring dengan perkembangan jaman dan lifestyle masyarakat yang lebih gemar mengkonsumsi buah import, ketiga buah tersebut namanya nyaris tak terdengar lagi.
    Sepantasnya kita melestarikan buah-buahan tersebut, apalagi Bali merupakan objek pariwisata lokal maupun mancanegara. Inilah kesempatan dan peluang kita untuk menjaga eksistensi buah-buahan tersebut.
    Dalam usaha pelestarian buah-buahan tersebut tidak terlepas dari analisis SWOT , di mana akan ada kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terhadap eksistensi keberadaan buah tersebut. Untuk itu, pada kesempatan ini saya akan mencoba memaparkan analisis buah juet,lempeni, dan sentul dari kacamata Manajemen Strategi khususnya menggunakan analisis SWOT.

    #Strength (Kekuatan) :
    1.Indonesia terkenal akan Negara yang sumber daya alamnya melimpah dan sebagai Negara yang tropis, maka sangat cocok untuk ditanami tanaman buah-buah lokal seperti juet, lempeni dan sentul yang sudah dikatakan di atas. Maka sudah sepantasnya Indonesia menjadi penghasil buah-buahan tersebut.
    2. Memiliki rasa yang enak dan unik sehingga memiliki pangsa pasar tersendiri.
    3. Harga yang lebih kompetitif jika dibandingkan dengan buah import.
    4. Mudah tumbuh dan tidak susah dalam perawatan.
    5. Tidak menggunakan pestisida dalam proses perawatan sehingga lebih aman dikonsumsi.
    6. Buah yang kaya akan vitamin a dan c.

    #Weakness (Kelemahan) :
    1.Kurangnya sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif untuk dapat melestarikan, mengelola dan mengolah buah-buahan lokal tersebut menjadi sebuah produk yang memiliki nilai lebih di mata konsumen dan nantinya dapat menarik minat konsumen bahkan dapat di ekspor ke Negara lain sehingga mampu meningkatkan pendapatan Negara.
    2. Buah-buahan tersebut memiliki brand yang lemah di masyarakat, sehingga mungkin agak sulit dalam pemasaran ke konsumen.
    3. Kurangnya pembudidaya tanaman tersebut.
    4. Buah musiman, sehingga akan terjadi on-off season di pasaran.

    #Opportunities (Peluang)
    1.Dengan dikenal sebagai Negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, Indonesia seharusnya mampu untuk memikirkan hal yang lebih menguntungkan dengan mengolah hasil alamnya seperti buah-buahan lokal tersebut menjadi sebuah produk seperti produk minuman segar dan obat-obatan.
    2. Pemerintah sudah mengeluarkan peraturan untuk mendukung pembatasan buah impor.
    3. Pasar Buah dalam dan luar negeri masih luas
    4. Kerjasama dengan instansi terkait masih luas
    5. Bali khususnya sebagai sektor pariwisata lokal dan mancanegara sangat berpeluang dalam mempublikasikan dan mempopulerkan buah-buahan ini.

    #Threat (Ancaman) :
    1. Kecenderungan dan lifestyle masyarakat yang lebih memilih buah import untuk konsumsi.
    2. Bibit unggul buah import dari luar negeri dapat berkembang baik di Indonesia.
    3. Teknologi buah luar negeri yang lebih maju
    4. Buah musiman yang sangat tergantung pada musim di Indonesia , saat tidak musim maka buah ini sudah tidak dapat lagi di pasaran sehingga buah import yang akan mendominasi.

    Demikian komentar saya terhadap postingan ini, terima kasih.

    ReplyDelete
  100. Kadek Donny Semara Bhuwana
    12.01.1.1083
    Manajemen (Eksekutif)
    Buah juet, lempeni dan sentul sulit ditemui lagi, kenapa?? Apakah buah lokal tidak mampu memenuhi kenutuhan pasar lokal atau kalah bersaing dengan buah import??
    Menurut pandangan saya, aspek geografis berhungan erat dengan dengan presentase lahan perkebunan yang memperngaruhi ketersediaan buah lokal. Indonesia yang notabene adalah Negara agraris yang sebagian besar tanah difungsikan untuk bertani dan berkebun. Menurut survey Wakil Mentri Pertanian, luas lahan pertanian di Indonesia pada tahun 2011 ada sekitar 13 juta Ha dengan jumlah petani sebanyak 30 juta orang. Dari luas tersebut hanya 9.5% dialokasikan untuk lahan perkebunan buah. Angjka tersebut semakin berkurang seiring dengan beralih fungsinya lahan perkebunan menjadi pemukiman dan lokasi industri. Secara tidak langsung ini mempengaruhi ketersediaan buah lokal. Selain itu perubahan iklim yang ekstrem membuat produktivitas buah lokal tidak menentu. Hal ini mempengaruhi ketersedian buah lokal yang sulit dipasaran, maka tak jarang buah lokal seperti Juet, Lempeni dan Sentul sebagai buah musiman. Seharusnya di zaman modern ini buah musiman tidak menjadi masalah besar, dalam hal ini diperlukan peranan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), seperti pengawasan propane sampai pascapanen.
    Permasalahan buah lokal ini merupakan ketidakpedulian pemerintah untuk masa depan buah lokal. Ketidakpedulian itu bermula dari tidak meratanya pendidkan ke seluruh masyarakat, hal ini membuat petani lokal Indonesia yang rata-rata dari kelas menengah kebawah terbiasa menjadi petani buah yang gagap teknologi dan mengakibatkan kualitas buah lokal menurun sehingga kepercayaan konsumen lokal pun menurun. Selain itu pemerintah harus menangani derasnya buah impor, melimpahnya buah-buah impor menjadikan buah lokal semakin terpuruk akibat persaingan yang terjadi dan mengakibatkan petani lokal enggan untuk bertani buah kembali. Seharusnya pemerintah benar-benar “merealisasikan” kembali Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 30 tahun 2012 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura bahwa import holtikultura harus melalui importer terdaftar dan tidak bisa langsung ke pengecer. Demikan juga dengan importer terdaftar tidak bisa menjual produk impornya ke konsumen dan pengecer secara langsung.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nama ; Komang Yuni Widiantari
      Nim : 13.01.1.1.044
      Jurusann : S1 manajemen
      Kelas : Regular Sore/ 3a

      Menerut pendapat saya, kenapa buah juwet, lempeni, dan sentul sudah tidak ada lagi di pasaran dikarenakan seringnya perkembangan jaman yang mengakibatkan buah juwet,lempeni, dan sentul sudah tidak dikenal dipasaran. Karena buah-buahan tersebut sudah tidak dibudidayakan lagi.Dan alasan lainnya kenapa masyarakat sekarang lebih menyukai buah import karena kualitas buah import jauh lebih bagus, tidak cepat busuk, lebih segar, dan awet dibandingakn buah lokal seperti juwet, lempeni, dan sentul.

      Delete
  101. ketut intan dewiyani
    13.01.1.1.172
    reguler sore

    Beberapa aspek inti teori Michael P.Porter : 1.Persaingan merupakan inti keberhasilan dan kegagalan. Keberhasilan atau kegagalan tergantung pada keberanian perusahaan untuk mampu bersaing: -Mempertahankan tingkat keuntungan, artinya dalam hal ini buah-buahan lokal seperti juwet,sentul dan lempeni ini harga yang ditawarkan harus mampu mmberikan keuntungan bagi petani sehingga para petani semakin tertarik dan giat untuk meneruskan bertani buah lokal. -Posisi yang langgeng/continue terhadap pelanggan /konsumen, jaman sekarang buah2an lokal sangat jarang ad di pasaran. hal ini mengakibatkan semakin tidak dikenalnya buah2an lokal ini. jika kita bertanya ke salah satu anak sd di ibu kota, kadang merasa miris mengetahui jalau mereka sama sekali tidak mengenal buah juwet,sentul bahkan lempeni. oleh sebab itu keberadaan huah lokal akan semakin dikenal jika para petani lokal mampu memasuki pasar, baik di pasar lokal maupun modern. 2.Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu di ciptakan oleh perusahaan bagi pelanggan atau pembeli. Memilih dan Mengimplementasikan strategi generik : - Biaya Rendah (low cost) : salah satu cara agar dapat masuk ke pasaran yakni menawarkan buah lokal dengan harga yang menarik sehingga mampu dijangjau dari semua kalangan.Strategi yang mengandalkan keunggulan biaya yang relative rendah dalam menghasilkan barang dan jasa.Keunggulan biaya bersumber dari : 1. Pengerjaan bersekala ekonomis, jika dilihat dari pertanian buah lokal maka pengerjaan ini tentunya berskala ekonomis, 2. Teknologi dan peralatan milik sendiri, pertanian buah lokal tentunya tidak memerlukan peralstan yang bnyak namun para petani ini perlu diperkenalkan teknologi yg berkaitan dg pertanian sehingga kualitas buah yg dihasilkan bisa ditingkatkan. 3. Meminimalisir komposisi penggunaan bahan baku, untuk penggunaan bahan baku dalam pertanian saya rasa tidak terlalu menjadi perhatian khusus. - Diferensiasi (differentiation) :Kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa unik dan memiliki nilai lebih dalam bentuk kualitas, sifat-sifat khusus/ ciri khas dan pelayanan lainnya. jika buah lokal ingin brrsaing di pasaran maka buah lokal harus mampu menjadi sesuatu yang berbeda, misalnya kemasan pembungkus buah lokal yang dibuat menarik. - Fokus (Focus) : Strategi yang berusaha mencari keunggulan dalam segmen sasaran tertentu. a. Focus biaya : mencari peluang daerah/ market yang memiliki daya beli tinggi. para petani buah lokal harus dapat melihat pasar sasarannya, di bali selatan buah ini masih diminati oleh sebab itu ad baiknya pemasaran fokus dlu dilakukan di daerah ini. b. Focus diferensiasi : mencari peluang ke daerah/market yang membutuhkan barang dan jasa yang unik dan kualitas tinggi meski harga relative mahal. Dalam hal ini produk buah lokal tentunya akan menjadi sesuatu yang unik di pasaran, karena buah ini sangat jarang untuk dikembangkan oleh para petani. sehingga jika masuk di pasaran maka hal ini akan menjadi sesuatu yang unik. namun perlu diperhatikan kualitas dari buah yang dipasarkan harus tetap terjaga baik dari segi tampilan maupun kandungan gizinya.

    ReplyDelete
  102. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  103. Ni Ketut Sri Artayani
    13.01.1.1.055
    Reg. Sore

    Buah juet, lempeni dan sentul sudah jarang kita temui sekarang dan akhir-akhir ini penjualan buah di lapak-lapak menunjukkan peningkatannya. Hampir disemua kecamatan terdapat lapak-lapak penjual buah. Berdasarkan obeservasi menunjukkan bahwa jenis buah yang dijual baik di toko maupun di lapak relatif sama. Perbedaan yang mencolok adalah buah yang berasal dari impor tampilannya berbeda jauh dari buah lokal. Fenomena yang ada menunjukkan bahwa buah impor sedemikian banyaknya sehingga dapat dikatakan seperti serbuan terhadap buah lokal. Tidak hanya di kota besar tetapi sampai kecamatan bahkan di desa-desa, yang merupakan basis penghasil buah lokal, buah impor mendapat tempat tersendiri di masyarakat. Buah impor memiliki bentuk dan warna yang menarik, hal ini yang mendorong konsumen untuk membeli buah tersebut disamping itu harganya terjangkau dan ada kesan prestise dengan mengkonsumsi buah impor. Tergesernya buah lokal dengan buah impor tidak dapat diabaikan begitu saja, dampak yang ditimbulkan sangat besar sekali karena berkaitan langsung dengan pendapatan produsen buah lokal yang salah satunya adalah masyarakat desa penghasil buah. Produsen buah lokal tidak dapat sendirian menghadapi buah impor, yang berasal dari negara yang sudah maju baik infrastrukutr, tata niaga, distibuasi produk, pemasaran maupun teknologi proses penanaman buah. Langkah strategis harus segera diwujudkan agar produsen buah lokal dapat bersaing dengan buah impor. Indonesia yang terkenal dengan sumber daya alam yang melimpah ruah seharusnya dapat menjadikan buah lokal menjadi tuan rumah di negara sendiri, bukan sebaliknya menjadi pendamping buah impor yang belum tentu terjamin bagi kesehatan.
    Tergesernya buah lokal dengan buah impor harus diselesaikan solusinya agar buah lokal dapat menjadi tuan rumah di negara sendiri.. Produsen buah lokal tidak dapat sendirian menghadapi buah impor, yang berasal dari negara yang sudah maju baik infrastrukutr, tata niaga, distribusi produk, pemasaran maupun teknologi proses penanaman buah. Langkah strategis harus segera diwujudkan agar produsen buah lokal dapat bersaing dengan buah impor. Langkah strategis yang dilakukan, adalah mengidentifikasi jumlah penjual, jenis buah yang dijual, asal serta harga buah . Melalui identifikasi tersebut akan diketahui peta penjualan buah, baik asal buah, harga maupun jenis buah tersebut. Menggunakan rantai nilai akan diketahui profil penjualan buah baik buah impor maupun lokal. Dari profil tersebut dapat dibuat SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunity dan Threats) merupakan dasar untuk menggunakan teori M. Porter untuk memilih strategi yang tepat dalam memerangi buah impor.
    Strategi pemasaran yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan buah lokal perlu diperhatikan dari beberapa aspek yaitu marketik mix berupa product, price, place, dan promotion. Produk berupa buah lokal yang akan dipasarkan harus menjadi produk yang berkualitas melalui proses grading, pemberian merek agar terkesan lebih menarik, dan diberi kemasan agar produk terlindung dari kontaminasi luar. Misalnya dengan melihat jeruk ponkam dari China kebanyakan diberi kemasan sekunder berupa plastik atau jaring gabus pembungkus buah sehingga konsumen merasa aman untuk mengkonsumsi. Kemudian dari segi harga harus dapat bersaing dengan harga produk dari luar melalui mekanisme pemotongan rantai pasok atau pengurangan pajak retribusi dan pungutan liar sepanjang jalurdistribusi. Adapun dari segi place sebaiknya buah lokal ini dipasarkan di tempat-tempat yang bersih dan segar serta ditata dengan baik walaupun misalnya dijual di pasar tradisonal bukan hanya disimpan begitu saja. Dari jalur distribusi, saat ini penanganan distribusi buah lokal masih buruk, misalnya penanganan selama transportasi menuju pasar hanya ditumpuk sehingga terjadi banyak kerusakan dan banyaknya pungutan liar mengakibatkan buah lokal sulit bersaing dengan produk buah impor dari segi harga maupun kualitas, sama halnya dengan buah lokal juet, lempeni, sentul yang sulit kita temui saat ini.

    ReplyDelete
  104. nama : I Komang Berdy Widi Wardana
    Nim : 13.01.1.075
    Jurusan : Manajemen.
    Kelas : Eksekutif
    Semester : III

    menurut saya pribadi , buah-buah tersebut merupakan buah-buahan yang sudah amat langka, dikarenakan perubahan sikap masyarakat yang cendrung memilih buah impor, dibandingkan buah lokal, karena apa ? ini cenderung mengarah ke gaya hidup , dimana semakin hari gensi masyarakat semakin tinggi dan tidak mau mengkonsumsi buah2an tersebut sehingga keberadaan buah-buah tersebut makin sulit untuk di dapat dan pada ujung ujung nya akan langka dan musnah.buah buahan ini tergolong buah musiman, dan harganya juga cendrung tidak stabil tergantung dari banyak nya kesediaan buah tersebut, dan jika pada musimnya tiba seolah-olah buah ini tak ada harganya sehingga petani memilih untuk sedikit demi sedikit meninggalkan buah ini sebagai mata pencaharian dan akhirnya meninggalkan nya seperti saat ini ,

    menariknya dari buah buahan ini terdapat banyak sekali manfaat untuk tubuh kita seperti : Mencegah kelebihan kolesterol , mengurangi batuk kronis , diare dan sariawan

    ReplyDelete
  105. Nama : Desak Putu Henny Krisnawati
    Nim : 013.01.1.1.068
    Jurusan : Manajemen Eksekutif
    Smester: III (Tiga)

    "Juwet , lempeni dan sentul”, hal pertama yang terlintas dipikiran saya adalah ‘apa itu lempeni ?’ mungkin kalau untuk “juwet dan sentul” saya tahu karena waktu kecil saya pernah memakan buah tersebut.Tapi dengan perkembangan jaman saat ini sangat sulit untuk menemukan buah2an tersebut karena tergusur oleh buah2an import . Rasanya sedih sekali karna buah2an lokal saat ini sangat jarang ada dan bahkan ank2 dijaman sekarang ini mungkin tidak tahu apa itu buah " Lempeni, sentul maupun Juwet"
    Fenomena yang ada menunjukkan bahwa buah impor sedemikian banyaknya sehingga dapat dikatakan seperti serbuan terhadap buah lokal. Tidak hanya di kota besar tetapi sampai kecamatan bahkan di desa-desa, yang merupakan basis penghasil buah lokal, buah impor mendapat tempat tersendiri di masyarakat. Buah impor memiliki bentuk dan warna yang menarik, hal ini yang mendorong konsumen untuk membeli buah tersebut disamping itu harganya terjangkau dan ada kesan prestise dengan mengkonsumsi buah impor.
    Tergesernya buah lokal dengan buah impor tidak dapat diabaikan begitu saja, dampak yang ditimbulkan sangat besar sekali karena berkaitan langsung dengan pendapatan produsen buah lokal yang salah satunya adalah masyarakat desa penghasil buah. Produsen buah lokal tidak
    dapat sendirian menghadapi buah impor, yang berasal dari negara yang sudah maju baik infrastrukutr, tata niaga, distribusi produk, pemasaran maupun teknologi proses penanaman buah. Langkah strategis harus segera diwujudkan agar produsen buah lokal dapat bersaing dengan buah impor. Indonesia yang terkenal dengan sumber daya alam yang melimpah ruah seharusnya dapat menjadikan buah lokal menjadi tuan rumah di negara sendiri, bukan sebaliknya menjadi pendamping buah impor yang belum tentu terjamin bagi kesehatan. Peraturan yang mengijinkan impor buah, harus ditata kembali agar tidak merugikan produsen buah lokal. Pemerintah harus bertindak tegas, dengan otoritas yang dimiliki sudah selayaknya dapat membuat aturan yang menguntungkan masyarakatnya sendiri. Jangan dibiarkan produsen buah lokal sendirian berhadapan dengan buah impor.

    BUAH LOKAL : Di produksi di Indonesia, bisa jadi tidak jauh dari pasar di perkotaan, Bentuk biasa saja, tidak dikemas baik, sehingga kurang menarik, Rasa bervariasi, ada yang enak (manis) tapi tidak jarang juga yang kecut dan asam, Harga lebih murah, Promosi kurang, sebaran produk kurang

    Jadi dapat saya simpulkan bahwa eksistensi buah juwet , lempeni , sentul dalam dunia pasar masih kalah dalam keunggulan bersaing jika dibandingkan dengan buah impor karena sifatnya yang musiman. Selain itu, perubahan iklim yang ekstrem membuat produktivitas buah lokal tidak menentu. Hal ini mempengaruhi ketersediaan buah lokal yang sulit di pasaran. Maka tak jarang buah lokal disebut sebagai buah musiman. Seharusnya, di zaman yang modern ini buah musiman sudah tidak menjadi masalah yang besar bagi kelangsungan buah dalam negeri. Dalam hal ini diperlukan peranan ilmu pengetahuan dan teknologi
    Agar dapat bersaing maka dibutuhkan keterampilan dan pemikiran2 agar buah "Lempeni, sentul dan juwet" bisa diterima dikalangan masyarakat , perlunya starategi pemasaran yg bagus , dengan satu cara buah2an tersebut dibuat maniasan dan dikemas secara cantik agar buah2nya tersebut tidak pudar oleh jaman, agar buah2an tersebut bisa masih dikenal sampai dengan Anak, Cucu dan bahkan sampai Cicit .

    ReplyDelete
  106. Kadek Dedi Kerta Sujaya
    12.01.1.1.1061
    Semester 3/A
    Reguler Sore

    Menurut pendapat saya buah Juet, lempeni, dan sentul jarang kita temui saat ini di karenakan kurangnya cara pemasaran dan pembudidayaan buah-buahan tersebut oleh petani maupun masyarakat kita sendiri,,di era pasar globalisasi ini mudahnya masuk buah-buahan impor dari negara lain yang kebanyakan menggunakan zat-zat kimia dalam proses pertumbuhannya sehingga tidak mengenal musim, ini lah salah satu faktor penyebab buah-buahan tradisioanal mudah tersingkirkan dan yang terpenting lagi bagaimana cara untuk menambah minat masyarakat agar menyukai dan jangan merasa gengsi untuk mengkonsumsi buah-buahan tersebut.

    ReplyDelete
  107. Nama:kadek ari yastini
    Nim :12.01.1.1.1082
    Managemen eksekutif semester 3
    Menurut saya, buah juwet ,lempeni dan sentul di bali sulit bersaing di produk impor karena ,salah satu penyebab sulit bersaingnya produk buah-buahan maupun sayuran Indonesia dibandingkan produk impor adalah ketersediaan benih unggul yang memengaruhi kuantitas dan kualitas hasil buah di bali.
    Buah-buahan impor dari China sampai hari ini masih menguasai pasarMasyarakat kini lebih menyukai buah impor ketimbah buah lokal karena harganya jauh lebih murah dan mudah ditemui di pasar tradisional maupun pasar swalayan. “Tampilan buah impor lebih bagus dan rasanya lebih manis. Harganya pun jauh lebih murah ketimbang buah lokalpedagang buah Pasar
    dulunya buah impor jauh lebih mahal dibandingkan dengan buah lokal. Tetapi sekarang berbalik.
    Perbedaan harga antara buah impor dan buah lokal bisa mencapai Rp2 ribu hingga Rp3 ribu sampai per kilogram (kg) untuk setiap jenis buah. Pedagang pun senang menjual buah impor karena pasokannya lebih lancar dibandingkan dengan pasokan buah lokal yang selalu terkendala dengan musim.
    Namun masalah kualitas, sebenarnya buah lokal jauh lebih segar dan padat gizi dibandingkan dengan buah impor. “Buah lokal kalah tampilan saja. Masalah rasa jauh lebih enak buah lokal,
    . Tampaknya selera masyarakat kita sudah tergilas oleh globalisasi. Konsumen dan pedagang lebih menyukai buah impor daripada buah lokal.
    Bahkan, impor buah dari China pada triwulan pertama tahun ini mencapai 140,9 juta dolar AS atau Rp1,26 triliun, meningkat Rp2 miliar lebih dibandingkan impor triwulan pertama tahun lalu. Belum lagi impor dari negara lain. Tentu hal ini sangat menyedihkan, karena mayoritas penduduk kita adalah petani. Sebagian besar lahan kita juga pertanian.
    Itulah beberapa pertanyaan yang mengusik pikiran masyarakat. masyarakat sangat peduli terhadap buah atau produk makanan lokal. Masyarakat akan membeli produk impor jika buatan lokal tidak ada. Mereka lebih menyukai buah lokal. Tidak hanya itu, toko swalayan yang menjajakan produk impor dibatasi waktu operasionalnya.
    Tampaknya, kecintaan masyarakat suatu negara terhadap produk lokal dan perlindungan dari pemerintah tetap merupakan kunci sukses memajukan usaha masyarakat setempat, khususnya kelas mikro. Mereka tidak bisa dibiarkan bersaing bebas menghadapi pasar global, tetapi perlu perlindungan dan pendampingan.
    Pada zaman Orde Baru pernah digencarkan kampanye mencintai produk nasional atau lokal. Tetapi kampanye itu lebih sering bersifat verbal, kurang menyentuh hati masyarakat, termasuk hati aparat dan pejabat. Kampanye belum mampu membangun budaya dan ideologi untuk mencintai produk lokal.
    Kini, setelah beberapa tahun kampanye mencintai produk lokal hilang tertelan hiruk-pikuk reformasi, pemerintah kembali menggalakkan pengendalian buah impor melalui Permendag Nomor 30/M-Dag/Per/5/2012, yang berlaku efektif mulai 5 Juni 2012. Mampukah pemerintah membendung buah impor yang kini membanjiri pasar kita? Atau peraturan baru akan bernasib seperti regulasi sebelumnya?
    Banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk melindungi buah lokal. Penanganannya harus komprehensif, mencakup semua pemangku kepentingan, baik pedagang, importir, petani, maupun konsumen, termasuk teknologinya.
    Yang jauh lebih penting adalah konsistensi pemerintah dan kecintaan masyarakat pada buah lokal. Memajukan buah ataupun produk makanan lokal lain harus terus-menerus tanpa henti. Pemerintah dan aparat harus menjadi teladan. Misalnya rapat instansi-instansi pemerintah pusat ataupun daerah, harus menyajikan buah lokal. Di luar acara resmi pun sama, seperti penyediaan buah-buahan

    ReplyDelete
  108. Berdasarkan fenomena tersebut, saya selaku mahasiswa memiliki sudut pandang melalui analisis SWOT yaitu terdiri dari pemikiran sederhana yang diantaranya adalah:
    1. Strenght (kekuatan) Yaitu dari peninjauan kekuatan dalam bersaing didunia pangsa pasar, produk buah lokal tersebut memiliki peran yang sangat dominan dan tertanam dalam kebutuhan dan ingatan masyarakat yang membudaya secara turun temurun. Sehingga mempermudah kita dalam memenuhi pangsa pasar dengan syarat menyediakan produk tersebut dengan kualitas yang melebihi produk impor dan mampu bersaing dalam lokal dan dunia ekspor.
    2. Weakness (Kelemahan) Yaitu produk ini sangat sensitif terutama dalam perhatian masyarakat yang kurang berkeinginan melestarikannya dengan alasan sukarnya memperoleh bibit unggul yang memiliki kualitas bergengsi tinggi dalam pangsa pasar, sehingga untuk mengatasi kelemahan tersebut kita harus memberikan sosialisasi yang rutin agar masyarakat beralih fungsi untuk terus melestarikan produk buah langka ini.
    3. Opportunities (peluang) Yaitu dengan adanya peluang yang besar dalam menyediakan kebutuhan pangsa pasar khususnya buah lokal tersebut maka kita selaku produsen haruslah jeli dalam menyikapi hal ini agar dapat memenuhi keinginan pasar tersebut agar tetap terpenuhi sebagaimana mestinya dengan menyediakan produk yang berkualitas tinggi dan mampu bersaing dengan produk lainnya.
    4. Treathments (Ancaman) Yaitu dalam usaha bisnis pasti akan mengalami ancaman dalam realisasinya khususnya produk buah yang sangat sensitif terhadap kerusakan yang lebih cepat sehingga dapat menimbulkan kerugian. sehingga dalam hal ini kita haruslah mampu mengorganisir produk ini agar mampu memenuhi kebutuhan pangsa pasar secara tepat waktu untuk menghindari kerugian yang cukup besar nantinya akibat kekurang hati-hatian kita dalam penyuplaian produk tersebut.

    ReplyDelete
  109. Nama:luh pusparini
    nim :13.01.1.1.176
    kelas:eksekutif
    jurusan:manajemen semester 3

    Juwet,sempeni dan sentul merupakan buah lokal yg sudah jarang keberadaanya pada saat ini. Dipasar pun sudah jarang kita temui buah lokal ini. Tetapi bisa saya rasakan ketika musim juwet di kebun saya dan itupun saya dapat menikmati ketika musimnya saja. Menanggapi permasalahan pada saat ini yg kebanyakan buah di import dari luar negeri saya kurang menyetujuinya, sebab kalau buahlokal terabaikan maka petani yg akan menjual buahnya pada konsumen pun akan merugi. Dan ciri khas buah lokal akan lambat laun akan memudar di sini saya akan mencoba menganalisa permasalahan ini dngan menggunakan analisa SWOT.
    1. Strength(kekuatan) kekuatan yg di miliki olehbuah lokal yakni buah juwet yaitu tentang masalah kualitas harga yg mampubersaingdengan buah importyakni harga apel merah per kg Rp25.000 per kg sedangkan hrga juwet di pasaran Rp 6.000 per kg.
    2. Weaknes(kelemahan)kelemahan yg di miliki oleh buah lokal terutama juwet tentu masalah pemasarannya yg belum mampu bersaing dgn produk import,dan tentunya masalah rasa dan masa cepat busuknya buah tersebut.
    3. Opportunitis(peluang)peluang yg di miliki dan yg di dapatkan adalah dngn mencari kevihakan pemerintah dan kondisi lingkunganalam sekitar, jika buah lokal tersebut lebih di tingkatkan dari segi pembibitan,misalnya di cari bibit2 unggul dan berkualitas lalu mulai menanam dengan ph tanahyg cocok untuk menanam buah juwet tersebut sehingga menciptajan buah yg berkualitas dan di beri kemasan yg menaeik agar konsumen mw membelinya.
    4, threats (ancaman) ini merupakansalah satu kondisi yg salahsatumengancam berbagai pihak yajni kemungkinan akan mempengaruhi pro dan kontra proyek itu sendiri,misalkan gagalpanen akibat hama dancuaca buruk. Di sini kemungkinan kebijakan pemerintah untuk melindungi produk lokal yg ada. Kita sah2 saja membeli buah import tetapi alangkah baiknya jika kita mencintai produk lokal sendiri dan hrganya pun hauh lebih ekonomis dan mengutungkan para petani.

    ReplyDelete
  110. Nama : kadek mas suparlini yuliawan
    Nim : 1084
    Jurusan : Manajemen ekskutif

    Menurut saya buah Juet, lempeni,merupakan buah lokal indonesia yang masih belum banyak orang mengetahuinnya sehingga alangkah baiknnya kita mulai mengenalkan buah tersebut ke mansyarakat luas agar masyarakat tidak hanya mengkonsumsi buah impor saja.Buah-buahan segar merupakan komoditas pertanian Indonesia yang memiliki prospek cerah dan kesempatan besar untuk dapat dikembangkan sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pertumbuhan perekonomian baru disektor pertanian. Peluang pengembangan buah-buahan segar di Indonesia didukung oleh tingkat produksi dalam negeri yang memiliki kecenderungan terus nieningkat dari tahun ke tahun, akan tetapi peningkatan produksi tersebut belum dapat mengimbangi perkembangan permintaan pasar yang semakin tinggi sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang besar dengan diikuti oleh adanya peningkatan kualitas penduduk. Meningkatnya kualitas penduduk tercertnin dari semakin tingginya kesadaran masyarakat akan kebutuhan mengkonsumsi buah segar untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang bagi kesehatan tubuhnya dan konsumen lebih memiliki kecenderungan memilih buah segar yang bermutu untuk memenuhi preferensinya. Buah segar banyak mengandung serat, air mineral dan vitamin yang befingsi sebagai zat pembangun tubuh serta pengatur proses metabolisme tubuh. Jaminan kualitas yang baik dari buah segar menurut preferensi konsumen terlihat dari penampakan fisik buah yang baik dan menarik (warna dan kemulusan), keseragamn rasa, keseragaman ukuran, bebas hama, dan buah teriihat segar. Pemasaran dewasa ini tidak hanya sekedar persaingan produk saja melainkan lebih utama merupakan persaingan persepsi konsumen dan merek merupakan suatu jalur yang dapat membangun persepsi konsumen. Persepsi yang kuat di benak konsumen terhadap suatu merek menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk maupun citra dari produsen sebagai penghasil produk tersebut. Merek sebagai identitas menjadikan produk tersebut berbeda dengan produk lainnya sehingga konsumen lebih mudah mengenali dan mendapatkannya, selain itu juga merek dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk tersebut meskipun dengan merek harga produk akan mejadi lebih tinggi dibandingkan produk sejenis lainnya yang tidak bermerek. Merek juga memberikan manfaat besar bagi produsen dalam upaya pengembangan produk dan untuk dapat merebut peluang pasar yang ada. Pemberian merek pa'da buah segar pertama kalinya dilikukan pada buah segar impor sehingga buah segar lokal kalah bersaing di pasar domestik.

    ReplyDelete
  111. Nama : I KETUT SUDI
    NIM : 12.01.1.1.1090
    Jurusan /semester : Menejemen /III


    • menurut pendapat saya sesuatu yang akan dipasarkan harus memiliki keunikan atau brend yang bagus. jika buah tersebut dirangkai dan dikemas yang cantik pasti akan bisa diterima dipasar, apalagi buah juet banyak orang yang sudah tau dan banyak peminatnya , jika buah tersebut dimanajem dgn baik pasti akan menghasilkan keuntungan. tetapi hal yang harus diperhatikan dalam berbisnis apalagi dalam bidang pemasaran adalah kualitas barang yang dipasarkan harus berkualitas, harga bisa bersaing, tempat pemasaran harus strategis, pelayanan yang ramah. jika itu semua sudah dilaksanakan pasti barang yang ditawawrkan akan diterima didalam pasarn, inget juga dalam brend atau kemasan harus menarik atau unik karena itu juga hal penting yang harus diperhatikan dalam pemasaran. sebaiknya jika ingin terjun kebidang pemasaran kita harus membuat perencanaan pemasaran:
    • Penentuan Kebutuhan dan Keinginan Pelangga
    • Memilih Pasar Sasaran Khusus (Special Target Market)
    • Menempatkan Strategi Pemasaran dalam persaingan
    • Pemilihan Strategi Pemasaran
    • Kualitas yang lebih baik.
    • Harga yang lebih murah dan bisa ditawar.
    • Lokasi yang lebih cocok, lebih dekat, lebih cepat.
    • Seleksi barang dan jasa yang lebih menarik.
    • Pelayanan yang lebih menarik dan lebih memuaskan konsumen.
    • Kecepatan, baik dalam pelayanan maupun dalam penyaluran barang.
    Jika smua itu dikuasai oleh penduduk lokal dalam memasarkan buah-buahan DLL. saya yakin Buah lokal bakal mampu menggeser posisi buah impor sehingga pendapatan dalam sebuah daerah meningkat

    ReplyDelete
  112. Nama : Ni Made Erawati
    Nim :12.01.1.1089
    Manajement Eksekutif/III

    Menurut saya, Juet, lempeni, dan sentul itu merupakan buah local yang arang kita temui ,karena petani di indonesia juga tidak ada lagi yang membudidayakan buah tersebut .Karena buah tersebut kalah saing dengan buah import,maka dari itu petani sekarang lebih tertarik membudidayakan buah import seperti buah naga,melon dan lain lain. jadi banyak petani yang mengabaikan buah lokal tersebut dan beralih ke buah-buahan modern. Kemungkinan kedepannya buah buah tersebut akan semakin jarang kita temui apa bila masyarakat mengabaikan buah juwet,lempeni dan sentol tersebut.dan Kemungkinan kedepannya buah local tersebut akan hilang di pasaran.

    ReplyDelete
  113. NAMA : KADEK SINARIANI
    NIM : 13.01.1.1.071
    JURUSAN : S1 MANAJEMEN
    SEMESTER : III (TIGA)
    KELAS : EKSEKUTIF

    Kekhawatiran masyarakat dengan kalah saingnya buah lokal memang sudah terjadi. Buah lokal yang seharusnya menjadi prioritas utama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun sayangnya, apresiasi terhadap buah lokal masih sangat rendah, ditambah lagi dengan kesenjangan harga antara buah lokal dengan buah impor. Adanya buah lokal seperti buah sentul, lempeni dan juwet memang buah yang sangat sulit ditemui sekarang ini, mengingat adanya buah impor yang menjamur dimana mana membuat sulitnya ditemukan buah seperti juwet, lempeni dan sentul. Mungkin seperti buah juet masih lebih dikenal oleh masyarakat karena dulu memang banyak terdapat buah juet khusunya di kalangan desa. Namun seiring perkembangan jaman, keberadaan ketiga buah ini semakin menurun bahkan sangat langka didapatkan di kota kota maupun di desa terpencil. Tetapi sebenarnya bukannya buah lokal seperti juet, lempeni dan sentul ini tidak memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar lokal tetapi masyarakat lokal sendiri tidak bisa memanfaatkan buah-buah tersebut dengan baik. Buah lokal mempunyai rasa yang tidak hanya manis saja, melainkan kombinasi rasa asam sehingga menimbulkan sensasi segar seperti rasa dari buah juwet. Sebetulnya kita sebagai negara Indonesia yaitu beriklim tropis, sangatlah cocok sebagai penghasil buah-buah tropis seperti juet, lempeni dan sentul, justru malah negara Malasya yang menanam atau membudidayakan buah tersebut. Dan sekarang buah lokal ini sudah langka ditemui diladang-ladang para perkebun atau di area pemukiman warga khususnya di Bali, Tergesernya buah lokal dengan buah impor tidak dapat diabaikan begitu saja, dampak yang ditimbulkan sangat besar sekali karena berkaitan langsung dengan pendapatan produsen buah lokal yang salah satunya adalah masyarakat desa penghasil buah. Ini akan merugikan masyarakat petani yang menanam buah, karena buah yang dipasarkan menurun dan buah seperti juet, lempeni dan sentul tidak mampu bersaing dipasaran, bahkan disini buah imporlah yang mampun menarik minat konsumen hingga ke pelosok pedesaan.

    Disini peran Pemerintah sangatlah diperlukan, pemerintah harus bertindak tegas, dimana dengan kekuasaan yang dimilikinya agar mampu membangun kembali kesadaran kepada masyarakat untuk memanaatkan kembali buah lokal khusunya seperti buah juwet, lempeni dan sentul ini, dimana pemanfaatan buah lokal kembali akan menguntungkan warga lokal sendiri. Untuk mengangkat kembali buah-buah lokal ini agar terkenal di Negara kita perlu lebih berkreativitas untuk menjual di berbagai daerah dengan cara membudidayakan buah lokal tersebut, setelah sudah terkenal kita bisa menjual dengan pengemasan yang elastis bagus dan dapat dikenali oleh masyarakat. Dan perlu diadakan pameran buah lokal serta dipasarkan di berbagai supermarket atau pasar-pasar terdekat dan pemasarannya harus setrategis, harganya juga terjangkau dengan pelayanan yang cukup ramah agar buah-buah lokal yang dijual bisa laku dipasaran.

    ReplyDelete
  114. NAMA : KADEK SINARIANI
    NIM : 13.01.1.1.071
    JURUSAN : S1 MANAJEMEN
    SEMESTER : III (TIGA)
    KELAS : EKSEKUTIF

    Analisis SWOT terhadap buah lokal yaitu:
    • STRENGTHS (KEKUATAN):
     Mengenai rasa buah lokal beragam ragam, tidak hanya manis saja, melainkan kombinasi rasa asam sehingga menimbulkan sensasi segar seperti rasa dari buah juwet.
     Buah lokal lebih segar karena berasal dari dalam negeri sendiri, buah-buahan lokal tidak melewati peralanan yang terlalu panjang hingga sampai di tangan kita. Hal ini membuat kesegaran rasanya lebih terjamin dan biasanya lebih sedikit pengawetnya.
     Nutrisi yang lebih optimal karena setelah dipetik akan langsung dipasarakan

    • WEAKNESSES (KELEMAHAN):
     Pemanfaatan buah lokal seperti juet, lempeni dan sentul tidak dikembangkan dengan baik oleh masyarakat.
     Tidak mampu bersaing dengan buah impor karena buah imporharganya jauh lebih murah dibandingkan buah lokal
     Buah lokal kalah gengsi dengan buah impor
     Kualitas tampilan buah dan ukuran buah lokal kurang seragam
     Pemasaran dan promosi buah lokal kurang antusias
     Kualitas pengemasan buah lokal kurang menarik
     Kemitraan atau kerja sama antara petani buah dengan pengusaha terhadap pemasaran buah lokal sangat kurang karena para petani Indonesia GAPTEK

    • OPPORTUNITIES (PELUANG) :
     Kebanyakan masyarakat membeli buah di pasar tradisional jadi akan memudahkan untuk menemukan buah lokal
     Masih ada masyarakat yang sadar akan pentingnya buah lokal, ada kemungkinan mereka akan memasarkan kembali buah lokal tersebut agar diminati kembali oleh warga
     Peranan dunia pendidikan terhadap agrobisnis buah tinggi
     Pengaruh keberadaan para tengkulak/pedagang pengepul maupun pengecer menguntungkan terhadap pemasaran buah.

    • THREATS (ANCAMAN):
     Melimpahnya buah impor mengancam tergesernya buah lokal khususnya untuk buah juwet, lempeni dan sentul
     Petani penghasil buah lokal terancam gulung tikar
     Pemasaran buah impor sudah sampai kepelosok pedesaan
     Petani buah lokal menjadi semakin terpuruk dan sulit berkembang
     Kebijakan pemerintah (misalnya pembebasan impor buah) berpengaruh negatif terhadap buah lokal

    Strategi SO: Strategi ini menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, alternatifnya adalah : a) Meningkatkan kualitas pengemasan buah lokal yang menarik, b) Meningkatkan distribusi buah, c) Meningkatkan produksi secara kontinyu untuk memenuhi permintaan buah
    Strategi ST
    Strategi ini menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman dan alternatifnya adalah : a) Meningkatkan unit pasar tradisional, b) Optimalisasi bantuan kredit lembaga perbankan terhadap agribisnis buah

    ReplyDelete
  115. LANJUTAN
    NAMA : KADEK SINARIANI
    NIM : 13.01.1.1.071
    JURUSAN : S1 MANAJEMEN
    SEMESTER : III (TIGA)
    KELAS : EKSEKUTIF

    Strategi WO: Strategi ini meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang adalah: a) Meningkatkan peran aktif dunia pendidikan dalam agribisnis buah lokal , b) Meningkatkan keahlian petani dalam agribisnis buah local, c) Meningkatkan kualitas promosi buah lokal

    Strategi WT: Strategi ini meminimalkan kelemhan yang ada serta menghindari ancaman dan alternatifnya adalah : a) Meningkatkan peran aktif para pedagang untuk promosi buah local, b) Meningkatkan frekuensi promosi buah lokal.
    Sekian komentar dari saya, dan terima kasih.

    ReplyDelete
  116. NAMA : PUTU AYU SUTRININGSIH
    NIM : 13.01.1.1.074
    Berbicara soal buah,, yang paling pertama muncul di fikiran saya adalah sankist. Buah favorit saya yang rasanya sangat enak, warna buahnya cantik, ukuran yang besar dan yang membuat tampilannya elegan adalah plastic ataupun jarring pembungkusnya .
    Terkait permasalahan di atas, jujur saya tidak pernah melihat apalagi merasakan buah lempeni dan sentul. Mendengar nya saja baru saat ini. Jikapun saya ingin melihat dan merasakan buah tersebut, saya tak tahu harus mencarinya dimana . Buah tersebut sudah sangat sulit ditemui dan hampir punah di era saat ini. Kenapa demikian ? karena pelestarian dan penanaman buah seperti itu sudah tak aktif lagi dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Mungkin pemerintah bisa membuat museum buah di berbagai daerah agar anak muda tetap bisa tahu buah-buahan yang ada di negara ini dari jaman dulu sampai jaman sekarang. Hanya sekedar saran.
    Terlepas dari itu, buah import telah meraja rela di negeri ini dan buah lokal pun meredup di pasaran. Bagaimana tidak, buah import adalah buah unggulan yang meiliki kualitas yang sangat baik. Terlepas dari kasiat yang terkandung dari masing-masing buah, rasa dan penampilan fisik buah pun menjadi penentu laku atau tidaknya buah tersebut. Jika dianalisis dengan analisis SWOT, maka di dapat hasil sebagai berikut :
    S (kekuatan) = Harga yang sangat murah untuk buah lokal, menjadikannya mudah dijual untuk kalangan apapun.
    W (kelemahan) = Mutu / kualitas buah yang tidak bagus. Baik itu dari segi rasa, bentuk dan ukuran serta kehigenisannya yang dapat dilihat dari kemasannya.
    O (Peluang ) = Kesempatan buah lokal masuk di pasar tradisional sangat tinggi, memungkinkan masyarakat untuk membelinya, apalagi masih adanya sistem tawar menawar
    T (Ancaman) = banyaknya buah impor yang masuk ke negara kita mengancam tergesernya buah lokal khususnya untuk buah juwet, sentul dan lempeni
    Dengan kita tahu akan adanya buah import di negeri kita menjadikan buah lokal dipandang sebelah mata, maka hal yang seharusnya dilakukan adalah kita bersama-sama menjaga dan berperan aktif untuk melestarikan buah-buahan lokal yang kita miliki. Pemerintah sebaiknya sedini mungkin untuk memberikan penyuluhan dan bantuan kepada para petani buah agar buah yang dihasilkannya bisa memiliki kualitas yang tak kalah pula dengan buah import. Sepintar-pintarnya petani menanam, jika tak didukung oleh fasilitas (tempat, alat dan bahan) maka akan sia-sia saja. Untuk itu pemerintah seharusnya mengambil kebijakan yang bijak untuk nasib buah lokal ini.
    Sebagai pertimbangan, “lidah memang tak pernah bohong, tapi buah import membuat kantong bolong”

    ReplyDelete
  117. Menurut pendapat saya, Alasn yang menyebabkan buah lokal seperti juet, lempeni, dan sentulntidak dapat bersaing dipasaran dibandingkan dengan buah import dikarenakan buah lokal ini sudah jarang ada dipasaran bahkan mungkin buah lokal jenis ini tidak banyak orang yang tau, jadi untuk para pedagang tidak mau menjual jenis buah lokal seperti juet, lempeni, dan sentul karena karena susah untuk memasarkannya.
    jadi dalam memasarkan buah lokal ini, saya coba menganalisis dan mengukur memakai analisi swot, yaitu:
    1. Streigth (kekuatan) kekuatan yang dimliki oleh buah lokal jenis ini tentang masalah kualitas harga yang mampu bersaing dengan buah import yang beredr dipasaran
    2. Weaknes (kelemahan) kelemahan dari buah lokal jenis ini kita belum mampu untuk mengeksport lebihh banyak lagi ke luar negeri
    3. OpportuĊ•ities (peluang) peluang yang didapatkan adalah dengan mencari kebijakan pemerintah dan kondisi lingkungan sekitar. Jika buah lokal tersebut lebih ditingkatkan dari segi pembibitan, misalnya dicari bibit yang berkualitas lalu ditanam dengan tanah yang phnya cocok untuk buah lokal tersebut sehingga menciptakan buah yang berkualitas dam di beri kemasan yang menarik konsumen agar mau membelinya.
    4. Thereats (ancaman) ini merupakan salah satu kondisi yang mengancam dari berbagai pihak yakni kemungkinan akan banyak pro kontra proyek dan konsep menanam itu sendiri, misalnya gaagl panen akibat cuaca dll.

    Nama : Luh Putu Dwi Astini Wulandari
    Nim : 13.01.1.1.175
    Jurusan : S1 Manajemen (Eksekutif)

    ReplyDelete
  118. Nama : Luh eni indrayani
    Nim : 130111024
    Jurusan : Manajemen
    Kelas : Reg.Sore


    Menurut saya buah lokal seperti buah juet,lempeni,dan sentul sangat sulit kita temui pada saat ini, itu karna kita sering mengabaikan buah yang berasal dari daerah kita sendiri,dimana kita tidak membudayakan dan melestarikan buah- buah yang berasal dari daerah kita,dimana kita lebih memilih buah impor dari pada buah lokal padahal buah impor belum tentu kualitasnya lebih bagus dari pada buah lokal,tapi kita masih tetap lebih memilih buah impor dari pada buah lokal.
    Kurangnya pemasaran buah lokal,sehingga buah lokal di kalahkan pemasarannya oleh buah impor,sehingga buah impor lebih berkembang dan lebih dkenal banyak masyarakat,buah impor juga lebih mudah di dapat di bandingkan dengan buah lokal.

    ReplyDelete